Anda di halaman 1dari 10

Analisis Sistem Antrian dalam Upaya Mengoptimalkan Kualitas Pelayanan

Studi Kasus : Store Hokben Ujung Menteng Jakarta Timur

Ayuna Suci Hartati


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, ayuna142@gmail.com

ABSTRAK
Restoran Fast Food, Hokben memiliki cara penyajian makanan yang cukup unik, dimana
konsumen dapat melihat dan memilih sendiri bentuk makanan yang dipesan dengan membentuk
suatu antrian yang memanjang secara vertical. Kegiatan pelayanan HokBen mengacu pada 1
kasir pada sebuah jalur antrian tunggal dengan sebelumnya dilayani oleh petugas counter yang
bertugas untuk menawarkan dan menyiapkan menu pesananan. Dengan begitu sistem antrian
yang diterapkan disini menggunakan model Single Channel Multi Phase, dimana terdapat satu
jalur fasilitas pelayanan dan dilalui dua tahap pelayanan. Penelitian dilakukan pada Store
Hokben Ujung Menteng Jakarta Timur , selama satu minggu pengamatan, setiap harinya pada 4
sesi pengambilan data yang dilakukan pada jam jam sibuk yaitu puku 12.00-13.00 13.00-14.00
18.00-19.00 dan 19.00-20.00. Setelah pengambilan data, maka dilakukan penentuan model
antrian dan menghitung data yang didapatkan dari hasil pengamatan. Parameter antrian yang
diukur adalah kedatangan rata rata per satuan waktu, pelayanan rata rata persatuan waktu, tingkat
kegunaan server, banyaknya pelanggan dalam antrian, banyaknya pelanggan dalam sistem,
waktu tunggu dalam antrian, waktu tunggu dalam sistem, dan probabilitas 0 pelanggan dalam
sistem. Penelitian ini menghasilkan model antrian (M/G/1) : (FCFS/ , pola kedatangan
berdistribusi Poisson dan pola pelayanan tidak berdistribusi Normal. Disiplin antrian yaitu first
come first served (FCFS).

Kata Kunci : first come first served, single channel-multi phase, teori antrian

ABSTRACT
Fast Food restaurant, Hokben has a fairly unique way of serving food, where consumers can see
and choose for themselves the form of food that ordered by forming a queue that extends
vertically, HokBen service activities refer to 1 cashier on a single queue with the previous served
by a counter officer whose to offer and prepare a menu order so that the queue system applied
here uses the Single Channel Multi Phase model, where there is one service facility line and two
service stages are passed. The study was conducted at the East Jakarta Hokben Ujung Menteng
Store, for one week observation, every day at 4 data retrieval sessions conducted during rush
hour hours, namely 12.00-13.00 hours 13.00-14.00 18.00-19.00 and 19.00-20.00. After retrieval
of data, then the determine of the queue model and calculate the data obtained from the results
observations. The parameters of the queuing system that are measured are the arrival of the
average per unit time, service average time, server usability, customer length in the queue,
customer length in the system, waiting time in the queue, waiting time in the system, and 0
customer probability in the system. This study produced a queuing model (M / G / 1): (FCFS /,
arrival patterns with Poisson distribution and service patterns with Normal distribution.
Queuing discipline is first come first served (FCFS).

Keywords: first come first served, single channel-multi phase, queuing theory.

Naskah diterima : , Naskah dipublikasikan :

