Anda di halaman 1dari 27

PENDALAMAN MATERI

PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN

Penulis:

Surono

PPG DALAM JABATAN


Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
2018

Edisi Revisi 2019

Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018


Daftar Isi

Daftar Isi .................................................................................................................... 2

Kegiatan Belajar 4: Teknik Perbaikan Komponen Mesin Perkakas ............................ 3

Uraian Materi ............................................................................................................. 3


1. Alat-alat Bongkar Pasang dan Perbaikan Mesin ...................................... 4
2. Tenik Bongkar, Perbaikan, dan Pemasangan Komponen Mesin ........... 12
3. Teknik Perbaikan Komponen Mesin Perkakas....................................... 14
4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perbaikan Mesin Industri................ 22

Daftar Pustaka......................................................................................................... 24

2
Kegiatan Belajar 4: Teknik Perbaikan Komponen Mesin
Perkakas

Uraian Materi

Suatu mesin telah didesain dengan memperhitungkan komponen atau elemen mesin
yang rawan mengalami kerusakan. Komponen mesin yang mudah rusak sudah disiapkan
suku cadangnya dalam jumlah yang mencukupi dan dalam jangka waktu tertentu. Oleh sebab
itu, saat membeli mesin sebaiknya juga membeli komponen-komponen mesin yang mudah
rusak, khususnya untuk komponen dengan spesifikasi khusus yang jarang ada di pasaran
dan sulit dibuat sendiri. Hal tersebut penting untuk mengantisipasi jika terjadi kerusakan di
kemudian hari, sehingga tidak memerlukan waktu tunggu yang lama untuk memperbaiki,
memesan atau membeli komponen yang dapat mengganggu proses produksi. Komponen
mesin yang rawan mengalami kerusakan di antaranya adalah roda gigi, bearing, paking (seal),
belt, rantai, kopling gesek, katup, dan pompa pelumas.
Kerusakan pada mesin atau elemen mesin dapat disebabkan oleh berbagai hal, di
antaranya karena peristiwa alam, perawatan yang tidak baik, beban kerja mesin yang melebihi
batas/kapasitas, kesalahan operator, kesalahan prosedur, keausan, korosi, maupun
kerusakan karena umur pakai yang sudah melampaui batas. Bagi industri, kerusakan pada
mesin akan membawa dampak yang merugikan terutama dari sisi ekonomi. Untuk menjaga
kontinuitas proses produksi sekaligus mencegah kerugian yang semakin besar, diperlukan
perbaikan pada mesin yang rusak atau bahkan pembelian unit baru.
Perbaikan pada mesin setidaknya dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: (1)
mengganti elemen yang rusak dengan membeli di pasaran, (2) memodifikasi elemen mesin
yang rusak, atau (3) memperbaiki elemen mesin yang rusak. Kita tidak dapat serta merta
mengatakan bahwa salah satu cara perbaikan tersebut lebih baik dari cara yang lainnya,
karena banyak faktor yang menentukan. Pada dasarnya, penentuan cara perbaikan mesin
yang ada di suatu perusahaan atau industri disadarkan pada perhitungan ekonomi.
Perusahaan akan menghitung biaya penggantian elemen mesin baru, biaya rekondisi elemen
lama, kemungkinan kualitas hasil perbaikan atau modifikasi yang dapat dicapai, dan waktu
yang dibutuhkan untuk pengadaan atau perbaikan mesin.
Merekondisi mesin atau elemen mesin pada umumnya dianggap lebih murah daripada
melakukan pengadaan unit mesin atau elemen mesin yang baru. Akan tetapi, jika perbaikan
atau rekondisi tersebut membutuhkan waktu yang lama maka di sisi lain perusahaan akan
rugi karena proses produksi terhambat sehingga tidak dapat memenuhi target, serta
pengeluaran biaya operasional untuk perbaikan mesin yang tinggi. Belum lagi jika ternyata
hasil perbaikan tidak dapat mencapai kualitas yang diharapkan, sehingga perlu perbaikan

3
lanjutan. Sebaliknya, biaya langsung yang dikeluarkan untuk proses perbaikan walaupun
mahal bisa jadi lebih ekonomis jika dibandingkan dengan waktu tunggu yang diperlukan untuk
memesan dan menunggu unit mesin atau elemen mesin baru yang dibeli, khususnya yang
memerlukan impor dari negara lain.

1. Alat-alat Bongkar Pasang dan Perbaikan Mesin

Alat-alat bongkar pasang dan perbaikan mesin yang dibahas dalam kegiatan belajar
kali ini dikelompokkan dalam dua jenis yaitu hand tools dan portable power tools. Hand tools
untuk perbaikan mesin industri, sebagian sudah dibahas dalam modul lain mengenai kerja
bangku. Sehingga yang disampaikan di sini bersifat pengayaan untuk menambah wawasan.

