Dosen Pembimbing:
Disusun oleh :
TAHUN 2018/2019
1
KATA PENGANTAR
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak Usia Remaja”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga
Dengan Anak Usia Remaja”. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Kelompok 3
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Keluarga ...................................................................................................................... 3
2.2 Tipe Keluarga................................................................................................................................ 3
2.3 Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun) .............................................................................. 4
2.4 Perkembangan Remaja.................................................................................................................. 8
2.4.1. Perkembangan Kognitif Remaja ........................................................................................... 8
2.4.2. Perkembangan Psikososial Remaja ....................................................................................... 8
2.4.3. Perkembangan Identitas Diri ................................................................................................. 8
2.4.4. Faktor-Faktor Terjadinya Kenakalan Remaja ....................................................................... 9
2.4.5. Secara Umum Mekanisme Koping Pada Remaja ................................................................. 9
BAB III ................................................................................................................................................. 10
ASUHAN KEPERAWATAN REMAJA.............................................................................................. 10
3.1 Pengkajian ................................................................................................................................... 10
3.2 Masalah keperawatan yang muncul ............................................................................................ 10
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan Keluraga ...................................................................................... 1
3.4 Implementasi dan Evaluasi ........................................................................................................... 3
PENUTUP .............................................................................................................................................. 1
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................... 1
4.2 Saran ............................................................................................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali
dengan matangnya organ organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah: Pengembangan terhadap remaja
(memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah
seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonom), memelihara komunikasi terbuka
(cegah gep komunikasi), memelihara hubungan intim dalam keluarga, mempersiapkan
perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang anggota keluarga. Melihat tugas perkembangan keluarga inlah sehingga dirasakan
perlu dibuatnya asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Dalam makalah ini kami membahas tentang keluarga pada tahap perkembangan keluarga
dengan anak remaja
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian keluarga
2. Untuk mengetahui peran dan fungsi keluarga pada tahap perkembangan dengan anak
remaja
3. Untuk mengeahui asuhan keperawatan keluarga dengan anak remaja
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak
yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain
yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).
3
1. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang terbentuk dari
pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya. Keadaan ini di indonesia juga
menjadi tren karena adanya pengaruh gaya hidup barat yang pada zaman dahulu jarang
sekali ditemui sehingga seorang yang telah cerai atau ditinggal pasangannya cenderung
hidup sendiri untuk membesarkan anak – anaknya.
2. Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu
orang tua dengan anak – anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
3. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
4. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah
(the single adult living alone). Kecenderungan di Indonesia yang juga meningkat
dengan dalih tidak mau direpotkan oleh pasangan atau anaknya kelak jikatelah
menikah.
5. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosexual
cohabiting family). Biasanya dapat dijumpai pada daerah kumuh perkotaan (besar),
tetapi pada akhirnya mereka dinikahkan oleh pemerintah daerah (kabupaten atau kota)
meskipun usia pasangan tersebut telah tua demi status anak-anaknya.
6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian
family).
4
sesuai dengan mereka. Rasa keterikatan dengan kelompoknya ini sangat penting bagi
remaja, sehingga cenderung mengikuti apa yang dipakai oleh kelompoknya karena
keinginan untuk tampak sama dan dianggap dalam kelompok pergaulan. Konsumsi
obat (narkoba) juga dapat berkaitan dengan alasan sosial, yang membantu remaja
merasa lebih nyaman dan menikmati kebersamaan dengan orang lain (Ksir, Hart, &
Ray dalam Santrock, 2007).
Remaja pertengahan terjadi pada usia 15-16 tahun, pada tahap ini biasanya remaja lebih
mudah untuk diajak bekerjasama karena mampu berkompromi, tenang, sabar, lebih
toleran untuk menerima pendapat orang lain. Saat ini remaja lebih belajar untuk berfikir
independen dan menolak campur tangan orang lain termasuk orang tua. Remaja juga
mulai terfokus pada diri sendiri, mudah bersosialisasi, tidak lagi pemalu dan mulai
membutuhkan lebih banyak teman bersifat solidaritas bahkan mulai membina
hubungan dengan lawan jenis sehingga lebih memilih untuk menghabiskan waktu
dengan teman-teman dibandingkan keluarga. Remaja mulai memiliki minat yang besar
dalam seni, olah raga, organisasi, dan sebagainya seiring dengan berkembangnya
intelektualitas mereka. Pada masa ini remaja mampu berfikir abstrak, berhipotesa dan
peduli untuk mendiskusikan atau berdebat terhadap permasalahannya sehingga remaja
sering bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasakan nyaman bagi mereka
walaupun berisiko. Beberapa remaja menyalahgunakan narkoba karena tertarik dengan
keterangan yang diberikan oleh media mengenai sensasi yang dihasilkan, mereka
bertanya-tanya seandainya obat yang dideskripsikan dapat memberikan pengalaman
yang sangat unik (Santrock, 2007).
