Anda di halaman 1dari 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

OPERASI BENTUK ALJABAR MELALUI MODEL PROBLEM


BASED LEARNING DI KELAS VII.B SMP HMDC

PROPOSAL
PENELITAN TINDAKAN KELAS (PTK)

DISUSUN OLEH :
RENITA AYU JULIAMI
NO. PESERTA 19110718010341

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.Perkembangan zaman sekarang di era abad 21 yang berbasis revolusi
industri 4.0 menuntut sumber daya manusia yang berkualitas agar mampu
menghadapi persaingan pada negara -negara lain di dunia.
Matematika adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan
bernalar. Hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui
penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam
dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil
observasi atau eksperiment disamping penalaran(Erman Suherman,
2001)Berhasil atau tidaknya seorang siswa dapat dilihat dari hasil belajar
siswa. Karena hasil belajar merupakan salah satu faktor penentu yang utama
untuk mengetahui berhasilnya seorang siswa terhadap proses pembelajaran
Matematika. Siswa yang berhasil dalam proses pembelajaran Matematika
tentunya harus dapat mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
sudah ditetapkan, KKM yang di tetapkan di SMP HMDCyaitu 70. Namun
pada kenyataannya hasil belajar siswa di SMP HMDC belum mencapai target
KKM, khususnya pada materi operasi bentuk aljabar. Dari 35 siswa sekitar
45% atau 15 siswa belum mencapai KKM.
Aljabar merupakan salah satu cabang matematika yang mulai
dipelajari secara formal oleh siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Aljabar juga menjadi dasar untuk belajar matematika di tingkat
kelas dan tingkat sekolah yang lebih tinggi. Selain itu, banyak mata
pelajaran lain yang akan dipelajari ketika seseorang (khususnya siswa) akan
melanjutkan ke sekolah menengah dan kemudian kuliah. Belajar aljabar
membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, termasuk
pemecahan masalah, logika, pola, dan penalaran deduktif dan induktif.
Banyak profesi, terutama di bidang sains dan matematika, membutuhkan
pengetahuan aljabar yang luas. Bahkan jika kita tidak masuk ke salah satu
bidang yang disebutkan, kita mungkin akan menggunakan aljabar tanpa kita
sempat menyadarinya
Pengetahuan prasyarat untuk melakukan materi belajar
selanjutnya penting sekali. Misalnya dalam belajar operasi bentuk aljabar
pada pokok bahasanini siswa harus memiliki pengetahuan prasarat seperti
harus sudah menguasai dengan baik pengoperasianbilangan baik penjumlahan,
pengurangan, perkalian, atau pembagian. Selanjutnya siswa juga harus
meguasai pula materi bentuk aljabar itu sendiri pemahaman mengenai bentuk
aljabar anak lebih banyak mengalami kesulitan , mungkin di sebabkan pada
materi ini siswa dihadapkan pada bilangan – bilanganyang muncul bersamaan
dengan huruf-huruf (variabel).Sebagaimana halnya dengan terjadi pada siswa
kelas VIII B di SMP HMDC , Sehingga sangat di perlukan model
pembelajaran yang cocok pada materi ini dalam pembelajaran ini.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan yang
dapat digunakan dalam memperoleh solusi dari suatu permasalahan yang
membutuhkan prosedur atau langkah yang tidak rutin dan terdapat dalam
suatu bentuk teks, teka-teki non rutin dan situasi-situasi dalam kehidupan
nyata (Hudojo, 2005). Indikator yang menunjukkan kemampuan pemecahan
masalah matematis menurut kurikulum 2013 diantaranya 1) Memahami
masalah, 2) Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam
mengidentifikasi masalah, 3) Menyajikan suatu rumusan masalah secara
matematis dalam berbagai bentuk, 4) Memilih pendekatan dan strategi yang
tepat untuk memecahkan masalah, 5) Menggunakan atau mengembangkan
strategi pemecahan masalah, 6) Menafsirkan hasil jawaban yang diperoleh
untuk memecahkan masalah, 7) Menyelesaikan masalah (Permendiknas No
58 Tahun 2014).
Kurangnya kemampuan peserta didik terhadap memecahkan
masalahpada pembelajaran matematika, mengakibatkan kualitas
pembelajaran matematika masih rendah sampai saat ini. Salah satu materi
yang menekankan penyelesaian masalah adalah cara menyelesaikan soal
cerita materi operasi bentuk aljabar. Banyak faktor penyebab rendahnya hasil
belajar peserta didik pada pemecahan masalah soal cerita. Hal ini tentunya
menjadi perhatian besar bagi para guru untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
Berdasarkan hasil observasi awal, permasalahan hasil belajar
Matematika siswa SMP HMDC dikarenakan pembelajaran yang masih
bersifat teacher centered atau hanya berpusat kepada guru. Hal ini tentunya
tidak sesuai dengan kurikulum 2013, dimana proses pembelajaran yang
bersifat student centered atau berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk
mampu berpikir kritis dalam menyelesaikan setiap masalah pada proses
pembelajaran. Guru hanya sebagai fasilitator. Untuk itu, guru harus mampu
mengemas pembelajaran menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Oleh karena itu, salah satu model pembelajaran yang sesuai
dengan pembelajaran Matematika pada materi operasi bentuk aljabaryaitu
model pembelajaran Problem Based Learnig (PBL).
Problem Based Learning (PBL) adalah suatu strategi atau model
pembelajaran ataupun pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks atau masalah bagi peserta didik untuk belajar tentang
cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta dapat memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Kunandar, 2011).
Problem Based Learning membuat peserta didik belajar memecahkan suatu
masalah sehingga peserta didik akan menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan baru yang diperlukan
untuk memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang di
atas maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Operasi Bentuk Aljabar
Melalui Model Problem Based Learning Di Kelas VII.B SMP HMDC”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut “Apakah Hasil Belajar Siswa pada Materi Pecahan bentuk
aljabar dapat ditingkatkan melalui Model Problem Based Learning di kelas
VII.B SMPHMDC?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Materioperasi bentuk aljabar melalui Model Problem Based Learning di kelas
VII.B SMP HMDC?