I. PENDAHULUAN pelayanan di counter kepada konsumen


Antrian merupakan suatu arti sederhana adalah 3 menit untuk setiap konsumen. Dan
dari menunggu. Antrian dapat diartikan waktu pelayanan maksimal di kasir untuk
sebagai proses dalam menunggu giliran untuk tiap konsumen adalah 2 menit untuk setiap
mendapatkan pelayanan dari suatu fasilitas konsumen Panjang antrian maksimal yang
yang terjadi karena kemampuan pelayanan ditetapkan HokBen adalah 12 orang dalam
yang tidak mampu mengimbangi kebutuhan kurun waktu 60 menit. Penggunaan waktu
pelayanan. . Dalam mengoptimalkan kualitas maksimal dan panjang antrian dimaksudkan
pelayanan dibutuhkan adanya penambahan sebagai kontrol kualitas pelayanan di
fasilitas, namun hal itu akan berdampak pada Hokben Ujung Menteng.
biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh Dengan total waktu yang merujuk pada
perusahaan. Hal tersebut juga tidak menjamin SOP, berarti waktu maksimal yang menjadi
tidak ada fasilitas layanan yang menganggur standar dari pertama kali antri hingga
akibat tidak adanya orang dalam antrian. Oleh transaksi selesai adalah selama 5 menit untuk
karena itu, perlu dilakukan analisis untuk rata rata setiap konsumen, sedangkan menurut
permasalahan antrian sehingga dapat penelitian yang dilakukan selama satu minggu
meningkatkan pelayanan sekaligus terjadi overload dari waktu standar yang
meminimumkan biaya penyediaan fasilitas ditetapkan Dari permasalahan di atas, Adanya
pelayanan dan biaya yang timbul akibat permasalahan model antrian dan penentuan
pelanggan harus menunggu di layani dengan jumlah jalur antrian yang optimal yang pada
penerapan teori antrian. Untuk sebuah sistem pelayanan dan pembayaran Store
restaurant Fast Food, Hokben memiliki cara Hokben Ujung Menteng, Jakarta Timur
penyajian makanan yang cukup unik, dimana menarik perhatian peneliti untuk mengadakan
konsumen dapat memilih dan melihat sendiri penelitian guna menetukan model antrian dan
bentuk makanan yang telah dipesan, namun penentuan jalur antrian yang optimal.
kasir menjadi point of failure dalam layanan
restoran Hokben. Semua kegiatan pelayanan II. TINJAUAN PUSTAKA
HokBen mengacu pada 1 kasir . Antrian adalah sebuah situasi dimana
HokBen menerapkan Standard orang-orang atau barang dalam barisan yang
Operating Procedure (SOP) dalam sistem sedang menunggu untuk dilayani. Terdapat 3
antrian guna menjamin kualitas pelayanan. komponen dalam sebuah sistem antrian
Standard Operating Procedure (SOP) yang (Hamukti, Wulandari, Shabrina, & Triantoro,
ditetapkan diantaranya waktu maksimal 2015), yaitu:
a. Ukuran Populasi Kedatangan 1. Melakukan observasi dan wawancara
b. Pola kedatangan pada sistem 2. Mengumpulkan data
c. Perilaku kedatangan 3. Mencari nilai λ dan mencari nilai 𝜇.
Proses antrian secara umum dikategorikan 4. Melakukan uji kecocokan distribusi
menjadi empat struktur dasar menurut fasilitas
a. Uji distribusi kedatangan
pelayanannya (Sari, Sugito, & Warsito, 2016),
b. Uji distribusi pelayanan.
yaitu :
5. Analisis (M/G/1) untuk mengetahui
1. Single Channel – Single Phase, adalah
salah satu saluran - satu tahap a. Jumlah rata-rata waktu tunggu
