Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PROSIDING

Kegiatan : Capacity Building III (APARAT KECAMATAN)


Provinsi : Nusa Tenggara Barat
Laporan Prosiding Capacity Building III

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan ke khadirat Allah SWT, sehingga pelaksanaan kegiatan
Capacity Building Aparat Kecamatan RISE II– Tahun 2015 dapat berlangsung baik
dan lancar. Kegiatan ini merupakan salah satu lingkup pekerjaan yang harus
diselenggarakan oleh PT. Multidecon Internal dan Associaties bekerja sama dengan
Direktorat Pengembangan Wilayah – Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah –
Kementerian Dalam Negeri sesuai SPK No. 24090/Dit.PW/SD.IV/2014 tanggal 08
Agustus 2014, untuk pelaksanaan jasa konsultasi Training Center, Dissemination,
Socialization, Training Aparatur, and Consultant Rural SeTTLement Infrastructure and
Kabupaten Areas Development Tahun 2014.

Dengan telah dilaksanakannya kegiatan ini, maka tim Konsultan Training Center (KTC)
berkewajiban menyusun laporan penyelenggaraan kegiatan tersebut dalam bentuk
Prosiding.

Prosiding ini berisi mengenai hasil kegiatan Pelaksanaan Capacity Building Aparat
Kabupaten yang memuat langkah-langkah serta proses pelaksanaan kegiatan yang
telah dilaksanakan meliputi tahapan persiapan, pelaksanaan serta evaluasi substasi
materi kegiatan.

Dengan selesainya Penyusunan Laporan Prosiding ini, maka kami sampaikan


terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu
kelancaran pada pelaksanaan kegiatan ini.

Jakarta, 25 November 2015

PT. Multidecon Internal


Kemitraan PT. Cakrabuana Consultant & PT. Citra Diecona

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 1
Laporan Prosiding Capacity Building III

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2
BAB I ........................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………… ...... 3
........... 1.2. Tujuan……………………………………………………………………………3
............1.3. Hasil yang Diharapkan………………………………………………………...4
BAB II .......................................................................................................................... 5
PELAKSANAAN KEGIATAN ...................................................................................... 5
2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................. 5
2.2. Peserta .................................................................................................... 5
2.3. Narasumber ............................................................................................. 5
2.4. Materi Lokakarya ..................................................................................... 6
2.5. Penyelenggaraan Capacity Building Aparat Kabupaten ........................... 7
BAB III ....................................................................................................................... 17
EVALUASI KEGIATAN ............................................................................................. 17
3.1. Evaluasi Substansi ................................................................................ 17
3.2. Saran dan Masukan Peserta.................................................................. 21
BAB IV ....................................................................................................................... 23
PENUTUP .................................................................................................................. 23
5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 23
5.2. Saran ..................................................................................................... 23
LAMPIRAN ................................................................................................................ 24

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 2
Laporan Prosiding Capacity Building III

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kegiatan Capacity Building III (CB III) bagi aparat kecamatan merupakan bagian
dari rangkaian kegiatan bidang pelatihan pada program PISEW. Materi pelatihan
yang dikembangkan mengikuti scenario pengembangan PISEW, dimana pada
tahun 2015 ini PISEW lebih memfokuskan pada agenda :

 Memastikan Pemerintah Daerah (provinsi dan kabupaten) untuk


meneruskan pola Pengembangan Investasi Kecamatan (PIK);

 Mendorong Kabupaten, kecamatan, dan desa untuk melembagakan


kegiatan pemeliharaan dan keberlanjutan kegiatan infrastruktur perdesaan
yang telah dibangun;

 Mensuport Provinsi dan kabupaten untuk memantapkan pemgembangan


Kawasan Strategis Kabupaten (KSK).

Serangkaian kegiatan pengembangan kapasitas untuk pelaku-pelaku program


khususnya terkait dengan pengelolaan KSK sudah dilakukan. Dari hasil
monitoring dan assessment pelaku program masih perlu penguatan antara lain:

 Rancang bangun pengembangan KSK;Tujua

 Pengembangan komoditas unggulan;

 Pelibatan pelaku usaha Komuditas Unggulan;

 Pemilihan dan penerapan Teknologi Tepat Guna;

 Membangun maindset bisnis berbasis komoditas unggulan;

 Bentuk lembaga pengelola KSK.

