Kliping Tarian Tradisional 2019
Kliping Tarian Tradisional 2019
DAERAH DI INDONESIA
Tarian khas dari Jawa Barat ini dikenal dengan gerakan yang dinamis dan atraktif
karena berasal dari gabungan pencak silat, tari ronggeng dan tari ketuk tilu. Biasanya tarian
ini dibawakan secara per orangan atau grup dan ditampilkan saat penyambutan tamu besar
hingga festival budaya.
Asal usul Tari Sajojo ini masih belum bisa diketahui secara pasti. Namun beberapa sumber
banyak yang menyebutkan bahwa tarian ini sudah ada sejak tahun 1990-an. Karena
gerakannya yang sangat khas dan penuh keceriaan, Tari Sajojo kemudian mulai dipopuler
dan berkembang pesat di kalangan masyarakat Papua hingga sekarang.
Nama Tari Sajojo sendiri diambil dari judul lagu yang mengiringinya, yaitu lagu “Sajojo”. Lagu
sajojo sendiri merupakan lagu daerah dari Papua yang menceritakan tentang seorang gadis
yang diidolakan dan dicintai di kampungnya. Walaupun gerakan Tari Sajojo tidak terlalu
menggambarkan lirik lagu tersebut, namun iramanya yang penuh keceriaan dalam lagu
tersebut sangat cocok dengan gerakan Tari Sajojo.
Tari Sajojo difungsikan sebagai tarian pergaulan atau tarian hiburan yang bisa dimainkan
oleh siapa saja yang ingin menampilkannya. Tarian sajojo ini dimaknai sebagai tarian yang
menggambarkan keceriaan dan semangat kebersamaan. Hal tersebut bisa dilihat dari
ekspresi para penari saat menari dan gerakannya yang seirama dan penuh kekompakan.
Tari Sajojo ini biasanya ditampilkan oleh para penari pria dan penari wanita. Untuk jumlah
penari dalam pertunjukan Tari Sajojo ini, biasanya disesuaikan dengan situasi dan
kebutuhan, sehingga tidak ada batasan dalam hal tersebut. Dalam pertunjukannya, para
penari biasanya tampil menggunakan busana tradisional khas Papua serta diiringi oleh
iringan music dan lagu sajojo. Gerakan dalam Tari Sajojo ini sangat khas dan enerjik
sehingga menggambarkan keceriaan para penari. Gerakan tersebut biasanya didominasi
oleh gerakan kaki dan tangan yang dimainkan sesuai dengan ritme dan irama lagu.
Awalnya tarian ini juga menjadi tari sakral sebab dibuat oleh Ratu Melinting. Akan tetapi
dengan berjalannya waktu, maka tarian ini juga sudah diperbolehkan untuk ditarikan
masyarakat luas.
Gerak dari tari melinting terdiri dari dua jenis yakni gerak murni dan juga gerak maknawi:
Gerak murni: Merupakan gerakan yang digarap hanya untuk bentuk artistik dan tidak
bermaksud untuk menggambarkan sesuatu.
Gerak maknawi: Ini merupakan gerakan yang memiliki arti jelas dan sudah melewati
distorsi yang banyak digunakan dalam garapan tari non representasional.
Sementara untuk gerakan yang digunakan dalam tari melinting dibedakan menjadi gerakan
pria dan putri meliputi babar kipas, jong sumbah, sukhung, sekapan balik palau, kenui
melayang niduk, salaman, suali, biti batang, luncat kijang dan juga lapah ayun.