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru, memperbaiki kinerja, meningkatkan kemampuan dalam
menggunakan struktur pembelajaran yang secara baik, menggunakan
model problem based learning, dan pada akhirnya dapat meningkatkan
kemampuan profesional pendidik.
2. Bagi Sekolah, memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijakan yang
akan diambil guna peningkatan mutu hasil belajar, memberikan kontribusi
yang baik dalam peningkatan proses pembelajaran untuk semua pelajaran,
khususnya untuk pembelajaran matematika.
3. Bagi peserta didik menumbuhkan semangat saling menolong dan kerja
sama, meningkatkan daya tarik peserta didik terhadap matematika dan
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

a. Pengertian Pembelajaran

Menurut Sugandi, dkk (2004:9)Menyatakan bahwa pembelajaran


terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self instruction (dari internal)
dan eksternal instructions (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat
eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teaching atau pengajaran.
Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal prinsip-prinsip belajar dengan
sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.

Menurut Komalasari (2013:3)Pembelajaran merupakan suatu


sistem atau proses membelajarkan pembelajar yang direncanakan,
dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar pembelajar dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan


peserta didik lain dari sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu pengetahuan, penguasaan kemahiran dan sifat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Guru berperan
sebagai komunikator, peserta didik sebagai komunikasikan dan materi yang
dikomunikasikan berisi pesan berupa ilmu pengetahuan.

b. Operasi Bentuk Aljabar


Operasi pada bentuk aljabar meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian ,
dan pembagian , perpangkatan beserta sifat-sifatnya.

1. Sifat sifat Operasi Aljabar

1. Sifat komutatif :a + b = b + a

2. Sifat asosiatif : ( a + b) + c = a + (b+c)

3. Sifat Distributif : a(b+c) = (ab)+(ac)

2. Suku Banyak atau Polinom

Merupakan gabungan dari koefisian dan fariabel yang di tulis dalam


bentu aljabar

 Bentuk : ax (dengan α ≠ 0 )

Bentuk ini dinamakan suku satu atau suku tunggalberderajat satu


dengan variable x dan koefisien α.

