Anda di halaman 1dari 21

1.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN INFUS

Pengertian : Memasang infus adalah Teknik untuk memberikan cairan atau obat
melalui parenteral (intravena)

Tujuan 1. Memperbaiki atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit pada


klien yang sakit akut.
2. Mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Memberikan akses intravena pada pemberian terapi intermitten atau
emergensi

Peralataan 1. Cairan infus sesuai program


2. Jarum / kateter intravena / abbocath (ukuran bervariasi)
3. Set infus (selang mikrodrip untuk bayi dan anak dengan tetesan 60
tetes/ml, dewasa selang makrodrip dengan tetesan 15 tetes/ml atau
20 tetes/ml)
4. Selang ekstension
5. Alkohol atau povidone-iodine swabs atau sticks
6. Handschoon disposibel
7. Tourniquet
8. Spalk untuk tangan
9. Kasa dan povidone-iodine salep atau cairan
10. Plester/hipavik
11. Perlak dan pengalas
12. Bengkok
13. iang infus

Langkah-langkah Tahap pra interaksi :


1. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat

Tahap orientasi

1. Beri salam, panggil klien dengan namanya


2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya

Tahap kerja :

1. Anjurkan pasien memakai baju yang mudah untuk masuk dan


keluarnya lengan.
2. Buka set steril dengan teknik aseptik.
3. Cek cairan dengan menggunakan prinsip 6 benar dalam pemberian
obat.
4. Buka set infus, letakkan klem 2-4 cm di bawah tabung drip dalam
keadaan off / terkunci.
5. Buka tutup botol, lakukan desinfeksi tutup botol cairan, dan
tusukkan set infus ke botol / kantong cairan dengan benar.
6. Gantungkan botol cairan infus pada tiang infus, isi tabung drip infus
⅓-½ penuh.
7. Buka penutup jarum dan buka klem untuk mengalirkan cairan
sampai ke ujung jarum hingga tidak ada udara dalam selang, klem
kembali, dan tutup kembali jarum.
8. Pilih jarum intravena / abbocath.
2. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN KATETER
Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk memenuhi
kebutuhan
eliminasi urine

Indikasi 1. Pasien dengan gangguan eliminasi urine.


2. Pasien dengan pemantauan output.
3. Pasien post op.

Persiapan Alat-alat:
tempat
dan alat 1. Baki.
2. Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan pasien.
3. Kantong penampung urine (Urine Bag).
4. Kapas sublimat/kapas savlon steril dalam tempatnya.
5. Kassa.
6. Korentang.
7. Cairan pelumas/jelly.
8. Perlak dan alasnya.
9. Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung
urine.
10. Pinset anatomi atau sarung tangan steril.
11. Duk steril.
12. Spuit 20 cc dan aquades.
13. Sketsel.
14. Selimut ekstra.
15. Plester atau gunting.

Persiapan 1. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuannya.


pasien
2. Menyiapkan pasien dalam posisi dorsal recumbent

Persiapan Memasang sketsel/tabir dan menutup pintu.


Lingkungan

Pelaksanaan 1. Pasang ekstra selimut.


2. Perlak dan alasnya dipasang di bawah bokong dan
lepas
pakaian .
3. Meletakkan dua bengkok diantara kedua tungkai.
4. Mencuci tangan.
5. Pakai sarung tangan.
6. Memasang duk steril.
Pada Pasien Perempuan

7. Membuka labia minora dengan ibu jari dan telunjuk


tangan
kiri, dan tangan kanan memengang kapas sublimat.
8. Membersihkan vulva dengan kapas savlon/sublimat
dari labia
mayora dari atas kebawah 1 kali usap, kapas kotor
diletakkan
dibengkok, kemudian labia minora, dan perineum
sampai
bersih (sesuai kebutuhan) .
9. Dengan memakai sarung tangan atau dengan pinset
anatomis
mengambil kateter dan diberi pelumas pada ujungnya
2.5-5 cm
10. membuka labia minora dengan tangan kiri.
11 Memasukkan kateter ke dalam orificium uretra
. perlahan-lahan
(5-7.5 cm dewasa) dan menganjurkan pasien untuk
menarik

nafas panjang
12. Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril
dan masukan lagi (2.5-5 cm).
13. Bila kateter dipasang tetap/permanen maka, isi balon 5-15 cc
(kateter dikunci memakai spuit dan aquades steril)
14. Tarik sedikit kateter untuk memeriksa balon sudah terfiksasi
dengan baik.
15. Menyambung kateter dengan urobag/urine bag.
16. Fiksasi kateter di paha dengan plester bila untuk aktifitas
17. Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimut.
18. Rapikan dan alat-alat dibereskan.
19. Lepas sarung tangan.
20. Mencuci tangan.
21. Buka sampiran.
Pada Pasien Pria

