Anda di halaman 1dari 27

14 Perhitungan Galian dan Timbunan 408

14. Perhitungan Galian Timbunan


`

Galian dan timbunan atau yang lebih di letak permukaan tanah asli dan permukaan
kenal oleh orang-orang lapangan adalah Cut tanah rencana yang disebabkan topografi
and Fill dimana pekerjaan ini sangat penting daerah yang berbeda-beda.
baik pada pekerjaan pembuatan jalan,
Sekalipun permukaan tanah asli sama
bendungan, bangunan, dan reklamasi.
dengan permukaan tanah rencana, akan
Galian dan timbunan dapat diperoleh dari tetapi tanah asli tersebut belum tentu
peta situasi yang dilengkapi dengan garis - memenuhi syarat daya dukung tanah.
garis kontur atau diperoleh langsung dari Dalam hal ini galian dan timbunan perlu
lapangan melalui pengukuran sipat datar diperhitungkan secara seksama sehingga
profil melintang sepanjang koridor jalur biaya pekerjaan konstruksi dapat dibuat
proyek atau bangunan. lebih ekonomis.

Galian dan timbunan dapat diperoleh dari


peta situasi dengan metode penggamba ran 14.1 Tujuan perhitungan galian
profil melintang sepanjang jalur proyek atau dan timbunan
metode grid-grid (griding) yang meninjau
galian dan timbunan dari tampak atas dan Mengingat pentingnya pekerjaan galian dan
menghitung selisih tinggi garis kontur timbunan, apalagi untuk proyek berskala
terhadap ketinggian proyek ditempat besar dapat berdampak langsung terhadap
perpotongan garis kontur dengan garis biaya total pekerjaan. Maka, perlu dilakukan
proyek. perhitungan galian dan timbunan.

Feet kubik, yard kubik dan meter kubik Adapun Tujuan lain dari perhitungan galian
dipakai dalam hitungan pengukuran tanah, dan timbunan sebagai berikut :
walaupun yard kubik adalah satuan yang
1. Meminimalkan penggunaan volume
paling umum dalam pekerjaan tanah 1yd³ =
galian dan timbunan pada tanah,
27 ft³, 1 m³ = 35,315 ft³. Namum biasanya di
sehingga pekerjaan pemindahan tanah
indonesia di gunakan meter kubik sebagai
dan pekerjaan stabilitas tanah dasar
satuan dalam menentukan jumlah volume.
dapat dikurangi, waktu penyelesaian
Pada suatu proyek konstruksi, pekerjaan
proyek dapat dipercepat, dan biaya
galian dan timbunan tanah (cut and fill)
pembangunan dapat se-efisien
hampir tidak pernah dapat dihindarkan. Hal
mungkin.
tersebut diakibatkan adanya perbedaan.
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 409

2. Untuk menentukan peralatan (alat- alat informasi grafis beserta luas dan nilai galian
berat) yang digunakan pada pekerjaan timbunannya.
galian maupun timbunan, dengan
mempertimbangkan kemampuan daya 14.3 Metode-metode perhitungan
operasional alat tersebut. galian dan timbunan

14.2 Galian dan timbunan Pengukuran volume langsung jarang


dikerjakan dalam pengukuran tanah, karena
sulit untuk menerapakan dengan sebenar-
Galian dan timbunan berdimensi volume
benarnya sebuah satuan tehadap material
(meter kubik). Volume dapat diperoleh
yang terlibat. Sebagai gantinya dilakukan
secara teoritis melalui perkalian luas dengan
pengukuran tidak langsung. Untuk
panjang. Galian dan timbunan untuk
memperolehnya dilakukan pengukuran garis
keperluan teknik sipil dan perencanaan
dan luas yang mempunyai kaitan dengan
diperoleh melalui perolehan luas rata-rata
volume yang diinginkan.
galian atau timbunan di dua buah profil
melintang yang dikalikan dengan jarak Namun sebelum membahas lebih lanjut
mendatar antara kedua profil melintang marilah kita ketahui tentang apa yang
tersebut. dimaksud dengan tampang/penampang
baik itu tampang memanjang, maupun
Galian dan timbunan banyak digunakan
tampang melintang serta kegunaanya.
untuk kepentingan pembuatan jalan raya,
saluran irigasi, dan aplikasi lain, seperti Penampang merupakan gambar irisan
pembangunan ka vling untuk perumahan. tegak. Bila pada peta topografi bisa dilihat
bentuk proyeksi tegak model bangunan,
Teknologi pengukuran dan pemetaan yang
maka pada gambar penampang bisa dilihat
digunakan saat ini sudah sangat demikian
model potongan tegak bangunan dalam
berkembang. Survei lapangan dapat
arah memanjang ataupun melintang tegak
diperoleh secara cepat dan tepat
lurus arah potongan memanjang.
menggunakan perlatan Total Station atau
GPS (Global Positioning System) dan diikuti Bisa dipahami bahwa gambar penampang
oleh sistem perekaman data yang dapat merupakan gambaran dua dimensi dengan
langsung diolah oleh komputer dan dengan elemen unsur jarak (datar) dan ketinggian.
menggunakan berbagai macam perangkat Unsur-unsur rupa bumi alamiah ataupun
lunak CAD dapat langsung disajikan unsur-unsur buatan manusia yang ada dan
yang akan dibuat disajikan dalam gambar
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 410

penampang. Pada gambar penampang


dibuat dan disajikan rencana dan rancangan
bangunan dalam arah tegak. Skala
horizontal pada gambar penam pang
umumnya lebih kecil dibanding skala tegak.