 Bentuk: ax + b (dengan α ≠ 0)

Bentuk ini dinamakan suku dua atau binomberderajat satu dengan satu
variabel. Dua buah suku yang berbeda masing – masing adalah αx dan b.

 Bentuk: αx2 + bx + c(dengan α ≠ 0)

Bentuk ini dinamakan suku banyak (polinom) berderajat dengan


satu variable. Bentuk ini secara khusus di sebut suku tiga atau trinom
berderajat dua dengan satu variable. Tiga buah suku yang berbeda,
yaitu;αx2, bx, dan konstanta c.

 Bentuk ax2y + bxy2 + c.

Bentuk ini dinamakan suku banyak atau trinomberderajat dua


dengan dua variable. Namun khusus bentuk ini adalah suku tiga atau
trinomberderajat duadengan dua variable. Tiga buah suku banyak yang
berbeda masing- masing adalah αx2y, by2, dan c.

3. Suku-suku Sejenis
Suku – suku sejenis adalah suku – suku yang mempunyai faktor
hurus(variable) yang sama pangkat pad setiap variable yang bersesuaian
juga sama. Dalam operasi aljabar, bentuk suku – suku sejenis dapat di
jumlahkan, dikurangkan, dikalikan, dan dibagi.

c. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku, tingkah laku sebagai


hasil belajar dalam pengertian luas mencakup kognitif, afektif, dan
psikomotoris. Peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan
dan tingkah laku siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan
penilaian.

Menurut Gagne (Suprijono 2010:5) , hasil belajar itu


merupakan : (1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. (2)
Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitissintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip
keilmuan. (3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi
penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. (4)
Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani. (5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.

Sudjana (2009:22) mengatakan bahwa hasil belajar siswa pada


hakikatnya adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Kemampuan yang diperoleh siswa terkait dengan
kompetensi pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Berdasarkan
beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
evaluasi terhadap proses pembelajaran baik itu dari segi pengetahuan, sikap
dan keterampilan.

d. Model Pembelajaran Problem Based Learning

Pembelajaran berbasis masalah yang berasal dari bahasa inggris


Problem Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai
dengan menyelesaikan suatu masalah tetapi untuk menyelesaikan masalah
tersebut peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat
menyelesaikannya.

Menurut Barrows (Amir, 2010:21), Problem Based Learning


adalah kurikulum dan proses. Dalam kurikulum, dirancang masalah-masalah
yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat
mereka mahir dalam menyelesaikan masalah, dan memiliki model belajar
sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistematis untuk
memecahkan masalah.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa


modelpembelajaran Problem Based Learning merupakan model
pembelajaran yang menggunakan pada setiap proses pembelajaran, masalah
yang diberikan guru kepada siswa dapat menuntut siswa untuk lebih kreatif,
aktif, berpikir kritis dan berpartisipasi pada proses pembelajaran dalam
menyelesaikan masalah. Hal ini tentunya akan berdampak baik untuk para
siswa agar memiliki tantangan dan semangat untuk mengikuti proses
pembelajaran yang terjadi di sekolah.

Trianto (2010:94) menyatakan bahwa tujuan Problem Based


Learning yaitu membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan mengatasi masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik
dan menjadi pembelajar yang mandiri. Menurut Rusman (2010:238) tujuan
Problem Based Learning yaitu penguasaan isi belajar dari disiplin heuristik
dan pengembangan keterampilan pemecahan masalah. Problem Based
Learning juga berhubungan dengan belajar tentang kehidupan yang lebih luas
(life wide learning), keterampilan memaknai informasi, kolaborasi dan
belajar tim, dan keterampilan berpikir reflektif dan evaluatif.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut model pembelajaran


Problem Based Learningbertujuan untuk membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan berpikirnya untuk menyelesaikan
permasalahan pada setiap proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan
pendapat Hasratuddin (2015: 28) dalam bukunya yang mengatakan bahwa,
matematika adalah suatu cara memecahkan atau menemukan jawaban dari
suatu masalah yang dihadapi manusia, baik dengan menggunakan informasi,
pengetahuan tentang bentuk, ukuran, serta menghitung dan yang paling
penting yaitu memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan.