7. Tangan kiri perawat memegang penis atas


8. Preputium ditarik sedikit ke pangkalnya dan dibersihkan
dengan kapas savlon minimal 3 kali.
9. Oleskan minyak pelicin pada ujung kateter sepanjang 12.5-
17.5 cm
10. Penis agak ditarik supaya lurus, dan kateter dimasukkan
perlahan-lahan sepanjang 17.5-22 cm (dewasa) dan
menganjurkan pasien untuk nafas panjang
11. Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril
lalu masukkan lagi 5 cm.
12. Bila kateter dipasang tetap/permanen maka kateter dikunci
memakai spuit dan aquades steril (mengisi balon)
13. Menyambung kateter dengan urobag/urine bag.
14. Fiksasi kateter di paha dengan plester bila untuk aktifitas
15. Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimut
16. Rapikan dan alat-alat dibereskan
17. Mencuci tangan
18. Buka sampiran

Sikap Sikap Selama Pelaksanaan:


1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Memperhatikan body mechanism

Evaluasi 1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan.


2. Observasi pengeluaran urine (jumlah, warna, dan bau).
3. SOP MEMBERIKAN OBAT SESUAI PROGRAM TERAPI

1. Pemberian obat melalui oral


Pemberian obat melalui oral merupakan pemberian obat melalui mulut
dengan tujuan mencegah, mengobati, dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan
jenis obat.

Persiapan alat:
1. Obat-obatan
2. Tempat obat
3. Daftar buku obat/ jadwal pemberian obat
4. Air minum dalam tempatnya

Langkah-langkah
a. Membagi obat ketempat obat:
- Mencuci tangan
- Membaca instruksi pada daftar obat
- Mengambil obat-obatan
- Menyiapkan obat dengan tepat menurut daftar obat (obat masih dalam
kemasan)
- Menyiapkan obat cair beserta gelas obat
b. Membagi obat ke pasien:
- Mencuci tangan
- Mengambil daftar obat kemudian obat diteliti kembali sambil membuka
bungkus obat.
- Menuangkan obat cair kedalam gelas obat, jaga kebersihan etiket obat
- Membawa obat dan daftar obat ke pasien sambil mencocokan nama
pada tempat tidur dengan nama daftar obat
- Memastikan pasien benar dengan meanggil nama pasien sesuai dengan
nama pada daftar obat
- Memberi obat satu per satu ke pasien sambil menunggu sampai pasien
selesai minum
c. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian, dan evaluasi respon terhadap obat
dengan mencatat hasil peberian obat
d. Mencuci tangan
2. Pemberian obat melalui sublingual
Pemberian obat melalui sublingual merupakan rute pemberian obat yang
absorpsinya baik melalui jaringan, kapiler di bawah lidah. Obat-obat ini mudah
diberikan sendiri. Karena tidak melalui lambung, sifat kelabilan dalam asam dan
permeabilitas usus tidak perlu dipikirkan.

Persiapan :
1. Obat yang sudah ditentukan dalam tempatnya.

Langkah-langkah :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Memberikan obat kepada pasien.
4. Memberitahu pasien agar meletakkan obat pada bagian bawah lidah, hingga
terlarut seluruhnya.
5. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan berbicara
selama obat belum terlarut seluruhnya.

3. Pemberian obat melalui intrakutan (IC)


Pemberian obat intra kutan merupakan cara memberikan atau memasukkan
obat kedalam jaringan kulit.Pemberian obat dengan cara ini mempunyai efek
local. Tujuannya adalah untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat
yang akan digunakan. Lokasi dipilih sehingga reaksi inflamsi dapat diamati.
Daerah yang lebih disukai dalah yang tidak banyak mengandung pigmen,
berkeratin tipis, dan tidak berambut seperti permukaan ventral dari lengan bawah,
daerah klavikula pada dada, daerah scapula pad punggung, dan permukaan
medial paha.

Persiapan alat :
1. Spuit 1 cc
2. Kapas alcohol 70%
3. Alat tulis
4. Obat injeksi
5. Daftar obat
6. Piala ginjal
7. Bak injeksi (dilapisi kasa steril)
8. Cairan pelarut
9. Perlak dan alasnya

Langkah-langkah
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan prosedur tindakan
3. Menyiapkan dosis obat
4. Memasang perlak
5. Menentukan lokasi tusukan
6. Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan disuntik
7. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap keatas dengan sudut 15 – 20
derajat
8. Masukkan obat perlahan-lahan hingga terjadi gelembung
9. Tarik spuit dan jangan lakukan masase
10. Lingkari batas pinggir gelembung dengan alat tulis
11. Bereskan alat-alat
12. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat, tanggal dan waktu, serta jenis
obat.

