Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
1
c. Melatih mental anak usia dini
Ketika melakukan manfaat bermain, seorang anak usia dini berimajinasi dan
mengeluarkan ide ide yang tersimpan di dalam dirinya. Seorang anak usia dini
mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki sekaligus mendapatkan pengetahuan baru.
Orang tua akan dapat semakin mengenal seorang anak usia dini dengan mengamati saat
manfaat bermain. Bahkan, lewat permainan (terutama manfaat bermain pura pura) orang
tua juga dapat menemukan kesan kesan dan harapan seorang anak usia dini terhadap orang
tua serta keluarganya.
d. Meningkatkan daya kreativitas dan membebaskan anak usia dini dari stres
Kreativitas seorang anak usia dini akan berkembang melalui permainan. Ide ide yang
orisinil akan keluar dari pikiran mereka, walaupun kadang terasa abstrak untuk orang tua.
Manfaat bermain juga dapat membantu seorang anak usia dini untuk lepas dari stres
kehidupan sehari hari. Stres pada seorang anak usia dini biasanya disebabkan oleh rutinitas
harian yang membosankan.
e. Mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak usia dini
Dalam permainan kelompok, seorang anak usia dini belajar tentang sosialisasi. Seorang
anak usia dini mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu
kelompok. Ketika seorang anak usia dini memainkan peran ‘baik’ dan ‘jahat’, hal ini
membuat mereka kaya akan pengalaman emosi. Seorang anak usia dini akan memahami
perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari situasi yang dia hadapi.
f. Melatih motorik dan mengasah daya analisa anak usia dini
Melalui permainan, seorang anak usia dini dapat belajar banyak gal. Di antaranya
melatih kemampuan menyeimbangkan antara motorik halus dan kasar. Hal ini sangat
mempengaruhi perkembangan psikologisnya. Permainan akan memberi kesempatan
seorang anak usia dini untuk belajar menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus
memecahkan masalah. Seorang anak usia dini seorang anak usia dini akan berusaha
menganalisa dan memahami persoalan yang terdapat dalam setiap permainan.
g. Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan anak usia dini
Kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat dipenuhi dengan cara lain, seringkali dapat
dipenuhi dengan manfaat bermain. Seorang anak usia dini yang tidak mampu mencapai
2
peran pemimpin dalam kehidupan nyata, mungkin akan memperoleh pemenuhan keinginan
itu dengan menjadi pemimpin tentara saat manfaat bermain.
h. Standar moral
Walaupun seorang anak usia dini belajar di rumah dan sekolah tentang apa yang
dianggap baik dan buruk oleh kelompok, tidak ada pemaksaan standar moral selain dalam
kelompok manfaat bermain.
i. Mengembangkan otak kanan anak usia dini
Manfaat bermain memiliki aspek aspek yang menyenangkan dan membuka kesempatan
untuk menguji kemampuan dirinya berhadapan dengan teman sebaya serta
mengembangkan perasaan realistis akan dirinya. Dengan begitu, manfaat bermain
memberi kesempatan pada seorang anak usia dini untuk mengembangkan otak kanan,
kemampuan yang mungkin kurang terasah baik di sekolah maupun di rumah.
j. Mencapai kematangan dan keseimbangan di masa perkembangan
Bermain bagi anak usia dini dapat menyeimbangkan motorik kasar seperti berlari,
melompat atau duduk, serta motorik halus seperti menulis, menyusun gambar atau balok,
menggunting dan lain lain. Keseimbangan motorik kasar dan halus akan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan psikologis anak usia dini. Secara tidak langsung,
permainan merupakan perencanaan psikologis bagi anak usia dini untuk mencapai
kematangan dan keseimbangan di masa perkembangannya.
k. Belajar memberi dan menerima
Bermain bersama teman sebanya bisa membuat anak usia dini belajar memberi dan
berbagi, serta belajar memahami nilai take and give dalam kehidupannya sejak dini.
