Anda di halaman 1dari 22

RANGKUMAN DPES dr.

Sintak

Hubungan Pasien dan Dokter

1. Karakteristik umum:
a. Pasien sebagai persona
Pasien harus selalu diakui sebagai persona, makhluk insani yang bermartabat unik
b. Relasi kepercayaan
 hub yg asimetris, bukan suatu kontrak
c. Empati-compassion
 kemampuan seseorang untuk membayangkan apa yang dirasakan atau dipikirkan
oleh orang lain
 Simpati: turut merasakan dalam hati apa yg dirasakan atau dialami org itu

2. Inform consent harus mengandung unsur-unsur:


a. Pengertian atas suatu tindakan e. Rekomendasi dokter
b. Kompetensi f. Pemahaman pasien
c. Kebebasan g. Serta keputusan dan otorisasi
d. Informasi

3. Informasi yang terkandung dalam inform consent harus berisi:


a. Keadaan d. Risiko dan manfaat
b. Prosedur atau pengobatan e. Pandangan professional
c. Alternatif pilhan

4. Persetujuan dilakukan secara lisan maupun tertulis, baik oleh keluarga maupun wali
5. Paternalism merupakan sistem kepemimpinan yang berdasarkan hubungan antara
pemimpin dan yang dipimpin, yaitu hubungan antara dokter dan pasien.

6. Sebagai seorang dokter, kita harus selalu berkata benar, hal itu tertera dalam Kode Etik
Kedokteran Indonesia pasal 7b yang berbunyi, “Seorang dokter harus bersikap jujur
dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya.”
Hal itu penting karrena:
a. Kewajiban dokter untuk menghormati pasien sebagai persona
b. Informasi yang benar diperlukan untuk pengambilan keputusan
c. Memupuk kepercayaan dari pasien

7. Beberapa masalah yang timbul akibat tidak memberitakan kebenaran:


a. Surat keterangan doker
b. Penyampaian hal kegagalan dokter atau berita sulit

8. Konfidensial Medis: Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang tentang seorang pasien , bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia ( KEKI
pasal 16, Rahasia Jabatan)

Tidak hanya tertera dari KEKI, konfidensial Medis juga ada di sumpah dokter
9. Hakikat Konfidensial
a. Confidere  mempercayai atau empercayakan
b. Hub berdasarkan kepercayaan
c. Hak atas Privasi
RANGKUMAN DPES dr. Sintak

Kode Etik Kedokteran Indonesia


1. Dokter merupakan suatu Profesi, dimana tidak semua pekerjaan masuk kategori profesi
2. Sebuah Profesi memerlukan keahlian penting dan ekslusif, dimana keahlian ini sangat
dibutuhkan masyarakat. Keahlian mencakup teori + praktek + kecakapan penerapan.
Pengakuan keahlian diberikan oleh profesi dan masyarakat.
3. Seorang Dokter memiliki ilmu dan keterampilan khusus (eksklusif) yang
penting/berharga bagi masyarakat. Altruistik: kepentingan pasien utama dan pertama.
otonom: pembuat & pelaksana keputusan
4. Kode Etik Profesi merupakan seperangkat peraturan atau ketentuan yang dibuat oleh
kelompok profesi bertujuan memberikan arah moral bagi anggota profesi menjamin mutu
moral profesi di mata masyarakat.
5. Kode Etik Kedokteran diharapkan dapat menjadi tuntunan moral yang lengkap bagi
anggota profesi ditaati dan diamalkan oleh anggota
6. Hubungan pasien-dokter (penyelia jasa medis) dewasa ini sedemikian luas dan kompleks
sehingga hampir mustahil membuat sebuah kode etik yang lengkap dan sempurna.
Namun demikian tetap perlu kode etik yang dapat dijadikan rujukan moral kalangan
profesional dokter
7. Kode Etik Kedokteran berisi
a. Aturan umum, garis besar e. Memasukkan unsur hukum, kebiasaan
b. Atau dilengkapi dengan penjelasan lokal
lengkap. f. Untuk dokter saja atau juga terkait
c. Berapa lengkap? dengan pihak lain sseperti perawat
d. Atau aturan sudah dibuat rinci
RANGKUMAN DPES dr. Sintak