a. Hand Tools
Hand tools atau disebut perkakas tangan/peralatan tangan tidak bertenaga,
merupakan alat bantu bongkar pasang dan perbaikan mesin yang pengoperasiannya
ditenagai oleh kekuatan tangan. Berbagai jenis hand tools tersebut memiliki fungsi spesifik
sehingga penggunaannya harus memperhatikan 3 (tiga) hal berikut:
1) Gunakan hand tools sesuai peruntukannya. Hindari penggunaan kunci pas layaknya
palu, pisau digunakan layaknya obeng, atau menggunakan kikir untuk mencongkel.
2) Jangan menggunakan kunci pas yang rahangnya sudah penyok atau terjadi deformasi
karena akan selip/tergelincir dan membahayakan bagi pengguna. Selain itu, dapat
merusakkan kepala baut atau mur yang akan dikendorkan atau dikencangkan.
3) Pastikan hand tools yang menggunakan gagang kayu sebagai pegangan bebas dari
retakan atau serpihan, dan hindari penggunaan jika gagang kayunya longgar.
Secara umum, hand tools dapat diklasifikasikan berdasarkan penggunaannya menjadi
6 (enam) jenis yaitu: (1) alat tangan pemotong logam (metal-cutting hand tools), (2) alat
tangan pemotong kayu (wood cutting hand tools), (3) alat puntir (torsion tools), (4) alat tangan
yang penggunaannya dengan hentakan/kejut (shock tools), (5) alat tangan tahan api (spark-
resistant hand tools), dan (6) aneka alat tangan lainnya (miscellaneous hand tools).
1) Metal-Cutting Hand Tools
a) Pahat (chisels)
Pahat dapat digunakan untuk mengurangi tebal, membuat rata suatu
permukaan, memotong, membuat alur, membuat sudut, dan membentuk suatu
profil. Pahat dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk ujung/titik sayatnya yaitu:
pahat rata/dingin (flat/cold chisel), pahat tanjung (cape chisel), pahat setengah
bulat (half round nose chisel), pahat bulat (round nose chisel), dan pahat titik intan
(diamond point chisel).

4
Cold chisel
Diamond point chisel

Cape chisel

Round nose chisel

Half round chisel

Gambar 4.1. Tipe ujung pahat


(Sumber: Naval Education and Training Professional Development and Technology Center, 1993)

Pahat yang sering dipakai adalah tipe pahat rata/dingin. Pahat tipe flat/cold ini
dapat digunakan untuk memotong paku keling atau memotong pelat lembaran
tipis. Cape chisel digunakan untuk pekerjaan khusus misalnya pada alur sempit
dan sudut persegi. Half round dan round chisel digunakan untuk menghasilkan alur
melingkar. Sedangkan diamond point chisel digunakan untuk memotong alur “V”.
Palu yang digunakan bersama pahat harus menyesuaikan ukuran pahat. Jika
pahat yang dipakai berukuran besar sedangkan palunya kecil, maka pukulan dari
palu akan terserap oleh pahat sehingga tidak dapat menyayat. Ketika
menggunakan pahat yang menghasilkan tatal (chip) yang terlempar, sebaiknya
gunakanlah kacamata pelindung.

b) Tap dan snei (tap and die work)


Tap adalah alat untuk membuat ulir dalam, sedangkan snei digunakan untuk
membuat ulir luar. Dalam satu paket, tap terdiri atas tiga buah yaitu intermediate
tap untuk pengetapan awal, tapper tap untuk pembentukan ulir, dan botoming tap
untuk finishing pembuatan ulir dalam. Sebelum ditap, harus diawali dengan bor
terlebih dahulu. Rumus umum untuk menentukan diameter bor adalah:

D = D’ – k

Di mana D = diameter bor (mm)


D’ = Diameter nominal ulir (mm)
K = kisar (pitch)

Snei yang ada di pasaran terdiri atas dua jenis yaitu tipe pejal dan tipe
bercelah. Snei tipe pejal memiliki mata potong yang diameternya tirus, untuk
memudahkan pembuatan awalan ulir. Untuk snei tipe bercelah, terdapat baut
penyetel untuk mengatur lebar lubang snei. Untuk awalan, diamater lubang
diperbesar, dan untuk finishing diameternya diperkecil sesuai standar.

5
Gambar 4.2. Tap dan Snei
(Sumber: http://www.mcemalta.com/images/products/EN25-Taps-Dies.jpg)

c) Gergaji besi (hacksaw)


Gergaji besi digunakan bersama dengan frame dan handle khusus untuk
mencegah agar gergajinya tidak bengkok atau patah saat digunakan, sekaligus
untuk keamanan dan kenyamanan penggunanya. Gigi pada gergaji dipasang
dengan menghadap ke depan, sehingga penekanan yang efektif saat penyayatan
adalah ketika gerakan maju.

Gambar 4.3. Hacksaw

d) Kikir (files)

Gambar 4.4. Bagian-bagian kikir

Kikir digunakan untuk menyayat benda dengan tujuan meratakan,


menghaluskan, menyejajarkan, membuat profil tertentu, dan atau membuat siku

6
antar permukaan. Kikir juga digunakan untuk menghilangkan sisi tajam yang tidak
diinginkan dari suatu logam hasil asahan atau potongan, disebut dengan
“deburring”. Bentuk kikir bermacam-macam disesuaikan penggunaannya. Jika
dilihat penampang melintang dari kikir, tipenya yaitu:

Triangular
atau Three-
Flat Square square Half round Round Elliptical Cant

Gambar 4.5. Bentuk penampang melintang kikir

Berdasarkan bentuk geriginya, kikir dapat diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu
tipe single cut dan double cut. Kikir jenis single cut memiliki rigi-rigi yang melintang
selebar sisi sayat kikir. Biasanya digunakan untuk mengikir aluminium, seng, atau
bahan yang terbuat dari timah. Sedangkan jenis double cut memiliki rigi-rigi yang
dibentuk dua kali. Rigi-rigi yang pertama sebagaimana bentuk single cut, disebut
overcut. Kemudian rigi-rigi kedua disebut upcut. Kikir yang memiliki gerigi
bersilangan (cross cut) ini digunakan untuk mengikir baja, besi tuang, atau
kuningan.

