Hingga saat ini dikenal 2 hipotesis tentang asal tumor hipofisis yaitu: 1).Adanya kelainan intrinsik
dalam kelenjar hipofisis sendiri, 2). Sebagai hasil stimulasi yang terus menerus oleh hormon
hipotalamus atau faktor.
Kemajuan biologi molekuler membuktikan tumor ini berasal dari monoklonal, yang timbul dari mutasi
sel tunggal diikuti oleh ekspansi klonal. Neoplasia hipofisis merupakan proses multi-step yang
meliputi disregulasi pertumbuhan sel atau proliferasi, diferensiasi dan produksi hormon. Ini terjadi
sebagai hasil aktifasi fungsi onkogen setelah inaktifasi gen tumor supresor. Proses aktivasi fungsi
onkogen merupakan hal yang dominan, karenanya gangguan allel tunggal dapat menyebabkan
perubahan fungsi sel.
Inaktifasi tumor supresor bersifat resesif, karenanya kedua gen allel harus terlibat untuk
mempengaruhi fungsi seluler. Heterogenitas defek genetik ditemukan pada adenoma hipofisis sesuai
dengan proses neoplastik multi step.
Abnormalitas protein G, penurunan ekspresi protein nm23, mutasi ras gen, delesi gen p53, 14 q, dan
mutasi, kadar c-myc onkogen yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan adenoma kelenjar
hipofisis.
Penelitian in vitro membuktikan peranan estrogen dalam menginduksi terjadinya hiperplasia hipofisis
dan replikasi laktotroph. Terbukti produk PTTG (Pituitary tumor transforming gene) menyebabkan
transformasi aktifitas dan menginduksi sekresi dasar bFGF, sehingga memodulasi angiogenesis
hipofisis dan formasi tumor. PTTG ini diinduksi oleh estrogen.
- Wanita lebih sering dari pria dengan perbandingan 10:1 akan tetapi setelah dekade ke-5 sama
banyak.
- Wanita lebih sering dengan mikroadenoma, pria cenderung dengan makroadenoma.
- Pada wanita hiperprolaktinemia dapat menyebabkan oligomenore, amenore maupun galaktorea.
Pada pria impotensi dan libido menurun.
- Gejala-gejala akibat efek mekanik tumor.
- Gejala hipopituitarisme terlihat pada makroadenoma.
- Hiperprolaktinemia menyebabkan periode panjang hipogonadism yang mengakibatkan densitas
mineral tulang menurun dan osteoporosis.
- Laboratorium: Peningkatan konsentrasi serum prolaktin. Pada prolaktinoma, konsentrasi serum >
200 ng/l, sedangkan pada prolactin secreting adenoma biasanya antara 100-200 ng/l .
GH-secreting Adenomas atau adenoma somatorotroph
- Pada orang dewasa biasanya dengan sindroma klinis akromegali, sedangkan pada anak dengan
gigantisme.
- Prevalensi DM, hipertensi, kelainan kardiovaskuler, dan saluran pernapasan meningkat pada pasien
dengan akromegali.
- Kebanyakan pasien dengan sekresi GH berlebihan setelah 5-10 tahun mengalami perubahan
berupa pertumbuhan tulang yang berlebihan, pembengkakan jaringan halus, perubahan kulit, DM,
hipertensi dan gejala kardiovaskuler lainnya. Beberapa pasien mengalami gangguan tidur dan
hipopituitarism, selain itu nyeri kepala dan gejala visual.
- Sekitar 30% pasien adenoma mengalami hiperprolaktinemia karena kosekresi GH dan prolaktin oleh
tumor atau sekunder karena kompresi pembuluh darah portal.
- Pada pasien dengan akromegali biasanya ditemukan galaktore, walaupun konsetrasi serum
prolaktin normal.
- Pasien akromegali beresiko tinggi terjadi polip kolon dan kanker kolon.
- Standar diagnostik dengan pemeriksaan respons GH terhadap glukosa. Pemeriksaan yang lain
adalah IGF-I (Insulin like Growth Factor I) untuk diagnostik biokimia akromegali.
SKENARIO KASUS
Sesi I Lembar 1
Seorang wanita 42 tahun, ibu rumah tangga, dibawa ke Instalasi Gawat Darurat RS
oleh keluarganya dengan keluhan sakit kepala dan penglihatan menurun.
Sesi I Lembar 2
Sejak beberapa minggu terakhir pasien mengeluh nyeri kepala yang makin memberat,
sampai 2 hari yang lalu pasien merasa nyeri kepala sangat berat dan disertai mual muntah
sehingga pasien datang ke UGD. Pasien sudah merasakan nyeri sejak hampir 1 tahun yang
lalu, hilang timbul dan sudah berobat ke puskesmas namun tidak ada perbaikan.
