Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (MORDALITAS)

“MENGGAMBAR DAN TEBAK KATA”


DI PANTI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA
DEWANATA CILACAP

Disusun Oleh :

PROFESI NERS ANGKATAN XIV

1. Bagus Fadilah (1811040008)


2. Yosi Prichatin (1811040016)
3. Wiwik Dwiyani (1811040068)
4. Bekti Nurpri Setiyani (1811040069)
5. Erlin Nur Aslih (1811040082)
6. Rosi Astuti (1811040105)
7. Lahir Nurul Mahmuda (1811040000)
8. Annisa Puput (1811040000)
9. Elsita (1811040000)
10. Isnaeni (1811040026)
11. Jajang Haryanto (1811040059)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018/2019
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (MODALITAS)

“MENGGAMBAR DAN TEBAK KATA”

DI PANTI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA

DEWANATA CILACAP

A. Judul Kegiatan:

Terapi aktivitas kelompok Terapi menggambar.

B. Pengertian Kegiatan

Terapi menggambar atau art therapy (Malchiodi (2013) adalah suatu bentuk

terapi yang bersifat ekspresif dengan mengunakan materi seni, seperti lukisan,

kapur,spidol, dan lainnya. Art therapy menggunakan media seni dan proses kreatif

untuk membantu mengekspresikan diri, meningkatkan keterampilan coping

individu, mengelola stress, dan memperkuat rasa percaya diri. Art therapy juga

dapat diartikan sebagai kegiatan membuat sebuah karya seni untuk memenuhi

kebutuhan psikologis dan emosional pada individu, baik pada individu yang

memiliki kemampuan dalam seni ataupun yang tidak memiliki kemampuan

dalam seni. Melalui art therapy individu dapat mengungkapkan perasaan yang

dialami dengan menggunakan seluruh area atau fungsi dalam diri mereka

(Malchiodi, 2013)

Menurut Said (2015: 68), model pembelajaran tebak kata adalah menebak kata

yang dimaksud dengan cara menyebutkan kata-kata tertentu sampai kata yang

disebutkan tersebut benar. Menurut Aqib (Ashari, 2014: 24), model pembelajaran

tebak kata adalah model pembelajaran penyampaian materi ajar dengan

menggunakan kata-kata singkat dalam bentuk permainan sehingga peserta didik

dapat menerima pesan pembelajaran melalui kartu.


Panti Sosial Lansia Dewanata merupakan salah satu tempat pengasuhan lansia

yang memerlukan perhatian khusus, karena lansia mengalami penurunan fungsi,

terutama fungsi panca indera. Selain itu penghuni panti jauh dari keluarga dan

kerabat dekat. Oleh karena itu perlu adanya kegiatan ayng dapat memicu semangat

penghuni panti sehingga jauh dari kesepian dan dapat menstimulasi panca indra

lansia. Sala satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah kegiatan permainan sehingga

lansia dapat menikmati kehdupan senja yang lebih bermakna dan lebih berarti.

Dengan demikian kami dari Profesi Ners UMP akan melaksanakan kegiatan Terapi

Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensorik “Menebak Gambar Dan Meniru Gambar”,

diharapka setelah pelaksanaan kegiatan ini dapat memberikan peningkatan rasa

kebersamaan dan meningkatkan respon sensorik terhadap stimulus yang diberikan.

1. Jenis Kegiatan

a. Psikodrama

Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan lansia, Tema dapat dipilih sesuai

dengan masalah lansia.

b. Terapi aktivitas Kelompok (TAK)

Total peserta yang mengikuti kegiatan berjumlah 30, kemudian dibagi per TIM

laki-laki dan perempuan yang terdiri atas laki-laki 5 dan perempuan 5 orang.

Bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan/kekompakan, meningkatkan kerja

sama, serta untuk melatih pendengaran dan melatih kognitif. Untuk

terlaksananya terapi ini dibutuhkan leader, Co-leader, dan fasilitator serta

observer.

c. Terapi tebak kata

Bertujuan untuk melatih pendengaran dan untuk melatih konsentrasi para lansia.
d. Terapi joged balon

Bertujuan untuk menghibur para lansia sehingga meningkatkan gairah hidup

dan dapat mengenang masa lalu, misalnya : lagu keroncong, musik dengan

gamelan.

e. Terapi Berkebun

Bertujuan untuk menggampai tujuan seperti apa yang dirasakan, katarisis, atau

meningkatkan self esteem. Misalnya : penanaman kangkung, bayam, lomnok,

dan lain-lain.