P

Pengukuran penampang bisa dilakukan
dengan mode teristris, fotografis ataupun
ekstra teristris. Tergantung pada jenis
pekerjaan dan kondisi medannya,

FP

FP
pengukuran penampang bisa dilakukan


FP

dengan cara langsung ataupun tidak
langsung menggunakan alat sipat datar,
theodolite atau alat sounding untuk
Gambar 385. Tongkat sounding
pengukuran pada daerah berair yang dalam.

d
Penampang memanjang

Penampang memanjang umumnya dikaitkan


dengan rencana dan rancangan memanjang
suatu rute jalan, rel, sungai atau saluran
perahu pengukuran irigasi misalnya. Irisan tegak penampang
memanjang mengikuti sumbu rute.
"

Pada rencana jalan, potongan memanjang


a b
umumnya bisa diukur langsung dengan cara
Gambar 384. Sipat datar melintang sipat datar kecuali pada lokasi perpotongan
dengan sungai, yaitu potongan memanjang
jalan merupakan potongan melintang
sungai.

Pada perencanaan sungai, potongan


memanjang umumnya tidak diukur langsung
tetapi diturunkan dari data ukuran potongan
melintang.
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 411

Skala jarak horizontal gambar penampang ditambah daerah penguasaan bangunan


memanjang mengikuti skala peta rencana atau hingga sejauh jarak tertentu di kanan
rute sedangkan gambar skala tegak dan kiri rute agar bentuk dan kandungan
(ketinggian) dibuat pada skala 1 : 100 atau elemen rupa bumi cukup tersajikan untuk
1 : 200. Gambar potongan memanjang informasi perencanaan.
suatu rute umumnya digambar pada satu
lembar bersama-sama dengan peta.

Gambar 386. Potongan tipikal jalan


l Cara pengukuran penampang melintang
bisa menggunakan alat sipat datar,
Penampang melintang
theodolite atau menggunakan echo sounder
Penampang melintang merupakan gambar untuk sounding pada tempat berair yang
irisan tegak arah tegak lurus potongan dalam.
memanjang. Pada pengukuran potongan melintang

Gambar penampang melintang secara rinci sungai bisa dipahami bahwa sumbu sungai

menyajikan unsur alamiah dan unsur tidak selalu merupakan b agian terdalam

rancangan sehingga digunakan sebagai sungai. Data lain yang harus disajikan pada

dasar hitungan kuantitas pekerjaan. potongan melintang sungai adalah


ketinggian muka air terendah dan ketinggian
penampang melintang juga umum
muka air tertinggi atau banjir.
digunakan sebagai data penggambaran
peta totografi sepanjang rute. Pada perencanaan rute juga dikenal gambar
penampang melintang baku - PMB (typical
Penampang melintang umumnya diukur
cross section), yaitu bakuan rancangan
selebar rencana melintang bangunan
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 412

melintang yang menunjukkan struktur Pematokan dan prosedur pematokan


rancangan arah melintang. PMB jalan (stak ing out)
misalnya, menunjukkan tebal struktur
Sebelum memulai perhitungan galian dan
perkerasan jalan, cara penggalian dan
timbunan, pekerjaan diawali dengan
penimbunan serta sarana drainase
pematokan (stake out). Pematokan
kanan/kiri jalan (side ditch) bila diperlukan.
bertujuan untuk menandai wilayah mana
Tergantung dari jenis tanah maka akan ada
saja yang akan terkena galian dan
beberapa tipe potongan normal.
timbunan, atau bagian-bagian di lapangan
Ketinggian sumbu pada permukaan tipe yang menjadi bakal proyek.
potongan normal adalah ketinggian rencana
Pematokan untuk jalan dilakukan sepanjang
arah vertikal. Berdasarkan tipe potongan
sumbu alignment horizontal biasanya selalu
normal yang digunakan, dibuat gambar
setiap kelipatan jarak genap, misalnya
konstruksi melintang sehingga kelihatan
setiap 100 m pada perencanaan
bentuk gambar konstruksi selengkapnya
pendahuluan, setiap 50 m pada detailed
sesuai keadaan muka tanah setempat.
design dan tiap 25 m pada saat
Gambar konstruksi pada potongan
pelaksanaan konstruksi.
melintang ini harus dipatok di lapangan
untuk dikerjakan dan digunakan sebagai Pada bagian lurus, bila tidak ada halangan

dasar hitungan volume pekerjaan. maka pematokan bisa dilakukan langsung


dengan menarik meteran mendatar.
Dalam perhitungan Galian dan timbunan
sebaiknya terlebih dahulu di buat rencana
pekerjaan misalnya rencana pembuatan
atau pengembangan jalan.

Gambar 387. Contoh penampang galian dan


timbunan
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 413

Misal stasion awal proyek berada pada sta


12 + 357.50, maka patok pertama untuk

pematokan tiap 50 meter adalah :


sta 12 + 400.00 yang berjarak 42.50 meter
dari sta 12 + 357.50.

Patok-patok berikutnya pada bagian lurus


adalah sta 12 + 450.00, 12 + 500.00 dst.

Cara pematokan sepanjang bagian tangent


dan sepanjang lengkung lingkaran biasa Gambar 391. Jalon

dilakukan menggunakan theodolite, pita


ukur, jalon, patok dan atau paku untuk
menandai dan membuat titik pengikatan
patok stasion.

Prose dur pematokan:

1. Alat yang digunakan: sipat datar dengan


sepasang rambu, pita ukur, mistar, kuas.

Gambar 392. Rambu ukur


2. Dirikan sipat datar di lokasi pematokan
dan bidikkan ke titik rujukan ketinggian.

Gambar 389. Meteran gulung

Gambar 390. Pesawat theodolite EDM Gambar 393. Stake out pada bidang datar
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 414

diperoleh dari lapangan untuk selanjutnya


diolah.

Ada tiga sistem utama yang dipakai: metode


tampang melintang, metode luas satuan
atau lubang galian sumbang dan metode
luas garis tinggi.

1. Metode tampang (irisan) melintang


(cross section method)

Metode tampang melintang dipakai hampir


Gambar 394. Stake out pada bidang yang berbeda
ketinggian khusus untuk menghitung volume pada
proyek-proyek konstruksi yang memanjang
misalnya jalan raya, jalan baja, dan kanal
(saluran).