Melalui permainan, nilai nilai sedekah dalam bentuk sederhana bisa diterapkan.
l. Belajar memecahkan masalah
Ragam permainan dapat mengasah kemampuan bersosialisasi, kemampuan
bernegosiasi, serta memupuk kepercayaan diri anak usia dini untuk diakui di lingkungan
sosialnya. Anak usia dini juga akan belajar menghargai dan mempercayai orang lain,
sehingga timbul rasa aman dan nyaman ketika bermain. Rasa percaya diri dan kepercayaan
terhadap orang lain dapat menimbulkan efek positif pada diri anak usia dini, ia akan lebih
mudah belajar memecahkan masalah karena merasa mendapat dukungan sekalipun dalam
kondisi tertentu ia berhadapan dengan masalah dalam lingkungan bermainnya.
3
m. Mengerti berbagai karakter
Bermain dapat menjadi sarana anak usia dini untuk belajar menempatkan dirinya
sebagai makhluk sosial. Dalam permainan anak usia dini berhadapan dengan berbagai
karakter yang berbeda, sifat dan cara berbicara yang berbeda pula, sehingga ia dapat mulai
mengenal heterogenitas dan mulai memahaminya sebagai unsur penting dalam permainan.
Hospitalisasi merupakan suatu proses dimana karena alasan tertentu atau darurat
mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi perawatan sampai pemulangannya
kembali ke rumah. Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan
atau ansietas dan stres pada semua tingkatan usia. Berbagai perasaan yang sering muncul pada
anak cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan nakes lainnya), lingkungan baru
maupun keluarga yang mendampingi selama perawatan.
Jika seorang anak di rawat di rumah sakit, maka anak tersebut akan mudah mengalami
krisis yang disebabkan anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status kesehatannya
maupun lingkungannya dalam kebiasaan sehari-hari. Selain itu, anak mempunyai sejumlah
keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian-kejadian yang
sifatnya menekan. Pada saat anak menjalani masa perawatan, anak harus berpisah dari
lingkungannya yang lama serta orang-orang yang terdekat dengannya. Anak biasanya memiliki
hubungan yang sangat dekat dengan ibunya, akibatnya perpisahan dengan ibu akan meninggalkan
rasa kehilangan pada anak akan orang yang terdekat bagi dirinya dan akan lingkungan yang
dikenalnya, sehingga pada akhirnya akan menimbulkan perasaan tidak aman dan rasa cemas. Oleh
karena itu, diperlukan adanya suatu aktivitas pengalih yang menyenangkan dan dapat mengurangi
ansietas untuk anak yang sedang menjalani hospitalisasi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengangkat rancangan aktualisasi yang
berjudul “MALAIKAT CERIA (Mangusada Layanan Melekat Cerdas Gembira) Sebagai
Aktivitas Pengalih untuk Mengurangi Ansietas pada Pasien Anak di Ruang Cilinaya RSD
Mangusada Kabupaten Badung”.
4
1.2 Tujuan
Tujuan dari program aktualisasi “MALAIKAT CERIA (Mangusada Layanan Melekat Cerdas
Gembira)” adalah:
a. Mengurangi ansietas yang dialami oleh anak selama menjalani hospitalisasi
b. Menyediakan kegiatan yang menyenangkan
c. Meningkatkan kemampuan motorik anak
d. Mengurangi rasa bosan yang dialami oleh anak selama menjalani hospitalisasi
5
d. merencanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat
e. melaksanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat
f. melakukan rujukan kasus
g. mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat
h. melakukan pemberdayaan masyarakat
i. melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat
j. menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat
k. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling;
l. mengelola kasus
m. melakukan penatalaksanaan Keperawatan komplementer dan alternatif
Dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh dan konselor bagi Klien, tugas utama
perawat: a. melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik di tingkat individu dan
keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat
a. melakukan pemberdayaan masyarakat
b. melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat
c. menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat
d. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola Pelayanan Keperawatan, tugas utama
perawat:
a. melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan
b. merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Pelayanan Keperawatan
c. mengelola kasus.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai peneliti Keperawatan, tugas utama perawat:
a. melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika
b. menggunakan sumber daya pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan atas izin pimpinan
c. menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
6
1.4 Unit Kerja
Ruang rawat inap anak Cilinaya memiliki kapasitas 12 bed, dimana 6 bed berada di ruang
kelas III, 4 bed berada di ruang kelas II dan 2 bed berada di ruang kelas I. Selain itu terdapat
ruangan khusus untuk ibu menyusui (Pojok Laktasi) dan ruang bermain untuk memfasilitasi
pasien anak yang ingin bermain.
