Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

SOSIALISASI POCI ,HIV-AIDS DAN IMS UNTUK KADER


POSYANDU
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MONTONG BETOK
TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN
Dalam rangka mengamankan jalannya pembangunan nasional, demi terciptanya
kwalitas manusia yang diharapkan, perlu peningkatan upaya penaggulangan HIV / AIDS, yang
melibatkan semua sektor pembangunan nasional melalui program yang terarah, terpadu dan
menyeluruh.
AIDS (Acuquired Immune Deficiency Sidrome) merupakan kumpulan gejala penyakit
yang disebabkan oleh virus HIV ( Human Immuno Deficiency Virus ) yang akan mudah
menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan
berakibat yang bersangkutan kehilangan daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terinfeksi dan
meninggal karena berbagai penyakit infeksi, kanker dan lain-lain.
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahan atau obat untuk penyembuhannya.
Jangka waktu antara terkena infeksi dan munculnya gejala penyakit pada orang dewasa
memakan waktu rata-rata 5-10 tahun. Selama kurun waktu tersebut walaupun masih tampak
sehat, secara sadar maupun tidak pengidap HIV dapat menularkan virusnya pada orang lain.
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Infeksi Menular Seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual
dengan bergonta ganti pasangan, baik melalui vagina, oral maupun anal.

II. LATAR BELAKANG


Strategi penanggulangan HIV-AIDS ditujukan untuk mencegah dan mengurangi risiko
penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta mengurangi dampak sosial dan
ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat, agar individu dan
masyarakat menjadi produktif dan bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini memerlukan peran
aktif multipihak baik pemerintah maupun masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi dan
terdampak, sehingga keseluruhan upaya penanggulangan HIV dan AIDS dapat dilakukan
dengan sebaik-baiknya, yang menyangkut area pencegahan, pengobatan, mitigasi dampak dan
pengembangan lingkungan yang kondusif.
Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan diperlukan peran aktif dari
kelompok populasi kunci yaitu : (1) Orang-orang berisiko tertular atau rawan tertular karena
perilaku seksual berisiko yang tidak terlindung, bertukar alat suntik tidak steril; (2) Orang-
orang yang rentan adalah orang yang karena pekerjaan, lingkungannya rentan terhadap
penularan HIV, seperti buruh migran, pengungsi dan kalangan muda berisiko; dan (3) ODHA
adalah orang yang sudah terinfeksi HIV.
Seperti diketahui situasi epidemi HIV dan AIDS di indonesia telah memasuki epidemi
terkonsentrasi. Berdasarkan hasil Surveilans Terpadu HIV dan Perilaku (STHP, Populasi
Kunci, 2007) menunjukkan prevalensi HIV pada populasi kunci : Wanita Pekerja Seks (WPS)
langsung 10,4%; WPS tidak langsung 4,6%; waria 24,4%; pelanggan WPS 0,8%; lelaki seks
dengan lelaki (LSL) 5,2%; pengguna napza suntik 52,4%. Di provinsi Papua dan Papua Barat
terdapat pergerakan ke arah generalized epidemic dengan prevalensi HIV sebesar 2,4% pada
penduduk 15-49 tahun (STHP, Penduduk Papua, 2007).
Dalam menghadapi epidemi HIV tersebut perlu dilakukan upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV dan AIDS yang lebih intensif, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi,
untuk menghasilkan program yang cakupannya tinggi, efektif dan berkelanjutan.
Puskesmas Montong Betok sebagai salah satu puskesmas dengan klinik IMS di
kabupaten lombok timur ikut serta dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS
dengan mengadakan kegiatan berupa klinik IMS, penyuluhan tentang HIV-AIDS dan IMS ke
kelompok resiko tinggi dan kelompok yang rentan tertular HIV yang menjadi populasi
beresiko tinggi dalam keberhasilan penanggulangan HIV-AIDS ini.

III. TUJUAN
1. Tujuan umum program HIV AIDS dan IMS adalah :
pencegahan dan penanggulangan HIV- AIDS dan IMS
2. Tujuan khusus program HIV- AIDS dan IMS adalah :
a. pencegahan penularan HIV.
b. meningkatkan pengetahuan kader tentang pemahaman penyakit HIV – AIDS
dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS).

IV. KEGIATAN
Pemaparan materi , diskusi dan tanya jawab.
V. PELAKSANAAN KEGIATAN
Penyuluhan POCI , HIV- AIDS dan IMS sesuai dengan kegiatan pada perencanaan BOK.
Tempat penyuluhan dilakukan di aula kantor Camat Montong Gading dengan menghadirkan
perwakilan dari semua jumlah posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Montong
Betok.

VI. SASARAN KEGIATAN


Kader Perwakilan dari semua jumlah Posyandu yang ada diwilayah kerja Puskesmas
Montong Betok.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan ini dilakukan bulan April 2017

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan program akan dievaluasi 3 bulan sekali untuk melihat
kesesuaian antara rencana kegiatan dan realisasinya.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan
a. Kegiatan program pada penyelenggaraan UKM akan dicatat pada format
pencatatn harian kemudian akan direkap pada akhir bulan
b. Kegiatan program pada penyelenggaraan UKM akan didokumentasikan pada
notulen kegiatan
2. Pelaporan
Laporan bulanan program, laporan penyuluhan akan dilaporkan kepada kepala
Puskesmas dan kemudian akan diserahkan ke Dinas Kesehatan Lombok Timur.
3. Evaluasi kegiatan
1. Program akan dievaluasi setiap bulan.
2. Program akan dievaluasi oleh Dinas Kesehatan 1 tahun sekali.

Anda mungkin juga menyukai