4. Pemberian obat melalui subkutan (SC)


Pemberian obat melalui subkutan (SC) adalah pemberian obat melalui
suntikan kebawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah
luar atau sepertiga bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah
sekitar umbilicus (abdomen). Pemberian obat melalui SC memiliki efek
sistemmik. Lokasi untuk suntikan dipilih dimana terdapat bantalan lemak
dengan ukuran memadai. Pemberian obat dengan cara ini pada umumnya
dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunkan untuk mengontrol
kadar gula darah.
Persiapan alat:
1. Spuit
2. Kapas alcohol 70%
3. Obat injeksi
4. Daftar buku obat
5. Bak injeksi
6. Bengkok
7. Perlak dan alasnya

Langkah-langkah
1. Mencuci tangan
2. Jelaskan prosedur tindakan
3. Menyiapkan dosis obat setelah itu tempatkan pada bak injeksi
4. Menentukan lokasi
5. Desinfeksi dengan menggunakan kapas alcohol pada lokasi
6. Menusukkan jarum injeksi dengan sudut 45 o
7. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah masukkan obat perlahan-lahan hingga
habis
8.Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol. Masukkan spuit yang telah terpakai
kedalam bengkok
9. Membereskan alat
10. Mencuci tangan
11. Mengobservasi reaksi pasien

5. Pemberian obat melalui intravena langsung (IV)


Pemberian obat melalui intravena langsung (IV) adalah pemberian obat yang
dilakukan melalui vena, diantaranya vena mediana cubiti/ cephalika (lengan),
vena saphenous (tungkai), vena jugularis (leher), dan vena frontalis / temporalis
(kepala) dengan tujuan untuk memberikan obat dengan rekasi cepat dan langsung
masuk ke pembuluh darah.

Persiapan alat:
1. Spuit
2. Kapas alcohol 70%
3. Obat injeksi
4. Daftar buku obat
5. Bak injeksi
6. Bengkok
7. Perlak dan alasnya
8. Torniquet
9. K/P plester

Langkah-langkah
1.Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Menyiapkan dosis obat dan tempatkan pada bak injeksi.
4. Menentukan lokasi injeksi
5. Meletakkan perlak kecil dibawah lengan yang akan di pungsi.
6. Melakukan pembendungan vene dengan torniquet pada bagian atas daerah/
lokasi fungsi.
7. Desinfeksi dengan menggunakan kapas alcohol pada lokasi
8. Menusukkan jarum injeksi dengan sudut 15-90o
9. Lakukan aspirasi, bila ada darah masukkan obat perlahan-lahan hingga habis
10. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol kalau perlu diplester.
11. Membereskan alat-alat
12. Mencuci tangan
13. Mengobservasi reaksi obat.

6. Pemberian obat melalui wadah cairan intravena (drip)


Pemberian obat melalui wadah cairan intravena merupakan cara memberikan
obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan
intravena dengan tujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan
kadar terapiutik dalam darah.

Persiapan Alat :
1. Spuit
2. Obat dalam tempatnya.
3. Wadah cairan.
4. Kapas alcohol

Langkah-langkah
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa indentitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah wadah/kantong cairan.
5. Lakukan disinfeksi dengan kapas alcohol dan hentikan aliran.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus
bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan.
7. Tarik spuit kemudian jalankan kembali aliran serta periksa kecepatan infus.
8. Cuci tangan.
9. Catat obat yang telah diberikan dan dosisnya.

7. Pemberian obat melalui selang intravena (per infus)


Peralatan
1. Spuit.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Selang intravena.
4. Kapas alcohol.

Langkah-langkah
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa indentitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena.
5. Lakukan disinfeksi dengan kapas alcohol dan hentikan aliran.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus
bagian tengah selang intravena dan masukkan obat perlahan-lahan.
7. Tarik spuit kemudian jalankan kembali aliran serta periksa kecepatan infus.
8. Cuci tangan.
9. Catat obat yang telah diberikan dan dosisnya
8. Pemberian obat melalui intramuscular (IM)
Pemberian obat IM merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan cara
memasukkan obat kedalam jaringan otot. Pemberian obat dengan cara ini
mempunyai efek sistemik. Biasanya efek obat lebih cepat terjadi daripada
pemberian obat melalui SC. Lokasi penyuntikan adalah pada daerah dengan
ukuran otot yang memadai dan terdapat sedikit syaraf/pembuluh darah yang besar,
seperti pada paha (Vastus Lateralis), Ventro Gluteal (dengan posisi berbaring),
Dorso Gluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid).