5
diharapkan terus memantau perkembangan remaja di tahap ini tanpa memberikan
banyak peraturan karena mereka sudah ingin dianggap dewasa.
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali
dengan matangnya organ organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan masa anak-anak ke masa dewasa. Istila itu
menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya dimulai dari usia
14tahun pada pria dan 12 tahun pada wanita. Menurut World Healt Organization (WHO),
batasan remaja secara umum adalah mereka yang berusia 10tahun sampai 19 tahun.
Ciri utama pada remaja, ditandai dengan adanya berbagai perubahan. Perubahan-perubahan
tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1) Perubahan fisik
Pada masa remaja ininterjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan prosespematangan
seksual
2) Perubahan intelektual
Menurut Jean Piaget perkembangan kognitif, seorang remaja telah beralih dari masa
konkrit-operasional ke masa formal-operasional.pada masa konkrit-operasional,
seorang remaja mampu berfikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang
bersifat konkrit, sedangkan masa formal-operasional ia mampu berfikir secara
sistematis terhadap hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotesis. Pada masa remaja
seseorang juga sudah dapat berfikir secara kritis.
6
3) Perubahan emosi
Pada umumnya emosional pada masa remaja berubah menjadi labil.Menurut aliran
tradisional yang dipelopori oleh G.Stanley Hall, perumaban ini terutama disebabkan
oleh perubahan yang terjadi pada kelenjar-kelenjar hormonal.Namun, penelitian-
penelitian ilmiah selanjutnya menolak pendapat ini.Sebagai contoh, Elizabet B.
Hurlock menyatakan bahwa pengaruh lingkungan social terhadap perubahan emosi
pada masa remaja lebih besar artinya biladibandingkan dengan pengaruh hormonal.
4) Perubahan sosial
Pada masa remaja, seseorang memasuki status social yang baru.Ia dianggap bukan lagi
seorang anak-anak. Karena pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat cepat
sehingga menyerupai orang dewasa,maka seorang remaja sering diharapkan bersikap
dan bertingkah laku seperti layaknya orang dewasa. Pada masa ini, seorang remaja
cenderung untukbergabung dengan teman sebayanya dengan membentuksebuah
kelompok.
5) Perubahan moral
Pada masa remaja ini akan terjadi perubahan dari konsep moral khusus menjadi konsep
moral umum.oleh karena itu pada masa ini seorang remaja sudah diharapkan
mempunyai nilai-nilai moral untuk landasan tingkah lakunya.
7
- Mempertahankan hubungan intim
dalam keluarga
- Mempertahankan komunikasi
terbuka antara anak dan orang tua.
Hindarkan terjadinya perdebatan,
kecurigaan, dan permusuhan.
8
3. Harga diri
4. Efikasi diri
5. Kepercayaan diri
6. Tanggung jawab
7. Komitmen
8. Ketekunan
9. Kemandirian
2. Conformity (penyesuaian)
a. Pengakuan kelompok
3. Perilaku terkontrol
4. Fantasi
5. Aktivitas gerak
9
BAB III
3.1 Pengkajian
1. Identitas
2. Riwayat & tahap perkmbangan keluarga
3. Lingkungan
4. Struktur keluarga
5. Fungsi keluarga
6. Penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan keluarga
7. Status kesehatan sekarang dan masalalu
8. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
9. Pola aktivitas dan latihan
10. Pola nutrisi
11. Pola eliminasi
12. Pola istirahat
13. Pola kognitif persepsual
14. Pola toleransi stress/koping
15. Pola seksualitas dan reproduksi
16. Pola peran dan hubungan
17. Pola nilai dan kenyakinan
18. Penampilan umum
19. Perilaku selama wawancara
20. Pola komunikasi & Pola asuh orang tua
21. Kemampuan interaksi
22. Stresor jangka pendek & jangka panjang
10
6. Resiko hambatan menjadi orang tua
7. Hambatan menjadi orang tua
8. Ketidakefektifan koping
9. Kesiapan meningkatkan koping
10. Pelemahan koping keluarga
11. Ketidakmampuan koping keluarga
12. Kesiapan meningkatkan koping keluarga
13. Gangguan citra tubuh
14. Gangguan pola tidur
15. Kesiapan meningkatkan pengetahuan
11
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan Keluraga
TUK 2 TUK 2
Setelah dilakukan tindakan intervensi Membantu klien untuk dapat mengambil keputusan
keperawatan 1 x 45 menit diharapkan
masalah klien dapat teratasi dengan tujuan : Aktivitas :
1. Menjelaskan tindakan alternatif yang dapat
Klien mampu membuat keputusan dalam menanggulangi penyakit DBD yang bisa
memilih tindakan alternatif dilakukan oleh keluarga
1
Kriteria
1. Klien memilih tindakan alternatif yang