Dalam prosedur ini, setelah sumbu diberi


pancang, profil tanah yang disebut
penampang melintang dibuat (tegak lurus
pada sumbu, biasanya dengan selang 50
atau 100 ft. Pembuatan tampang melintang
terdiri atas pengukuran elevasi-elevasi
tanah dan jaraknya yang bersangkutan
secara orthogonal kekiri dan kekanan
sumbu, titik tinggi dan rendah, dan lokasi-

Gambar 395. Stake out beberapa titik sekaligus lokasi dimana perubahan lereng terjadi
untuk menentukan dengan teliti profil tanah.
3. Hitung ketinggian garis bidik dan hitung
Pekerjaan i ni dapat dilaksanakan di
bacaan rambu pada suatu titik rencana.
lapangan memakai sebuah alat sipat datar,
4. Pasang tanda ketinggian pada patok
rambu sipat datar dan pita ukur tanah.
pengikat sumbu di kanan dan kiri rute
sesuai rencana. a. Metode potongan melintang rata-rata

Luas potongan melintang A1 dan A2 pada


Setelah pekerjaan stake out selesai,
pekerjaan galian dan timbunan dapat kedua ujung diukur dan dengan
menganggap bahwa perubahan luas
dimulai dengan mengolah data yang
potongan melintang antara kedua ujung itu
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 415

sebanding dengan jaraknya, luas A1 dan A2 ⎛ L + L2 ⎞


V = A0 ⎜ 1 ⎟
tersebut dirata -rata. Akhirnya volume tanah ⎝ 2 ⎠
dapat diperoleh dengan mengalikan luas
rata -rata tersebut dengan jarak L dengan
kedua ujung.

⎛ A + A2 ⎞
V = ⎜ 1 ⎟L
⎝ 2 ⎠
Keterangan :
V = Volume
A1 = Luas penampang kesatu
A2 = Luas penampang kedua
L = Panjang dari luas tampang ke satu
ke luas tampang dua

Gambar 397. Volume cara jarak rata-rata

Pada daerah datar di mana perubahan


profil-profil melintang dan memanjang
biasanya kecil sekali, harga jarak rata -rata
adalah titik pengukuran (L).

⎛ L1 + L 2 ⎞
V = A⎜ ⎟ = AL
⎝ 2 ⎠

c. Volume prisma dan piramid kotak

Rumus volume prisma yaitu:


Gambar 396. Volume cara potongan melintang
rata-rata V =
h
( A1 + 4 Am + A2 )
6
b. Metode jarak rata-rata Di mana:
h = tinggi prisma
Jarak L1 dan L2 sebelum dan sesudah
A1 = luas bidang atas prisma
potongan A1 dan A2 di rata - rata dan untuk
A2 = luas bidang bawah prisma
menghitung volume tanahnya, har ga rata-
Am = luas bidang yang melalui tengah-
rata ini dikalikan dengan luas potongan
tengah tinggi h
lintang Ao.
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 416

Gambar 398. Volume cara prisma

Rumus volume piramid kotak yaitu:

V =
h
3
(A1 + A1 A2 + A2 )

Gambar 400. Volume cara dasar sama bujur


sangkar

Cara dasar ketinggian sama areal segitiga:

V = A/3( h1 + 2S h2 + 3S h3 + 4S h4 + 5S
h5 + 6S h 6 + 7S h 7 + 8S h 8)
.

Dimana : h1 = ketinggian titik-titik yang


digunakan i kali dalam hitungan volume.
Gambar 399. Volume cara piramida kotak
Pelaksanaan hitungan menggunakan cara
d. Cara ketinggian sama
sama dengan cara bujur sangkar.
Cara dasar ketinggian sama areal bujur
sangkar .

V = A/4( h1 + 2 S h2 + 3 S h 3 + 4 S h4)

Dimana :
h1 = ketinggian titik-titik yang digunakan i
kali dalam hitungan volume Gambar 401. Volume cara dasar sama– segitiga
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 417

e. Cara Garis Kontur V = h/3{ Ao + An + 2S Ar + S( Ar-1Ar)1/2

r pada 2SAr berselang ;


1 <= r <= n - 1,

r pada S(Ar-1 Ar)1/2 berselang ;


1 <= r <= n.

Untuk n = 1 diperoleh :
V = h/3 {Ao + A1 + (A0 A1)1/2}
= h/3 { Ao + ( A0 A1)1/2 + A1 }

Cara garis kontur dengan luas rata -rata


V = h/2 { Ao + An + 2S Ar }

r bernilai 1 <= r <= n - 1 .

Untuk n = 1 diperoleh :
V = h/2 ( Ao + A1 )
Gambar 402. Volume cara kontur
Jenis-jenis irisan tampang melintang,

Cara garis kontur dengan rumus prisma Jenis-jenis irisan tampang melintang yang
V = h/3{ Ao + An + 4SA2r+1 + 2SA2r } biasa dipakai pada pengukuran jalur lintas

r pada 2r + 1 berselang ; ditunjukkan pad a gambar 14.7. Pada tanah

0 <= r <= 1/2( n - 2) datar irisan (tampang) datar (a) adalah yang
sesuai. Tampang tiga tingkat (b) biasanya
r pada 2r berselang ;
yang dipakai dimana keadaan tanah biasa.
0 <= r <= 1/2( n - 2).
Topografi yang bergelombang mungkin
Untu k n = 2 diperoleh r = 0, sehingga : memerlukan tampang lima tingkat (c), atau
V = h/3(Ao + A2 + 4 A1) lebih praktis sebuah tampang tak beraturan
= h/3(Ao + 4 A1 + A2). (d), tampang transisi (e), dan tampang
lereng bukit (f), terjadi dalam perubahan dari
Bila n adalah ganjil, bagian yang terakhir
galian ke timbunan pada lokasi lereng bukit.
dihitung dengan cara piramida kotak atau
cara rerata luas penampang awal dan akhir. a. Luas ujung dengan koordinat
Metode koordinat untuk menghitung luas
Cara garis kontur dengan rumus piramida
kotak : ujung dapat dipakai untuk sembarang
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 418

jenis tampang dan mempunyai banyak untuk menyeimbangkan pekerjaan tanah,


pemakaian teknis. ini harus dipertimbangkan.