2. Single Channel – Multi Phase, adalah pelanggan dalam antrian (Wq)
satu saluran- banyak tahap. b. Jumlah rata-rata pelanggan dalam
3. Multi channel – Single Phase, adalah antrian (Lq)
banyak saluran – satu tahap. c. Jumlah rata-rata pelanggan dalam
4. Multi Channel, Multi Phase. Adalah sistem (Ls)
banyak saluran – banyak tahap. d. Jumlah rata-rata waktu tunggu
pelanggan dalam sistem (Ws)
Pada penelitian ini peneliti menggunakan 6. Menganalisis tingkat pelayanan optimal
model Single Channel Multi Phase karena 7. Mengambil kesimpulan dari hasil penelitian
Store HokBen Ujung Menteng merupakan
model pelayanan yang hanya ada satu jalur IV. PEMBAHASAN HASIL
yang memasuki sistem pelayanan dan tahapan Tingkat pelayanan yang diberikan pada
pelayanan yang berganda. setiap pelanggan pada fasilitas relatif tidak
sama, karena ada pelanggan yang memerlukan
III. METODE PENELITIAN waktu yang lama, ada yang cukup lama
Dalam penelitian ini penulis namun ada juga yang memerlukan waktu yang
menggunakan pendekatan kuantitatif yang tidak lama, hal ini terjadi karena kebutuhan
menggambarkan data kuantitatif yang setiap pelanggan berbeda-beda. Dalam
diperoleh menyangkut keadaan subjek atau perhitungan ini yang diambil merupakan rata-
fenomena dari sebuah populasinya dengan rata yang dapat digunakan sebagai dasar
menggunakan angka-angka, pengolahan pertimbangan.
statistik, struktur dan percobaan terkontrol.
Penelitian ini menggunakan data yang Kecepatan Kedatangan Per Sesi Waktu (λ)
didapatkan melalui observasi pada Store Kedatangan Pelanggan
Hokben Ujung Menteng di Jl. Bekasi Raya Waktu Pengamatan( Menit)
KM. 25, Ujung Menteng, Cakung, Kota 15
λ1 : 60 Menit
Jakarta Timur, Pengamatan dilakukan pada
= 0.25 menit kedatangan per pelanggan
empat sesi selama 7 hari. Pukul 12.00 – 13
λ2 :
13.00, 13.00 – 14.00, 18.00 – 19.00, dan 60 Menit
19.00 – 20.00 Untuk memperoleh data waktu = 0.22 menit kedatangan per pelanggan
12
kedatangan pelanggan dan waktu pelayanan. λ3 : 60 Menit
Adapun prosedur penelitian adalah. : = 0.20 menit kedatangan per pelanggan
9 maka hipotesis distribusi di tolak. Hasil
λ4 : 60 Menit
keputusannya yaitu diterima karena nilai
= 0.15 menit kedatangan per pelanggan
signifikansinya. Data kedatangan pelanggan
di store Hokben Ujung Menteng berdistribusi
Kecepatan Pelayanan Rata Rata (μ)
Waktu Pengamatan(Menit) Poisson dengan taraf nyata 0,05 dan taraf
signifikasinya 0,184. Hasil Pengujian
𝐾𝑒𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛
60 Menit Distribusi Eksponensial menggambarkan
μ1 : bahwa data pelayanan pelanggan dijalur dan
15
tahapan pelayanan tidak berdistribusi
= 4.00 Menit pelayanan per pelanggan
60 Menit Eksponensial. Karena nilai signifikansi lebih
μ2 : kecil dari pada taraf nyata yaitu 0.034, 0.020,
13
0.051, 0.019 <0.05. Sehingga H1 ditolak.
= 4.62 Menit pelayanan per pelanggan
60 Menit
Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS
μ3 : yaitu menggunakan uji Goodness of fit didapat
12
data berdistribusi Normal, dengan taraf
= 5 Menit pelayanan per pelanggan
signifikansi atau p-value sebesar 0,200 untuk
60 Menit
μ4 : sesi 1-3 dan 0.056 untuk sesi 4.
9

