Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan
elektron secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang
sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan
elektron) dan reduksi (memperoleh elektron). Reaksi ini merupakan pasangan,
sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan elektron yang
diperoleh pada reaksi reduksi. Masing-masing reaksi (oksidasi dan reduksi)
disebut reaksi paruh (setengah reaksi), sebab diperlukan dua setengah reaksi ini
untuk membentuk sebuah reaksi dan reaksi keseluruhannya disebut reaksi redoks.
Ada tiga definisi yang dapat digunakan untuk oksidasi, yaitu kehilangan
elektron, memperoleh oksigen, atau kehilangan hidrogen. Dalam makalah ini
penulis berusaha menyajikan konsep redoks dengan singkat dan jelas sehingga
konsep tersebut nantinya dapat dimengerti benar oleh pembaca

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana konsep reduksi dan oksidasi?
1.2.2 Bagaimana menentukan bilangan oksidasi?
1.2.3 Bagaimana penentuan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks?

1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan konsep reduksi dan oksidasi
1.3.2 Menjelaskan bagaimana menentukan bilangan oksidasi
1.3.3 Menjelaskan bagaiman penentuan reduktor dan oksidator dalam
reaksi redoks

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil oleh penulis maupun pembaca
makalah ini ialah bagi penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan
penulis tentang redoks

1
BAB II
ISI

2.1 Konsep Reduksi Oksidasi


Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang
menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam
sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti
oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida, atau reduksi karbon oleh
hidrogen menghasilkan metana(CH4), ataupun ia dapat berupa proses yang
kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan transfer
elektron yang rumit.
Pada awalnya konsep reduksi oksidasi (redoks) terbatas pada reaksi yang
melibatkan pelepasan dan pengikatan oksigen.
 Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen oleh suatu senyawa
Contoh:
CO2  C + O2
FeO3  4 Fe + 3 O2
 Reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen dan atom suatu unsur
Contoh:
Mg + O2  2MgO
CH4 + O  CO2 + 2 H2O
Tinjauan reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan reaksi yang melibatkan
oksigen kurang universal, karena untuk reaksi yang melibatkan oksigen akan
kesulitan dalam menentukan reaksi reduksi oksidasi
Istilah redoks juga dapat dijelaskan dengan konsep pelepasan dan
pengikatan electron sebagai berikut
 Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau
ion
Contoh:
Na  Na+ + 1e
Mg  Mg2+ + 2e
Al  Al3+ + 3e

2
 Reduksi menjelaskan penambahan atau penerimaan atau pengikatan
elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
Contoh:
S + 2e  S2-
Cl + e  Cl-
Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan
di atas tidaklah persis benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada
perubahan bilangan oksidasi karena transfer elektron yang sebenarnya tidak akan
selalu terjadi. Sehingga oksidasi lebih baik didefinisikan sebagai peningkatan atau
kenaikan bilangan oksidasi dari atom suatu unsur.
Contoh:
Cl2 0 + 2e  2 Cl-

-1 (reduksi)

Sedangkan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi dari atom suatu


unsur.
Contoh:
Mg 0  Mg2+ + 2 e

+2 (oksidasi)
Dalam prakteknya, transfer elektron akan selalu mengubah bilangan
oksidasi, namun terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai "redoks"
walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang
melibatkan ikatan kovalen).

2.2 Penentuan Bilangan Oksidasi


Untuk menentukan bilangan oksidasi suatu atom dalam suatu senyawa
dapat dipergunakan beberapa ketentuan berikut:
1) Bilangan oksidasi unsur bebas (tidak bersenyawa) adalah 0 (nol)

3
2) Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam suatu senyawa
netral adalah 0 (nol)
Contoh: Dalam senyawa H2SO4, jumlah bilangan oksidasi dari:
2 atom H + 1 atom S + 4 atom O = 0
3) Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam suatu ion sama
dengan muatan ion tersebut
Contoh: Pada ion Cr2O72-, jumlah bilangan oksidasi dari:
2 atom Cr + 7 atom O = -2
4) Unsur-unsur tertentu dalam mebentuk senyawa mempunyai bilangan
tertentu, misalnya:
 Atom-atom golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) dalam senyawa
selalu mempunyai bilangan oksidasi +1
 Atom-atom golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) dalam senyawa
selalu mempunyai bilangan oksidasi +2
 Atom-atom golongan IIIA (B, Al, dan Ga) dalam senyawa selalu
mempunyai bilangan oksidasi +3
 Atom hidrogen (H) dalam senyawa umumnya mempunyai bilangan
oksidasi +1, kecuali dalam hidridra logam. Pada hidrida logam seperti
LiH, NaH, CaH2, MgH2, dan Al3, atom hidrogen diberi bilangan
oksidasi -1
 Atom oksigen (O) di dalam senyawa umumnya mempunyai bilangan
oksidasi -2, kecuali pada senyawa peroksida dan OF2. Pada peroksida
H2O2, NaO2, dan BaO2 atom oksigen diberi bilangan oksidasi -1,
sedangkan pada OF2 diberi bilangan oksidasi +2

2.3 Penentuan Reduktor dan Oksidator dalam reaksi redoks


Reaksi reduksi dan oksidasi yang berlangsung serentak biasanya disingkat
dengan reaksi redoks. Di dalam reaksi tersebut terdapat zat-zat yang bertindak
sebagai pereduksi (reduktor) dan pngoksidasi (oksidator).
1) Pereduksi atau reduktor adalah zat yang dalam reaksi redoks tersebut
menyebabkan zat yang lain mengalami reduksi. Dalam hal ini zat
pereduksi mengalami oksidasi.

4
2) Pengoksidasi atau oksidator adalah zat yang dalam reaksi redoks
menyebabkan zat lain mengalami oksidasi. Dalam peristiwa ini zat
pengoksidasi mengalami reduksi.
Contoh:

+2 (oksidasi)

Fe + 2 HCl  FeCl2 + H2
0 +1 -1 +2 -1 0

+1 (reduksi)

Dalam reaksi di atas, Fe bertindak sebagai pereduksi, HCl sebagai


pengoksidasi, sedangkan FeCl2 merupakan hasil oksidasi, dan gas H2 sebagai
hasil reduksi. Atom klorin dalam reaksi ini tidak mengalami oksidasi maupun
reduksi.
Apabalia dalam reaksi tersebut suatu zat mengoksidasi atau mereduksi
dirinya sendiri, peristiwanya disebut reaksi autoredoks (disproporsional).
Contoh:

-1 (reduksi)

Cl2 + NaOH  NaCl + NaClO + H2O


0 +1 -2 +1 +1 -1 +1 +1 -2 +1 -2

+1 (oksidasi)

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
 Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang
menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom
dalam sebuah reaksi kimia
 Untuk menentukan bilangan oksidasi suatu atom dalam suatu senyawa
dapat dipergunakan beberapa ketentuan
 Reaksi reduksi dan oksidasi yang berlangsung serentak biasanya disingkat
dengan reaksi redoks. Di dalam reaksi tersebut terdapat zat-zat yang
bertindak sebagai pereduksi (reduktor) dan pngoksidasi (oksidator).

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca mengetahui lebih jauh
tentang redoks kemudian mengilhami teori tersebut dalam mendidik para siswa di
sekolah

6
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2010. Chemistry-10th ed. USA: McGrow-Hill Companies, Inc


Idha Rochani, Pastiwi dan Murtofi’ah, Desi. 2010. Kimia. Bogor: CV Bina
Pustaka

Anda mungkin juga menyukai