1.2. Tujuan
Kegiatan Capacity Building II (CB II) merupakan pelatihan peningkatan
kapasitas bagi pelaku program yang terlibat dalam pengembangan Komuditas
Unggulan KSK bertujuan untuk memantapkan skema Business Komuditas

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 3
Laporan Prosiding Capacity Building III

Unggulan yang mencakup strategi pengembangan Business dan penerapan


Teknologi Tepat Guna.

Secara khusus melalui pelatihan ini diharapkan peserta dapat :

1. Memahami lima strategi pengembangan KSK yang diinisiasi oleh PISEW;

2. Mengidentifikasi hambatan dan kendala dalam pengembangan Komuditas


Unggulan;

3. Mengidentifikasi potensi pengembangan dari Komuditas Unggulan;

4. Menentukan bentuk Teknologi Tepat Guna yang sesuai dengan rancang


Business pengembangan Komuditas Unggulan.

1.3. Hasil yang Diharapkan


Hasil yang dicapai dari Pelatihan Capacity Building II ini adalah:

1. Peserta memiliki gambaran konsep bisnis yang akan dikembangkan dalam


rangkaian KSK;

2. Peserta memiliki daftar strategi untuk menyelesaikan hambatan dan


kendala dalam pengembangan Komuditas Unggulan di wilayah KSK;

3. Peserta memiliki skema potensi pengembangan Komuditas Unggulan di


wilayah KSK;

4. Peserta memiliki daftar implementasi lima strategi pengembangan KSK;

5. Peserta dapat mengidentifikasi bentuk Teknologi Tepat Guna yang sesuai


dengan rancang Business pengembangan Komuditas Unggulan di wilayah
KSK.

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 4
Laporan Prosiding Capacity Building III

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan Lokakarya Provinsi Nusa Tenggara Barat dilaksanakan pada tanggal
19 s.d 23 Oktober 2015 bertempat di Fafe Hotel Mataram, Nusa Tenggara Barat

2.2. Peserta

Peserta Capacity Building Aparat Kecamatan Provinsi Nusa Tenggara Barat


terdiri dari tim Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan. Peserta pusat di
wakili oleh PMU PISEW/RISE II, Seknas PISEW/RISE II, PIU Cipta Karya, PIU
Bina Bangda, Konsultan Pusat terdiri dari CSCCT, CMMC, dan KTC. Peserta
provinsi terdiri dari unsur Tim Koordinasi (Bappeda), Tim Sekretariat (Bappeda),
SKPD terkait (BPMD), Satker/PPK (PU) dan Konsultan seperti LMA Provinsi
(LGS, ICBS, RES, Programer) dan Korkab, peserta dari kabupaten terdiri dari
unsur Tim Koordinasi (Bappeda), Tim Sekretariat (Bappeda, BPMD),
Satker/PPK (PU), Tim Pengelola KSK, Aparat Kecamatan, Pelaku Program,
serta Pemanfaat Program, sedang tim Konsultan, yaitu Faskab; AsPEL;
AsTek; dan AsDatin.

2.3. Narasumber
Untuk memfasilitasi kegiatan pelatihan ini melibatkan beberpa narasumber dan
tim fasilitator. Narasumber dan tim fasilitator meliputi:

a. PMU PISEW/RISE II;

b. Secretariat Nasional PISEW/RISE II;

c. PIU Ditjen Cipta Karya dan Perumahan rakyat;

d. PIU Ditjen Bina Pembangunan Daerah;

e. Tim Koordinasi/Tim Sekretariat Provinsi;

f. Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI;

g. Excellence Life Training and Coaching;

h. Consultant Suport for Central Coordination Team (CSCCT);

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 5
Laporan Prosiding Capacity Building III

i. Consultant Managemen and Monitoring Central (CMMC);

j. Konsultan Training Center;

k. LMA Provinsi.

2.4. Materi Lokakarya


Materi pelatihan meliputi kebijakan program, training motivasi, penerapan TTG
dalam pengembangan komuditas unggulan.

1. Lima purpose;

2. Personal Excellence mencakup:

 Life purpose;

 My Ultimate;

 Goal setting;

 Personal action plan.

3. Pengembangan usaha berbasis komoditas; yang secara khusus


membahas:

 Identifikasi kendala dalam pengembangan komuditas unggulan;

 Potensi pengembangan komuditas unggulan.

4. pengelolaan Usaha berbasis Komuditas Unggulan, mencakup:

 System pemodalan;

 System pemasaran hasil produksi;

 Membangun jaringan usaha untuk produksi dan pemasaran.

