PENDAHULUAN
di dunia, merupakan penyakit yang tidak menular dan masih menjadi masalah
dalam bidang kesehatan. Hipertensi adalah suatu kondisi kronis dengan tekanan
di arteri meningkat, dan menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari
darah. Menurut WHO dan JNC7 hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
akibat kerja jantung yang ekstra diakibatkan gangguan di dalam pembuluh darah
yang menyebabkan tekanan sistol lebih dari 140 mmHg dan diastol lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat atau tenang. Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial)
dan hipertensi sekunder. Sekitar 90–95% kasus tergolong hipertensi primer, yang
berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. Sedangkan pada
Pada umumnya hipertensi tidak memberikan keluhan dan gejala yang khas
sehingga banyak penderita yang tidak menyadarinya. Oleh karena itu hipertensi
dikatakan sebagai the silent killer. Berdasarkan data WHO tahun 2014 terdapat
sekitar 600 juta penderita hipertensi diseluruh dunia. Prevalensi tertinggi di wilayah
Kalimantan selatan (30,8 %) , kalimantan timur (29,6 %) dan jawa barat (29,4 %)
1
Penuaan merupakan sebuah proses yang terjadi secara alami dan tidak
dapat dihindari oleh setiap orang. Menurut WHO tahun 2012 proporsi jumlah
penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih, dalam populasi dunia meningkat dari
800 juta penduduk menjadi 2 milyar atau mengalami lonjakan dari 10% hingga
22%. Seiring bertambahnya usia maka fungsi fisiologis tubuh akan mengalami
Akibat dari penurunan proses degeneratif penyakit yang tidak menular sering
muncul. Selain itu masalah degeneratif menurunkan daya tahan tubuh sehingga
rentan terkena infeksi penyakit menular. Salah satu proses degeneratif yang terjadi
dijumpai pada lansia salah satunya adalah hipertensi (salafudin et al., 2015:2 ).
Angka insiden hipertensi sangat tinggi terutama pada populasi lansia, usia
di atas 60 tahun, dengan prevalensi mencapai 60% sampai 80% dari populasi
sebesar 53% dan keadaan serupa di temukan di Sao Paulo dengan prevalensi
hipertensi pada lansia sebesar 70%. di Indonesia, pada usia 25-44 tahun
prevalensi hipertensi sebesar 29%, pada usia 45-64 tahun sebesar 51% dan pada
usia >65 tahun sebesar 65%. Dibandingkan usia 55-59 tahun, pada usia 60- 64
tahun terjadi peningkatan risiko hipertensi sebesar 2,18 kali, usia 65-69 tahun
sebesar 2,45 kali dan usia >70 tahun sebesar 2,97 kali (Ratnawati et al., 2016:1).
2
1.2 Rumusan masalah
diagnosa hipertensi
1. Bagi peneliti
2. Puskesmas kotaraja
Dari hasil penelitian ini diharapkan staff dan jajaran tenaga medis
3
3. Bagi masyarakat
teratur agar tidak beresiko terjadi penyakit hipertensi yang bisa memicu
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pembuluh darah dan ditimbulkan oleh desakan darah terhadap dinding arteri ketika
tergantung pada pembuluh darah dan denyut jantung. Tekanan darah paling tinggi
terjadi ketika ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah ketika
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat atau tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka
waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak
dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien
hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat
(infodatin.,2015: 1).
2.2 Klasifikasi
yang ada. Salah satu guidline terbaru yang dapat menjadi acuan dalam penangan
publikasikan tahun 2014. Guidline hipertensi evidence based ini berfokus pada 3
pertanyaan yaitu :
5
1. Pada pasien hipertensi dewasa apakah memulai terapi farmakologis
kesehatan ?
dari kelas dan jenis berbeda mempunyai outcome manfaat dan resiko yang
berbeda ?
mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg dengan target sistolik <
tekanan darah diastolik < 90 mmHg (untuk usia 30 -59 tahun strong
grade E)
tekanan darah jika tekanan darah sistoik ≥ 140 mmHg dengan target
sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik < 90 mmHg dengan
target tekanan darah sistolik < 140 mmHg dan target tekanan darah
6
5. Pada populasi berusia ≥ 18 tahun dengan diabetes, terapi farmakologis
untuk menurunkan tekanan darah dimulai jika tekanan darah sistolik ≥ 140
darah sistolik < 140 mmHg dan target tekanan darah diastolik < 90 mmHg
6. Pada populasi non kulit hitam umum, termasuk mereka dengan diabetes
7. Pada populasi kulit hitam umum, termasuk mereka dengan diabetes, terapi
meningkatkan outcome ginjal. Hal ini berlaku untuk semua pasien penyakit
ginjal kronik dengan hipertensi terlepas dari ras atau status diabetes.