Etika Biomedis
1. Sekarang ini, kemajuan ilmu dan teknologi berkembang pesat, seperti alat-alat penunjang
kehidupan, obat-obatan, stem cellm dan bayi tabung.
2. Empat prinsip dasar biomedis:
a. Tidak merugakan c. menghormati otonomi
(nonmalefience) d. keadilan
b. berbuat baik (beneficience)

3. Tidak merugikan
a. berkaitan dengan hak asasi, tidak dibunuh, tidak dilukai, disakiti, tidak diambil hak
miliknya, tidak dibuka rahasianya
b. contoh: menolong pasien, memberi nasihat yang tidak merugikan pasien
c. prinsip pelengkap:
i. Prinsip efek ganda  tindakan bersifat baik dan netral
ii. Prinsip totalitas
iii. Distingsi membunuh & membiarkan mati
iv. Sarana biasa dan luar biasa  pengobatan dan operasional yang diberikan
sesuai dengan prosedur dan harga yang sesuai, tidak disertai biaya berlebih

4. Menghormati Otonom
a. Definisi: kebebasan orang untuk mengambil keputusan sendiri atau kemandirian
dalam mengatur urusan sendiri
b. Menurut Immanuel Kant, Otonomi merupakan kehendak bebas manusia
c. Setiap org berhak memilih dan menentukan apa yang dilakukan dan yang terjadi pada
dirinya. Sehingga org lain tidak memiliki hal untuk menghalangi pilihan org tersebut

5. Keadilan
a. Keadilan umum (general justice): anggota masyarakat wajib memberi kpd masyarakat
/ negara apa yg menjadi haknya
b. Keadilan distributif (distributif justice): masy/negara wajib memberikan kpd
anggotanya apa yg menjadi haknya baik yg menuntungkan maupun yg merugikan
(benefits and burdens)
 Prinsip  Prinsio Formal (diperlakukan sama, kasus berbeda boleh tidak
sama) dan Prinsip Material (berdasarkan Kebutuhan)
c. Keadilan komutatif: setiap org atau kelompok harus memberikan kpd org atau kel.
lain apa yg menjadi haknya.
RANGKUMAN DPES dr. Sintak

Kedokteran Forensik

1. Ilmu Forensik adalah Ilmu terapan yang dipergunakan untuk menegakan keadilan dan
kebenaran demi kesejahteraan umat manusia.
Macam-macam kasus:
a. Kasus pidana : pembunuhan, c. Kecelakaan
penganiayaan d. Paternitas
b. Kasus perdata : sengketa medis,
asuransi.
Macam – macam ilmu forensic Lab. For, Digital For, Ballistics, Account, photografi,
Engginering dll
2. Kedokteran Forensik merupakan cabang spesialistik Ilmu Kedokteran yang mempelajari
pemanfaatan dari Ilmu Kedokteran untuk membantu penyelesaian masalah hukum yg
menyangkut tubuh / potongan tubuh manusia dalam rangka penegakan hukum dan
keadilan.
Yang termasuk Forensic Medicine : Pathology, Antrhopology, Medicine, Molecullar,
Enthomologi dll

3. Aspek Legal dan Moral

DASAR HUKUM ACARA DASAR HUKUM KESEHATAN :


PIDANA UU Kesehatan No. 36 tahun 2009
Pasal 133 KUHAP (1) Pasal 189 ayat (2) butir f
• Penyidik • meminta bantuan ahli dalam rangka
• Dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana
menangani korban di bidang kesehatan;
• Baik luka, kekerasan
atau mati, yang
diduga akibat tindak • MORAL DUTY :
pidana Pasal 7 Etik Kedokteran : hanya
• Dapat meminta memberikan informasi yg
bantuan dokter ahli dapat dipertanggung jawabkan
kehakiman, dokter
atau ahli lainnya
RANGKUMAN DPES dr. Sintak

4. Dokter wajib memberikan bantuan kepada siapapun. Apabila dokter melanggar pidana,
terdapat sanksi yaitu
a. PASAL 216 KUHP : bantuan dokter  4 bln penjara
b. PASAL 222 KUHP : menolak periksa mayat  9 bln penjara
c. PASAL 242 KUHP : keterangan palsu  7 tahun penjara