b. Luas prismoidal Untuk menganalisa pemindahan kuantitas


Luas prismoidal berlaku untuk volume- pekerjaan tanah pada proyek-proyek

volume semua benda pejal geometris besar, dibuat diagram massa. Ini adalah
yang dapat dianggap prismoidal . penggambaran volume komulatif untuk

Kebanyakan volume pekerjaan tanah masing-masing stasiun sebagai ordinat,


termasuk klasifikasi ini, tetapi nisbi terhadap stasiun-stasiun pada absis.
beberapa saja daripadanya memerlukan
Garis-garis horizontal (keseimbangan)
keseksamaan rumus prismoidal. Tanah pada diagram massa kemudian
itu tidak seragam dari tampang melintang
menentukan batas angkutan dan arah
lain, dan sudut tegak lurus dari sumbu pembuangan material yang masih
yang dibuat dengan prisma pentagon
ekonomis.
atau dengan metode “lengan”.
Jika tidak ada material cukup dari galian
c. Hitungan volume untuk membuat galian yang diperlukan,
Dalam konstruksi jalan raya dan jalan selisihnya harus dipinjam (diperoleh dari
baja, material penggalian atau galian lubang galian sumbang atau sumber-
dipakai untuk membangun penimbunan sumber lain seperti membuat lengkungan
atau timbunan. Kecuali ada faktor-faktor “tambahan”).
pengendali lainnya, garis gradien yang
Jika ada kelebihan galian, maka dibuang
bagus perencanaanya seharusnya
atau barangkali dipakai untuk
hampir memberi timbangan volume
memperluas dan meratakan timbunan.
jumlah galian dengan volume jumlah
timbunan. 2. Metode luas satuan atau lubang galian
sumbang (boroow pit method)
Untuk mencapai keseimbangan, volume
timbunan dikembangkan atau volume Untuk mengetahui kualitas tanah, kerikil,
galian dikecilkan. Ini perlu karena kecuali batu atau material lain yang digali atau
untuk galian-galian batu dan penimbunan yang ditimbunkan pada sebuah proyek
dimampatkan sampai suatu kepekatan konstruksi dapat ditentukan dengan sipat
yang lebih besar daripada material yang datar lubang galian sumbang (borrow pit
digali dari keadaan alamiahnya, dan method ).
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 419

3. Metode luas garis tinggi (contour area Yang kedua umumnya diberikan bidang
method) persamaan, yaitu hasil desain pada satu
rancang bangun konstruksi diatas ketinggian
Volume berdasarkan garis tinggi dapat
yang tertentu, sehingga dengan demikian
diperoleh dari peta garis tinggi dengan
mungkin terjadi galian dan timbunan. Galian
pengukuran luas memakai planimeter
terjadi apabila bidang persamaanya lebih
terhadap wilayah yang dibatasi masing-
tinggi dari profil yang ada. Timbunan yang
masing garis tinggi dan meng alikan luas
lebih rendah dari profil yang ada,
perata garis tinggi yang berdampingan
sedangkan timbunan yang terjadi apabila
dengan interval garis tinggi.
bidang persamaan lebih tinggi daripada
Selain metode-metode di atas volume dapat profil yang ada. Apabila luas semua
dicari dengan menggunakan rumus integral potongan melintang tersebut telah dihitung,
simpson, prisma, dan sebagainya. maka dengan sendirinya volume pekerjaan

a. Hitungan isi cara Simpson tersebut akan segera pula didapat yaitu
dengan metode Simpson.
Dari keempat bentuk yang memanfaatkan
potongan melintang, baik untuk bentuk b. Hitungan isi cara prisma

sederhana, seksi tiga level, kemudian seksi Sebuah prisma didefinisikan sebagai
dengan kemiringan diketahui, dan akhirnya sebuah bentuk padat (solid) yang
sisi kemiringan bukit, maka selanjutnya hasil mempunyai dua bidang paralel, baik dalam
hitungan luas (volume). Hal ini dapat ukuran tertentu atau tak tentu bentuknya.
dilakukan baik dengan menggunakan rumus Kedua permukaan ini dihubungkan oleh
Simpson ataupun rumus prisma. permukaan bidang ataupun lengkungan

Perhitungan volume dengan metode yang dari satu ujung kelainnya, misalnya

Simpson, yaitu pekerjaan galian dan prisma.

timbunan umumnya dilakukan berdasarkan Menurut Simpson:


potongan melintang, yang mempunyai Volume = (1/3) x (D/2) x {A1 +A2 + (2XA0)
interval yang sama, misalnya 100m, atau + 4M}
50m. demikian pula rentangan garis tengah = (1/6) x D x (A1 + A2 +4M)
juga belum tentu sama panjang, baik ke kiri
Ini adalah cara Simpson yang digunakan
maupun ke kanan, sehinnga untuk setiap
pada prisma ini, sehingga dapat digunakan
potongan melintang yang dihasilkan akan
untuk menghitung sembarang pisma
didapatkan beberapa bentuk luas potongan
melintang dengan mempersiapkan terlebih
melintang.
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 420