= 6.67 Menit pelayanan per pelanggan


Analisis Sistem Antrian Model M/G/ 1
Untuk proses analisis data yang digunakan
peneliti yaitu dengan menggunakan uji Sesi P Lq Ls Wq Ws Po
kolmogorov smirnov. Dengan waktu antar 1 0.06 1.38 1.44 5.51 5.76 0.94
kedatangan diuji untuk mengetahui 2 0.05 1.84 1.88 8.35 8.56 0.95
berdistribusi Poisson atau tidak dan waktu 3 0.04 1.04 1.08 5.20 5.40 0.96
pelayanan akan diuji apakah berdistribusi 4 0.02 0.67 0.69 4.47 4.62 0.98
Eksponensial atau Normal dengan
menggunakan program SPSS 12.0 for a. Tingkat kegunaan server (P)
Windows. Dari hasil pengujian Tingkat kegunaan server dalam melayani
menggambarkan bahwa data kedatangan pelanggan dicari dengan menggunakan
pelanggan berdistribusi Poisson. Dengan taraf persamaan M/G/1
signifikan yaitu 0,184. Penarikan kesimpulan Jadi peluang Tingkat kegunaan server
untuk membuktikan apakah data berdistribusi petugas pelayanan melayani pelanggan
Poisson atau tidak menggunakan Kolmogrov dalam setiap sesi yaitu :
Smirnov SPSS yaitu mebandingkan antara Sesi 1 : Bernilai 0,06
nilai signifikansi (Asimp.Sig) dengan nilai Sesi 2 : Bernilai 0,05
(taraf nyata) yang telah ditetapkan yaitu 0,05. Sesi 3 : Bernilai 0,04
Jika nilai signifikansi lebih besar dari taraf Sesi 4 : Bernilai 0,02
nyata yang telah ditetapkan maka hipotesis Hal ini menggambarkan bahwa semakin
distribusi pengujian diterima, sebaliknya jika banyak kedatangan pelanggan maka tingkat
nilai signifikansi lebih kecil dari taraf nyata kegunaan server petugas pelayanan
melayani pelanggan semakin meningkat pelayanan dicari dengan menggunakan
sesuai dengan nilai yang diperoleh dari persamaan M/G/1
perhitungan tingkat kegunaan server. Jadi rata-rata waktu menunggu seorang
b. Ekspektasi Panjang Antrian (Lq) pelanggan sebelum dilayani dalam setiap
Rata-rata panjangnya antrian didalam sesi yaitu :
proses pelayanan dicari dengan Sesi 1 : 5.51 menit per satuan pelanggan
menggunakan persamaan M/G/1 Sesi 2 : 8.35 menit per satuan pelanggan
Jadi rata-rata panjang antrian selama proses Sesi 3 : 5.20 menit per satuan pelanggan
pelayanan dalam setiap sesi yaitu : Sesi 4 : 4.47 menit per satuan pelanggan
Sesi 1 : 1,38 Pelanggan dalam satuan menit Dalam sesi pertama diketahui berarti waktu
Sesi 2 : 1,84 Pelanggan dalam satuan menit menunggu antrian dalam satu menit adalah
Sesi 3 : 1,04 Pelanggan dalam satuan menit 5,51 menit per pelanggan, sesi kedua 8,35
Sesi 4 : 0.67 Pelanggan dalam satuan menit menit per pelanggan, sesi ketiga 5,20 menit
Dalam sesi pertama diketahui berarti per pelanggan dan sesi keempat 4,47 menit
panjang antrian dalam satu menit adalah per pelanggan.
1,38 pelanggan, sesi kedua 1,84 pelanggan, e. Waktu Menunggu dalam Sistem (Ws)
sesi ketiga 1,04 pelanggan dan sesi Proses kedatangan pelanggan dan lama
keempat 0,67 pelanggan. pelayanan sampai akhirnya keluar dari
c. Ekspektasi dalam sistem (Ls) fasilitas pelayanan dapat ditentukan berapa
Proses kedatangan pelanggan dan lama rata-rata waktu menunggu nasabah dalam
pelayanan sampai akhirnya keluar dari sistem antrian dicari dengan menggunakan
fasilitas pelayanan dapat ditentukan berapa persamaan M/G/1
banyak rata-rata pelanggan yang antri Jadi rata-rata waktu menunggu seorang
dalam sistem antrian dan dicari dengan pelanggan dari proses kedatangan sampai
menggunakan persamaan M/G/1. selesai dilayani dalam setiap sesi yaitu
Jadi, rata-rata pelanggan yang antri dari Sesi 1 : 5.76 menit per satuan pelanggan
proses kedatangan sampai selesai dilayani Sesi 2 : 8.56 menit per satuan pelanggan