5. Pemeriksaan Forensik perlu dilakukan untuk


a. Penentuan ada /tidaknya kelainan
b. Penentuan penyebab kelainan /
kematian
c. Penentuan ada atau tidaknya
hubungan sebab – akibat
d. Berat kelainan

Pemeriksaan Korban Hidup Pemeriksaan Korban mati


 Memastikan keselamatan dan kesehatan  Pemeriksaan luar  manfaat untuk
pasien peradilan minimal karena tidak dapat
 Pemeriksaan yang dilakukan harus ada ditentukan sebab kematiannya
perintah penyidik  Pemeriksaan Dalam manfaat untuk
 Status korban merupakan barang bukti peradilan maksimal karena dapat
 Perlu ada informed consernt diketahui sebab kematiannya
( OTOPSI )
RANGKUMAN DPES dr. Sintak

6. Otopsi
a. Membuka semua rongga tubuh (Kepala, Dada, Perut dan Panggul)
b. Memeriksa semua alat dalam tubuh
c. Jenis otopsi :
 OTOPSI ANATOMIS  Pendidikan Kedokteran
 OTOPSI KLINIS  Penelitian, Efisiensi obat, Pembuktian sengketa medis, Asuransi
 OTOPSI FORENSIK  Kepentingan Peradilan
d. Tujuan otopsi:
 Menentukan secara pasti kematian korban
 Memperkirakan saat kematain
 Memperkirakan sebab kematian
 Memperkirakan cara kematian
 Menetukan identitas
7. Visum
a. Definisi
 Pasal 133 (2-3) KUHAP : Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka
atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat
 Keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter , atas permintaan penyidik,  hrs ada Surat
Permintaan Visum
 memuat hasil pemeriksaan kedokteran forensik
 yang dilakukan terhadap korban hidup, korban mati, benda tubuh manusia atau yang berasal dari
tubuh manusia
 dibuat atas sumpah untuk kepentingan peradilan
b. Isi dari laporan visus
 Pro justisia artinya dibuat secara khusus untuk kepentingan peradilan. Oleh UU
dinyatakan sbg surat resmi dan tidak perlu materai untuk menjadikannya berkekuatan hokum
 Pendahuluan  berisi Identitas dokter & instansinya, Instansi peminta beserta identitas
yang diperiks, Tanggal & tempat pemeriksaan, Objek pemeriksaan ( korban) sesuai uraian
identitas dalam SpV dari penyidik
 Pemberitaan  berisi FAKTA, dari hasil apa yang dilihat/diketahui pada saat pemeriksaan
bersifat sebagai PENGGANTI BARANG BUKTI. Pemeriksaannya harus sesuai standar,
diuraikan secara rinci dan objektif
 Kesimpulan  berisikan OPINI / PENDAPAT dokter pemeriksa berdasarkan
keilmuannya
RANGKUMAN DPES dr. Sintak
 Penutup  SUMPAH JABATAN “Demikianlah telah saya uraikan dengan sejujur-
jujurnya dan menggunakan pengetahuan saya yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah
jabatan, sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)”
8. Biomolekuler Forensik
a. Alat identifikasi menggunakan DNA
b. DNA merupakan human identifier yang baik
c. Kelebihan dan Kekurangan DNA
Kelebihan Kekurangan
 Awet pada jaringan ttt  Tidak tahan panas,
 Mudah menemukan sampel  No Formalin, No Alcohol
pembanding  Kontaminasi DNA lain
 Probabilitas tinggi  Mahal.
 Lama.
d. Jenis DNA
i. nDNA or DNA inti  letaknya didalam sel, diwariskan dari ortu ke anak
ii. mtDNA or DNA mitochondria Letaknya di luar inti di dalam sel, Hanya diwariskan
dari ibu ke anaknya, Jika diturunkan kepada anak laki-laki maka “stop” tidak diturunkan
kepada cucunya, digunakan untuk screening
iii. kromosom Y Letaknya dalam inti sel, diturunakan dari ayah ke anak laki-laki
9. Sifat Pemeriksaan Kedokteran Forensik
a. Ilmiah
b. Objektif
c. Imparsial
RANGKUMAN DPES dr. Sintak