dahulu luas M yaitu potongan melintang Kontur pertama, kedua, dan ketiga,
tengah dari bentuk prisma tersebut. Patut merupakan suatu set perhitungan yang
diperhatikan bahwa luas M belum tentu akan menghasilkan volume kedua
merupakan harga rata-rata dari luas lapisan tersebut, yaitu dibatasi oleh
potongan awal dan akhir. lapisan pertama tersebut, yaitu dibatasi
oleh lapisan pertama dan ketiga. Maka
Volume pekerjaan be sar
kita dapatkan untuk kedua lapisan
Hitungan dapat dilakukan dengan tersebut:
perhitungan titik-titik ketinggian atau
Volume = (2H/6) x (A1 + 4A2 + A3)
perhitungan melalui kontur. Sehingga perlu
Kalau naik lagi selanjutnya didapatkan
dilakukan pekerjaan sipat datar luas, baik
persamaan lain, yaitu :
secara langsung ataupun tak langsung.
Volume = (2H/6) x (A3 + 4A4 + A5)
1. Volume dari titik tinggi
Dalam cara A yaitu volume dengan Kalau dijumlahkan, kedua volume
menghitung titik ketinggian, maka lapisan kontur ini akan didapatkan
pengukuran yang dilakukan adalah bahwa penjumlahannya Volume total :
ukuran sipat datar luas, yaitu sipat datar
(H/3) x {A1 + A5 + 2A3 + 4 x (A2 + A4)}
luas tak langsung membuat patok-patok
Rumus di atas sangat mirip dengan
persil serta mengukur ketinggian titik
rumus Simpson yang umum, yaitu luas
sudut setiap persil.
potongan awal ditambah dua kali
2. Volume garis kontur potongan ganjil ditambah jumlah empat
Cara untuk menghitung daerah yang
kali potongan genap. Sehingga yang
luas ini adalah dengan menggunakan mudah kita dapat menghitung volume
kontur. Setelah diperhatikan ternyata
tersebut.
bentuk kontur tersebut mirip dengan
bentuk prisma. Sehingga andaikan Sumber-sumber galat

bahwa bidang yang dibentuk oleh Beberapa Galat yang biasa ada pada
sepasang kontur merupakan potongan- penentuan luas tampang dan volume
potongan yang ada dalam perhitungan pekerjaan tanah adalah:
di muka. Sehing ga volume suatu daerah 1. Membuat Galat dalam pengukuran
dapat dihitung dengan menggunakan tampang melintang
rumus prisma dengan mengambil 3 2. Kelalaian memakai rumus prismoidal
bidang kontur. dimana dibenarkan.
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 421

3. Memakai angka luas tampang melintang 2. Gambarkan masing-masing irisan


melebihi ft persegi terdekat, atau melebihi penampang melintang yang
batas yang dimungkinkan oleh data bersangkutan dan perlihatkan
lapangan. perbedaan tinggi muka tanah asli
4. Memakai angka volume melebihi yard dengan tinggi permukaan perkerasan
persegi terdekat. yang direncanakan.
3. Dengan menggunakan Planimetri atau
Kesalahan-kesalahan besar
milimeter kolom hitung masing -masing
Beberapa kesalahan khas yang dibuat luas penampang galian dan timbunan
dalam hitungan pekerjaan tanah adalah: dengan cermat.
1. Mengacaukan tanda-tanda aljabar
Sebagai pedoman dalam perhitungan luas
dalam hitungan luas ujung memakai
bidang galian dan timbunan di atas,
metode koordinat
beberapa bentuk gambar penampang
2. Memakai persamaan untuk hitungan
melintang untuk pekerjaan jalan raya yang
volume stasiun angka bulat padahal
kiranya perlu dicermati dengan seksama.
yang ada adalah stasiun angka pecahan
3. Memakai volume luas ujung untuk
bentuk pyramidal atau bentuk paju
(wedgeshaped)
4. Mencampur adukkan kuantitas galian
dan timbunan

14.4 Pengolahan data g alian dan Gambar 403. Penampang melintang jalan ragam 1
timbunan

Untuk menghitung galian dan timbunan


tanah berdasarkan irisan penampang
melintang. Pengolahan data dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. Tempatkan titik mana yang akan
digunakan untuk irisan penampang
melintang. Gambar 404. Penampang melintang jalan ragam 2
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 422

V = Volume galian atau timbunan


3
tanah (m )
A1 = Luas bidang galian atau
timbunan pada titik awal proyek
(m 2)
A2 = Luas bidang galian atau
timbunan pada irisan
2
penampang berikutnya (m )

Gambar 405. Penampang melintang jalan ragam 3


d = Panjang antara 2 (dua) titik irisan
melintang (m)
4. Setelah luas masing -masing irisan
penampang melintang diperoleh, 5. Hitung total jumlah volume galian dan

selanjutnya hitung volume timbunan timbunan tanah tersebut.

masing-masing dengan rumus sebagai Untuk mempermudah dalam


berikut : perhitungan digunakan format tabel
Volume = ( a1 + a2 ) x d 14.1 berikut sebagai salah satu contoh.
2
Keterangan :
Tabel 40. Tabel perhitungan galian dan timbunan

Luas Penampang (m2) Jarak Volume (m3)


STA
Galian Timbunan (meter) Galian Timbunan
Sta. awal G1 T1 G1 + Ga T1 + Ta
d1 .d 1 .d1
Sta. A Ga Ta 2 2
Sta. B Gb Tb Gb + Gc Tb + Tc
d2 .d 2 .d2
Sta. C Gc Tc 2 2
: : : : : :
: : : : : :
: : : : : :
: : : : : :
dst dst dst dst dst dst
Total ? Gn ? Tn ? dn ?Vol G ? Vol T
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 423