dalam setiap sesi yaitu : Sesi 3 : 5.40 menit per satuan pelanggan
Sesi 1 : 1.44 Pelanggan dalam satuan menit Sesi 4 : 4.62 menit per satuan pelanggan
Sesi 2 : 1.88 Pelanggan dalam satuan menit Dalam sesi pertama diketahui berarti waktu
Sesi 3 : 1.08 Pelanggan dalam satuan menit menunggu antrian sistem dalam satu
Sesi 4 : 0.69 Pelanggan dalam satuan menit menit adalah 5,76 menit per pelanggan, sesi
Dalam sesi pertama diketahui berarti kedua 8,56 menit per pelanggan, sesi ketiga
panjang antrian dalam sistem dalam satu 5,40 menit per pelanggan dan sesi keempat
menit adalah 1,44 pelanggan, sesi kedua 4,62 menit per pelanggan.
1,88 pelanggan, sesi ketiga 1,08 pelanggan f. Probabilitas 0 orang dalam antrian (P0)
dan sesi keempat 0,69 pelanggan. Probabilitas terdapat 0 orang dalam antrian
d. Waktu Menungu dalam Antrian (Wq) dicari dengan menggunakan persamaan
Rata-rata waktu menunggu seorang M/G/1
pelanggan yang akan dilayani oleh petugas
Jadi rata-rata probabilitas terdapat 0 orang Sesi 3 : 0,00 Pelanggan dalam satuan menit
dalam antrian seorang pelanggan yaitu : Sesi 4 : 0.00 Pelanggan dalam satuan menit
Sesi 1 : Bernilai 0.94 Nilai tersebut yang menunjukan angka 0,00
Sesi 2 : Bernilai 0.95 menit menunjukan bahwa tidak terjadi
Sesi 3 : Bernilai 0.96 antrian selama proses pelayanan, karena
Sesi 4 : Bernilai 0.98 ditambahkannya satu server maka proses
antrian menjadi lebih cepat yang
Analisis Sistem Antrian Model M/M/S berpengaruh terhadap berkurangnya
panjang antrian.
Sesi P Lq Ls Wq Ws Po c. Ekspektasi dalam sistem (Ls)
1 0.03 0.00 0.06 0.00 0.25 0.00 Proses kedatangan pelanggan dan lama
2 0.02 0.00 0.05 0.00 0.22 0.00 pelayanan sampai akhirnya keluar dari
3 0.02 0.00 0.04 0.00 0.20 0.00 fasilitas pelayanan dapat ditentukan berapa
4 0.01 0.00 0.02 0.00 0.15 0.00 banyak rata-rata pelanggan yang antri
dalam sistem antrian dan dicari dengan
a. Tingkat kegunaan server (P) menggunakan persamaan M/M/S
Tingkat kegunaan server dalam melayani Jadi, rata-rata pelanggan yang antri dari
pelanggan dicari dengan menggunakan proses kedatangan sampai selesai dilayani
persamaan M/M/S dalam setiap sesi yaitu :
Jadi peluang Tingkat kegunaan server Sesi 1 : 0,06 Pelanggan dalam satuan menit
petugas pelayanan melayani pelanggan Sesi 2 : 0,05 Pelanggan dalam satuan menit
dalam setiap sesi yaitu : Sesi 3 : 0,04 Pelanggan dalam satuan menit
Sesi 1 : Bernilai 0,03 Sesi 4 : 0.02 Pelanggan dalam satuan menit
Sesi 2 : Bernilai 0,02 Berdasarkan hasil perhitungan diatas sebab
Sesi 3 : Bernilai 0,02 ditambahkannya satu server maka proses
Sesi 4 : Bernilai 0,01 antrian menjadi lebih cepat yang
Hal ini menggambarkan bahwa semakin berpengaruh terhadap berkurangnya
banyak kedatangan pelanggan maka tingkat panjang antrian.
kegunaan server petugas pelayanan d. Waktu Menungu dalam Antrian (Wq)
melayani pelanggan semakin meningkat Rata-rata waktu menunggu seorang
sesuai dengan nilai yang diperoleh dari pelanggan yang akan dilayani oleh petugas
perhitungan tingkat kegunaan server. pelayanan dicari dengan menggunakan
b. Ekspektasi Panjang Antrian (Lq) persamaan M/M/S
Rata-rata panjangnya antrian didalam Jadi rata-rata waktu menunggu seorang
proses pelayanan dicari dengan pelanggan sebelum dilayani dalam setiap
menggunakan persamaan M/M/S sesi yaitu :
Jadi rata-rata panjang antrian selama proses Sesi 1 : 0,00 menit per satuan pelanggan
pelayanan dalam setiap sesi yaitu : Sesi 2 : 0,00 menit per satuan pelanggan