Peralatan :
1. Spuit.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Kapas alcohol.
4. Cairan pelarut.
5. Bak injeksi.
6. Bengkok.

Langkah-langkah :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosis,
kemudian letakkan pada bak injeksi.
4. Menentukan lokasi penyuntikan.
5. Disinfeksi dengan kapas alcohol tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
6. Lakukan penyuntikan dengan sudut 90º
7. Lakukan aspirasi. Bila tidak ada darah, masukkan obat secara perlahan-lahan.
8. Tarik spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas alcohol.
9. Membereskan alat-alat.
10. Mencuci tangan.
11. Catat reaksi, jumlah dosis, dan waktu pemberian.

9. Pemberian obat melalui anus atau rectum


Pemberian obat melalui anus/rectum (suppositoria) dilakukan dengan
cara memasukkan obat melalui anus/rekktum.
Tujuan :
1. Memberikan efek local dan sistemik.
2. Menjadikan lunak feses
3. Merangsang BAB

Peralatan :
1. Obat suppositoria dalam tempatnya.
2. Sarung tangan.
3. Kain kasa.
4. Vaselin/pelicin/pelumas.
5. Kertas tisu.
6. Bengkok.

Langkah-langkah :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang dilakukan.
3. Menawarkan pasien untuk buang air kecil/besar.
4. Bebaskan pakaian bagian bawah dan letakkan bengkok dibawah anus.
5. Gunakan sarung tangan.
6. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
7. Oleskan pelicin pada ujung obat suppositoria.
8. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan obat sambil
menyuruh pasien menarik nafas panjang. Selama 20 menit pasien istirahat
baring.
9. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu,.
10. Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok.
11. Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya.
12. Membersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya.
13. Cuci tangan.
14. Catat obat, jumlah/dosis, dan cara pemberian.
10. Pemberian obat melalui vagina
Pemberian obat yang melalui vagina bertujuan untuk mendapatkan efek terapi
obat dan mengobati saluran vagina/ servix.

Peralatan :
1. Obat dalam tempatnya.
2. Sarung tangan
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Pelicin/pelumas.
6. Pengalas/handuk bawah.
7. Bengkok

Langkah-langkah :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Membuka pakaian bawah, menutupi dengan pengalas/handuk bawah.
4. Memberikan posisi dorsal recumbent.
5. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
6. Gunakan sarung tangan
7. K/P melumasi suppositoria tipis-tipis.
8. Renggangkan labia minora agar tampak meatus vagina dengan tangan kiri
9. Masukan obat sepanjang dinding kanal vagina posterior sampai 8-10 cm atau
sedalam mungkin.
10. Mengeluarkan jari tangan dan membuka sarung tangan.
11. Memberikan supine selama 5-10 menit, meninggikan panggul dengan 1 bantal.
12. Cuci tangan.
13. Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian.
11. Pemberian obat topikal
a. Kulit
Pemberian obat yang dilakukan pada kulit dengan tujuan mempertahankan
hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi
infeksi. Obat ini dapat berupa krem, lotion, aerosol, dan sprey.

Peralatan :
1. Obat yang diperlukan
2. Kapas lidi steril
3. Kasa steril
4. Bengkok.

Langkah-langkah :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Membersihkan kulit dengan kasa steril.
4. Mengoleskan obat pada kulit.
5. Merapikan pasien dan lingkungannya
6. Cuci tangan

b. Mata
Pemberian obat dengan cara meneteskan atau mengoleskan obat pada mata.

Peralatan :
1. Bengkok.
2. Kapas.
3. Obat
4. K/P pipet.

Langkah-langkah :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Sikap psien duduk atau tidur terlentang dengan kepala ditengadahkan.
4. Membuka kelopak mata bawah dengan telunjuk jari kiri.
5. Meneteskan obat tetes mata pada permukaan konjungtiva kelopak mata bawah.
6. Membersihkan air mata yang keluar dengan kapas.
7. Apabila obat mata jenis salep, pegeng aplikator salep di atas pinggir kelopak mata
kemudian tekan salep sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata
bawah.. Setelah selesai anjurkan pasie untuk melihat ke bawah, secara bergantian
dan berikan obat pada kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien untuk
memejamkan mata dan mengerakkan kelopak mata.
8. Membereskan alat.
9. Cuci tangan.

c. Telinga
Pemberian obat yang dilakukan dengan meneteskan atau mengoleskan obat pada
telinga. Pada umumnya obat ini diberikan pada gangguan infeksi telinga (misal, otitis).