B = Berat jenis tanah dalam


14.5 Perhitungan galian
keadaan asli.
dan timbunan L = Berat jenis tanah dalam
a. Perubahan volume tanah akibat keadaan lepas.
galian Cara lain yang digunakan adalah dengan
menggunakan load factor , yaitu persentase
Materi yang terdapat di alam itu berada
pengurangan dalam berat jenis (density)
dalam keadaan padat dan terkonsolidasi.
dari suatu material pada keadaan asli
dengan baik, sehingga hanya sedikit bagian- menjadi pemindahan tanah didasarkan pada
bagian yang kosong atau terisi udara di pengukuran material dalam keadaan asli.
antara butir-butirnya, terutama bila butir-butir
Persamaan yang digunakan adalah :
tersebut sangat halus.
Berat jenis tanah gambur (lb/curf)
Tetapi jika material tersebut digali, maka Load factor =
Berat jenis tanah asli (lb/curf)
akan terjadi pengembangan volume
(swelling). Besarnya swelling ini tidak sama volume jenis tanah asli (curf/lb)
Load factor =
untuk setiap jenis tanah, bergantung pada volume jenis tanah lepas (curf/lb)

berat jenis tanah. Pengembangan volume ini Atau volume tanah keadaan asli = load
dinyatakan dengan swell factor factor x volume tanah gembur.

yang dalam persen. Sebagai contoh


misalnya untuk tanah liat. Bila tanah liat
Sw = ⎛⎜ B − 1⎞⎟ x100 % = ⎛⎜ 1 −1⎞⎟ x 100 %
⎝L ⎠ ⎝ B/ L ⎠
3
tersebut di alam mempunyai volume 1 m ,
= ⎛⎜ 1 ⎞
⎜ Load factor − ⎟⎟100
maka setelah digali menjadi 1,25 m3. Artinya Swell (%) %
⎝ ⎠
terjadi penambahan volume sebesar 25 %.
Dengan demikian tanah liat tersebut b. Perubahan volume tanah akibat
mempunyai S
“ welling Factor” 0,80 atau 80 timbunan
%.
Dalam pekerjaan tanah yang dimaksud
Untuk menentukan besarnya swell factor ini dengan timbunan adalah tanah yang
digunakan persamaan : dipadatkan untuk tujuan tertentu. Misalkan

Sw =
(B − L ) × 100 % untuk membuat badan jalan, tanggul,
L bendunga n dan lain-lain, dengan demikian
akan terjadi perubahan volume. Volume ini
Dimana : SW = Swelling factor.
sering disebut volume penyusutan
(shringkage)
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 424

Tabel 41. Daftar load factor dan procentage swell dan berat dari berbagai bahan

Load factor
MATERIAL Lb/BCY % Selt Lb/LCY (%)
Bauksit 3200 33 2400 75
Caliche 3800 82 2100 55
Cinders 1450 52 950 66
Karnotit, Bijih Uranium 3700 35 2750 74
Lempung, Tanah Liat Asli 3400 22 2800 82
Kering untuk digali 3100 11 2500 81

Basah untuk digali 350 25 2800 80


Lempung dan kerikil
kering 2800 41 2000 74
Lempung dan kerikil 3100 11 2800 74
Basah
Batu bara : antrasit muda 2700 35 2000 74
Batu bara : Tercuci 2500 35 1850 74
Batu bara : Bitumen 2150 35 1600 74
muda
Batu bara : Tercuci 1900 35 1400 74
Batuan lapukan
75% batu 25%tanah 4700 43 3300 70
biasa
50% batu 50% tanah 3850 33 2900 75
biasa
25% batu 75% tanah 3300 25 2550 80
biasa
Tanah-Kering Padat 3200 25 2550 80
Tanah-Basah 3400 27 2700 79
Tanah-Lanau (Loam) 2600 23 2100 81
Batu granit-pecah 4600 64 2800 61
Kerikil, siap pakai 3650 12 3250 89
Kering 2850 12 2550 89
Kering ¼”, 2” (6-51mm) 3200 12 2850 89
Basah ¼”, 2” (6-51mm) 3800 12 3400 89
Pasir dan tanah liat-lepas 3400 27 2700 79
Pasir dan tanah liat-pa dat - - 4050 -
Gips dengan pecahan 3550 75 3050 57
besar
Gips dengan pecahan 4700 75 2700 57
kecil
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 425

Tabel 42. Daftar load factor dan procentage swell dan berat dari berbagai bahan

MATERIAL Load factor


Lb/BCY % Selt Lb/LCY
(%)
Hematit, bijih besi 4900 18 4150 85
Batu kapur-pecah 4400 69 2600 59
Magnetit, bijih besi 5500 18 4700 85
Pyrit, bijih besi 5100 18 4350 85
Pasir batu 4250 67 2550 60
Pasir-Kering lepas 2700 12 2400 89
Pasir-Sedikit basah 3200 12 2850 89
Pasir-Basah 3500 12 2900 89
Pasir & Kerikil-Kering 3250 12 2900 89
Pasir & Kerikil-Basah 3750 10 3400 91
Slag-Pecah 4950 67 2950 60
Batu-Pecah 4950 67 2700 60
Takonit 7100- 75 – 7 2 4100-
57 – 5 8
9450 5400
Tanah permukaan
2300 43 1600 70
(Top soil)
Traprock - pecah 4400 49 2950 67

Besarnya persentase shringkage adalah : Perhitungan Luas Penampang,

⎛ B⎞ Pada cara sederhana penampang dibagi


Sh = ⎜1 − ⎟ x100 %
⎝ C⎠ menjadi bentuk segitiga, persegi panjang
Dimana : atau trapesium.
Sh = % Penyusutan (shringkage).
Contoh :
B = Berat jenis tanah keadaan asli
Misal akan dihitung volume dari galian
(Lb/curf)
sebagai berikut :
C = Berat jenis tanah pada
(lb/curf)
X1 X2
c. Perhitungan Galian dan Timbunan

Untuk menghitung volume galian atau


timbunan dari suatu badan jalan atau h2 d
h1
saluran misalnya, maka harus diketahui dulu
a
luas penampangnya. Dalam menghitung b
luas penampang dapat dilakukan beberapa
cara seperti: cara sederhana, cara Gambar 406. Penampang trapesium
koordinat dan lain-lain.
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 426

