Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIV KEPERAWATAN MATARAM
CHECKLIST PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH VENA

Nama : ……………………………………

NIM : …………………………………......

ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
Definisi :
Suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari
vena dalam fossa cubiti, vena saphena magna / vena supervisial
lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang
baik dan representative dengan menggunakan spuit.
Tujuan :

1. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan


memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan
2. Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan
pengambilan darah (phlebotomy)
3. Untuk menganalisa kandungan komponen darah, seperti : sel
darah merah, sel darah putih, angka leukosit dan trombosit.
Darah vena juga dapat digunakan untuk analisa gas darah jika
darah arteri sulit diperoleh, namun hanya berguna untuk
menganalisa pH, PaCO2 dan Base Excess.

 Indikasi dan kontra indikasi :


 Indikasi :
- Untuk mendapatkan spesimen darah yang tidak terkontaminasi,
semua infus perlu dimatikan sebelum mengambil spesimen
darah.
- Untuk membantu dalam menampung sampel berkualitas, klem
semua lumen kateter sebelum mendapatkan spesimen.
- Untuk mengurangi resiko kontaminasi jalur sentral, dianjurkan
untuk menggunakan metode Vacutainer saat mendapatkan
spesimen darah.
- Bilasan heparin dapat direntang dari konsentrasi 10 m/ml sampai
100 m/ml.
 Keamanan:
- Gunakan spuit 10 ml untuk semua pembilasan dan heparin lock.
Ini membantu dalam mempertahankan spuit PSI dibawah
kebanyakan anjuran pabrik.
- Gunakan konsentrasi larutan heparin lock terendah. Ini memban
tu mencegah komplikasi perdarahan yang tidak diinginkan yang
berkaitan dengan lumen yng sering dipakai.

A. Persiapan :
 Alat :
 Spuit 2 ml atau 3ml dengan jarum ukuran 22 atau 25
(untuk anak-anak) dan nomor 20 atau 21 untuk dewasa
 Heparin
 Yodium-povidin
 Penutup jarum (gabus atau karet)
 Torniquite
 Kasa steril
 Kapas alcohol
 Plester dan gunting
 Pengalas
 Handuk kecil
 Sarung tangan sekali pakai
 Obat anestesi lokal jika dibutuhkan
 Kertas label untuk nama
 Bengkok
 PASIEN
1. Pilih responden yang akan diambil spesimen
darahnya.
2. Responden yang akan diambil spesimen darahnya
berpuasa selama 10-14 jam sebelumnya
3. Ambil darah responden setelah persiapan selesai
dilaksanakan
 LINGKUNGAN
 Pasang sampiran
Tahap pre interaksi
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
Tahap orientasi
1. Memberi salam , panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau
keluarga
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap Kerja
 Cara Pengambilan Darah
 Dekatkan alat
 Posisikan pasien dengan nyaman
 Memasang perlak dan pengalas
 Memakai hand scoon jika diperlukan
 Palpasi vena cubiti
 Pengambilan darah sebelum dan setelah intervensi
dilakukan pada jam 9.00 – 12.00.
 Bersihkan kulit diatas lokasi tusuk dengan alkohol 70%
dan biarkan sampai kering.
 Lokasi penusukan harus bebas dari luka dan bekas
luka/sikatrik.
 Darah diambil dari vena mediana cubiti pada lipat siku.
 Pasang ikatan pembendungan (Torniquet) pada lengan
atas dan responden diminta untuk mengepal dan
membuka telapak tangan berulang kali agar vena jelas
terlihat.
 Lokasi penusukan di desinfeksi dengan kapas alkoho
70% dengan cara berputar dari dalam keluar.
 Spuit disiapkan dengan memeriksa jarum dan
penutupnya.
 Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan
handuk
 Raba kembali vena cubiti dan palpasi pulsasi yang paling
keras dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
 Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan yodium-
povidin, kemudian diusap dengan kapas alcohol
 Berikan anestesi lokal jika perlu
 Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml
dan kemudian kosongkan spuit, biarkan heparin berada
dalam jarum dan spuit
 Setelah itu vena mediana cubiti ditusuk dengan posisi
sudut 45 derajat dengan jarum menghadap keatas.
 Darah dibiarkan mengalir kedalam jarum kemudian
jarum diputar menghadap kebawah. Agar aliran bebas
responden diminta untuk membuka kepalan tangannya,
darah kemudian dihisap sebanyak 10 ml.
 Torniquetdilepas, kemudian jarum ditarik dengan tetap
menekan lubang penusukan dengan kapas alkohol (agar
tidak sakit).
 Tempat bekas penusukan ditekan dengan kapas alkohol
sampai tidak keluar darah lagi.
 Setelah itu bekas tusukan ditutup dengan plester.
 Merapikan alat
 Melepaskan hand scoon
 Cuci tangan

Tahap terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap Evaluasi
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
kegiatan .
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Keterangan :

0 = tidak dikerjakan

1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna

2= dikerjakan dengan sempurna

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIV KEPERAWATAN MATARAM
CHECKLIST PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH KAPILER
Nama : ……………………………………

NIM : …………………………………......

ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
Definisi :
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture
yang berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan
kulit.
 Indikasi dan kontra indikasi :
 Indikasi :
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang
memerlukan sampel dengan volume kecil (kurang dari 0.5
ml), misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb,
hematokrit ( mikrohematoktrit ) atau analisa gas darah (
capillary method).

 Persiapan :
1. Alat :
 Kapas alkohol 70 %
 Kapas steril
 Lancet steril dan berujung tajam
 Penampung darah
2. PASIEN
 Pilih responden yang akan diambil spesimen darahnya.
 Responden yang akan diambil spesimen darahnya
berpuasa selama 10-14 jam sebelumnya
 Ambil darah responden setelah persiapan selesai
dilaksanakan

3. LINGKUNGAN
4. Pasang sampiran

Tahap pre interaksi


3. Cuci tangan
4. Siapkan alat-alat
Tahap orientasi
5. Memberi salam , panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
6. Memperkenalkan nama perawat
7. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau
keluarga
8. Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap Kerja
Cara Pengambilan Darah
 Dekatkan alat
 Posisikan pasien dengan nyaman
 Memasang perlak dan pengalas
 Memakai hand scoon jika diperlukan
 Jelaskan kepada pasien alasan pengambilan darah
yang akan dilakukan dan pemeriksaan yang akan
dilakukan dengan spesimen tersebut.
 Sebelum melakukan pengambilan darah bersihkan
tangan menggunakan alkohol 70 % dan gunakan
sarung tangan.
 Pilihlah bagian ujung jari yang berdaging
 Hangatkan bagian kulit yang akan ditusuk dengan
membungkusnya menggunakan handuk hangat
(kurang dari 42̊ C), minimal 3 menit untuk
melancarkan aliran darah.
 Bagian kulit yang akan ditusuk harus didesinfeksi
terlebih dahulu dengan alkohol 70% atau povidine
iodine kemudian dikeringkan dengan kapas yang
steril.(Povidone Iodone tidak boleh digunakan pada
tes : bilirubin, K, fosfor, dan asam urat).
 Kulit setempat ditegangkan dengan memijatnya
antara dua jari.
 Lakukan penusukan dengan gerakan yang cepat
dengan memakai lancet steril. Tusukan dilakukan
dengan arah tegak lurus pada garis sidik jari.
 Tetesan darah yang pertama kali keluar dihapus
dengan menggunakan kapas streril dan tetasan
beerikutnya baru boleh digunakan untuk
pemeriksaan.
 Merapikan alat
 Melepaskan hand scoon
 Cuci tangan
Tahap terminasi
4. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
5. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
6. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap Evaluasi
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
kegiatan .
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Keterangan :

0 = tidak dikerjakan

1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna

2= dikerjakan dengan sempurna


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIV KEPERAWATAN MATARAM
CHECKLIST PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH ARTERI

Nama : ……………………………………

NIM : …………………………………......

ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
Definisi :
Pengambilan sampel darah melalui pembuluh darah arteri. Lokasi
pengambilan darah yang umum dilakukan yaitu Arteri radialis,
Arteri brachialis dan Arteri Femoralis.
Tujuan :

1. Mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.


2. Mengevaluasi ventilasi melalui pengukuran pH, tekanan
parsial oksigen arteri (PaO2), dan tekanan parsial karbon
dioksida (PaCO2).
3. Mengetahui jumlah oksigen yang diedarkan oleh paru-paru
melalui darah yang ditunjukkan melalui PaO2.
4. Mengetahui kapasitas paru-paru dalam mengeliminasikan
karbon dioksida yang ditunjukkan oleh PaCO2.
5. Menganalisa isi oksigen dan pemenuhannya serta untuk
mengetahui jumlah bikarbonat.

 Indikasi dan kontra indikasi :


 Indikasi :
Pada pasien penyakit paru, bayi premature dengan
penyakit paru, diabetes mellitus berhubungan dengan
kondisi asidosis diabetic
 Kontra indikasi
Pada pasien dengan penyakit perdarahan seperti
hemophilia dan trombosit rendah.