Racun

1. Racun adalah Suatu zat yang bekerja pada tubuh dalam dosis toksis menyebabkan gangguan pada fungsi
tubuh yang mengakibatkan penyakit atau kematian (Idries A.M). Racun merupakan Segala sesuatu
dengan cara inhalasi, absorbsi, ditelan atau disuntikan dalam tubuh yang dalam dosis relatif kecil dapat
menyebabkan gangguan fungsi tubuh atau kerusakan organ (The Sloane-Dorland Annoted Medical)
2. Barang bukti yang biasanya digunakan : pakaian, tempat racun, sidik jari, sidik DNA, keterangan relasi,
lokasi or TKP
3. Peran toksikologi Forensik

4. Karbon Monoksida (CO)


 Tidak berwarna, Tidak berbau, Tidak merangsang selaput lender, mudah menyebar melalui udara
 Farmakokinetik  Diikat oleh Hb secara reversible, memiliki afinitas terhadap Hb lebih besar
daripada O2
 Farmakodinamik  Hipoksia jaringan
 Sumber CO  hasil pembakaran yang tidak sempurna ( motor yang menggunakan bensin)
 Temuan pada mayat  Lebam pada mayat berwarna merah muda terang (cherry red pink), darah
dan organ-organ berwarna merah terang.
5. Sianida (CN)
 Sangat toksik  dosis kecil
 Banyak pada kasus Bunuh diri, dilakukan oleh bbrp tokoh Nazi
 Sumber CN  biji tumbuh – tumbuhan, singkong liar, umbi – umbian liar, temu lawak,
cherry liar
 Farmakodinamik
CN darah (Hb)  sitokrom oksidase  mengikat Fe+  Fe++sitokrom oksidase sianida  tidak
dapat melepaskan O2 ke sel  anoksia jaringan ( anoksia histotoksik )  hipoksia  mati, <
30 detik
 Temuan pada mayat bau amandel pd saat dada ditekan, korosi lambung pd garam sianida,
mukosa licin spt sabun, perforasi lambung
 pada keracunan CO  semua otot merah muda, psoas yg plg baik
RANGKUMAN DPES dr. Sintak

 pada keracunan CN  warna merah terang dominan pada sal. cernanya


6. Arsen
 Dapat masuk kedalam tubuh melalui makanan dan minuman
 Muncul gejala setelah beberapa jam atau beberapa hari terpapar zat
 AKUT : 30 menit – 2 jam  gangg pencernaan. Mati setelah 24 jam atau 4 hari  jaundice,
gagal ginjal.
 KRONIS : lemah otot, kram (malam), semutan pigmentasi kulit, rambut tumbuh jarang,
keratosis, gangg saraf, nyeri perut
 Pada pembunuhan Dapat diberikan dalam dosis besar
 Farmakokinetik Inhalasi dan melalui kulit, Diabsorpsi melalui mukosa usus ditimbun
dalam hati, ginjal, kulit dan tulang. Kronis ditimbun pd jar. lain mis : kuku dan rambut banyak
mengandung disulfide. Eksresi lambat (urin & feses)  akumulasi dalam tubuh
 Farmakodinamik  Arsen hambat enz.sufhidril  metab.sel dihambat
 Temuan pada mayat  Kulit : pigmentasi kecoklatan, Telapak tangan & kaki keratosis, Kuku
tampak garis – garis putih (Mee’s line)
 Catatan  bukti bisa diperoleh dari makanan, muntahan, urine, tinja, bilas lambung,
darah, kuku, rambut
 Pengobatan Atasi syok, Bilas lambung, Antidotum : B.A.L (dimekaprol)
7. Insektisida
 Penggolongan  DDT, Endrin, Dieldrin, organo fosfat, Karbamat
 Farmakodinamik  Menghambat AChE  inaktif  akumulasi asetil kolin pd ganglion
simpatis & parasimpatis  terstimulasi  kontraksi  nodus sinus jantung & nodus atrio-
ventrikular dihambat  blok neuromuskular dan paralisis
 Tanda dan gejala 
 utama : gangg.pengelihatan, sukar bernafas & hiperaktif gastrointestinal
 anoreksia, lemah, sakit kepala
 mual, salivasi, kejang perut, nadi lambat, fasikulasi otot
 pin point pupil, diare, sukar nafas, edema paru, sianosis, koma & blok jantung
 Bukti yang ditemukan  timbul gejala cepat (< 6 jam), progresif, makin lama makin hebat, tanda
asfiksia, bau seperti bau minyak tanah,
 Bukti dapat ditemukan di darah, hati, limpa