Single cut Double cut

Gambar 4.6. Tipe gerigi kikir

e) Gunting lembaran timah atau pelat logam (tin/sheet metal snips)

Gambar 4.7. Tin/sheet metal snips


(Sumber: https://www.wonkeedonkeetools.co.uk/tin-snips-and-aviation-snips/what-are-snips)

7
Snip merupakan gunting tangan untuk memotong lembaran logam tipis (pelat)
dan lembaran timah atau logam lembaran sejenisnya.

f) Pemotong (cutters)

Gambar 4.8. Pemotong baut (kiri) dan pemotong kawat (kanan)


(Sumber:
http://www.acehardware.com/product/index.jsp?productId=31102096&cp=2568443.2568450.26280
76.2628235.2629121; https://www.seaflo-uk.com/36-heavy-duty-wire-rope-cutters---900mm-rigging-
wire-cutter-boat-yacht-1655-p.asp)

Cutter digunakan untuk memotong kawat (wire), batang penguat, atau baut
(bolt) dengan kekerasan tertentu sesuai kapasitasnya. Untuk menjaga keawetan
ujung cutter, tidak disarankan menggunakannya sebagai penarik atau pencungkil.
2) Wood Cutting Hand Tools
Contoh alat tangan pemotong kayu adalah pahat, gergaji, kampak, dan
sebagainya. Alat tangan pemotong kayu tidak akan dibahas secara mendetail dalam
kegiatan belajar kali ini karena tidak banyak digunakan dalam perbaikan mesin
industri.
3) Torsion Tools
Alat tangan yang termasuk jenis torsion tools antara lain kunci pas (open end
wrench), kunci ring (box end wrench), Kunci L (allen or hex wrench), kunci sok (socket
wrench), adjustable wrench atau di Indonesia lazim disebut kunci Inggris, kunci pipa
(pipe wrench), tang (plier), obeng (screwdriver), spanner, dan sebagainya.

Open End Wrench Set Box End Wrench Set Allen or Hex Wrench Set

8
Universal Socket Wrench Set Adjustable Wrench Set Pipe Wrench Set

Adjustable Hook Spanner


Mixed Pliers Set Screwdriver Set Wrench Set

Gambar 4.9. Macam-macam torsion tools (diambil dari berbagai sumber)

4) Shock Tools
Shock tools yang sering dipakai adalah palu (hammer). Pada permukaan baja
yang dikeraskan, hindari penggunaan palu baja, gunakanlah palu yang kepalanya
terbuat dari plastik, kayu, atau material lain yang tidak terlalu keras.

Gambar 4.10. Hammer Set


(Sumber: https://www.ecstuning.com/b-gear-wrench-parts/gearwrench-5-piece-hammer-
set/kdt82303~kdt/)

5) Spark-Resistant Hand Tools


Pada area perbaikan yang terdapat bahan mudah terbakar, percikan api yang
muncul dari alat-alat tangan berbahan besi dan baja sangat berbahaya. Oleh karena
itu, diperlukan alat-alat tangan yang tidak memicu munculnya percikan api. Umumnya
alat tersebut terbuat dari kuningan, plastik, aluminium, atau kayu.

9
Gambar 4.11. Spark-Resistant Hammer (The University of Tennessee Knoxville,
2017)

6) Miscellaneous Hand Tools


Miscellaneous hand tools merupakan aneka perkakas tangan lain yang belum
termasuk dalam klasifikasi sebelumnya. Alat-alat tangan ini biasa digunakan dalam
proses bongkar pasang dan perbaikan mesin misalnya treker (puller) pemotong pipa
(pipe cutter), pengulir pipa (pipe threader), penekuk pipa (pipe bender), pembuka
baut/mur patah (screw/bolt extractor), pengungkit, dan bermacam-macam jenis pisau.

Mechanical Bearing Pullers Pipe Threader Pipe Cutter

Manual Pipe Bender Screw & Bolt Extractor Set Wrecking Bar

Gambar 4.12. Macam-macam perkakas tangan (diambil dari berbagai sumber)

b. Portable Power Tools


Portable power tools adalah peralatan yang digerakkan atau dioperasikan
menggunakan tenaga yang berasal dari sumber penyedia tenaga tertentu (misalnya listrik,
angin, dsb) dan sifatnya mudah dipindahkan atau bisa dibawa ke mana-mana. Portable power

10
tools dapat dibedakan berdasarkan jenis sumber tenaga yang digunakan yaitu: electric,
pneumatic, fuel-powered (liquid fuel), hydraulic tols, dan powder-actuated atau explosive-
actuated. Penggunaan portable power tools harus memperhatikan sembilan hal berikut:
1) Jangan pernah membawa alat dengan cara memegang/menarik kabel atau selangnya
saja
2) Jangan melepaskan unit dari stop kontak dengan menarik kabel atau selangnya
3) Jauhkan kabel atau selang dari panas, minyak, dan benda-benda tajam
4) Putuskan sambungan alat dengan sumber tenaga jika tidak digunakan, sebelum
melakukan proses perbaikan, dan ketika melakukan penggantian aksesoris misalnya
pisau atau pemotong
5) Selain operator alat/mesin diberikan jarak yang aman dari area kerja
6) Amankan benda kerja dengan klem atau ragum agar kedua tangan dapat bebas
mengoperasikan alat/mesin
7) Hindari penyalaan alat/mesin secara tidak sengaja dengan cara tidak meletakkan jari
pada tombol on/off saat membawa alat dalam kondisi terhubung dengan sumber
tenaga
8) Kuasai petunjuk atau panduan penggunaan alat, termasuk prosedur perawatan dan
perbaikannya
9) Jika peralatan mengalami kerusakan, sebaiknya diberi tanda atau tulisan misalnya
“JANGAN DIGUNAKAN”, “SEDANG DALAM PERBAIKAN” atau peringatan lain
semacamnya, khususnya untuk alat-alat yang menggunakan sumber tenaga listrik.
Contoh portable power tools yang sering dipakai misalnya impact wrench, power drill,
portable power grinder/angle grinder, dan semacamnya. Impact wrench mempunyai bentuk
dan ukuran yang beranekaragam disesuaikan dengan penggunaannya. Berdasarkan sumber
tenaga yang digunakan, impact wrench terdiri dari dua macam yaitu air impact wrench yang
ditenagai angin (pneumatic) dan electric impact wrench yang menggunakan sumber tenaga
listrik. Air impact wrench umumnya digunakan untuk melepas atau mengencangkan mur atau
baut yang memiliki torsi lebih tinggi. Contoh portable power tools yang menggunakan tenaga
angin (pneumatic) adalah nail gun. Powder-actuated atau explosive-actuated merupakan alat
yang penggunaannya ditenagai oleh serbuk atau bahan yang bersifat eksplosif misalnya
untuk memasang paku atau pengunci yang sejenis pada baja, beton, batu dan sebagainya.
Alat-alat jenis powder-actuated atau explosive-actuated ini tidak boleh digunakan pada
atmosfir atau lingkungan yang terdapat bahan mudah meledak atau terbakar. Contoh portable
power tools jenis fuel-powered (liquid fuel) yang ditenagai oleh bahan bakar cair misalnya
adalah gergaji khusus berbahan bakar bensin (fuel-powered saw).