Sejak 6 bulan yang lalu pasien merasa penglihatan mata kiri menjadi menurun,
awalnya mata kiri masih bisa melihat, namun makin lama makin memberat sehingga hanya
bisa melihat jarak 1 meter. Pasien mengeluh tidak mendapat haid sejak 1 tahun terakhir.
Pada pemeriksaan neurologik, kaku kuduk (-), pupil bulat isokor, diameter ODS
3mm, refleks cahaya +/+, visus OD 6/60; OS 1/60, lapang pandang kanan dan kiri menyempit
(hemianopsia bitemporal), funduskopi papil ODS batas kabur, gerak bola mata baik ke segala
arah, motorik hemiparesis (-), refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/-, sensorik dalam
batas normal.
Sesi II Lembar 1
Pemeriksaan laboratorium:
Sesi II lembar 2
Prolaktin 10.000 ug/dl
PEMBAHASAN KASUS
Identitas
Nama : -
Usia : 42 tahun
Alamat : -
Berdasarkan keluhan utama pasien, timbulnya keadaan sakit kepala dapat disebabkan
oleh berbagai macam penyakit. Pembagian nyeri kepala menurut The Intenational
Classification of Headache Disorders dibedakan menjadi 3 yaitu
The primary •Migrain
•Tension-type headche
headaches •Cluster headche
Cranial neuralgias,
•Cranial neuralgias & central causes of facial pain
central & primary facial •Others headache, cranial neuralgia & central or primary facial pain
pain & other headaches
Sakit kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bangunan-bangunan di
wilayah kepala dan leher yang peka nyeri. Sakit kepala merupakan keluhan yang sangat
sering dijumpai dan selalu memerlukan pemeriksaan yang cermat karena sejumlah kecil
keluhan sakit kepala timbul akibat keadaan yang menyebabkan kematian. Deskripsi sakit
kepala yang lengkap yang dialami pasien harus didapatkan. Atribut yang paling penting pada
keluhan sakit kepala adalah pola kronologis dan tingkat keparahannya. Tanyakan tentang
keluhan lain yang menyertainya. Khususnya tanyakan secara spesifik apakah sakit kepala
tersebut disertai rasa mual serta muntah-muntah dan gangguan neurologi seperti perubahan
penglihatan atau gangguan sensorimotorik. Pada pasien ini keluhan nyeri kepala disertai
dengan perubahan penglihatan yang semakin menurun. Aura visual dapat menyertai
migraine. Nausea dan vomitus dapat pula dijumpai pada tumor otak dan perdarahan
subaraknoid. Berdasarkan keluhan utama pasien tersebut dapat dipikirkan beberapa penyakit
yang bisa menyebabkan keluhan tersebut adalah tumor, meningitis, migraine. nyeri kepala
cluster, DM yang berkomplikasi, galukoma dan trauma.6
Untuk menentukan penyebab keluhan utama pada pasien perlu dilakukan pemeriksaan
lanjut berupa anamnesis.
Apakah sakit kepalanya hanya satu sisi atau mengenail kedua sisi?
Apakah serangan terus-menerus atau hilang timbul?
Apakah keluhan ini baru dirasakan dan bersifat akut?
Apakah kronis dan hilang timbul disertai dengan sedikit perubahan pola sakit kepala?
Kronis dan kambuhan, tetapi disertai terjadinya perubahan pola yang baru atau yang
menjadi progresif?
Apakah rasa sakit tersebut terjadi kembali pada saat yang sama setiap harinya?
Apakah penurunan pengliahatan bersifat mendadak atau terjadi secara berangsur-
angsur?
Apakah terdapat serangan seperti kejang?
Sudah berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut?
Apa pasien mempunyai keluhan tambahan selain keluhan utama?
Faktor apa yang memperberat dan memperingan keluhan pasien?
Apakah ada gejala peringatan terlebih dahulu?
Apakah pasien sedang berdiri, duduk atau tidur ketika kejadian itu mulai terasa?
Seberapa cepat pasien pulih kembali?
Apakah ada trauma yang menyertai?
Apakah ada keluhan badan panas sebelumnya?
Apakah disertai mual dan muntah?
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD):
Sejak 6 bulan yang lalu pasien merasa penglihatan mata kirinya menurun, awalnya
mata kiri masih bisa melihat namun makin lama memberat, sehingga hanya bisa melihat jarak
1 meter. Penurunan pengliahatan yang terjadi secara berangsur-angsur tetapi semakin lama
semakin memburuk, yang tidak disebabkan oleh kausa oftalmogik, adalah karena penekanan
pada nervus optikus atau khiasmanya. Penekanan tersebut dapat disebabkan oleh
meningioma, aneurisma, karsinoma nasofaring dan adenoma hipofisis. Pasien juga mengeluh
tidak mendapat haid sejak 1 tahun terakhir yang bisa disebabkan oleh kelainan yang
berhubungan dengan keluhan pasien yang lain atau pasien mengalami penyakit lain yang
menyebabkan keluhan tersebut.