Luas galian : = ½ ( [y1 (x4 - x2) + y2 (x1 - x3) + y3 (x2


L = ½ [d (X1 + X2) + aha1 + (b-a) h 2] + x4) + y4 (x3 + x1)]
atau : ½ (yn (xn- 1 – xn+1))
Kalau a = ½ b maka,
cara lain untuk 2 kali luas adalah:
L= ½ [d (X1 + X2) + ½ b (ha1+ h 2)]
2A = (x1y2 + x2y3 + x3y4 + x4y1) - (y1x2
Untuk menghitung luas timbunan : + y2x3 + y3x4 + y 4x1)

b 2A = xn Xn+1 – yn xn+1

B C
atau dapat juga dinyatakan sebagai berikut:
h2
1
A m b + 2mh2 y1 y 2 y 3 y 4 y1
/ / / /
h1 x1 x 2 x 3 x 4 x1

Perbanyaklah menurut diagonal-diagonal


D
yang ditandai dan jumlahkan semua
Gambar 407. Penampang timbunan perbanyakan ini (semua positif). Kemudian
Luas = ½ h 2 (2b + 2 mh2) + ½ (h1 – h2) x perbanyak menurut diagonal-diagonal yang
(b + 2 mh 2) tidak ditandai dan jumlahkan perbanyakan
= ½ bh2 + ½ hi (b+2mh2) ini (semua negatif). Selisih dari kedua hasil
penjumlahan ini merupakan 2 kali luas
Hitungan luas dengan cara koordinat,
bidang 12341.

Y Pada perhitungan penampang yang hanya


3 terdiri galian saja atau timbunan saja,

2 sebagai sumbu-sumbu diambil canter-line


dan dasar jalan.
4
Pada penampang di lereng yang terdiri dari
1
galian dan timbunan, maka sumbu vertikal
X
diambil pada perpotongan dasar jalan dan
lereng. Jadi cut (galian) dan fill (timbunan)
Gambar 408. Koordinat luas penampang dihitung tersendiri.

Luas 12341 adalah : Biasanya pada hitungan di dapat harga


= ½ ( [(x1 + x2) (y2 + y1) + (x2 + x3) (y3 + positif untuk cut dan negatif untuk fill.

y2) (x1 + x4) (y4 – y1) + (x2 + x4) (y3 +y4)


14 Perhitungan Galian dan Timbunan 427

d. Perhitungan Volume Kalau kita bandingkan antara VA dan VP


pasti ada perbedaan yang disebut dengan
Cara yang paling mudah untuk menghitung
koreksi prismoida Kv. Jika Kv ditambahkan
volume adalah dengan mengambil luas rata-
pada VA , maka hasilnya akan mendekati VP .
rata bidang awal dan bidang akhir kemudian
dikalikan dengan jarak L. Jadi : Kv = VP - VA
Jadi volume adalah : L 3
Kv = (D1 – D 2 ) (x1 – x2) m
12
VA = ½ (A1 + A2) L m 3
Dimana besaran-besaran d, x dan L adalah
Dimana : A1 = luas bidang awal
seperti gambar dibawah ini :
A2 = luas bidang akhir
L = jarak antara A1 dan A 2
X2
Hasil ini cukup baik kalau daerahnya rata,
jadi penampang-penampang antara A1 dan
L
A2 tidak jauh beda. Karena cara ini
sederhana sekali, maka sering dipakai dan
D2
dianggap sebagai formula standar untuk
pemindahan tanah. D1
Cara yang lebih teliti adalah dengan rumus X1
prismoida :

Gambar 409. Volume trapesium


VP =
L
( A1 + 4 Am + A1 )
B
Contoh Soal:
Dimana :
1. Gambar berikut ini merupakan suatu
VP = Volume dengan rumus prismoida.
penampang galian. Penampang dibagi
L = Jarak antar bidang awal A1 dan
dalam dua bidang A1 dan A2, masing-
bidang akhir A2.
masing mempunyai koordinat seperti
Am = Bidang tengah antara A1 dan A2 dan
tergambar. Hitunglah seluruh luas
sejajar dengan kedua bidang ini.
penampang galian !
Cat : Am bukan rata-rata dari A1 dan A2
Am ≠ ½ (A1 + A2)
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 428

3/12
2,5/8
2/0
1,5/10

A1 A2

0/6 0/0 0/6

6 6

Gambar 410. Penampang galian


Penyelesaian :

Untuk sebelah kiri,

0 0 3 2,5 2 0
/ / / / /
0 6 12 8 0 0
Luas 2 A1 = 0 + 18 + 30+ 16+ 0 – (0 + 0 + 24 + 0 + 0)
= 64 – 24
= 40 m 2

Untuk sebelah kanan,

0 0 1,5 2 0
/ / / /
0 6 10 80 0
Luas 2 A2 = 0 + 9 + 20+ 0 – (0 + 0 + 0 + 0)
= 29 – 0
= 29 m 2

Luas seluruh penampang :

1
A= ( 40 + 29) = 34,50 m 2
2
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 429

2. Gambar berikut ini merupakan suatu Untuk sebelah kanan,


penampang timbunan. Penampang 0 2 2 ,5 1,5 0 0
/ / / / /
dibagi dalam dua bidang A1 dan A2, 0 0 3 9 6 0
masing-masing mempunyai koordinat
seperti tergambar. Hitunglah seluruh
luas penampang timbunan !