Sesi 1 : 0,00 Pelanggan dalam satuan menit Sesi 3 : 0,00 menit per satuan pelanggan
Sesi 2 : 0,00 Pelanggan dalam satuan menit Sesi 4 : 0,00 menit per satuan pelanggan
Waktu tersebut yang menunjukan angka waktu tunggu dalam sistem dan waktu tunggu
0,00 menit menunjukan bahwa tidak terjadi dalam antrian pelanggan didapatkan hasil
waktu tunggu selama proses pelayanan, yang ternyata melampaui standar waktu
karena ditambahkannya satu server maka pelayanan yang ditetapkan perusahaan yaitu 5
proses antrian menjadi lebih cepat yang menit untuk satu pelanggan. Untuk Wq dalam
berpengaruh terhadap berkurangnya waktu setiap sesi pengambilan data didapati hasil
menunggu pelanggan. untuk sesi ke-1 adalah 5,51 menit, sesi ke-2
e. Waktu Menunggu dalam Sistem (Ws) adalah 8,35 menit, sesi ke-3 adalah 5,20 menit
Proses kedatangan pelanggan dan lama dan sesi ke-4 adalah 4,47 menit. Setelah itu
pelayanan sampai akhirnya keluar dari untuk Ws dalam setiap sesi didapatkan hasil,
fasilitas pelayanan dapat ditentukan berapa sesi ke-1 adalah 5,76 menit, sesi ke -2 adalah
rata-rata waktu menunggu nasabah dalam 8,56 menit, sesi ke-3 adalah 5,40 menit, dan
sistem antrian dicari dengan menggunakan sesi ke-4 adalah 4,62 menit.
persamaan M/M/S Penyebab permasalahan tersebut adalah
Jadi rata-rata waktu menunggu seorang karena kapasitas jumlah jalur fasilitas tidak
pelanggan dari proses kedatangan sampai seimbang dengan kapasitas jumlah pelanggan
selesai dilayani dalam setiap sesi yaitu yang datang pada periode jam sibuk yang
Sesi 1 : 0,25 menit per satuan pelanggan menyebabkan kinerja pelayanan dengan 1
Sesi 2 : 0,22 menit per satuan pelanggan jalur fasilitas dianggap kurang optimal. Pada
Sesi 3 : 0,20 menit per satuan pelanggan periode jam sibuk ini sangat diperlukan solusi
Sesi 4 : 0,15 menit per satuan pelanggan agar kinerja pelayanan optimal dapat dicapai
f. Probabilitas 0 orang dalam antrian (P0) oleh store hokben ujung menteng , sehingga
Probabilitas terdapat 0 orang dalam antrian waktu pelayanan pada periode periode tertentu
dicari dengan menggunakan persamaan dapat teratasi.
M/M/S Jadi rata-rata probabilitas terdapat 0 Kinerja pelayanan pada proses transaksi
orang dalam antrian seorang pelanggan di store hokben ujung menteng dapat diatasi
yaitu : dengan penambahan satu jalur fasilitas
Sesi 1 : Bernilai 0,00 (menjadi 2 jalur fasilitas), menurut hasil uji
Sesi 2 : Bernilai 0,00 eksperimen apabila diterapkan model antrian
Sesi 3 : Bernilai 0,00 yang baru yaitu menjadi Multi Channel Multi
Sesi 4 : Bernilai 0,00 Phase dengan pola antrian M/M/2 maka
Menurut hasil dari analisa yang dilakukan waktu pelayanan pada saat 2 jalur fasilitas
dapat dilihat bahwa model struktur antrian menjadi lebih cepat dibandingkan dengan
yang diterapkan oleh Store Hokben Ujung sebelum penambahan jalur fasilitas, yaitu 1
Menteng adalah Single Channel-Multi Phase, jalur fasilitas. Waktu pelayanan yang
Berdasarkan hasil perhitungan dengan diperlukan oleh store hokben ujung menteng
model sistem antrian jalur tunggal didapatkan pada saat jalur fasilitas sudah dilakukan
bahwa jalur fasilitas yang saat ini diterapkan penambahan menjadi 2 jalur fasilitas menjadi
pada store hokben ujung menteng masih lebih cepat dengan Wq selama 0,01 menit dan
kurang optimal, karena berdasarkan hitungan Ws selama 0,21 menit, selain itu menurut hasil
perhitungan diperoleh panjang antrian atau Lq fasilitas waktu yang diperlukan sebesar
didapatkan 0,00 pelanggan persatuan menit Wq 0,00 menit dan Ws 0,20 menit.