5. pemilihan dan penerapan Teknologi Tepat Guna yang mencakup satu siklus
produksi Komuditas Unggulan:

 Pengantar Teknologi Tepat Guna;

 Teknologi Tepat Guna untuk Budi Daya;

 Teknologi Tepat Guna untuk Panen;

 Teknologi Tepat Guna untuk Pasca panen;

 Teknologi Tepat Guna untuk Pasca Panen Skunder;

 Teknologi Tepat Guna untuk Pengemasan.

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 6
Laporan Prosiding Capacity Building III

Terkait dengan materi pemilihan dan penerapan Teknologi Tepat Guna, akan
memilih satu atau dua jenis komuditas sebagai studi kasus. Pemilihan atas
kesepakatan peserta dengan fasilitator.

2.4. Metodologi

Metode pelatihan untuk mendukung pembahasan materi pelatihan dapat


dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu:

1. Membangun motivasi dan minset sebagai pelaku Business Komuditas


Unggulan;

2. Diskusi pengembangan dan pengelolaan usaha berbasis komuditas


unggulan dan penerapan Teknologi Tepat Guna.

2.5. Penyelenggaraan Capacity Building Aparat Kabupaten

2.5.1. Pembukaan :

Acara Pembukaan diawali dengan Penyampaian Laporan Program


Penyelenggaraan Capacity Building Kabupaten disampaikan oleh Ka. Tim
Sekretariat Provinsi, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan sambutan yang
disampaikan oleh perwakilan Tim
Pusat. Sambutan sekaligus
membuka acara Lokakarya
Provinsi di sampaikan oleh Kepala
Bappeda Provinsi.

 Sambutan Bappeda Provins


sebagai berikut :

Menyampaikan hal-hal yang


terkait dengan tujuan dari diselenggarakannya pelatihan capacity building
baik untuk aparat kabupaten maupun untuk aparat kecamatan.

 Sambutan Tim PISEW / RISE II Pusat,


Beberapa hal yang disampaikan sebagai berikut:
1. Arah kebijakan pelaksanaan PISEW/RISE II tahun 2015 telah
diselaraskan dengan prioritas pembangunan Nasional sebagaimana
tertuang dalam RPJMN 2015 – 2019 khususnya agenda ke – tiga yaitu
“membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 7
Laporan Prosiding Capacity Building III

daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan” serta mendukung


sasaran pembangunan Kawasan Strategis yaitu pengembangan pusat
– pusat pertumbuhan ekonomi di masing – masing pulau dengan
memanfaatkan potensi dan keunggulan daerah.
2. RISE II mengoperasionalkan arahan rencana tata ruang wilayah
(RTRW) kabupaten terkait Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)
sebagai wilayah pendorong pertumbuhan melalui berbagai kegiatan
peningkatan nilai tambah ekonomi berbasis keunggulan wilayah.
3. Strategi percepatan pengembangan KSK dalam rangka mempercepat
pengembangan pertumbuhan ekonomi lokal dilakukan melalui :
 Pengembangan Komoditas Unggulan di Wilayah KSK
 Pemberdayaan Pelaku Usaha Masyarakat Perdesaan di Wilayah
KSK
 Penyediaan Infrastruktur Wilayah terkait Pengembangan KSK
 Penyediaan Permodalan Pengembangan Komoditas Unggulan
dan Usaha Lokal Masyarakat Perdesaan
 Penguatan Kelembagaan Pengelola KSK
4. Dalam rangka peningkatan pelayanan dasar masyarakat, Pemerintah
Daerah dapat melakukan replikasi Program Investasi Kecamatan (PIK),
sebagai manifestasi urusan pemerintahan wajib terkait dengan
pelayanan dasar sesuai
dengan UU 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan
Daerah
5. Dalam rangka keberlanjutan
dan percepatan
pengembangan KSK,
Pemerintah Daerah dapat
mempertimbangkan program dan kegiatan serta penganggaran, melalui
potensi dan keunggulan daerah sebagai perwujudan urusan pilihan
sebagaimana diatur dalam UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
6. Tim Pengelola KSK yang keanggotaanya telah ditetapkan dengan SK
Bupati, mempunyai peran yang sangat strategis dalam menginisiasi
kelembagaan lokal menjadi lembaga formal

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 8
Laporan Prosiding Capacity Building III

2.5.2. Penyampaian Materi

I. Teknologi Tepat Guna (TTG)

Sesi I: Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (di Kawasan Strategis


Kabupaten)