 Pengobatan  Beri S.A. ( Sulfas Atropin )  Midriasis, Pernafasan buatan beri Oksigen, “

mouth to mouth” tidak boleh dilakukan, Bilas lambung


RANGKUMAN DPES dr. Sintak

8. Methanol
 Tidak berwarna, Mempunyai bau yang khas, Digunakan untuk industri dan rumah tangga
 Sumber  Destilasi kayu atau melalui sintesis kimia, air radiator mobil

 Tanda dan Gejala  lemah, sianosis, mual, muntah, kulit dingin, kejang, asidosis
 Keracunan akut dan kronik  kerja racun pd ganglion retina Atrofi Nervus Optikus.
 Temuan pada mayat  hanya tercium bau khas & tanda – tanda Asfiksia, perbendungan organ,
bintik perdarahan pada selaput otak
9. Infanticide atau Pembunuhan Anak Sendiri
 Pasal 341 : Seorang ibu karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau
tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak
sendiri, dengan pidana penjara paling lama 7 tahun.
 Unsur-unsur dalam Indanticide:
 Pengertian PEMBUNUHAN harus membuktikan :
a. Lahir hidup
b. Kekerasan
c. Sebab kematian akibat
 Pengertian BARU LAHIR harus ada penilaian :
a. Cukup bulan atau belum, dan berapa usia kehamilan
b. Berapa usia pasca lahir
c. Laik hidup (viable) atau belum (non-viable)
 Pengertian TAKUT DIKETAHUI diasosiasikan :
d. Belum timbul kasih sayang di ibu kepada anak
e. Belum tampak tanda-tanda perawatan
 Pengertian SI-IBU MEMBUNUH ANAKNYA SENDIRI mengharuskan kita dapat
membuktikan apakah mayat anak yang diperiksa adalah anak dari tersangka ibu yang
diajukan
 Tiga unsur penting Pada Infanticide:
RANGKUMAN DPES dr. Sintak
o Si pelaku haruslah ibu kandung korban
o Alasan pembunuhan ialah karena takut ketahuan akan melahirkan anak
o Pembunuhan segera dilakukan pada saat anak dilahirkan atau tidak berapa lama kemudian
RANGKUMAN DPES dr. Sintak
IDENTIFIKASI & ABORSI – DR. ARIF
Mengapa korban perlu diidentifikasi?
 Identitas adalah Hak asasi
 Hak & kewajiban hokum
 Status keluarga (anak/istri/suami)
 Status Sosial
 Penentuan langkah penyidikan

Korban mati tidak selalu dalam keadaan segar atau utuh, masih berpakaian atau terdapat identitas diri.
Korban mati tergantung dari jenis bencana dan waktu ditemukannya.

Metode dalam Identifikasi


1. Primer
a. Sidik Jari
b. Sidik Gigi
c. Sidik DNA
2. Sekunder
a. Medis: Rekam medis, ciri-ciri khusus (tato, jaringan parut, tahi lalat, tanda lahir), panjang
tulang, panjang telapak kaki.
b. Surat tanda pengenal: KTP, paspor, SIM
c. Foto
d. Barang-barang pribadi
Prinsip Identifikasi:
1. Membandingkan data AM (Ante-Mortem) & PM (Post-Mortem)
 Data AM: Laporan orang hilang dari keluarga, teman dekat, kenalan
 Data PM: Hasil pemeriksaan pakaian, property, dokumen medis, gigi, tanda khusus.

2. Metode Eksklusi  contohnya pada bencana akibat kecelakaan dengan daftar nama penumpang
(passenger list) atau korban pada lokasi dan kondisi tertentu (pabrik, dapur restoran, laboratorium).