Selanjutnya menurut (Aris Shoimin, 2014:131), penerapan model


pembelajaran berbasis masalah terdiri atas lima langkah utama yang dimulai
dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah dan diakhiri
dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.

a. Orientasi siswa pada masalah. guru menjelaskan tujuan pembelajaran,


menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada
aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

b. Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa


mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.

c. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok. Guru mendorong


siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa


merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video,
dan model serta membantu berbagai tugas dengan temannya.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru
membantu siswa melaksanakan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan.

Berdasarkan langkah-langkah tersebut tentunya akan membuat


siswa mampu memecahkan permasalahan yang terjadi pada setiap proses
pembelajaran, memudahkan siswa dalam menerima materi dan proses
pembelajaran menjadi menyenangkan, sehingga hal ini akan berpengaruh
pada hasil belajar Matematika.

B. Kerangka berpikir
 Daya Serap peserta didik dalam
pembelajaran masih kurang
 Hasil belajar matematika masih rendah
Masalah  Penggunaan model pembelajaran
kurang efektif dan efisien

 Pembelajaran melalui penerapan model


Tindakan Problem Based Learning

 Daya serap peserta didik dalam


Hasil pembelajaran matematika meningkat
mencapai 80%

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan pada


penelitian ini adalah pembelajaran matematika melalui model problem based
learning hasil belajar siswa kelas VII. B SMP HMDC, pada materi pokok
Operasi bentuk aljabar dapatditingkatkan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terfokus
pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research. Wardani
(2004:14) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh pendidik di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja pendidik sehingga hasil belajar
peserta didik meningkat.

B. Setting Penelitian
1) Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP Problem Based


Learningyang berlokasi di Komplek PT. Hindoli Inti Pulau Rimau, Desa
Mukut Kecamatan Pulau Rimau, Kabupaten Banyuasin Provinsi
Sumatera Selatan.

2) Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII.B SMP HMDC Tahun
Pelajaran 2019 / 2020.

3) Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Semester ganjil Tahun Pelajaran


2019/2020

4) Lamanya Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan ( Agustus-Oktober), Penelitian


ini terdiri dari beberapa siklus yang meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi di tiap-tiap akhir siklus.
C. Prosedur Penelitian

1. Perencanaan
a. Menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk menentukan
materi yang diajarkan dengan model Problem Based Learning yang
berpedoman pada Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
b. Pembuatan perangkat pembelajaran yang diperlukan (pemetaan, silabus,
RPP) yang berpedoman pada Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang
Standar Proses.
c. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa LKPD dan media yang akan
digunakan selama proses pembelajaran di kelas.
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan pendidik dan
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
e. Menyusun instrumen tes untuk setiap siklus.

2. PelaksanaanTindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah merujuk pada skenario


pembelajaran yang telah dirancang yaitu melalui pembelajaran dengan model
Problem Based Learning. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model Problem Based Learning terdiri atas beberapa tahap, yaitu:

1) Kegiatan Pembukaan

a. Pendidik mengucapkan salam, menyiapkan peserta didik untuk belajar.


b. Berdoa, mengabsensi peserta didik.
c. Melakukan apersepsi
d. Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2) Kegiatan Inti
a. Orientasi peserta didik pada masalah, pendidik menjelaskan materi
tentang ”Operasi bentuk Aljabar”. Dalam hal ini pendidik tidak secara
penuh menjelaskan tetapi pendidik juga melakukan tanya jawab dengan
peserta didik, sehingga peserta didik ikut berperan aktif dalam
pembelajaran.
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk siap belajar, pendidik melakukan
serangkaian peragaan dengan menggunakan media dan mendefinisikan
tugas yang akan peserta didik kerjakan.
c. Membimbing pengalaman individu/kelompok, pendidik membagi peserta
didik menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok dibagikan LKPD yang
telah disediakan oleh pendidik.
d. Mengamati, peserta didik diminta untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada dalam LKPD dengan cara mengamati bahan ajar yang yang di
berikan pendidik.
e. Menanya, selama pembelajaran berlangsung peserta didik bertanya
mengenai masalah yang di hadapi, pendidik mengawasi pekerjaan peserta
didik dan memberikan bimbingan atau arahan untuk meluruskan hal-hal
yang masih kurang dipahami oleh peserta didik dalam pemecahan
masalah.
f. Mengumpulkan informasi, peserta didik mengumpulkan informasi
mengenai masalah yang terdapat dalam LKPD dengan bantuan bahan ajar
yang sudah diberikan.
g. Mengolah informasi, pendidik membantu peserta didik mengolah
informasi yang telah ditemukan.
 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, pendidik membimbing
peserta didik dalam merancang, dan membuat laporan hasil karya
kelompok sesuai dengan LKPD yang telah diberikan pendidik.
 Mengkomunikasikan, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok yang telah dilaksanakan.
 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, dengan
mengacu pada jawaban peserta didik, melalui tanya jawab, pendidik
dan peserta didik membahas penyelesaian masalah
3) Kegiatan Penutup

