Anda di halaman 1dari 2

Hijau – London dan Jakarta

Posted on 25 October 2011


Oleh Giri Narasoma

Ruang Hijau Terbuka memiliki banyak dampak positif untuk kehidupan kota. Gambar di bawah
merupakan perbandingan dua kawasan di Jakarta dan di London yang saya ambil menggunakan
aplikasi Google Earth. Gambar kedua kawasan tersebut diambil menggunakan skala dan jarak
kamera yang sama sehingga perbandingan kedua kawasan tersebut bisa diasumsikan sama
besarnya.

Pada kota Jakarta, saya mengambil sebuah kawasan yang dibatasi oleh 4 jalan utama, yakni Jl.
Jend Sudirman, Jl. Satrio, Jl. Rasuna Said dan Jl. Gatot Subroto. Kawasan tersebut terdiri atas
Mega Kuningan, beberapa perkantoran, hotel, mall, apartemen di ke empat jalan tersebut, dan
perumahan di karet. Menurut aplikasi freemaptools.com, luas area tersebut mencapai 2,174 km2
atau 217 Hektar atau 537 Acres.

Pada kota London, saya mengambil kawasan Hyde Park yang menyambung dengan Kensington
Garden. Total luasnya mencapai 625 Acres atau 253 Hektar. Menjelang malam, Kensington
Garden ditutup untuk umum sedangkan Hyde Park bebas untuk publik sepanjang hari. Hyde Park
merupakan salah satu taman kota terbesar di London yang memiliki nilai sejarah sebagai taman
kerajaan. Pada Hyde Park terdapat Serpentine Lake, memorial fountain of Lady Diana, dan
beberapa Gallery. Hyde Park terletak di tengah kota dan menjadi ruang publik yang
memungkinkan masyarakat untuk bermain sepeda, olahraga lari, berjemur, berenang, berkuda,
naik perahu, tidur-tiduran di rumput, dan bersosialisasi bersama teman atau keluarga. Pada
momen-momen tertentu, ada festival yang diadakan di Hyde Park seperti konser musik, pasar
rakyat, atau festival desain. Untuk dapat menikmati atmosfer Hyde Park, kita dapat dengan gratis
memasukinya meskipun ada beberapa fasilitas yang mengharuskan membayar seperti Serpentine
Lido (tempat berenang), menyewa Sepeda Barclays, atau menyewa perahu. Hyde Park London
hanyalah salah satu taman kota di London, selain masih ada Green Park, Regent’s Park, St.
James’ Park, Richmond Park dan lain-lain.

Kedua kawasan di Jakarta dan London diatas sama-sama berada di pusat kota dan keramaian.
Namun, dari fungsi dapat terlihat jelas perbedaannya. Yang satu cenderung private dan atau
semi-private (kantor, rumah, mall, dan bahkan ruang hijau yang belum dieksploitasi saja
dipasang pagar tinggi) dan yang satu total untuk publik. Pemerintah Jakarta mungkin was-was
untuk meletakkan fasilitas publik sebesar 200 hektar di kawasan “mahal” Jakarta
akibat opportunity cost yang hilang, biaya perawatan yang tinggi dan faktor lainnya. Pemerintah
London tak segan mempertahankan taman sebesar ini di tengah kota. Selain faktor sejarah,
pemerintah London dan UK sangat concern terhadap kehadiran ruang publik sebagai elemen dari
kehidupan sosial urban yang berbudaya.

Adanya ruang publik dengan taman yang luas memungkinkan masyarakat untuk dapat
bersosialisasi, berolahraga, menghargai lingkungannya, berbudaya atau sekedar untuk
beristirahat. Selain itu, ruang terbuka hijau berdampak positif bagi lingkungan kota. Desain
ruang terbuka untuk kota London tidak bisa diterapkan begitu saja di Jakarta. Ada faktor sosial,
ekonomi, dan politik yang harus dipertimbangkan dengan seksama. Tapi semoga itu tidak
menjadi alasan untuk Jakarta bisa menyediakan ruang terbuka hijau yang nyaman untuk
masyarakatnya.

Anda mungkin juga menyukai