Peta Rawan konflik di Indonesia:


1. Kalbar, Kalteng (suku)
RANGKUMAN DPES dr. Sintak
2. Maluku, Malut, Poso (agama)
3. Papua (separatisme)
4. Jawa, Sulsel, NTB (kepentingan politik, antar daerah)
Kasus pengguguran kandungan berawal dari adanya kehamilan yang tidak diinginkan:
 Dalam perkawinan: belum siap, cukup anak, masalah ekonomi, saat yang tidak tepat, masalah
politik, selingkuh, bayi cacat
 Luar perkawinan: hamil diluar nikah, perkosaan, incest (perkawinan sedarah)
Perbedaan definisi aborsi:
1. Hukum: Tindakan penghentian kehamilan (ada unsur sengaja) sebelum waktunya dilahirkan.
a. Tidak ada Batasan usia kehamilan
b. Kandungan masih hidup
c. Tidak ada alasan / indikasi dilakukan
2. Medis: Berhentinya kehamilan < 20 minggu.
a. Spontan/Provokatus
i. Medicinalis/ therapitikus
ii. Kriminalis
RANGKUMAN DPES dr. Sintak

Pemeriksaan janin:
 Usia janin: 0-40 minggu
 Umumnya tali pusat dan plasenta masih terhubung dengan janin
 Perlukaan: pola dan jenis sesuai metode aborsi
 Hasil TP: janin mati atau hidup
 Hubungan genetik anak ibu
Pemeriksaan ibu hamil:
1. Hidup
a. Tanda kehamilan atau nifas saat pemeriksaan
b. Tanda penghentian kehamilan: luka atau bahan sesuai metode aborsi
c. Hasil dari penghentian kehamilan: janin IUFD, janin lahir (hidup/mati), jaringan desidua
2. Mati
a. Komplikasi aborsi: perdarahan, syok, emboli udara, keracunan, infeksi/sepsis, inhibisi vagal
b. Hubungan ibu anak

THANATOLOGI & TRAUMATOLOGI FORENSIK – DR. ARIF


Thanatologi: topik dalam ilmu kedokteran forensik yang mempelajari hal mati serta perubahan yang terjadi
pada tubuh setelah seseorang mati.

Kematian: keadaan terhentinya 3 sistem penunjang kehidupan (SSP, henti jantung, henti nafas)
Mati klinis/ mati somatis: terhentinya salah satu organ diatas diikuti 2 organ lainnya.

Istilah tentang mati:


1. Mati suri: terhentinya 3 sistem penunjang kehidupan yang masih reversible
2. Mati seluler: kematian organ/sel beberapa saat setelah kematian klinis (untuk transplantasi)
3. Mati otak: bila telah terjadi kerusakan seluruh otak yang irreversible, termasuk batang otak dan
serebelum.
RANGKUMAN DPES dr. Sintak
Di Indonesia memakai patokan  mati batang otak (pasti kematian)

Lebam Mayat / Livor Mortis: terjadi sebagai akibat penggumpalan darah / SDM (dalam pembuluh darah)
pada daerah yang letaknya rendah (pengaruh gravitasi), mulai tampak samar 15-30 menit setelah mati,
makin nyata & menetap 8-12 jam setelah mati.
Faktor yang mempengaruhi:
 Viskositas darah
 Kadar Hb (Anemia kronis)
 Perdarahan (Hipovolemi)
Kaku Mayat / Rigor Mortis
• Saat mati somatis Masih terjadi glycogenolisis, menghasilkan phospat yg berenergi tinggi.
• ATP  ADP  ATP selama +/- 2 jam setelah kematian. ATP habis AKTIN & MIOSIN
menggumpal shg otot menjadi kaku
• Kaku mayat tampak 2 – 4 jam stlh kematian, LENGKAP dalam waktu 10-12 jam setelah kematian
• Faktor yang mempengaruhi:
RANGKUMAN DPES dr. Sintak
• Kurus
• Suhu tinggi
• Penyakit (radang/infeksi)
• Aktifitas berat

Suhu Mayat / Algor Mortis:


• Saat mati, proses metabolisme masih berlangsung utk beberapa saat  kalori utk mempertahankan
suhu tubuh;
• 30-60 menit suhu tubuh masih bertahan, setelah itu suhu turun sampai sama dengan suhu keliling.
• Faktor yang mempengaruhi:
• Suhu awal (infeksi)
• Bangun tubuh gemuk, kurus
• Posisi tubuh terlentang, meringkuk
• Pakaian yang dikenakan tebal, tipis
• Suhu lingkungan, kelembapan