11
Air/pneumatic impact wrench Power drill (electric) Power grinder/angle grinder

Fuel-powered saw Hydraulic-powered tools Powder-actuated tool

Gambar 4.13. Macam-macam portable power tools (diambil dari berbagai sumber)

2. Tenik Bongkar, Perbaikan, dan Pemasangan Komponen Mesin


Pada proses bongkar, perbaikan dan pemasangan komponen mesin perkakas di
industri, menuntut beberapa ketrampilan yang sifatnya umum dan harus dikuasai oleh
seorang teknisi atau operator mesin yang akan melakukan perbaikan mesin industri.
Keterampilan-keterampilan tersebut meliputi:
a. Ketrampilan dalam perawatan mesin perkakas sehari-hari
b. Ketrampilan dalam pengujian mesin perkakas
c. Ketrampilan dalam kelistrikan mesin perkakas
d. Ketrampilan dalam diagnosis mesin perkakas
e. Ketrampilan dalam menguasai mekanisme kerja mesin perkakas
f. Ketrampilan dalam penguasaan jenis-jenis minyak pelumas mesin perkakas
g. Ketrampilan dalam mekanisme hidrolik.

Keterampilan-keterampilan tersebut merupakan keterampilan yang mesti dikuasai dan


selalu diperlukan oleh para teknisi atau operator dalam melakukan proses bongkar, perbaikan
dan pemasangan mesin industri, tanpa mengetahui dan faham keterampilan- keterampilan
tersebut teknisi maupun operator mesin akan mengalami kesulitan.

Selain keterampilan yang sifatnya umum, ada beberapa keterampilan khusus yang
harus dikuasai oleh para teknisi dan operator mesin. Keterampilan khusus ini menuntut
keahlian yang spesifik, yang jarang dikuasai oleh para teknisi dan operator secara umum.

12
Karena keterampilan khusus ini memerlukan keterampilan teknik dan pengetahuan teknik.
Keterampilan khusus ini meliputi:

a. Ketrampilan dalam membuat bidang permukaan datar, syaratnya :


1) harus betul-betul datar
2) mempunyai fungsi kantung oli
3) mampu menahan gesekan
4) mudah untuk digerakkan
b. Ketrampilan dalam membuat lintasan luncur yg tepat untuk peluncur, baik lurus
ataupun melingkar
c. Ketrampilan menentukan urut-urutan yg tepat dalam penyatuan dan penyetelan
mesin industri

Pada proses pembongkaran maupun pemasangan/ penyetelan komponen mesin


diperlukan prosedur yang benar dan akurat, artinya pembongkaran dilakukan dengan cara-
cara yang benar dan aman bagi komponen mesin yang dibongkar, pembongkarannya harus
urut sesuai dengan posisi komponen, alat-alat bongkar pasang yang digunakan juga harus
sesuai, gaya yang digunakan untuk pembongkaran juga harus disesuaikan dengan komponen
yang dibongkar, sehingga pembongkaran dan pemasangan tidak merusak komponen mesin
itu sendiri.
Beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pembongkaran maupun pemasangan
komponen mesin industri, yang harus dikuasai oleh teknisi atau operator mesin industri
adalah:
a. Pencatatan kondisi mesin yang meliputi:
1) Daftar pemeriksaan yg lengkap (data kerusakan)
2) Hasil pengujian/pengetesan menurut standart
3) Daftar keluhan dari operator
4) Daftar lama penggunaan mesin
5) Daftar observasi dalam operasi mesin (pembuatan benda kerja)
6) Benda pengetesan (master standard)
7) Semua gambar tehnik, dan manual mesin.

b. Pembongkaran mesin, harus disediakan peralatan yang meliputi:


1) Tempat/lokasi yang terpisah khusus
2) Alat-alat perkakas bongkar pasang yang komplit
3) Tempat penyimpanan komponen mesin yang dibongkar
4) Gambar susunan mesin yang komplit

c. Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama melakukan pembongkaran dan pemasangan
komponen mesin yaitu:
1) Membuat skema untuk setiap susunan unit komponen mesin
2) Semua komponen yg terbongkar harus ditandai

13
3) Pada waktu pembongkaran dan pemasangan hindarkan penggunaan gaya-gaya yang
kasar

Pada waktu melakukan bongkar, perbaikan dan pemasangan komponen mesin, yang
perlu dipikir dan dilakukan oleh teknisi perbaikan maupun operator mesin industri adalah
mampu mendiagnosis, mampu menelaah serta mampu memberikan solusi perbaikannya
dengan cermat dan benar. Maka teknisi perbaikan dan operator harus mampu mengetahui
sistem kerja dari unit komponen yang akan dibongkar dan diperbaiki, dapat memprediksi usia
komponen sesuai masa kritisnya dengan cermat (hal ini tentu memerlukan pengalaman yang
cukup), dapat menentukan komponen mana yg mudah rusak maupun yang tdk mudah rusak,
dapat melakukan tugas- tugas administrasi yang terkait dengan program pemeliharaan/
perawatan serta perbaikan mesin-mesin industri.