f. Terapi dengan Binatang

Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi hari-hari sepinya

dengan bermain bersama binatang. Misalnya :mempunyai peliharaan kucing,

ayam, dll

g. Terapi Okupasi

Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan produktivitas

dengan membuat atau menghasilkan karya dari bahan yang telah disediakan,

mislanya :membuat kipas, membuat keset, membuat bungan dari bahan ynag

mudah didapat (pelepah pisang, botol bekas, biki-bijian, dll.), menjahit dari

kain, merajut dari benang, kerja bakti (merapikan kamar, lemari, membersihkan

lingkungan sekitar, menjemur kasur, dll).

h. Terapi kognitif

Bertujuan agar daya ingat tidak menurun, seperti mengadakan cerdas cermat,

mengisis Teka Teki Silang (TTS), tebak-tebakan, puzzle, dan lain-lain.

i. Life Riview Terapi

Bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup dan harga diri dengan

menceritakan pengalaman hidupnya. Misalnya : bercerita di masa mudanya.


j. Rekreasi

Bertujuan untuk meningkatkan sosialisas, gairah hidup, menurunkan rasa

bosan, dan melihat pemandangan. Misalnya : mengikuti senam lansia, posyandu

lansia, Bersepeda, rekreasi ke kebun raya bersama Keluarga, mengunjungi

saudara, dll.

k. Terapi keagamaan

Bertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan menguatkan

rasa nyaman. seperti mengadakan pengajian, kebaktian, sholat berjama’ah, dll.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

PM mampu meningkatkan hubungan interpersonal sesama anggota kelompok

secara bertahap dan mengungkapkan pengalaman atau rasa aman dan tidak

bosan.

2. Tujuan Khusus

1. PM mampu bekerjasama dalam melakukan interaksi sosial.

2. PM mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan tentang

TAK yang telah dilakukan

3. PM mampu mengekspresikan perasaan dan melepaskan tekanan emosi yang

dihadapi

4. Mengembangkan kreatifitas

5. Hiburan atau kegiatan yang menyenangkan


1. LANDASAN TEORI :

a. Pengertian Lansia

Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir dari

fase kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami suatu

proses yang disebut Aging Process atau proses penuaaan.(Wahyudi, 2008). Menua

adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua

merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu,

tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah

yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa dan

tua (Nugroho, 2008 dalam Kholifah, 2016).

Seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup yang ditandai dengan

banyaknya lanjut usia (lansia) yang hidup di tahun 2000 sebanyak 9,99 % dari

22.277.700 jiwa penduduk Indonesia dan diperkirakannya umur harapan hidup

tersebut akan meningkat pada tahun 2020 bagi kelompok umur 65 – 70 tahun

menjadi 11,09 % dari 29.120.000 jiwa penduduk Indonesia. Sesuai dengan program

pemerintah yang menetapkan umur harapan hidup yaitu 65 tahun diharapkan lansia

dapat tetap mempertahankan kesehatannya agar tetap produktif dalam

kehidupannya. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

secara alamiah. Hal ini tentu saja menimbulkan masalah fisik, mental, sosial,

ekonomi, terutama psikologis.

Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang yang

telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada

manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok

yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process

(proses penuaan).
Proses penuaan adalah proses dimana umur seseorang bertambah dan

mengalami perubahan. Semakin bertambahnya umur maka fungsi organ juga

mengalami penurunan. Banyak factor yang dapat mempengaruhi terjadinya

penuaan yang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu faktor genetik yang

melibatkan perbaikan DNA, respon terhadap stres dan pertahanan terhadap

antioksidan. Selanjutnya faktor lingkungan meliputi pemasukan kalori, berbagai

macam penyakit dan stres dari luar, misalnya radiasi atau bahan-bahan kimiawi.

Kedua faktor tersebut akan mempengaruhi aktivitas metabolism sel yang

menyebabkan stres oksidasi sehingga terjadinya kerusakan sel dan terjadinya proses

penuaan (Sunaryo, et.al, 2016).

b. Klasifikasi Lansia

Menurut World Health Organization (WHO) lansia meliputi : batasan umur pada

usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda.

1) Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun.

2) Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun.

3) Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun.

4) Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun.

Berbeda dengan WHO, menurut Departemen Kesehatan RI (2013) pengelompokan

lansia menjadi :

1) Pra lansia yaitu seorang yang berusia antara 45-59 tahun.

2) Lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

3) Lansia berisiko tinggi ialah seorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan

masalah kesehatan.

4) lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukkan pekerjaan dan

kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan jasa.


5) Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga

hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

c. Terapi Aktivitas Kelompok (Modalitas)

Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu

dengan yang lainnya serta mempunyai norma yang sama.

Fungsi kelompok secara umum :

1. Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman

2. Memberikan pengalaman dan penjelasan kepada anggota yang lain

3. Merupakan proses menerima umpan balik

Terapi aktivitas kelompok adalah metode yang efektif dalam menyelesaikan

masalah serta dapat dilihat keuntungannya, yaitu mendapat dukungan, pendidikan

dan meningkatkan kamampuan menyelesaikan masalah. Penggunaan kelompok

dalam Praktek Keperawatan Gerontik memberi dampak positif dalam pencegahan,

pengobatan dan terapi pemulihan kesehatan lansia melalui terapi aktifitas

kelompok. Salah satu bentuk dari terapi aktivitas kelompok adalah dengan stimulus

sensorik. Perawat sebagai pimpinan kelompok dapat menilai respon klien selama

berada dalam kelompok.

Pada dasarnya terapi aktivitas kelompok telah dipergunakan dalam Praktek

Kesehatan Gerontik yang juga merupakan bagian terpenting dari keterampilan

terapeutik dalam keperawatan. Terapi aktivitas kelompok sebagai metode yang

efektif dan efisien untuk menyelesaikan masalah serta dapat dilihat keuntungannya

yaitu :

- Mendapat dukungan (suport)

- Pendidikan

- Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.


1) Stimulasi Sensori (Musik)

Jenis terapi ini dapat berfungsi untuk ungkapan perhatian, baik itu bagi

pendengar maupun bagi pemusik. Kualitas dari musik sendiri memiliki andil

terhadap fungsi-fungsi untuk mengungkapkan perhatian yang mana terletak

pada struktur dan ururan matematis, yang mana mampun untuk menunjukkan

pada ketidak beresan di dalam kehidupan seseorang. Peran dan sertanya akan

nampak dalam sebuah pengalaman musikal, semisal menyanyi, menghasilkan

integrasi pribadi yang dapat mempersatukan fisik, pikiran, dan roh. Ada

beberapa manfaat yang diberikan musik di dalam proses stimulasi ini, antara

lain adalah:

 Musik memberikan banyak pengalaman yang ada di dalam stuktur

 Musik memberikan pengalaman untuk mengorganisasi diri

 Musik memberikan kesempatan yang digunakan untuk pertemuan

kelompok yang mana di dalamnya individu telah mengutamakan

kepentingan kelompok dibanding kepentingan individu.

2) Stimulasi Persepsi

Di dalam proses stimulasi ini klien akan dilatih mengenai cara

mempersepsikan stimulus yang telah disediakan ataupun yang sudah pernah

dialami. Kemmapuan untuk mempersepsikan inilah yang akan dievaluasi dan

ditingkatkan di dalam setiap sesinya.

Tujuan dari proses ini diharapkan respon klien menjadi lebih adaptif dalam

berbagai stimulus. Aktifitas yang akan dilakukan berupa stimulus dan persepsi.

Ada beberapa stimulus yang diberikan mulai dari membaca majalah, menonton

televisi, pengalaman dari masa lalu, dan masih banyak lainnya.


2. SELEKSI PM

a. Kriteria atau Karakteristik PM

- PM berjenis kelamin laki-laki dan perempuan

- PM dengan status kesehatan cukup baik

- Kondisi PM kooperatif

- PM tidak mempunyai gangguan fisik

- Jumlah PM sebanyak 30 orang

- PM bersedia mengikuti TAK

- Proses Seleksi PM

b. Proses seleksi PM dilakukan dengan :

1) Mewawancarai kepada PM yang masuk kriteria mengikuti TAK

2) Mengobservasi PM yang masuk dalam kriteria atau karakteristik untuk

mengikuti TAK.