Pembusukan / Decompostio:
• Pembusukan awal tampak warna kehijauan diperut kanan bawah akibat perkembang biakan gol.
Clostridia dlm perut  +/- 24 jam setelah kematian. Makin menjalar stlh timbul perubahan pada
kulit;
• Lebih lanjut terbentul Vesikel – bullae pembusukan berisi cairan hitam kehijauan  pecah  kulit
ari terkelupas;
• 48-72 jam setelah kematian tubuh menggembung krn terjadi pemecahan protein oleh bakteri.
• Pembusukan Lalat hinggap  telur  larva  panjang larva (umur larva) memberikan perkiraan
saat kematian.
• Larva >1 cm  3 hari mati

Mummifikasi
• Terjadi PENGERINGAN TUBUH akibat suhu keliling yg tinggi serta kelembaban rendah  tubuh
menyusut berwarna coklat kehitaman
• Faktor yang mempengaruhi:
• Suhu lingkungan tinggi;
• Kelembaban udara rendah;
• Waktu yg lama

Adiposera:
• Asam lemak tidak jenuh --> HIDROGENISASI  Asam lemak jenuh yg lebih padat.
• Faktor yang mempengaruhi:
• Suhu lingkungan rendah;
• Kelembaban tinggi;
• Lemak cukup;
• Aliran udara rendah;
• Waktu yang lama.

TRAUMATOLOGI FORENSIK: bagian ilmu kedokteran forensik yang mempelajari derajat keparahan
luka/cedera, hubungan luka/cedera dengan kekerasan penyebabnya serta kaitannya dengan hokum.
RANGKUMAN DPES dr. Sintak

CEDERA DAN KEMATIAN AKIBAT KEKERASAN TAJAM


Alat / senjata:
• Macam-macam jenis pisau dan pedang
• Kapak
• Benang
• Kaca
Jenis luka:
• Tusuk
• Bacok
• Sayat (Vulnus Scissum)
Karakteristik luka:
• Bentuk garis, melengkung atau garis lurus
• Tidak ada luka lecet atau memar disekitar luka
• Tepi / dinding luka rata
• Folikel rambut terpotong
• Tidak ada jembatan jaringan
• Bentuk luka menunjukan penampang senjata
• Satu sudut lancip sudut lainnya tumpul : dibuat oleh senjata bermata satu
• Kedua sudut lancip : dibuat oleh senjata bermata dua atau bermata satu dg sudut miring
• Kedua sudut tumpul : dibuat oleh kapak atau pahat

CEDERA DAN KEMATIAN AKIBAT KEKERASAN TUMPUL


• Benda yang mempunyai permukaan tumpul
• Luka yang dapat terjadi
– luka memar (kontusio,hematom)
– luka lecet (ekskoriasi,abrasi)
– luka retak,robek atau koyak (vulnus laseratum)
Memar
• Kadang lokasi tidak sesuai trauma
• Perubahan berdasar waktu  perubahan warna
• Bentuk  kadang mencerminkan penyebab
RANGKUMAN DPES dr. Sintak
• Dampak Patofisiologi tergantung:
o Lokasi
o Ukuran
o Umur
o Jenis kelamin

LUKA LECET
• Kerusakan/luka terbatas pada epidermis
• Akibat trauma tumpul yang relatif ringan, bila tidak terlalu dalam penyembuhan tidak akan melalui
jaringan parut.
• Menyembuh pada umumnya pada 7 – 14 hari, tergantung pada keparahannya
• Luka masih dikenali krn warnanya masih lebih cerah daripada warna kulit disekitarnya.
• Menghilang setelah 2 – 6 minggu
Jenis luka lecet:
1. Luka lecet geser
• epitel berkumpul pada arah yang berlawanan dg arah trauma
2. Luka lecet tekan
• epitel tertekan kedalam, pd perabaan teraba keras
• dapat menunjukan benda penyebab, mis: jejas jerat, jejas cekikan dsb
3. Luka lecet jenis regang
• regangan kuat pada suatu bagian tubuh shg terjadi diskontinuitas epidermis, biasanya pada
garis kulit, mis : striae
RANGKUMAN DPES dr. Sintak

LUKA ROBEK (LASERASI)