3. Teknik Perbaikan Komponen Mesin Perkakas

a. Perbaikan pada Poros

1) Perbaikan Dudukan Pasak pada Poros


Fungsi pasak disamping sebagai penyalur putaran pada poros, juga berfungsi
sebagai pengaman. Fungsi pengaman ini adalah jika poros mengalami beban
berlebih, maka pasak akan rusak sebelum porosnya patah atau rusak. Bahan pasak
biasanya adalah St 50 – St 60 (500 – 600 N/mm2). Pasak yang terlalu keras, ulet, atau
longgar dapat merusak dinding dudukan pasak yang terdapat pada poros. Oleh karena
itu, hubungan antara pasak dengan key-seat (dudukan pasak) sebaiknya light-press
(sesak ringan) sedangkan pasak dengan key-ways (laluan pasak) suaiannya sliding.
Key-ways dapat mengalami kelonggaran karena keausan atau karena sering
dibongkar-pasang. Kelonggaran yang terjadi dapat diukur menggunakan feeler-gauge
yang digunakan bersamaan dengan pasak standar untuk menentukan ukuran pasak
baru yang akan digunakan untuk mengganti.

Jika terjadi kerusakan dudukan pasak pada poros misalnya karena gempil,
proses perbaikannya dapat dilakukan menggunakan teknik pengelasan. Untuk
membentuk alur pasak, dapat menggunakan kuningan. Pemakaian kuningan
dimaksudkan agar bahan tambah las tidak menempel.

Gambar 4.14. Memperbaiki dudukan pasak pada poros

14
2) Perbaikan Poros yang Patah
Perbaikan pada poros yang patah dapat dilakukan dengan proses pengelasan.
Langkah pertama sebelum melakukan pengelasan adalah mempersiapkan alur tempat
kampuh las dengan cara dikikir, dibubut, atau digerinda. Namun demikian, jika tidak
berhati-hati, kelemahan yang sering terjadi adalah antar poros yang disambungkan
tidak satu sumbu. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat digunakan pena penepat, yang
sekaligus dapat berfungsi untuk membantu menahan beban radial. Selain itu, bisa juga
ditambahkan pena pengikat untuk membantu poros menahan beban puntiran,
terutama untuk poros dengan diameter besar. Pena pengikat dapat dibuat berbentuk
tirus atau menyesuaikan kebutuhan. Untuk menghindari terjadinya bengkok, proses
pengelasan perlu dilakukan secara bertahap dan diperiksa kelurusannya
menggunakan dial indikator. Ketika ditemukan kebengkokan, maka segera lakukan
perbaikan, sebelum meneruskan proses pengelasan pada bidang selanjutnya.
Sebagai langkah finishing, dapat dilakukan pembubutan pada bidang yang dilas.

Gambar 4.15. Perbaikan poros yang patah

15
3) Perbaikan Tumpuan Bearing pada Poros yang Aus
Perbaikan tumpuan bearing perlu dilakukan ketika tumpuan tersebut aus
sehingga menjadi longgar. Terdapat 3 (tiga) cara memperbaiki tumpuan bearing yang
aus. Cara pertama adalah menambah bush sisipan dari bahan yang sama dengan
bahan poros yang diperbaiki, atau bahan yang lebih keras. Hubungan antara poros
yang diperbaiki dengan lubang bush sebaiknya adalah suaian sesak. Jika poros
mengalami sliding dan beban puntiran yang besar, bisa ditambahkan pena pengikat
atau dilas.

Gambar 4.16. Perbaikan tumpuan bearing pada poros dengan memasang bush

Jika keausan atau kerusakan poros cukup parah, dapat dilakukan cara kedua
yaitu penggantian secara utuh dengan cara memotong poros dan membuatkan
tumpuan yang baru. Tumpuan tersebut kemudian disatukan dengan poros
menggunakan system ulir atau dilas. Langkah finishing dilakukan dengan proses
pembubutan dua senter.

Gambar 4.17. Penggantian tumpuan bearing pada poros dengan dilas atau diulir
Cara yang ketiga adalah dengan pelapisan menggunakan chrom. Cara ini
dilakukan jika keausan pada poros hanya kecil. Pelapisan dapat dilakukan pada
bagian yang aus saja, atau seluruh permukaan dengan ketebalan tertentu sesuai
keperluan.
4) Meluruskan Poros yang Bengkok
Untuk memperbaiki poros yang bengkok dan bukan poros yang sudah
dikeraskan, dapat dilakukan dengan cara dipanaskan kemudian dipress. Pemanasan
dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan tungku (dapur) pemanas dengan
suhu maksimum 5000C. Kemudian, pendinginan poros dilakukan dalam keadaan

16
poros masih dipress untuk menghindari kebengkokan. Jika poros yang bengkok
merupakan poros yang sudah dikeraskan, maka perbaikannya dilakukan dengan cara
memukul bagian yang bengkok (bagian cekung) menggunakan palu khusus.