Peralatan :
1. Kapas bulat.
2. Handuk.
3. Obat yang sudah ditentukan.
4. Lidi kapas steril.
5. Bengkok.

Langkah-langkah :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Membantu pasien dalam posisi tidur miring, telinga yang sakit mengerah ke atas.
4. Meletakkan handuk dibawah bahu pasien.
5. Membersihkan liang telinga dengan lidi kapas.
6. Mengisi pipet dengan obat yang sudah disediakan.
7. Menarik daun telinga dan di angkat ke atas dengan hati-hati.
8. Menetesi obat melalui sisi atau dinding telinga untuk mencegah terhalang oleh
gelembung udara, sesuai dosis yang ditentukan.
9. Membersihkan bekas cairan obat dengan kapas bulat.
10. Merapikan pasien, lingkungan, dan alat.
11. Cuci tangan.
12. Catat jumlah, tanggal, dan dosis pemberian.

d. Hidung
Pemberian obat yang dilakukan dengan meneteskan obat pada hidung. Pada umumnya
dilakukan pada seseorang yang mengalami keradangan hidung (rhinitis) atau naso
pharing.

Peralatan :
1. Handuk
2. Kapas/tisu.
3. Bengkok.
4. K/P pipet.

Langkah-langkah :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasien diberi sikap berbaring tengadah dengan kepala lebih rendah dari bahu.
4. Mengisi pipet dengan obat yang sudah ditentukan.
5. Menetesi hidung :
a. Menetesi obat ke dalam lubang hidung sesuai dosis yang ditentukan.
b. Pasien dianjurkan untuk tengadah atau berbaring selama 5-10 menit supaya
obat tidak mengalir keluar.
6. Membersihkan tetesan dengan kapas / tisu
7. Merapikan dan mengembalikan alat.
8. Cuci tangan.
9. Catat cara, tanggal, dan dosis pemberian.
4. SOP MEMBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Pengertian
Pendidikan kesehatan adalah informasi kesehatan dan berbuat sesuai dengan
informasi tersebut agar mereka menjadi lebih tahu dan lebih sehat
(budiro,1998)
Penyuluhan atau pendidikan kesahatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berdasarkan perinsip perinsip untuk belajar mencapai sutau
keadaan, dimanan individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan ingin hidup sehat tahu bagai mana caranya dan melakukan apa
yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan
meminta pertolongan bila perlu.

2. Tujuan
 Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memleihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran
aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
 Tebentuknya perilaku sehat terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang
sesuai dengan konsep hidup sehat baikfisik, mental dan sosoial sehingga
dapat menurunkan angka kesatikan dan kematian.
 Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong atau mengatasi
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
 Meningkatkan perilaku peroroangan dan atau masyarakat dalam bidang
kesehatan (WHO).

3. Indikasi
 Semua masyarakat, individu kelompok atau keluarga

4. Kontraindikasi
Tidak ada

5. Peralatan
 Media pendidikan kesehatan (brosur, leflet, lembar balik, dan lain – lain)
 Proyektor
 Laptop
 Peralatan lain jika dengan demontrasi

6. Prosedur

A. Fase Pra Interaksi


1. Verifikasi data
2. Mempersiapkan lata dan bahan atau media

B. Fase Orientasi

1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedur atau langkah langkah PENKES
5. Menanyakan kesiapan klien atau kontrak waktu
6. Appresepsi

C. Fase kerja

1. Mengatu posisi yang nyaman untuk klien


2. Menjelaskan pengertian penyakit (sesuai topik PENKES)
3. Menjelaskan penyebab atau etiologi (sesuai topik PENKES)
4. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit (sesuai topik PENKES)
5. Menjelaskan pencegahan penyakit (sesuai topik PENKES)
6. Menjelaskan penatalaksanaan atau perawatan penyakit (sesuai
topik PENKES)
7. Menjelaskan atau melakukan demonstrasi atau simulasi (prosedur
atau tindakan kalau ada .... (mengukur TD/Suhu, membuat LGG,
justimun dan lain lian sesuai topik Penkes)

D. Fase terminasi

1. Evaluasi (dapat dilakukan sebelum dan sesudah PENKES)


2. Menyampaikan rencana tindak lanjut (Sebagai Follow Up)
3. Pamitan (appresiasi/ucapan terima kasih dan permintaan maaf ada
kekurangan)

Anda mungkin juga menyukai