Prinsip Pelayanan :
4 S (Senyum, Sapa, Servis, Simpati)
Motto :
Kesehatan anda adalah kebahagiaan
7
1.6 Core Issue
Identifikasi Isu
Berikut merupakan isu atau permasalahan yang ditemukan di RSD Mangusada
Kabupaten Badung khususnya pada ruang perawatan anak Cilinaya antara lain:
a. Belum optimalnya aktvitas pengalih untuk pasien anak
b. Belum optimalnya fokus kerja perawat di ruang perawatan anak saat
melaksanakan shift malam
c. Belum optimalnya pengisian dokumen rekam medis oleh perawat di ruang
perawatan anak
8
Proses penetapan isu dilakukan dengan menganalisis isu-isu yang ada
menggunakan alat bantu penetapan isu berdasarkan kriteria APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan dan Kelayakan). Aktual artinya isu benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan. Problematik artinya sebuah isu memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga harus segera dicarikan solusi permasalahannya. Kekhalayakan artinya isu yang
menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan artinya isu yang diangkat masuk akal
dan realistis untuk dipecahkan masalahnya. Dengan menggunakan metode APKL,
diperoleh hasil analisis isu seperti pada Tabel 1 berikut:
Berdasarkan hasil analisis isu dengan metode APKL di atas, isu nomor (1) memenuhi
semua kriteria APKL. Sedangkan isu nomor (2) tidak memenuhi kriteria kekhalayakan
sedangkan isu nomor (3) tidak memenuhi kriteria problematika dan kelayakan. Isu nomor (1)
menjadi isu yang problematik dan menarik untuk dilakukan inovasi karena sejalan dengan visi
rumah sakit yaitu “Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Dengan Pelayanan yang Profesional
Inovatif dan Berbudaya Menuju Standar Internasional.”
9
Prioritas Isu
Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan metode APKL (Aktual, Problematika,
Kekhalayakan, dan Kelayakan) diatas, terdapat 1 (satu) buah isu yang memenuhi kriteria. Dari
kedua isu diatas, akan dilakukan analisis penetapan prioritas isu menggunakan metode USG
(Urgent, Seriousness, dan Growth). Urgent artinya seberapa mendesaknya suatu isu untuk
segera dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu
harus segera dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth artinya seberapa
besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Adapun analisis isu berdasarkan kriteria USG dapat dilihat pada Tabel. 2 berikut :
10
a. Isu yang diangkat :
“Belum optimalnya pelayanan pengalih untuk pasien anak”
b. Judul yang diangkat :
“MALAIKAT CERIA (Mangusada Layanan Melekat Cerdas Gembira) Sebagai Aktivitas
Pengalih untuk Mengurangi Ansietas pada Pasien Anak di Ruang Cilinaya RSD
Mangusada Kabupaten Badung”
c. Gagasan Pemecahan Isu
Mengoptimalkan pelaksanaan aktivitas pengalih untuk menurunkan ansietas pada pasien
anak melalui kegiatan :
1. Pelaksanaan koordinasi rancangan aktualisasi dengan Mentor
2. Pembuatan Satuan Acara Kegiatan (SAK) melipat kertas (origami) dan SAK bermain
slime
3. Pelaksanaan sosialisasi mengenai Satuan Acara Kegiatan (SAK) melipat kertas
(origami) dan SAK bermain slime kepada perawat.