Gambar 4.18. Perbaikan pada poros bengkok

Sambungan atau hubungan antar poros atau lubang yang menggunakan pin
atau pena pengikat jika terjadi kebengkokan sering menyebabkan lubang pena
membesar. Akibatnya antara pena dan lubang pena terjadi kelunggaran dan dapat
menyebabkan munculnya gerakan aksial antara poros dengan lubangnya. Untuk
mengatasi hal ini, maka lubang pena diperbesar dengan bor secara bertingkat
kemudian dirapikan dengan reamer sesuai diameter pena pengikat standar.
5) Menambal Poros yang Aus
Poros yang mengalami keausan dapat ditambal menggunakan proses
pengelasan. Sebelum dilas, poros harus dibubut agar ikatan antara bahan tambah las
dengan poros kuat. Untuk poros yang berdiameter kecil (<200 mm) pengelasan
sebaiknya dilakukan dengan merendam sebagian permukaan poros dalam air untuk
menghindari deformasi. Untuk hasil maksimal, sebaiknya air yang digunakan adalah
air yang bersirkulasi.

Gambar 4.19. Pengelasan poros berdiameter <200 mm sebagian direndam dalam air

Teknik pengelasan dilakukan memanjang searah sumbu poros dan bergantian


(selang-seling). Setiap selesai melakukan pengelasan pada satu jalur, tunggu hingga
permukaan cukup dingin kemudian baru dilanjutkan pada jalur atau bagian yang
lainnya. Untuk poros berdiameter besar, teknik pengelasan sebaiknya dilakukan
dengan cara melingkar. Poros dapat dicekam pada chuck mesin bubut atau
menggunakan cekam dan landasan lainnya yang dapat diputar.

17
Gambar 4.20. Menambal poros yang aus dengan pengelasan memanjang (kiri) dan
melingkar (kanan)

b. Perbaikan Roda Gigi

Beberapa roda gigi terpasang kuat pada porosnya sehingga sulit untuk melepasnya.
Cara yang dapat dilakukan adalah melepas roda gigi menggunakan treker (puller). Roda gigi
yang mengalami kerusakan khususnya yang berukuran kecil, sebaiknya diganti bersamaan
dengan roda gigi pasangannya. Namun jika hanya kerusakan kecil atau patah pada satu atau
beberapa gigi, jika masih memungkinkan maka perbaikan dapat dilakukan dengan proses las
listrik atau pelapisan logam. Langkah finishing profil gigi dapat dilakukan melalui proses
pembubutan dan pengefraisan dengan pisau modul yang sesuai. Jika tidak terdapat mesin
frais, maka pengelasan dapat dilakukan menggunakan alat bantu alternatif yaitu sisipan yang
terbuat dari logam non-ferro. Alat bantu sisipan tersebut berfungsi sebagai cetakan gigi
sekaligus mencegah bahan tambah dari kawat las tidak menempel pada cetakan.
Pengecekan profil gigi dilakukan menggunakan jangka sorong khusus roda gigi dan dengan
roda gigi pasangannya.

Gambar 4.21. Perbaikan roda gigi menggukan alat bantu sisipan


Perbaikan roda gigi yang berukuran besar dan tidak memerlukan tigkat kepresisian
tinggi, dapat dilakukan dengan pengelasan setempat tanpa alat bantu khusus. Misalnya
terjadi kerusakan/keausan pada bagian kaki gigi yang cukup dalam, dapat dilakukan
pengelasan setempat kemudian dirapikan dengan kikir atau gerinda portable. Proses
perbaikan roda gigi berukuran besar semacam ini akan lebih baik jika dilakukan dalam
keadaan masih terpasang di mesin.
Apabila roda gigi mengalami pembebanan yang tinggi, maka sebelum dilas perlu diberi
pin (pena penguat). Pena tersebut akan meningkatkan kemampuan gigi dalam menahan

18
beban yang dapat membuat gigi patah. Usahakan diameter pena mendekati ketebalan kaki
gigi. Langkah perbaikan dimulain dengan meratakan permukaan gigi yang patah
menggunakan end mill, kemudian dibor. Pastikan bahwa pena benar-benar masuk sampai
dalam dasar lubang yang dibuat. Ketika pin sudah terpasang, maka tinggal dibrazing. Pena
dibuat dan dipasang agak lebih tinggi daripada gigi aslinya, jarak antar pena dekat, dan masih
ada celah pada lubangnya agar brazing dapat optimal mengisi lubang pena.

Gambar 4.22. Perbaikan roda gigi dengan memasang pena penguat


(Sumber: http://home.iprimus.com.au/stevor/gearrepairs.htm)

c. Penggantian Bearing
Bearing yang telah rusak sebaiknya dilepas menggunakan treker atau dipress. Jika
ditemukan karat pada permukaan poros, hilangkan karat tersebut dengan cairan khusus
(misalnya WD 40) untuk memudahkan bongkar-pasang bearing. Pemasangan bearing
kembali pada poros dilakukan dengan bantuan pelumas dan pipa yang berdiameter lebih
besar dari poros, namun lebih kecil dari diameter dalam bearing (diameter yang kecil). Pia
tersebut kemudian diberi bantalan kayu dan dipukul secara perlahan. Jangan memukul
langsung pada bearing.

19
Menggunakan treker/bearing puller Menggunakan press

Gambar 4.23. Melepas bearing


(Sumber: http://www.ntnglobal.com/en/products/instruction/removal/index.html)

d. Mengeluarkan Baut yang Patah

Baut berukuran besar yang patah dan patahannya menempel pada bodi, dapat dilepas
dengan menggunakan bolt extractor. Langkahnya adalah melubangi baut menggunakan bor
tangan dengan diameter bor lebih kecil dari baut. Kemudian, pasang bolt extractor pada
lubang yang telah dibuat menggunakan palu seperlunya saja. Setelah posisi nolt extractor
terpasang dengan baik, putarlah bolt extractor tersebut menggunakan gagangnya hingga baut
terlepas.