a. Peserta didik dengan bimbingan pendidik menyimpulkan kegiatan


pembelajaran secara bersama-sama.
b. Pendidik memberikan tes formatif untuk menilai ketercapaian indikator
hasil belajar kognitif.
c. Pendidik memotivasi dan penguatan kepada peserta didik tentang
pentingnya belajar terus setiap waktu.
d. Salam penutup.

3. Observasi

Observasi yang dilakukan meliputi pengamatan terhadap aktivitas siswa dan


kinerja guru selama pembelajaran problem based learning berlangsung.
Aspek yang diamati adalah sebagai berikut :

a) Guru

Kinerja guru dalam pembelajaran problem based learning meliputi


mengorientasi siswa pada pembelajaran, mengorganisasi
siswadalamkelompok-kelompok,membimbingsiswadalammengembangk
an dan menyajikan hasil kelompok, serta menganalisis dan mengevaluasi
hasil kelompok.

b ) Siswa

Pengamatan terhadap siswa meliputi perhatian siswa saat dijelaskan,


bertanya tentang materi yang dipelajari, mengkondisikan diri dalam
kelompok, antusias dalam menyelesaikan tugas, menyatakan pendapat
dalam diskusi, kerja sama, memberi masukan saat presentasi, memberi
respon positif atas jawaban temannya serta mengerjakan evaluasi
secarajujur.
4. Refleksi

Hasil observasi kemudian dianalisis untuk menentukan langkah-langkah


perbaikan apa yang dapat ditempuh, sehingga didapatkan suatu solusi untuk
semua permasalahan yang dialami oleh pendidik dan peserta didik dalam
proses pembelajaran Matematika. Pada tahap ini peneliti bersama teman
sejawat berdiskusi dan bertukar pikiran untuk mengambil suatu kesimpulan
yang berupa hasil dari pelaksanaan penelitian. Dari hasil penarikan
kesimpulan ini, dapat diketahui apakah penelitian ini berhasil atau tidak,
sehingga dapat digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya.

D. Kriteria Keberhasilan

Efektifitas pembelajaran dapat di tentukan dengan menggunakan


analisis data hasil belajar siswa secara deskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar siswa. Data yang dianalisis untuk
mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar siswa adalah data post-test.
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMP HMDC, setiap
siswa dikatakan tuntas belajar (ketuntasan individu) jika siswa tersebut sudah
mencapai nilai KKM yaitu 70, sedangkan tuntas belajar secara klasikal,
apabila dikelas tersebut nilai siswa mencapai ≥80% siswa yang sudah tuntas
belajar
DAFTAR PUSTAKA

Agus suprijono. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta. Pustaka Media

Ahmad Sugandi, (2004). Teori Pembelajaran. Semarang:UPT MKK UNNES.

Hudojo. (2005). Pengembangan kurikulum dan pembelajaran matematika. Malang:


Universitas Negeri Malang.

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstul : Konsep dan Aplikasi.


Bandung : PT Refika Adiatama

Kunandar. (2011). Guru profesional: impelentasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP) dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta: Rajawali Press.

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Permendiknas No 58 tahun 2014. (2014). Jakarta.

Suherman. E. (2001). Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA

Zulfah,, Fauzan Ahmad, Armiati, Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis
Problem Based Learning untuk materi Matematika kelas VIII. (2018) : 2-4. Print

Anda mungkin juga menyukai