3) Membuat kontrak dengan PM yang setuju untuk mengikuti TAK, meliputi :

menjelaskan tujuan TAK pada PM, rencana kegiatan kelompok dan aturan main

dalam kelompok.
3. PENGORGANISASIAN TAK

a. Jadwal Kegiatan

Hari/Tanggal : Senin, 22 Juli 2019

Tempat : Aula wisma

Waktu : Pukul 10.00 WIB - Selesai

b. Metode

Permainan

c. Alat dan Bahan

Alat:

- Papan

- Kertas

- Spidol

Bahan

- Sketsa gambar

- Balon
d. Pengorganisasian Anggota

1) Leader : Annisa Puput

Tugas Utama : Memimpin TAK

Tugas Leader dalam TAK ini yaitu meliputi :

a) Membuka acara TAK

b) Katalisator yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan

menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan PM termotivasi untuk

mengeskpresikan perasaannya

c) Auxilliary Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau

mendominasi

d) Koordinator, mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan

dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam

kegiatan

e) Menutup acara TAK.

2) Co-Leader : Bekti Nurpi Setiyani

Tugas Utama : Membantu leader mengatur anggota kelompok.

Tugas Co-Leader dalam TAK ini, meliputi :

a. Mendampingi leader jika terjadi blocking

b. Bersama leader memecahkan masalah

c. Mengkoreksi dan meningkatkan leader jika terjadi kesalahan

3) Observer : Bagus Fadilah

Tugas Utama : Mengawasi dan mengevaluasi jalannya kegiatan TAK.

Tugas Observer dalam TAK ini, yaitu sebagai berikut :

a. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok mulai dari persiapan, proses,

hingga penutupan.
b. Mengidentifikasi strategi yang digunakan leader.

c. Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada session atau kelompok

yang akan datang.

d. Memprediksi respon anggota kelompok pada sesi berikutnya.

e. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia)

a) Jumlah anggota yang hadir

b) Daftar Hadir

c) Siapa yang memberi pendapat atau ide

4) Fasilitator : Tim Gerontik

Tugas Utama : Memfasilitasi kegiatan terapi aktifitas kelompok.

Tugas fasilitator dalam TAK ini, yaitu sebagai berikut :

a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok.

b. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif

mengikuti jalannya theraphy.

c. Mempertahankan kehadiran peserta.

d. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar

maupun dari dalam kelompok.

5) Dokumentasi : Lahir Nurul Mahmmudah

Tugas Utama : Mendokumentasikan kegiatan terapi aktifitas kelompok dengan

menjaga kerahasiaan PM hanya untuk proses pengobatan.

a. Melengkapi dokumentasi proses.

b. Mendokumentasikan jalannya acara dengan foto atau video.


DAFTAR PUSTAKA

Kholifah, S. N. (2016). Pusat pendidikan sumber daya manusia kesehatan badan

pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan. Yogyakarta :

Keperawatan Gerontik

Sunaryo., Wijayanti, R., Kuhu, M.M., Sumedi, T., Widayanti, E.D., Sukrillah, U.A., Riyadi,

S., dan Kuswati, A. (2016). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kemenkes RI. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Buletin Jendela :

Jakarta.

Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta : EGC

Malchiodi, A. C. (2005). Handbook of art therapy. New York: The Guilford Press.

Alamsyah Said dan Andi Budiman jaya. (2015). 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences

Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa. Jakarta: PRENADA MEDIA

GROUP.

World Health Organization. (2016).Physical Activity and Older Adults.

http://www.who.int/dietphysicalactivity/factsheet_olderadults/en/. Diakses pada

tanggal 26 Juli 2019.

Stuart, G. W., 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC
LAMPIRAN

DOKUMENTASI KEGIATAN

PESERTA MBAH KAKUNG DAN MBAH PUTRI

PESERTA TAK MEMPERHATIKAN INSTRUKSI KEGIATAN


KEGIATAN TAK TEBAK GAMBAR
KEGIATAN JOGET BALON
KEGIATAN BISIK KATA
BERITA ACARA

Pada hari : Senin Tanggal : 22 Juli Tahun : 2019 Telah dilaksanakan kegiatan
terapi modalitas berupa : Terapi “Menggambar dan Tebak Kata”

Oleh Mahasiswa Ners Stase Gerontik yang diikuti oleh:

1. Bagus Fadilah (1811040008)


2. Yosi Prichatin (1811040016)
3. Wiwik Dwiyani (1811040068)
4. Bekti Nurpri Setiyani (1811040069)
5. Erlin Nur Aslih (1811040082)
6. Rosi Astuti (1811040105)
7. Lahir Nurul Mahmuda (1811040082)
8. Annisa Puput
9. Elsita
10. Isnaeni (1811040026)
11. Jajang Haryanto (1811040059)

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai