Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

Hasil pengkajian pada Rabu, 31 Juli 2019 didapatkan bahwa pasien (Ny.
S) mengeluh tagan kanannya sulit untuk digerakkan, pasien mempunyai riwayat
stroke 1 tahun yang lalu. Serta keluarganya juga mempunyai riwayat penyakit
stroke yaitu almarhum suaminya. Usia pasien 67 tahun. Gaya hidup pasien di
Panti tampak kurang gerak dan lebih sering tiduran di kamar. Berat badan: 50 kg,
Tinggi Badan: 150 cm (1,5 m), IMT : 22,22 kg/m2 (normal). Hasil pemeriksaan
tanda – tanda vital, Tekanan Darah : 135/90 mmHg, Nadi : 93 kali/menit, RR: 21
kali/menit, Suhu: 37 0C.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. S yang pertama, hambatan
mobilitas fisik (00084) dengan faktor kekakuan otot. Implementasi yang
dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang ke pertama adalah
memberikan ROM. Sesuai dengan teori dari (Yurida, 2017) yang menyatakan
bahwa ROM membantu individu untuk mengendalikan beberapa fungsi tubuh,
antara lain: frekuensi jantung, aliran darah, dan tekanan darah sistem syaraf. ROM
yang dilakukan sebanyak 3 kali dapat meningkatkan kerja otot. ROM efektif
dilakukan selama 10 menit dan ROM dapat dijadikan sebagai sumber kegiatan
fisik selama sehari. Perubahan-perubahan yang terjadi saat ROM maupun setelah
ROM mempengaruhi kerja saraf. ROM menenangkan, sehingga fisiologi dominan
simpatis berubah menjadi dominan system parasimpatis. Sensasi tenang, ringan
dan hangat yang menyebar ke seluruh tubuh merupakan efek yang bisa dirasakan
dari ROM. Sensasi ringan yang muncul merupakan efek dari ketegangan otot
tubuh yang menurun. Perasaan hangat di ekstremitas dapat dijelaskan secara
fisiologis sebagai vasodilatasi pembuluh darah karena aktivasi sistem saraf
parasimpatis (Olphin, 2009).
Dalam evalusinya belum ada perubahan yang singnifikan pada pagi dan
siang akan tetapisaat malam hari tangan pasien mengalami kerileksan yaitu tangan
kanan bisa terasa ringan dan tidak kaku.
Ariyanti. (2012). Efektivitas Active Asistive Range Of Motion Terhadap
Kekuatan Otot Ekstremitas Pada PasienStroke Non Hemoragik.diambil
dari<file:///D:/ROM/REFERENSI%20Pen.Terkait/ROM%
2009.pdf>diperoleh tanggal 1 Agustus 2019.

Irdawati (2012).Perbedaan Pengaruh latihan Gerak Terhadap Kekuatan Otot


Pada Pasien Sroke Non-Hemoragik Hemiparase Kanan Dibandingkan
Dengan Stroke Non-Hemoragik hemiparase Kiri. diambil
dari<http://jurnal.pdii.lipi.go.id admin
jurnal13.hemiparase.pdf>diperoleh pada tanggal 1 Agustus 2019.

Irfan, Muhammad. (2010). Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Yogyakarta : Graha


Ilmu.

Mardati, L., Setyawa, D., Kusuma (2014). Perbedaan Range Of Motion


Spherical Grip Dan Cylindrical Grip Terhadap Kekuatan Otot
Ekstremitas Atas Pada Pasien Stroke Di Rsud Tugurejo Semarang <
http://jurnal.pdii.lipi.go.id adminjurnal11.224-475-1-SM.pdf>diperoleh
pada tanggal 1 Agustus 2019.

Olphin & Hesson. (2009). Stress Management of Life. USA: Wadsworth.

Riset Kesehatan Dasar. (2013). Hasil Riskesdas 2013.

Anda mungkin juga menyukai