target tekanan darah. Jika target tekanan darah tidak tercapai dalam 1
bulan perawatan, tingkatkan dosis awal obat atau tambahkan obat kedua
dari salah satu kelas obat yang direkomendasikan (thiazide tipe diuretik,
CCB, ACEI, ARB). Dokter harus terus menilai tekanan darah dan
Jika target tekanan drah tidak dapat dicapai dengan 2 obat, tambahkan dan
titrasi obat ketiga dari daftar yang tersedia. Jangan gunakan ACEI dan ARB
bersamaan pada satu pasien. Jika terget tekanan darah tidak tercapai
7
melalui obat yang telah direkomendasikan karena kontraindikasi atau perlu
tekanan darah tidak tercapai dengan strategi diatas atau untuk penangan
(muhadi.,2016:56-57)
8
Klasifikasi hipertensi menurut penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu
sekunder dan primer. Hipertensi primer atau hipertensi esensial terjadi karena
merupakan hipertensi yang penyebabnya diketahui dan terjadi sekitar 10% dari
gangguan sekresi hormon dan fungsi ginjal. Penyebab spesifik seperti sindroma
hipertensi yang tidak menimbulkan gejala – gejala dan di temukan pada saat
diikuti peningkatan tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada usia lanjut.
9
2.3 Patofisiologi
bertanggung jawab pada perubahaan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia.
penurunan distensi dan daya regang pembuluh darah. Akibat hal tersebut, aorta
perifer Apabila terjadi peningkatan salah satu dari variabel tersebut yang tidak
sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang
susunan saraf pusat yang berasal dari atrium, dan arteri pulmonalis otot polos.
sirkulasi kapiler dan rongga intertisial yang dikontrol oleh hormon angiotensin dan
panjang yang dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan tubuh yang
terletak di pusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula
jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari
10
kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
kontriksi pembuluh darah, Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
yang diproduksi di hati, kemudian oleh hormon renin yang diproduksi ginjal akan
tekanan darah karena bersifat sebagai vasokonstriktor melalui dua jalur, yaitu
(Agnesia.,2012:10) :
11
mengencerkan, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti
perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat dapat
ditemukan edema pupil (edema pada diskus optikus). Gejala-gejala penyakit yang
biasa terjadi baik pada penderita hipertensi ataupun dalam keadaan normal yaitu
sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat,
adanya efek dari hipertensi terhadap arteriola (pembuluh darah kecil). Dengan
anggapan bahwa perubahan yang terjadi di dalam retina mirip dengan perubahan
yang terjadi di dalam pembuluh darah lainnya di dalam tubuh, seperti ginjal. Untuk
eksudat, penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat dapat ditemukan
12
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai meliputi
gangguan penglihatan, saraf, jantung, fungsi ginjal dan gangguan serebral (otak)
2.5 Diagnosa
2.5.1 Anamnesa
untung mendiagnosa penyakit suatu seseorang yang di derita atau dialami. Dalam
635-636) :
3. Faktor resiko
- Riwayat hiperlipidemi
- Kebiasaan merokok
13
- Jantung : nyeri dada, sesak, bengkak pada kaki.
satu kali agar akurat, dalam posisi duduk dengan siku lengan menekuk di atas
meja dengan posisi tangan menghadap ke atas dan posisi lengan setinggi jantung.
meningkatkan tekanan darah seperti, kopi, soda, makanan tinggi kolesterol, dan
alkohol (gilang.,2013:17-18).
menjadi dua yaitu memeriksa komplikasi yang telah atau sedang terjadi, dan
all.,2014: 635-636) :
gula darah, lemak darah, elektrolit, kalsium, asam urat, dan urinalis.
thoraks, ekokardiografi.
14
- Hiperparatiroidisme : kadar PTH Ca2++
dropller sonografi.
Faktor resiko terjadinya hipertensi terbagi dalam 2 macam yaitu faktor yang
tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah berikut adalah penjabaran faktor
a. Usia
b. Jenis kelamin
15
terjadinya hipertensi pada wanita lebih meningkat dibandingkan
c. Keturunan
a. Kegemukan (Obesitas)
antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Berat
hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita
lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat.
c. Merokok
16
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang
dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak
jantung.
menaikkan tekanan darah. Dan juga bila dikonsumsi lebih dari 2-3
darah diatur oleh ginjal. Sumber utama natrium adalah garam dapur
atau NaCl, selain itu garam lainnya bisa dalam bentuk soda kue
f. Hiperlipidemia / hiperkolesterolemia
17
trigliserida, kolestrol LDL atau penurunan kadar kolestrol HDL dalam
darah.
