Anda di halaman 1dari 2

INOVASI LEWAT TIGA JALAN

Oleh Suyatno Jbsi


Ada tiga jalan dalam berinovasi. Jalan pertama adalah Inkuiri. Jalan kedua
Discoveri. Lalu, jalan ketiga adalah imajinasi. Ketiga jalan itu akan sama-sama
menghasilkan karya yang inovasi. Kita bebas harus berada di jalan mana pun.
Bisa jadi, kita menggunakan ketiga jalan itu. Tidak masalah menggunakan
ketiganya karena yang terpenting adalah hasilnya.
Inovasi melalui inkuiri ditandai oleh penarikan simpulan berdasarkan
serangkaian ujicoba. Dalam ujicoba, tentu ada gagal dan ada sukses. Bagi
inovator inkuiri, gagal dan sukses adalah hal biasa yang sering terjadi. Mereka
asyik di laboratorium atau bengkel untuk terus merangkai, menghubungkan,
dan menarik simpulan.
Oleh karena itu, sangat biasa jika banyak perusahaan yang mempunyai
laboratorium untuk kajian dan pemunculan produk baru. Di laboratorium itulah
ditemukan dan dirumuskan sebuah produk baru bahkan produk untuk puluhan
tahun ke depan. Unilever, perusahaan di bidang peralatan mandi, seperti
sabun, shampo, pewangi, deodoran, dan sebagainaya, selalu memperbarui
kemasan dan ramuannya melalui tim laboratorium yang handal. Samsung,
perusahaan elektronik Korea, selalu memperbarui produknya lewat kerja
laboratoium inkuiri.
Inovasi melalui discoveri ditandai oleh pembandingan dan penemuan
berdasarkan eksplorasi. Inovator melacak sesuatu yang baru yang dapat dipakai
ontuk produknya. Perjalanan demi perjalanan dilakukan untuk sebuah inovasi
berdasarkan discoveri. Sang inovator tidak perduli telah melakukan perjalanan
jauh karena yang penting menemukan sesuatu yang dapat mengilhami
inovasinya. Keunikan, kekhasan, dan daya khusus di sebuah tempat kadang
memberikan ide yang sangat baik.
Starbuck dibuka sebagai kedai kopi yang nyaman, setelah pemiliknya jalan-jalan
ke Italia lalu menemukan pola pengunjung yang menyukai produk tertentu.
Kadang, ada seseorang terilhami rumah unik setelah melihat sarang burung.
Dia langsung membuat rumah pohon yang ternyata digemari masyarakat untuk
dipakai sebagai rekreasi santai di atas pohon. Columbus menemukan Benua
Amerika dikategorikan sebagai inovator discoveri.
Inovasi melalui imajinasi ditandai oleh kebebasan pikiran mengasosiasi benda
tertentu dengan daya bayang yang tinggi. Sang inovator melihat sesuatu
dengan sentuhan lebih dan keluar dari pola yang ada. Dia mengimajinasikan
sesuatu ke dalam bentuk lain. Inovator jenis ini sering dilakukan oleh seniman
yang mempunyai ide bebas.
Dari karya sastra yang hebat, kadang terlahir karya inovatif. Lukisan, lagu, tari,
dan jenis seni yang lain terkadang memberikan inspirasi inovatif. Imajinasi
dipakai untuk memetaforakan, mengasosiasikan, memetanomiakan, dan
mengalihkan ke dalam bentuk-bentu inovasi. Berangkat dari sebuah benda,
sang inovator menemukan fungsi lebih dari benda itu. Contohnya, setelah
melihat tutup panci, sang inovator memakai tutup panci itu untuk tutup lampu.
Inovator mengubah fungsi tutup panci itu. Walhasil, lampu yang dipayungi
tutup panci sangat indah.
Tiga jalan di atas memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Yang sama adalah
tujuannya. Meskipun memiliki perbedaan, ketiganya memberikan peluang bagi
inovator untuk terus berinovasi. Meskipun memiliki kesamaan tujuan, sang
inovator perlu menguasai prosesnya. Inovasi adalah jalan untuk meningkatkan
taraf hidup manusia.
Zaman ini, terkembang dari inovasi. Manusia zaman dulu berinovasi untuk
menyiasati rumitnya kehidupan. Ciptaan demi ciptaan dilakukan di berbagai
tempat oleh orang yang berbeda. Akibat kebutuhan yang sama, hasil inovasi itu
dipakai oleh semua sehingga menjadi universal. Dulu, manusia kesulitan untuk
wadah makanan akrena sebatas menggunakan daun atau kulit kayu, lalu
diinovasi wadah itu, muncullah piring, mangkok, dan lainnya. Saat ini, piring
dan mangkok menjadi barang universal yang dipakai oleh orang di semua
tempat di dunia ini. Begitu pula, dulu makan menggunakan tangan, tetapi tidak
praktis, Agar praktis, mereka menggunakan daun atau kayu. Ternyata daun dan
kayu juga tidak efektif untuk makan. Lalu, diciptakanlah sendok dari besi atau
keramik. Itulah inovasi.
Inovasi yang telah dilakukan oleh nenek-moyang kita, tentu melalui ketiga
jalan, inkuiri, discoveri, dan imajinasi. Mereka menggunakan jalan itu secara
acak dan bergantian. Konteks menentukan saat yang tepat menggunakan jalan
inovasi yang dipilih. Berkat masalah yang berulang-ulang dalam sebuah
tindakan, nenek moyang menemukan cara mengatasi masalah itu. Berkat
mengamati dan jalan-jalan ke tempat yang baru, nenek moyang kita juga
menemukan ide yang bermanfaat bagi kehidupan. Begitu pula, berkat terasah
dalam berimajinasi, ditemukan produk yang asyik pula untuk kehidupan. Itulah
inovasi.
Kita perlu membebaskan diri untuk mencoba ketiga jalan. Pembelajaran di
sekolah atau di masyarakat juga harus memberikan peluang bagi anak untuk
sering menggunakan ketiga jalan itu. Dengan begitu, anak tidak antijalan lain
ketika terlanjur asyik di jalan salah satunya. Anak memiliki potensi untuk
menggunakan ketiga jalan itu. Guru harus berani mengubah-ubah jalan
berinovasi ketika memberikan pengalaman kepada siswanya. Begitu pula, para
orang tua, harus senantiasa memberikan peluang kepada anak untuk
berinovasi dengan ketiga jalan, inkuiri, discoveri, dan imajinasi. (Suyatno, guru
besar sastra anak; Universitas Negeri Surabaya.)

Anda mungkin juga menyukai