Paradigma
Paradigma merupakan pencapaian ilmiah yang memiliki dua ciri, yaitu 1)
pencapaian tersebut cukup baru (belum pernah ada sebelumnya), sehingga dapat
menghindarkan terjadinya persaingan penggunaan metode ilmiah, dan 2)
pencapaian tersebut cukup terbuka sehingga pemecahan masalah bersifat terbuka
bagi ilmuwan. Tidak adanya interpretasi yang baku atau pengubahan menjadi
kaidah-kaidah tidak akan menghalangi suatu paradigma menjadi suatu pedoman
dalam riset. Suatu riset yang dipandang normal akan dapat ditentukan oleh
pemeriksaan langsung terhadap paradigma-paradigma yang ada.
Pra-paradigma Sains
Kuhn Mengemukakan bahwa, jalan menuju konsensus penelitian sangat
sulit. Perjalanan ilmu ini dimulai dari suatu disiplin ilmu dengan identifikasi
fenomena alam yang kemudian diselidiki secara eksperimen dan dijelaskan secara
teoritis. Pengkajian ilmu ini juga memiliki kaitan dengan disiplin ilmu lainnya.
Apabila konesensus dalam penelitian mengalami kekurangan maka semua fakta
yang terlihat relevan akan mengalami masalah dalam pengumpulan fakta karena
bersifat acak. Keadaan ini disebut dengan pra-paradigma (atau dewasa) ilmu
pengetahuan. Dengan kata lain, tidak ada paradigma tunggal yang mendefinisikan
ilmu. Pra-paradigma sains tidak diarahkan dan fleksibel, serta menawarkan
sebuah komunitas dengan disiplin ilmu lainnya.
Sains Normal
Ilmu pengetahuan yang normal (normal science) berarti riset yang kuat
dengan berdasar pada satu atau lebih pencapaian ilmiah yang terdahulu.
Pencapaian beberapa masyarakat ilmiah tertentu pada suatu ketika dinyatakan
sebagai pemberi fondasi bagi praktek selanjutnya. Pencapaian ini cukup terbuka
sehingga memberikan peluang bagi yang lain untuk menguji atau melakukan
kegiatan yang sama untuk membuktikannya. Pencapaian-pencapaian tersebut
selanjutnya disebut dengan paradigma. Sejarah sains menunjukkan bahwa
paradigma dalam sains diolah dan dikembangkan terus untuk mengeluarkan riset
yang baru, untuk memperkuat dan bahkan untuk menyingkirkan hasil riset
sebelumnya.
Anomali
Anomali merupakan suatu kondisi di mana harapan yang sesuai dengan
paradigma yang sedang digunakan tidak sesuai dengan fenomena yang
ditunjukkan oleh alam. Dalam perkembangan sains, paradigma yang pertama
diterima biasanya digunakan untuk menerangkan keberhasilan ataupun kegagalan
dari berbagai eksperimen yang diperoleh oleh ilmuwan. Segala penemuan yang
dilakukan oleh para pendalam sains bukanlah peristiwa yang asing lagi, namun
kebanyakan merupakan episode-episode yang diperluas dengan struktur yang
berulang secara teratur. Penemuan-penemuan itu diawali dengan kesadaran akan
anomali yaitu dengan pengakuan bahwa alam dengan suatu cara telah melanggar
pengharapan-pengharapan yang didorong oleh paradigma yang menguasai sains
yang normal. Kemudian hal ini berlanjut dengan eksplorasi yang diperluas pada
wilayah anomal. Pada kondisi ini, menemukan sesuatu merupakan satu tindakan
tersendiri yang dapat diasimilasikan pada konsep yang telah biasa diterima.
Krisis
Semua penemuan menjadi sumbangan bagi perubahan paradigma.
Perubahan yang melibatkan penemuan-penemuan terkadang bersifat destruktif
sekaligus konstruktif. Kemunculan suatu teori baru dihasilkan oleh kegagalan dari
ilmu pengetahuan normal untuk memecahkan suatu masalah. Kegagalan dari
suatu pengetahuan merupakan jalan untuk pencarian pengetahuan lain. Kegagalan
ini dapat disempurnakan oleh adanya pertentangan yang diamati antara teori dan
fakta. Munculnya teori-teori pada umumnya didahului oleh adanya periode
ketidakpastian. Ketidakpastian itu ditimbulkan oleh gagalnya teka-teki sains yang
normal memberi jawaban seperti yang diharapkan. Kegagalan kaidah-kaidah yang
ada merupakan pendahuluan bagi pencarian kaidah-kaidah yang baru, sehingga
mendorong kemunculan teori sains yang baru.
Krisis merupakan prakondisi yang diperlukan dan penting bagi munculnya
teori-teori baru. Tanggapan dan kesadaran dari suatu krisis yang ada
mengendurkan kerangka teoritis dan menyediakan data yang penting bagi suatu
pergeseran pokok dari paradigma. Ilmu pengetahuan normal harus dikerjakan
secara terus menerus untuk membawa fakta dan teori ke dalam kesepakatan akhir.
Tanggapan dan pengenalan dari anomali mengakibatkan krisis yang merupakan
suatu prasyarat untuk perubahan paradigma. Krisis menjadi hal yang penting
namun tersembunyi dalam riset ilmiah. Krisis selalu tersembunyi dalam riset,
karena tiap-tiap masalah dapat dipandang sebagai suatu teka-teki yang dapat
dilihat oleh sains normal, namun teka-teki ini belum dapat dipecahkan.