4. Pelaksanaan kegiatan melipat kertas (origami)
5. Pelaksanaan kegiatan bermain slime
6. Pelaksanaan monitoring evaluasi terkait dengan kegiatan melipat kertas (origami) dan
bermain slime
11
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
Kontribusi
Output/Hasil Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Kegiatan Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
12
(origami) dan SAK Menerapkan terhadap visi misi yang inovatif
bermain slime bahasa yang sopan RSD Mangusada dalam
2. Melakukan kolaborasi dan santun dalam Kabupaten Badung meningkatkan
dengan tim penyusun berkomunikasi untuk menjadi rumah mutu
(kepala instalasi rawat sakit pendidikan pelayanan
inap dan kepala Komitmen Mutu : dengan pelayanan
ruangan) untuk Efektif, efisien, dan yang profesional,
membahas SAK bermutu inovatif dan
melipat kertas berbudaya menuju
(origami) dan SAK Nasionalisme : standar internasional.
bermain slime Tidak diskriminatif
3. Mengajukan draf dan mengutamakan
SAK melipat kertas kepentingan publik
(origami) dan SAK (pasien)
bermain slime kepada
kepala instalasi rawat
jalan dan kepala
bidang pelayanan Anti Korupsi :
yang kemudian Bertanggung jawab
disahkan oleh direktur dan transparan
RS terhadap berbagai
permasalahan
13
Whole of
Government :
Berkoordinasi,
berkolaborasi
dengan tim guna
menghasilkan
sebuah SAK yang
sesuai standar
14
(kepala ruangan dan disampaikan dengan Proses sakit pendidikan mutu
perawat) jelas dan tepat. Dalam penyampaian dengan pelayanan pelayanan
3. Menyiapkan ruangan proses penyampaian menggunakan yang profesional, -
dengan rasa tangung menggunakan komunikasi yang inovatif dan
jawab dan komunikasi yang baik baik dengan bahasa berbudaya menuju
profesional. Ruangan dengan bahasa yang yang sopan dan standar internasional.
yang bersih dan sopan dan mudah mudah dimengerti
nyaman membuat dimengerti.
suasana nyaman saat Komitmen Mutu :
pemberian informasi Pemberian edukasi
4. Menyiapkan alat-alat berorientasi pada
yang akan digunakan mutu pelayanan
dengan rasa tanggung prima
jawab secara cermat
dan teliti. Anti Korupsi :
5. Menyiapkan Jujur dan
informasi yang akan bertanggung jawab
disampaikan tentang dalam memberikan
SOP kegiatan melipat edukasi
kertas (origami) dan Whole of
bermain slime Government :
15
6. Mengawali Berkoordinasi dan
pertemuan dengan bekerjasama dari
mengucapkan salam, berbagai disiplin
menciptakan ilmu guna
komunikasi yang baik mencapai
dan suasana yang peningkatan
nyaman. kinerja.
7. Melakukan
kolaborasi dengan
kepala ruangan rawat
inap anak Cilinaya
dalam memberikan
pengarahan dan
pengetahuan kepada
perawat dengan jelas
dan tepat
menggunakan bahasa
yang sopan dan
mudah dipahami
8. Menutup pertemuan
dengan komunikasi
yang baik dan
16
mengucapkan salam
penutup.
3. Pelaksanaan 1. Membuat dan Dengan melaksanakan Akuntabilitas : Melaksanakan - Menerapkan
kegiatan melipat mengirim surat kegiatan maka dapat Bertanggung aktivitas pengalih sikap
kertas (origami) undangan pelaksanaan memberikan manfaat jawab, konsisten untuk pasien anak profesional
kegiatan kepada pihak umtuk pasien anak berupa kegiatan dan
terkait (kepala dimana kegiatan Nasionalisme : melipat kertas menjunjung
ruangan) dilakukan sesuai dengan Tidak diskriminasi (origami) dengan integritas
2. Melakukan kontrak prosedur yang telah dalam pelaksanaan menerapkan nilai- dengan
waktu dan tempat ditetapkan kegiatan nilai dasar mengembang-
kepada pasien dan akuntabilitas, kan gagasan
orangtua pasien terkait Etika Publik : nasionalisme, etika yang inovatif
dengan pelaksanaan Menjelaskan publik, komitmen dalam
kegiatan. dengan bahasa mutu, WoG meningkatkan
3. Menyiapkan ruangan yang santun dan berkontribusi dengan mutu
dengan rasa tangung mudah dipahami visi misi RSD pelayanan
jawab dan profesional. Mangusada
Ruangan yang bersih Komitmen Mutu : Kabupaten Badung
dan nyaman membuat Berorientasi pada untuk menjadi rumah
suasana nyaman saat kinerja yang lebih sakit pendidikan
pelaksanaan kegiatan. baik, berdayaguna dengan pelayanan
yang profesional,
17
4. Menyiapkan alat-alat Anti Korupsi : inovatif dan
yang akan digunakan Bertanggung jawab berbudaya menuju
dengan rasa tanggung dan adil dalam standar internasional.