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya
berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta
hypertension (PIH). stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba dapat
disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak. stroke iskemik disebabkan oleh
oklusi 24 fokal pembuluh darah yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan
glukosa ke bagian otak yang mengalami oklusi. stroke dapat timbul akibat
pendarahan tekanan tinggi di otak atau akibat embolus yang terlepas dari
pembuluh otak yang terpajan tekanan tinggi. stroke dapat terjadi pada hipertensi
18
sangat dianjurkan untuk melakukan pola hidup sehat secara teratur selam 4 – 6
bulan. Bila selama jangka waktu tersebut tidak ditemukan menurunnya tekanan
2015).
Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak giidelines adalah:
cepat saji, makanan kaleng, daging olahan dan sebagainya. Tidak jarang,
diet rendah garam ini juga bermanfaat untuk mengurangi dosis obat
tempat kerjanya.
menjadi pola hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi alkohol
dan gaya hidup, terutama di kota besar. Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas
19
per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan
Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti
2.8.2 Farmakologis
tekanan darah tidak terlalu menurun sesuai yang diharapkan. Kemudian, setiap 1-
diinginkan, dengan metode start low, go slow. Sama halnya untuk pemberhentian
target tekanan darah mencapai <140/90 mmHg untuk pasien tanpa komplikasi,
dan target lebih rendah <130/80 mmHg, untuk pasien yang beresiko tinggi dengan
Khusus untuk guideline JNC VIII, usia <60 tahun target kendali TD adalah sama
yaitu <140/90 mmHg dan usia 60 tahun adalah <150/90 mmHg. (yeni
kandarini.,2016:2).
hipertensi. Masing – masing obat anti hipertensi memiliki efektifitas dan keamanan
20
Jenis obat nama obat target dosisi mg dosis perhari mg
Enalapril 20 1-2
Lisinopril 40 1
Candesartan 12-32 1
Valsartan 160-320 1
Irbesartan 300 1
CCB Amlodipin 10 1
Nitrendipin 20 1-2
Chlortalidone 12,5-25 1
Indapamide 1,25-2,5 1
mempertahankan target tekanan darah. Jika target tekanan darah tidak tercapai
dalam wktu satu bulan pengobatan, maka dapat dilakukan peningkatan dosis awal
atau dengan menambahkan obat kedua dari salah salu kelas (diuretik thiazid,
21
2.9 Hipertensi pada lansia
tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin
meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel,
jaringan, serta sistem organ. Lansia bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu
masa atau tahap hidup manusia (bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, lanjut usia).
Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Menurut World Health
22
berat yang akhirnya dikompensasi yang akhirnya dengan peningkatan upaya
pemompaan jantung yang memberikan gambaran peningkatan tekanan darah
dalam sistem sirkulasi (Margaret EM.,2011:7-8).
adalah :
Diagnosa pasien
lansia dengan
hipertensi
23
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan hipertensi yang dilihat berdasarkan usia, jenis kelamin, indeks massa
tubuh.
Hipertensi
Lansia
24
tua > 90 tahun. Menurut Departemen Kesehatan RI lansia meliputi:
Jenis kelamin
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
25
3.5 Teknik Sampling
purposive sampling yaitu unit sampel yang dihubungkan sesuai dengan kriteria
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat umur, jenis kelamin, indeks
Kotaraja dan data yang diambil berupa data sekunder (rekam medik), maka
penulis bersedia menjaga kerahasiaan data pasien yang telah diambil sebagai
sampel.
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis Kelamin F N
Perempuan 166 54,97%
Laki-Laki 136 45,03%
N 302 100%
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa pasien lansia penderita hipertensi pada
wanita lebih tinggi dari pada pasien lansia penderita hipertensi pada pria yaitu
pada pasien lansia dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 166 orang
(54,97%) dan pada pasien lansia dengan jenis kelamin pria sebanyak 136 orang
(45,03%) . Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Endang Sawitri
tekanan darah yang tinggi daripada laki-laki dengan usia sama. Adanya esterogen
dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada wanita dengan
penduduk lansia yang paling banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 82%. Hal
ini menunjukkan bahwa umur harapan hidup yang paling tinggi adalah perempuan.
27
Hal ini bisa saja mempengaruhi terjadinya peningkatan pasien lansia hipertensi
4.2 Usia
Tabel 2. Distribusi subyek berdasarkan usia
Usia F N
Lanjut Usia (Elderly) 265 87,75%
Lanjut Usia (Old) 34 11,26%
Sangat Tua 3 0,99%
N 302 100%
28