Gambar 4.24. Teknik melepas baut yang patah menggunakan bolt extractor
(Sumber: https://www.banggood.com/5Pcs-3mm-to-14mm-Cr-Mo-Screw-Extractor-Broken-Bolt-Remover-Drill-
With-Holder-Frame-Tool-p-1073553.html)

Cara lain yang dapat ditempuh adalah menggunakan pelat strip atau mur. Jika
menggunakan pelat strip, langkahnya adalah pelat setrip dibor dengan diameter lebih kecil
daripada ukuran baut yang patah. Tempatkan lubang pada pelat strip tepat di atas baut,
kemudian dilas hingga kampuh memenuhi lubang pelat. Jika sudah dingin, lepaslah baut
dengan cara memutar pelat. Jika menggunakan mur, maka langsung saja mur diletakkan di
atas baut yang patah kemudian dilas hingga kampuh memenuhi lubang mur. Mur yang

20
digunakan berdiameter sama atau lebih kecil dan dipasang satu sumbu dengan baut yang
patah agar bahan tambah las tidak menempel pada bodi mesin.

Gambar 4.25. Teknik mengeluarkan baut yang patah menggunakan mur yang dilas

Untuk baut yang berukuran kecil, langkah yang dapat ditempuh adalah dibor langsung
pada baut yang patah tersebut dengan diameter yang sama atau lebih kecil. Langkah
finisingnya adalah membuat ulir baru dengan cara ditap.

e. Perbaikan Lubang Ulir

Gambar 4.26. Memindahkan lubang ulir

Teknik perbaikan lubang ulir dapat dilakukan dengan cara memindahkan lokasi lubang
ulir pada tempat baru atau dengan memperbesar ukuran lubang ulir menggunakan bor dan
tap. Pemindahan lubang ulir dilakukan jika tempatnya masih memungkinkan. Pemindahan
lubang ulir dengan ukuran yang sama, akan menghasilkan ulir baru yang memiliki kekuatan
sama dengan ulir lama.

21
Gambar 4.27. Memperbesar lubang ulir

Jika pemindahan lubang ulir tidak memungkinkan, maka dapat dilakukan pembesaran
lubang ulir di tempat yang rusak kemudian ditap dengan ukuran ulir baru yang lebih besar.
Cara ini akan meningkatkan kemampuan ulir yang lama. Jika kerusakan lubang ulir terjadi
pada pelat tipis, perbaikan dapat dilakukan dengan menambahkan pelat berulir atau mur di
belakang lubang pelat yang rusak dengan cara dilas. Mur tambahan tersebut juga dapat
difungsikan sebagai mur pengikat tanpa perlu dilas.

f. Perbaikan Mata Potong Gunting yang Rusak


Perbaikan pada mata potong gunting yang rusak dapat dilakukan dengan cara
pengelasan menggunakan las busur. Tipe elektroda yang dapat digunakan adalah Bohler
SSMO-2. Langkahnya adalah membersihkan permukaan yang akan dilas, kemudian lakukan
pemanasan dalam suhu 200-300oC pada permukaan tersebut dengan brander las.
Selanjutnya, lakukan pengelasan kemudian dinginkan dalam udara bebas. Langkah finishing
dapat dilakukan dengan cara menggerinda kampuh sesuai bentuk mata potong aslinya. Cara
ini akan menghasilkan mata potong gunting yang memiliki kekuatan yang sama atau bahkan
lebih baik dari mata potong gunting yang lama.

4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perbaikan Mesin Industri

Teknisi yang melakukan perbaikan mesin industri harus selalu memperhatikan


kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective
Equipment (PPE) mutlak harus digunakan oleh teknisi sesuai jenis pekerjaannya. Tiga hal
penting yang harus diperhatikan saat melakukan perbaikan mesin industri adalah:
a. Hindari membawa alat-alat perbaikan yang dapat mengganggu saat menaiki
tangga atau memanjat suatu struktur tertentu. Gunakan alat khusus untuk
menaikkan alat-alat perbaikan dari permukaan lantai/tanah menuju ke lokasi
perbaikan yang ada di ketinggian, misalnya dengan kantong yang kuat, ember,
atau wadah lain yang serupa dengan cara ditarik.
b. Hindari membawa peralatan yang runcing (pahat, obeng, dsb) dengan
memasukkan dalam kantong celana atau baju, atau meletakkan peralatan di lantai

22
yang sering dilewati teknisi. Sebaiknya peralatan tersebut dimasukkan dalam kotak
alat (tool box), rak dorong (cart), atau sabuk khusus/kantong alat saku yang sering
digunakan oleh teknisi kelistrikan dengan bagian tajam menghadap ke bawah dan
menjauhi tubuh.
c. Peralatan yang dibawa di pundak harus dijaga sehingga tidak membahayakan
pekerja atau pengguna jalan lainnya, terutama saat berbelok/berputar.
Sebelum melakukan perbaikan mesin, teknisi harus memeriksa sesuai daftar inspeksi
sebelum penggunaan alat (pre-use inspection checklist). Sebelum menggunakan hand tools,
periksalah checklist berikut ini:
Permukaan perkakas tangan bebas dari minyak, lemak, atau benda asing lain
Tidak ada retakan atau serpihan pada gagang atau rahang
Sisi mata potong tidak gempil, retak, atau rusak
Gagang tidak longgar
Permukaan gagang yang dikartel atau berpola khusus agar tidak licin, masih dalam
keadaan baik
Alat pemotong misalnya pahat atau kapak masih tajam
Tampilan alat secara fisik masih baik
Sebelum menggunakan portable power tools, periksalah checklist berikut ini:
Permukaan alat bebas dari minyak, lemak, atau benda asing lain
Saluran sumber daya (listrik, angin, dsb) tidak menunjukkan tanda-tanda
kerusakan
Penutup atau pengaman bagian yang berputar, tajam, atau bagian berbahaya lain
masih berfungsi baik
Tidak ada kebocoran pada alat (minyak/oli, dsb)
Alat pemotong tajam, tidak retak, dan tidak rusak
Tersedia APD yang sesuai

23
Daftar Pustaka

Anonim. tt. Teori Perbaikan Elemen Mesin. Bandung: Politeknik Manufaktur Bandung.