jawab secara cermat memberikan
dan teliti. sosialisasi
5. Melakukan koordinasi
dan kerjasama dengan Whole of
perawat ruang rawat Government :
inap anak Cilinaya Berkoordinasi,
selama pelaksanaan berkolaborasi
kegiatan. dengan
6. Melakukan multidisiplin
dokumentasi selama selama pelaksanaan
pelaksanaan kegiatan. kegiatan
7. Menutup pertemuan
dengan komunikasi
yang baik dan
mengucapkan salam
penutup.
4. Pelaksanaan 1. Membuat dan Dengan melaksanakan Akuntabilitas : Melaksanakan - Menerapkan
kegiatan bermain mengirim surat kegiatan maka dapat Bertanggung aktivitas pengalih sikap
slime undangan pertemuan memberikan manfaat jawab, konsisten untuk pasien anak profesional
18
sosialisasi kepada umtuk pasien anak berupa kegiatan dan
pihak terkait (kepala dimana kegiatan Nasionalisme : bermain slime menjunjung
ruangan) dilakukan sesuai dengan Tidak diskriminasi dengan menerapkan integritas
2. Melakukan kontrak prosedur yang telah dalam pelaksanaan nilai-nilai dasar dengan
waktu dan tempat ditetapkan kegiatan akuntabilitas, mengembang-
kepada pasien dan nasionalisme, etika kan gagasan
orangtua pasien terkait Etika Publik : publik, komitmen yang inovatif
dengan pelaksanaan Menjelaskan mutu, WoG dalam
kegiatan dengan bahasa berkontribusi dengan meningkatkan
3. Menyiapkan ruangan yang santun dan visi misi RSD mutu
dengan rasa tangung mudah dipahami Mangusada pelayanan
jawab dan profesional. Kabupaten Badung
Ruangan yang bersih Komitmen Mutu : untuk menjadi rumah
dan nyaman membuat Berorientasi pada sakit pendidikan
suasana nyaman saat kinerja yang lebih dengan pelayanan
pelaksanaan kegiatan. baik, berdayaguna yang profesional,
4. Menyiapkan alat-alat inovatif dan
yang akan digunakan Anti Korupsi : berbudaya menuju
dengan rasa tanggung Bertanggung jawab standar internasional.
jawab secara cermat dan adil dalam
dan teliti. memberikan
sosialisasi
19
5. Melakukan koordinasi
dan kerjasama dengan Whole of
perawat ruang rawat Government :
inap anak Cilinaya Berkoordinasi,
selama pelaksanaan berkolaborasi
kegiatan. dengan
6. Melakukan multidisiplin
dokumentasi selama selama pelaksanaan
pelaksanaan kegiatan. kegiatan
7. Menutup pertemuan
dengan komunikasi
yang baik dan
mengucapkan salam
penutup.
5. Pelaksanaan 1. Melakukan koordinasi Berdasarkan Akuntabilitas : Mengadakan - Menerapkan
monitoring dengan tim pelaksanaan monitoring Memiliki integritas monitoring dan sikap
evaluasi terkait monitoring dan evaluasi kegiatan untuk mematuhi evaluasi dengan profesional
dengan kegiatan evaluasi (kepala melipat kertas (origami) segala peraturan menerapkan nilai- dan
melipat kertas ruangan dan perawat) dan bermain slime maka yang berlaku, adil, nilai dasar menjunjung
(origami) dan dalam rangka diperoleh hasil bertanggung jawab akuntabilitas, integritas
bermain slime mengadakan kegiatan dokumentasi berupa nasionalisme, etika dengan
publik, komitmen mengembang-
20
monitoring dan foto dan laporan Nasionalisme : mutu, anti korupsi, kan gagasan
evaluasi evaluasi Profesional dan WoG berkontribusi yang inovatif
2. Melakukan tidak berpihak dengan visi misi dalam
pemantauan kegiatan RSD Mangusada meningkatkan
pelaksanaan program Etika Publik : Kabupaten Badung mutu
3. Melakukan pencatatan Jujur, komunikasi untuk menjadi rumah pelayanan
hasil pemantauan atau yang efektif sakit pendidikan
monitoring dengan pelayanan
4. Melakukan evaluasi Komitmen mutu : yang profesional,
bersama tentang hasil Berorientasi pada inovatif dan
monitoring untuk pelaksanaan sesuai berbudaya menuju
menemukan standar, tepat standar internasional.