• Kerusakan lebih dalam dari epidermis
• Kekerasan tumpul yang lebih berat
• Bentuk biasanya tidak beraturan, kec : benda penyebab merupakan sudut berbentuk garis (tepi meja,
besi siku dsb)
• Tepi luka tidak rata
• Sering tampak jembatan jaringan
• Folikel rambut tidak terpotong
• Dasar luka tidak beraturan
• Sekitar luka sering tampak luka lecet

PATAH TULANG
• Terjadi pada kekerasan tumpul dengan tenaga yang relative besar
• Bentuk: Patah tulang impresi terjadi akibat kekerasan tumpul pada tulang pipih (kepala) dapat
memperlihatkan gambaran benda penyebab.
PATAH TULANG RADIER: terjadi pada kekerasan yg bergerak ke kepala yg relatif diam.
Bila terjadi 2 patah tulang pada tempat berdekatan/berurutan, maka garis patah yg terjadi belakangan akan
berhenti pada grs patah yg terbentuk lebih dulu.
• Gangguan yang dapat timbul:
o Perdarahan, disfungsi
o Kerusakan jaringan sekitar
o Emboli lemak dan emboli sumsum tulang

CEDERA KEPALA
• Dapat mengakibatkan perdarahan dalam rongga tengkorak.
• Perdarahan epidural sering dijumpai pada kekerasan benda tumpul di daerah pelipis dan belakang
kepala, akibat garis patah melewati sulkus arteri meningeal media.
• Perdarah subdural: karena robeknya sinus, vena jembatan, arteri basilaris atau perdarahan
subarachnoid
• Perdarahan subarachnoid: berasal dari fokus konstusio atau laserasi
• Lesi otak tidak selalu terjadi pada daerah benturan (coup) tetapi terjadi diseberang titik benturan
(contra coup) atau di antara keduanya (intermediate lesion)
CEDERA KEPALA
• Pada penumpang kendaraan yang ditabrak dari belakang
• Terjadi hiperekstensi, lalu hiperefleksi
• Akselerasi pada posisi baring, contohnya di pesawat yang disuruh tegakan bangkunya  jika
mendarat dalam posisi tiduran  akselerasi mengenai jantung  aorta cedera pada lokasi di dekat
ligament aorta.
CEDERA DAN KEMATIAN AKIBAT SUHU
• Suhu dingin “Frost bite”
o Hunting phenomenon (jarang di Indonesia)
• Suhu panas
RANGKUMAN DPES dr. Sintak
o Heat exhaustion primer: heat loss<high skin temperature
o Heat exhaustion sekunder: dehydration
o Heat stroke: failure of the center of thermos regulator
LUKA BAKAR
• Sejenis cedera pada daging atau kulit yang disebabkan oleh panas, listrik, zat kimia, gesekan, atau
radiasi.
• Dampak lokal tergantung dari suhu dan lama kontak.
• Cairan panas/uap air selama 2 menit
• Fatal atau tidak luka bakar tergantung dari:
o Derajat luka bakar
o Luas luka bakar
o Lokasi luka bakar
• Temuan pada luka bakar
o Kulit terbelah
o ‘pugilistic attitude’
o Tulang-tulang patah
o Artefak: pseudoepidural hematom
o Kulit/otot: ‘cherry red’ (tidak selalu)
• Patah tulang pada luka bakar  lokasi tersering daerah insersi otot/sendi
• Tipe fraktur: transversal, longitudinal, curve, pattina

CEDERA DAN KEMATIAN AKIBAT LUKA TEMBAK

• Apabila ditemukan kasus luka tembak, maka dokter harus turut menentukan beberapa hal :
• Apakah luka yang ditemukan merupakan luka tembak.
• Mana luka tembak masuk (LTN)/mana luka tembak keluar (LTK), berapa jumlahnya.
• Jenis dan kaliber senjata.
RANGKUMAN DPES dr. Sintak
• Arah peluru masuk.
• Saluran luka.
• Posisi korban (perkiraan).
• Jarak tembakan.
• Sebab kematian.
• Cara kematian.
RANGKUMAN DPES dr. Sintak

LUKA TEMBAK SECARA MIKROSKOPIS

• Tidak digunakan untuk memperkirakan jarak tembak, tetapi untuk memastikan adanya luka tembak.
• Yang tampak biasanya bercakan berwarna kehitaman (soot)

Anda mungkin juga menyukai