Pemeriksaan Fisik
Hipotesis
Tumor
Retinopati diabetikum
Glaukoma
Pemeriksaan Penunjang
Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang ini dapat dibuat suatu diagnosis pasti pada
pasien ini adalah Adenoma hipofisis dan hipertensi dengan diagnosa banding adalah
Kraniofaringoma.
Diagnosis ini dapat ditegakan dengan melihat hasil anamnesis yang menunjukan
adanya nyeri kepala progresif yang disebabkan oleh tumor intracranial, penurunan
penglihatan yang secara perlahan yang disebakan oleh tumor yang menekan chiasma
opticum, dan ammenore yang dialami pasien karena overproduksi dari prolaktin yang
diakibatkan oleh tumor pada hipofisis dan berdasarkan hasil pemeriksaan lab yang
menunjukkan adanya peningkatan hormone prolaktin. Diagnosis ini juga ditegakan
berdasarkan hasil CT SCAN yang menunjukan adanya tumor di sella turcica. Hipertensi
esensial pada pasien ini ditegakan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang menunjukan
adanya peningkatan tekanan darah dan hasil foto thorax yang menunjukkan adanya
pembesaran jantung dikarenakan hipertensi dan hasil lab yang menunjukkan hormone
kortisol dalam batas normal, ini menyingkirkan diagnosis kami bahwa hipertensi ini
disebakan meningkatnya hormone cortisol yang disebakan oleh tumor pada hipofisis.
Klasifikasi
Prolaktin diperlukan untuk laktasi normal pada wanita post partum, dimana
pada wanita menyusui kadarnya 150-200 ng/ml. Normal kadar prolaktin pada laki-
laki kurang dari 15 ng/ml, pada waita tidak hamil kurang dari 20 ng/ml. Selain oleh
karena adanya adenoma kadar prolaktin akan meningkat pada keadaan kehamilan,
stress, hipoglikemi, gagal ginjal, hypothyroidism dan terapi dengan phenothiazine.
Kadar prolaktin yang berlebihan akan menyebabkan dilepaskannya dopamin oleh
hypothalamus, kontrol inhibisi ini penting dalam terapi medis dari prolactinomas.
Penatalaksanaan
Kemoterapi
Operasi
Indikasi:
Apabila terdapat indikasi-indikasi di atas pada pasien, maka terapi operasi bisa
dilakukan pada pasien ini dengan merujuk pasien ke bedah saraf.
Radioterapi
- Memberitahukan dengan jelas dan benar mengenai penyakit pada pasien ini
kepada pasien sendiri maupun pada keluarganya.
- Memberikan edukasi mengenai dukungan/support kepada pasien ini.
- Menjelaskan mengenai operasi (jika perlu dilakukan) yang akan dilakukan
kepada pasien dan rujuk ke bedah saraf.
- Edukasi kepada pasien tentang gaya hidup yang harus diubah setelah
menjalani pengobatan.
Prognosis
Obat-obatan
Bromocrptine (parlodel) suatu dopamin agonist, merupakan terapi pilihan
untuk prolactin secreting adenoma, menggantikan terapi operasi. Obat ini secara
langsung akan merangsang dopamin reseptor pada lactotrops (prolactin screeting
cells). Respon terhadap terapi bromocrpitin sangat jelas, kadar prolactin akan
menurun dalam beberapa hari, disertai dengan membaiknya lapang pandang,
fungsi endokrin akan kembali normal, siklus mens kembali teratur dan fungsi
libido pada laki-laki membaik. Selain kehamilan dan perburukan yang cepat dari
fungsi penglihatan, tidak ada kontra indikasi lain dari pemakaian obat ini.
Bromocriptine bukan merupakan tumoricidal sehingga kemungkinan tumor
tumbuh kembali bisa terjadi setelah terapi dihentikan, sehingga setelah terapi
berlangsung beberapa tahun perlu dievaluasi apakah terapi perlu dilanjutkan.
Efek samping, mual dan muntah, efek teratogenik pada wanita hamil
Wanita yang mempunyai ukuran tumor > 12 masing-masing sebaiknya menjalani
operasi reseksi sebelun dia hamil, untuk mencegah rangsangan pembesaran
tumor oleh karena kehamilannya.
BAB V
KESIMPULAN
1. Snell RS. Neuroanatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. 5th ed. In: Dimanti A,
Hartanto H, editors. Jakarta: EGC; 2006.
2. Adenoma Hipofise. Accesed on july 21th , 2011. Available at :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1960/1/bedah-
iskandar%20japardi50.pdf
5. Bickley SL. Bates buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatanJakarta: EGC;
2009. p. 138-139.