Persiapan :
 Alat :
1. Memberitahukan pasien tentang tujuan daripada
pengambilan darah arteri yang akan di pungsi.
2. Memilih arteri yang akan di pungsi.
3. Menyiapkan posisi pasien :
a. Arteri Radialisi :
 Pasien tidur semi fowler dan tangan diluruskan.
 Meraba arteri kalau perlu tangan boleh diganjal
atau ditinggikan.
 Arteri harus benar-benar teraba untuk
memastikan lokalisasinya.
b. Arteri Dorsalis Pedis.
 Pasien boleh flat/fowler.
c. Arteri Brachialis
 Posisi pasien semi fowler, tangan di
hyperekstensikan/diganjal dengan siku.
d. Arteri Femoralis.
 Posisi pasien flat.
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
 PASIEN
 Jelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang
dilakukan.
 Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan
menimbulkan rasa sakit.
 Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul.
 Jelaskan tentang allen’s test.
 LINGKUNGAN
 Pasang sampiran
Tahap pre interaksi
5. Cuci tangan
6. Siapkan alat-alat
Tahap orientasi
9. Memberi salam , panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
10. Memperkenalkan nama perawat
11. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau
keluarga
12. Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap Kerja
13. Cara Pengambilan Darah
1. Persiapan alat.
2. Memberitahukan pasien tentang tujuan daripada
pengambilan darah arteri yang akan di pungsi.
3. Memilih arteri yang akan di pungsi.
4. Menyiapkan posisi pasien :
5. Arteri Radialisi :
 Pasien tidur semi fowler dan tangan
diluruskan.
 Meraba arteri kalau perlu tangan boleh
diganjal atau ditinggikan.
 Arteri harus benar-benar teraba untuk
memastikan lokalisasinya.
6. Arteri Dorsalis Pedis.
 Pasien boleh flat/fowler.
7. Arteri Brachialis
 Posisi pasien semi fowler, tangan di
hyperekstensikan/diganjal dengan siku.
8. Arteri Femoralis.
 Posisi pasien flat.
9. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan.
10. Raba kembali arteri untuk memastikan adanya
pulsasi daerah yang akan ditusuk sesudah
dibersihkan dengan kapas bethadine secara sirkuler.
Setelah 30 detik kita ulangi dengan kapas alkohol
dan tunggu hingga kering.
11. Bila perlu obat anethesi lokal gunakan spuit 1 cc
yang sudah diisi dengan obat (adrenalin 1 %),
kemudian suntikan 0,2-0,3 cc intracutan dan
sebelum obat dimasukkan terlebih dahulu aspirasi
untuk mencegah masuknya obat ke dalam pembuluh
darah.
12. Lokalisasi arteri yang sudah dibersihkan difiksasi
oleh tangan kiri dengan cara kulit diregangkan
dengan kedua jari telunjuk dan jari tengah sehingga
arteri yang akan ditusuk berada di antara 2 jari
tersebut.
13. Spuit yang sudah di heparinisasi pegang seperti
memegang pensil dengan tangan kanan, jarum
ditusukkan ke dalam arteri yang sudah di fiksasi tadi.
- Pada arteri radialis posisi jarum 45 derajat.
- Pada arteri brachialis posisi jarum 60 derajat.
- Pada arteri femoralis posisi jarum 90 derajat.
Sehingga arteri ditusuk, tekanan arteri akan
mendorong penghisap spuit sehingga darah dengan
mudah akan mengisi spuit, tetapi kadang-kadang
darah tidak langsung keluar. Kalau terpaksa dapat
menghisapnya secara perlahan-lahan untuk
mencegah hemolisis. Bila tusukan tidak berhasil
jarum jangan langsung dicabut, tarik perlahan-lahan
sampai ada dibawah kulit kemudian tusukan boleh
diulangi lagi kearah denyutan.
14. Sesudah darah diperoleh sebanyak 2 cc jarum kita
cabut dan usahakan posisi pemompa spuit tetap
untuk mencegah terhisapnya udara kedalam spuit
dan segera gelembung udara dikeluarkan dari spuit.
15. Ujung jarum segera ditutup dengan gabus / karet.
16. Bekas tusukan pungsi arteri tekan dengan kapas
alkohol campur dengan bethadine.
- Pada arteri radialis dan dorsalis pedis selama 5
menit.
- Pada arteri brachialis selama 7 – 10 menit.
- Pada arteri femoralis selama 10 menit.
- Jika pasien mendapat antikoagulan tekan
selama 15 menit.
17. Lokalisasi tusukan tutup dengan kassa + bethadine
steril.
18. Memberi etiket laboratorium dan mencantumkan
nama pasien, ruangan, tanggal, dan jam
pengambilan, suhu, dan jenis pemeriksaan.
19. Bila pengiriman/pemeriksaannya jauh, darah
dimasukkan kantong plastik yang diisi es supaya
pemeriksaan tidak berpengaruh oleh suhu udara luar.
20. Kembali mencuci tangan setelah selesai melakukan
tindakan.

Tahap terminasi
7. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
8. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
9. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap Evaluasi
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
kegiatan .
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Keterangan :

0 = tidak dikerjakan

1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna

2= dikerjakan dengan sempurna

Anda mungkin juga menyukai