Naval Education and Training Professional Development And Technology Center. (1993).
Aviation Boatswain’s Mate F.

Anonim. (1971). A Practical Course in Mechanics (Second Edition: Akademi Tehnik Mesin
Industri, Surakarta). Zurich: Swiss Foundation for Technical Assisstance.

Departements of The Army, Navy, Air Force, and Marine Corps. (1983). Use and Care of Hand
Tools and Measuring Tools. Washington: Departements of The Army, Navy, Air Force,
and Marine Corps.

Departements of The Army, Navy, Air Force, and Marine Corps. (2010). Use and Care of Hand
Tools and Measuring Tools. Washington: Departements of The Army, Navy, Air Force,
and Marine Corps.

Harvard Environmental Health & Safety. 2017. Hand and Portable Power Tools Pre Use
Inspection Checklist.

Texas Department of Insurance, Division of Worker’s Compensation. (2016). Hand and


Portable Power Tool. Texas: Texas Department of Insurance, Division of Worker’s
Compensation. www.txsafetyatwork.com.

The University of Tennessee Knoxville. (2017). Hand and Portable Power Tool Safety
Guidlines. Tennessee: The University of Tennessee Knoxville.

Website

Adjustable Hook Spanner Wrench Set:


http://www.armstrongtools.com/wrenches/spanner/armstrong-34-376-4-pc-
adjustable-hook-spanner-wrench-set.html

Adjustable Wrench Set: https://www.bunnings.com.au/craftright-4-piece-adjustable-wrench-


set_p6117702

Air/pneumatic impact wrench:


https://www.harborfreight.com/media/catalog/product/i/m/image_25594.jpg

Allen or Box End Wrench Set: https://durotools.com/10-pc-Hex-Key-Set-English-Allen-


Wrench-116-564-332-18-532-316-732-14-38-P2619935.aspx

Bearing Removal: http://www.ntnglobal.com/en/products/instruction/removal/index.html

Bolt Cutter:
http://www.acehardware.com/product/index.jsp?productId=31102096&cp=2568443.2
568450.2628076.2628235.2629121

Bolt/Screw Extractor: https://www.banggood.com/5Pcs-3mm-to-14mm-Cr-Mo-Screw-


Extractor-Broken-Bolt-Remover-Drill-With-Holder-Frame-Tool-p-1073553.html

24
Box End Wrench Set: https://www.craftsman.com/products/craftsman-professional-5-pc-
metric-full-polish-12-pt-deep-offset-box-end-wrench-set

Fuel-powered saw: https://ehs.unc.edu/files/2015/11/9-37.jpg

Hammer Set: https://www.ecstuning.com/b-gear-wrench-parts/gearwrench-5-piece-hammer-


set/kdt82303~kdt/

Hydraulic-powered tools: https://ehs.unc.edu/files/2015/11/9-38.jpg

Manual Pipe Bender: https://www.indiamart.com/proddetail/manual-pipe-bender-


6843137348.html

Mechanical Bearing Pullers: https://www.indiamart.com/proddetail/mechanical-bearing-


pullers-15184758297.html

Mixed Pliers Set: https://images.homedepot-static.com/productImages/50112a6d-d29f-42eb-


8c0f-e0e424c54b6c/svn/gearwrench-plier-sets-82108-64_1000.jpg

Open End Wrench: http://www.expert-toolstore.com/facom-open-end-spanners/410-facom-


44je8-8pc-metric-open-end-spanner-set

Perbaikan roda gigi patah dengan menambah pin:


http://home.iprimus.com.au/stevor/gearrepairs.htm

Pipe Cutter: http://www.yato-


shop.pl/media/catalog/product/cache/5/image/9df78eab33525d08d6e5fb8d27136e95
/y/t/yt-2235_tech.jpg

Pipe Threader: https://images-na.ssl-images-


amazon.com/images/G/01/th/aplus/tekton/tekton-B000NPZ4YO-7574-threader-lg.jpg

Pipe Wrench Set: https://www.kittstools.com/product1960.html

Powder-actuated tool: https://ehs.unc.edu/files/2015/11/9-41.jpg

Power drill: https://www.boschtools.com/us/en/ocsmedia/optimized/630/1033VSR.png

Power grinder/angle grinder:


https://www.boschtools.com/ca/en/ocsmedia/optimized/630/Angle_Grinder_1375A.pn
g

Screwdriver Set: https://www.toolstop.co.uk/stanley-60213-screwdriver-set-20-pieces-


p73132

Screw & Bolt Extractor Set:


https://www.toolstation.com/shop/Power+Tool+Accessories/d80/Speciality+Drills+%2
6+Chucks/sd1400/Screw+%26+Bolt+Extractor+Set/p51010

Snip: https://www.wonkeedonkeetools.co.uk/tin-snips-and-aviation-snips/what-are-snips

Tap dan Snei: http://www.mcemalta.com/images/products/EN25-Taps-Dies.jpg

Universal Socket Wrench Set: http://www.sears.com/craftsman-19-piece-3-8inch-dr-inch-and-


metric/p-00924963000P

25
Wire Cutter: https://www.seaflo-uk.com/36-heavy-duty-wire-rope-cutters---900mm-rigging-
wire-cutter-boat-yacht-1655-p.asp

Wrecking Bar: https://www.heavydutystore.com/hand-tools/pry-bars/wrecking-bar-48.html

26
27

Anda mungkin juga menyukai