perubahan antara
sebelum dan sesudah Anti Korupsi :
dilakukan monitoring Transparan dalam
melakukan
monitoring dan
evaluasi
21
Whole of
Government :
Koordinasi,
kerjasama
2.1 Formulir Rancangan Aktualisasi
Keterkaitan kegiatan-kegiatan tersebut dengan nilai dasar ANEKA tercantum pada tabel berikut :
22
2.2 Barchat dan Analisis Dampak
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan selama 30 hari kerja di ruang perawatan anak Cilinaya
RSD Mangusada Kabupaten Badung yaitu pada minggu kedua bulan Juli 2019 sampai dengan
minggu kedua bulan Agustus 2019. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan dijabarkan pada tabel 3
berikut :
Jadwal Pelaksanaan
Bulan Juli Bulan
Portofolio/
No Kegiatan Agustus
Bukti Fisik
II III IV I II
23
kegiatan,
laporan hasil
kegiatan
6 Mengevaluasi monitoring
evaluasi terkait dengan kegiatan Laporan
melipat kertas (origami) dan evaluasi
bermain slime
Tabel 3. Barchat Aktualisasi Kegiatan
Analisis Dampak
Dalam kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan selama habituasi terdapat beberapa
kegiatan untuk memecahkan isu dan apabila beberapa kegiatan itu tidak dilakukan maka akan
menimbulkan dampak terhadap kinerja organisasi, seperti tabel 4. berikut :
24
4 Melaksanakan kegiatan Jika pelaksanaan kegiatan melipat kertas (origami) yang
melipat kertas (origami) didasari nilai-nilai dasar ANEKA tidak dilaksanakan maka
penyampaian informasi tidak akan terstruktur dan manfaat
kegiatan tidak akan diperoleh secara optimal oleh pasien.
5 Melaksanakan kegiatan Jika pelaksanaan kegiatan bermain slime yang didasari
bermain slime nilai-nilai dasar ANEKA tidak dilaksanakan maka
penyampaian informasi tidak akan terstruktur dan manfaat
kegiatan tidak akan diperoleh secara optimal oleh pasien.
6 Mengevaluasi Jika Mengevaluasi pasien terkait kegiatan pemberian
monitoring evaluasi edukasi yang didasari nilai-nilai dasar ANEKA tidak
terkait dengan kegiatan dilakukan maka tenaga medis sebagai pelaksana kegiatan
melipat kertas (origami) maka efektivitas pelaksanaan kegiatan untuk menurunkan
dan bermain slime ansietas pasien tidak akan diketahui.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Setelah melakukan kegiatan selama masa aktualisasi diklat prajabatan CPNS dengan
menerapkan nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi) dapat disimpulkan bahwa :
1. Isu utama yang diangkat dalam aktualisasi ini adalah belum optimalnya pelayanan
pengalih untuk pasien anak.
2. Kegiatan inovasi dan aktualisasi MALAIKAT CERIA (Mangusada Layanan Melekat
Cerdas Gembira) merupakan aktivitas pengalih yang bertujuan untuk mengurangi ansietas
pada pasien anak di ruang rawat inap anak Cilinaya RSD Mangusada Kabupaten Badung.
3. Seluruh tahapan kegiatan aktualisasi dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) yang
memberikan kontribusi positif terhadap visi misi RSD Mangusada Kabupaten Badung
untuk menjadi rumah sakit pendidikan dengan pelayanan yang profesional, inovatif dan
berbudaya menuju standar internasional.
26