ingin di pelajari
TUK 3 TUK 3
Setelah dilakukan tindakan intervensi Pengajaran : cara mengompres pada anak
keperawatan 1 x 45 menit diharapkan
masalah klien dapat teratasi dengan tujuan : Aktivitas :
Klien dapat melakukan tindakan alternatif 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien mengenai cara
yang diajarkan oleh perawat mengompres pada anak
2. Ajarkan tata cara mengompres
Kriteria : 3. Evaluasi klien apakah sudah mengerti atau belum
1. Klien dapat melakukan sesuai yang
diajarkan oleh perawat
TUK 4 TUK 4
Setelah dilakukan tindakan intervensi Memonitor lingkungan yang dapat berpotensi
keperawatan 1 x 45 menit diharapkan perkembangbiakan nyamuk
masalah klien dapat teratasi dengan tujuan :
Meminimalisir dampak lingkungan yang Aktivitas :
dapat menimbulkan wabah DBD terulang 1. Kaji lingkungan yang dapat menimbulkan
kembali penyakit DBD
2. Kubur barang-barang yang dapat
Kriteria : menimbulkan perkembangbiakan DBD
1. Lingkungan bebas dari bahaya DBD 3. Ajarkan kepada klien tentang mencegah
penyakit DBD
2
3.4 Implementasi dan Evaluasi
No. No Dx/ Implementasi dan Respons (S-O) Paraf
TUK
1. Kesiapan Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit DBD
meningkatkan Aktivitas :
pengetahuan/ TUK I 1. Melaskan pengertian Penyakit DBD
2. Melaskan penyebab penyakit DBD
3. Melaskan cara mencegah penyakit DBD
4. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
2. Kesiapan Membantu klien untuk dapat mengambil keputusan
meningkatkan Aktivitas :
pengetahuan/ TUK 2 1. Menjelaskan tindakan alternatif yang dapat menanggulangi
penyakit DBD yang bisa dilakukan oleh keluarga
2. Memberikan pilihan kepada keluarga tindakan yang ingin
keluarga pelajari
3. Kesiapan Memberikan pendidikan cara mengompres pada anak
meningkatkan Aktivitas :
pengetahuan/ TUK 3 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien mengenai cara mengompres
pada anak
2. Ajarkan tata cara mengompres
3. Evaluasi klien apakah sudah mengerti atau belum
4. Kesiapan Memonitor lingkungan yang dapat berpotensi perkembangbiakan
meningkatkan nyamuk
pengetahuan/ TUK 4 Aktivitas :
1. Kaji lingkungan yang dapat menimbulkan penyakit DBD
2. Kubur barang-barang yang dapat menimbulkan
perkembangbiakan DBD
3. Ajarkan kepada klien tentang mencegah penyakit DBD
3
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan tumbuh Kembang Adolescense (anak remaja):
1. Pertumbuhan Fisik:
Pertumbuhan yang pesat ( growth sprut ) TB 25%, BB 50%
Semua sistem berubah, paling banyak perubahan endokrin
Bagian-bagian tubuh tertentu memanjang misalnya: tangan, kaki, proporsi tubuh memanjang
2. Sosial Emosional
Kemampuan bersosialisasi meningkat.
Relasi dengan teman wanita/pria, tetapi lebih penting dengan kawan sejenis.
Penampilan fisik adolescense sangat penting, supaya di terima oleh kawan dan di samping itu
persepsi terhadap badannya mempengaruhi konsep diri.
Peranan orangtua/keluarga sudah tidak dianggap penting, tetapi sudah beralih pada teman
sebaya
3. Bermain pada anak
Pada usia ini anak dapat bermain dalam kelompok (keluar), misalnya melalui sepak bola,
basket, badminton, mendengar musik atau TV serta dengan buku-buku.
4.2 Saran
Dalam mengerjakan asuhan keperawatan keluarga dibutuhkan Dalam memberika asuhan
keperawatan tentang keluarga kepada anak remaja, keluarga harus tahu tahapan tumbuh
kembang anak.Orang tua harus bisa menempatkan diri dalam menghadapi anak remaja agar
tidak terjadi perselisihan
1
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., & Asrori, M. (2010). Psikologi remaja: Perkembangan peserta didik. Edisi ke-6.
Jakarta: Media Grafika.
Allender, J. A., & Spredley, B. W. (2005). Community health nursing: promoting and
protecting the public’s health. 6th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
NANDA. (2012). Panduan diagnosa keperawatan NANDA 2012-2014 definisi dan klasifikasi.
Philadhelpia.
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu: Yogyakarta
Stoppard Mirian. 2010. Panduan Kesehatan Keluarga. Erlangga. Jakarta
Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Transkultural. EGC:
Jakarta
Gloria Bulecheck, Howard Butcher, Joanne Doachterman and Cheryl Wagner, 2016. Nursing
Interventions Classification (NIC), edisi ke-6. Singapore: CV. Mocomedia
Sue Moorhead, Mario Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson, 2016. Nursing
Outcomes Classification (NOC), edisi ke-5. Singapore: CV. Mocomedia