0/6 0/0 0/6

2
1,5/9

A1 A2

2,5/11 2,5/3

2/2

Gambar 411. Penampang timbunan


Luas 2 A2 = 0 + 0 + 4,5+ 0 + 0 – (0 + 9 +
Penyelesaian : 22,5 + 37,5)
Untuk sebelah kiri, = 4,5 – 37,5
2
0 2 2,5 0 0 = 29 m
/ / / /
0 0 11 6 0 Luas seluruh penampang :
Luas 2 A1 = 0 + 0 + 0+ – (0 + 15 + 22 1
A= (− 37 − 33 ) = - 35 m 2
+0) 2
= 64 – 24
2
Berdasarkan gambar diatas, luas timbunan
= - 37 m
sebesar 35 m 2.
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 430

3. Berdasarkan gambar berikut ini hitunglah luas galian dan timbunan

C
3/4
2,5/9

1,5/4

6 cm 6 cm

0/7
0/0
0/5

2/6

3/13

Gambar 412. Penampang galian dan timbunan Luas 2 A2 = 0 + 15 + 27,5 + 13,5 – (0 +


0 + 27 + 10 + 0)
Penyelesaian :
= 56 – 37
Untuk timbunan , 2 A2 = 19 m
2

0 2 3 0 0 A2 = 9,5 m 2
/ / / /
0 6 13 7 0
Sehingga diperoleh luas penampang
2
Luas 2 A1 = 0 + 18 + 0+ 0 – (0 + 26 + galian (A2) = 9,5 m
21 + 0)
= 18 – 47 14.6 Penggambaran Galian
2
2 A1 = - 29 m
dan Timbunan
A1 = -14,5 m 2
Penggambaran galian dan timbunan
Sehingga diperoleh luas penampang
2 dilakukan pada setiap titik irisan penampang
timbunan (A1) = -14,5 m
melintang, sejumlah titik yang telah
Untuk galian, ditentukan sebelumnya. Berikut beberapa
0 0 3 2 ,5 1,5 0 contoh penggambaran galian dan timbunan.
/ / / / /
0 5 11 9 4 0
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 431

Gambar 413. Penampang melintang galian dan timbunan


14 Perhitungan Galian dan Timbunan 432

Model Diagram Model


Alir IlmuDiagram
Ukur Tanah
AlirPertemuan ke-14
Perhitungan Galian dan Timbunan
Perhitungan
Dosen Penanggung Galian dan Timbunan
Jawab : Dr.Ir.Drs.H.Iskandar Muda Purwaamijaya, MT

Pengukuran
Peta Situasi Sipat Datar Profil
dengan Garis- Galian dan Timbunan Memanjang dan
Garis Kontur Melintang di
Lapangan

Luas Rata-Rata Galian dan


Timbunan 2 Profil Melintang
Gridding (Kotak-Kotak Bujur
dikalikan dengan jarak
Sangkar)
mendatar antara 2 profil
melintang

meter
kubik

Perencanaan Kavling Perencanaan Jalan dan


Perencanaan Bangunan Air
Perumahan Jembatan

Teknologi Pemetaan Canggih


(Sophisticated Mapping)

GPS Perangkat Lunak


(Global Positioning System) CAD dan GIS

Total Station

Gambar 414. Diagram alir perhitungan galian dan timbunan


14 Perhitungan Galian dan Timbunan 433

Rangkuman

Berdasarkan uraian materi bab 14 mengenai perhitungan galian dan timbunan,


maka dapat disimpulkan sebagi berikut:

1. Galian dan timbunan dapat diperoleh dari peta situasi yang dilengkapi dengan garis-
garis kontur atau diperoleh langsung dari lapangan melalui pengukuran sipat datar profi l
melintang sepanjang koridor jalur proyek atau bangunan.

2. Adapun Tujuan lain dari perhitungan galian dan timbunan sebagai berikut :

a. Meminimalkan penggunaan volume galian dan timbunan pada tanah, sehingga


pekerjaan pemindahan tanah dan pekerjaan stabilitas tanah dasar dapat dikurangi,
waktu penyelesaian proyek dapat dipercepat, dan biaya pembangunan dapat se-
efisien mungkin.
b. Untuk menentukan peralatan (alat-alat berat) yang digunakan pada pekerjaan galian
maupun timbunan, dengan mempertimbangkan kemampuan daya operasional alat
tersebut.

4. Sebelum memulai perhitungan galian dan timbunan, pekerjaan diawali dengan


pematokan (stake out). Pematokan bertujuan untuk menandai wilayah mana saja yang
akan terkena galian dan timbunan, atau bagian-bagian di lapangan yang menjadi bakal
proyek. Setelah pekerjaan stake out selesai, pekerjaan galian dan timbunan dapat
dimulai dengan mengolah data yang diperoleh dari lapangan untuk selanjutnya diolah.
Ada tiga sistem utama yang dipakai: metode tampang melintang, metode luas satuan
atau lubang galian sumbang dan metode luas garis tinggi.

5. Beberapa kesalahan khas yang dibuat dalam hitungan pekerjaan tanah adalah:
a. Mengacaukan tanda-tanda aljabar dalam hitungan luas ujung memakai metode
koordinat.
b. Memakai persamaan untuk hitungan volume stasiun angka bulat padahal yang ada
adalah stasiun angka pecahan.

c. Memakai volume luas ujung untuk bentuk pyramidal atau bentuk paju
(wedgeshaped). Mencampur adukkan kuantitas galian dan timbunan.
14 Perhitungan Galian dan Timbunan 434

Soal Latihan

Jawablah pertanyaan – pertanyaan dibawah ini!

1. Sebutkan beberapa kesalahan khas yang dibuat dalam hitungan pekerjaan tanah?
2. Penggambaran galian dan timbunanan dilakukan pada setiap titik irisan penampang
melintang. Berikan beberapa contoh penggambaran galian dan timbunan?
3. Apa tujuan lain dari perhitungan galian dan timbunan?
4. Sebelum memulai perhitungan galian dan timbunan, pekerjaan diawali dengan
pematokan. Apa tujuan dari pematokan? Serta sebutkan cara dan prosedur-prosedur
pematokan?
5. Materi yang terdapat di alam berada dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan
baik, sehingga hanya sedikit bagian -bagian yang kosong atau terisi udara di antara butir-
butirnya. Apa yang terjadi jika material tersebut digali? Bagaimana cara menghitung
vulume galian dan timbunan, serta berikan contoh dan gambarnya?

Anda mungkin juga menyukai