yang menggambarkan bahwa tidak terjadi Pada periode sesi ke -4 waktu
adanya antrian karena seluruh pealanggan pelayanan yang dibutuhkan sebelum
dapat langsung dilayani tanpa menunggu antri. penambahan jalur fasilitas sebesar Wq
Penambahan jumlah jalur fasilitas ini 4,47 menit dan Ws 4,62 menit
diharapkan untuk mengoptimalkan proses sedangkan sesudah penambahan jalur
pelayanan transaksi di store hokben ujung fasilitas waktu yang diperlukan sebesar
menteng. Wq 0,00 menit dan Ws 0,15 menit.
Pada rata rata waktu pelayanan ke
V. KESIMPULAN empat sesi yang dibutuhkan sebelum
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penambahan jalur fasilitas sebesar Wq
yang diperoleh, dapat diambil beberapa 5,56 menit dan Ws 5,76 menit
kesimpulan sebagai berikut: sedangkan sesudah penambahan jalur
 Jumlah jalur fasilitas yang optimal fasilitas waktu yang diperlukan sebesa
pada store hokben ujung menteng Wq 0,01 menit dan Ws 0,21 menit.
adalah 2 jalur fasilitas. Hasil yang  Berdasarkan perhitungan
diperoleh dari perhitungan tingkat menggunakan model sistem antrian
pelayanan yaitu terdapat peningkatan jalur tunggal atau Single Channel
tingkat pelayanan ketika jumlah jalur Quiuery System maka waktu tunggu
fasilitas ditambah 1 (menjadi 2 jalur dalam antrian dan waktu tunggu dalam
fasilitas). Pada periode sesi ke -1 sistem yang diperlukan dengan 1 jalur
waktu pelayanan yang dibutuhkan fasilitas pada periode jam sibuk, yaitu
sebelum penambahan jalur fasilitas rata rata dari 4 sesi pengambilan data
sebesar Wq 5,51 menit dan Ws 5,76 pada pukul 12.00-13.00 13.00-14.00
menit sedangkan sesudah penambahan 18.00-19.00 dan 19.00-20.00 sebesar
jalur fasilitas waktu yang diperlukan Wq 5,56 dan Ws 5,76 menit dengan
sebesa Wq 0,00 menit dan Ws 0,25 rata-rata kedatangan pelanggannya
menit. Pada periode sesi ke -2 waktu sebesar 49 orang. Kinerja pelayanan
pelayanan yang dibutuhkan sebelum pada proses transaksi pembelian menu
penambahan jalur fasilitas sebesar Wq dapat diatasi dengan penambahan satu
8,35 menit dan Ws 8,56 menit jalur fasilitas (menjadi 2 jalur fasilitas)
sedangkan sesudah penambahan jalur pada saat periode jam sibuk, maka
fasilitas waktu yang diperlukan sebesa waktu pelayanan pada saat 2 jalur
Wq 0,00 menit dan Ws 0,22 menit. fasilitas menjadi lebih cepat
Pada periode sesi ke -3 waktu dibandingkan dengan sebelum
pelayanan yang dibutuhkan sebelum penambahan jalur fasilitas. Waktu
penambahan jalur fasilitas sebesar Wq pelayanan yang diperlukan oleh store
5,20 menit dan Ws 5,40 menit hokben ujung menteng pada saat 2
sedangkan sesudah penambahan jalur jalur fasilitas adalah Wq 0,00 menit
dan Ws, 0,21 menit sehingga kinerja
sistem pelayanan dengan 2 jalur
fasilitas pada jam sibuk menjadi
optimal.
 Setelah dilakukan simulasi perubahan
model antrian, diketahui efisiensi yang
didapatkan untuk periode dalam sesi
waktu mencapai 50% hingga 100%
disegala segi perhitungan dan dari rata
rata waktu meningkat hingga 90 %
hingga 100% dari data yang diambil
selama pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA
Hamukti, W., Wulandari, F. N., Shabrina, R.,
& Triantoro, M. R. (2015). Tugas Besar Jurnal
Kajian Tol Buah Batu Menggunakan Metode
Antrian Pada Bulan Desemeber 2015.
Penelitian Operasional, 2.

Sari, N. P., Sugito, & Warsito, B. (2016).


Penerapan Teori Antrian Pada Pelayanan
Teller Bank X Kantor Cabang Pembantu Puri
Sentra Niaga. Jurnal Gaussian, 6, 81–90.
Retrieved From Http://Ejournal-
S1.Undip.Ac.Id/Index.Php/Gaussian%0apener
apan
.

Anda mungkin juga menyukai