1. Konsepsi :
Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam PISEW bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas masyarakat dalam
memberikan nilai tambah
(value added) pemanfaatan
dan pengelolaan komoditas
unggulan di Kawasan Strategis
Kabupaten (KSK).
Pemanfaatan dan aplikasi TTG
dapat dijalankan pada setiap
kondisi dan waktu yang
berbeda. Akan tetapi, kehadiran TTG sangat diperlukan pada suatu wilayah
dengan kondisi sebagai berikut:
 Terdapat kesenjangan sosial-ekonomi di suatu wilayah
 Potensi sumber daya alam yang tidak termanfaatkan secara optimal
 Kemiskinan dan keterbatasan keterampilan sumber daya manusia
 Keterbatasan pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs) manusia
 Ketimpangan akses terhadap informasi teknologi suatu masyarakat
 Pusat pertumbuhan ekonomi yang tidak merata
 Infrastruktur wilayah yang belum memadai untuk pengembangan
ekonomi masyarakat

2. Tahapan :
Tahapan pemanfaatan TTG KSK dalam PISEW dibagi dalam 13 (tiga belas)
tahap kegiatan seperti gambar berikut.

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 9
Laporan Prosiding Capacity Building III

Gambar 1 Tahapan Pemanfaatan TTG dalam PISEW

Sesi II : Pengembangan Produk

 Merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisa persepsi dan


peluang

 Merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari


hamper semua fungsi yang ada diperusahaan,

 Tiga fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk
(Cross, 1994) adalah:

Pemasaran

 Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan


dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses
identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan
identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 10
Laporan Prosiding Capacity Building III

khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan,


menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi
produk.

Perancangan (desain)

 Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam


mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan
mencakup desain engineering (mekanik, elektrik, software, dan lain-
lain) dan desain industry (estetika, ergonomics, user interface).

Manufaktur

 Fungsi manufaktur terutama bertanggungjawab untuk merancang dan


mengoperasikan system produksi pada proses produksi produk.

Sesi III : Pengolahan Jagung (Tortila dan Mie)


Teknologi Pengolahan Berbasis Jagung, sebagai bahan dasar untuk :
Tortola, Mie instan berbahan dasar jagung, beras jagung instan dan
sebagainya.

Sesi IV : Pengemasan Produk Jagung

Definisi : Pewadahan, Pembungkusan, Prmbotolan, Pengalengan, Pengepakan,


dam Pelilinan

 Awal ditemukan 4000 SM di Mesir, Mesopotamia, China dan India.

 Teknik Pengemasan salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan


produk, menghindari kerusakan dari luar, sarana promosi.

 Pengemasan, factor penentu kesuksesan pemasaran produk di pasaran

 Pengemasan, Pelabelan dan Penyimpanan, Tahap akhir proses pengolahan


pangan.

Sesi V : Peran Bioteknologi Peternakan Dalam Meningkatkan Produktivitas


Ternak Sapi Potong

Bioteknologi petemakan dapat diartikan sebagai pemanfaatan proses biologis


melalui rekayasa genetik dan rekayasa proses untuk menghasilkan ternak dan
produk peternakan yang berkualitas.

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 11
Laporan Prosiding Capacity Building III

Ruang Lingkup

1. Bioteknologi reproduksi dan genetic antara lain:

a. Pemulian Temak.

b. Inseminasi Buatan(IB).

c. Transfer embno(TE).

d. Mikromanipulasi embrio yang mencakup rekayasa proses dan rekayasa


genetik.

2. Bioteknologi pakan mencakup: pakan hijauan, konsentrat, probiotik untuk


ruminansia, dan unggas.

3. Bioteknologi kesehatan hewan meliputi: vaksin, sera, diagnostik, antibiotik,


dan hormon.

4. Bioteknologi produk – produk temak rneliputi: pengolahan susu, daging,


kulit, dan teknologi proses.

II. Personal Excellence

Manusia adalah pribadi yang unik, dengan pikirannya dapat membentuk


karakter dirinya, karena setiap pikiran dapat memiliki persepsi yang
berbeda dari tiap orang yang menerima informasi dari luar atau orang lain
maupun dari lintasan pikiran di
kepalanya. Belum lagi
dipengaruhi oleh keadaan
emosi hatinya dan kesehatan
atau keadaan tubuhnya yang
dapat membentuk karakter
seseorang.

Dan betapa luar biasanya jika


seseorang dapat mengelola kondisi pikiran dan mental dalam menghadapi
kejadian-kejadian kehidupan dan persepsi yang timbul karena lintasan
pikiran tersebut, yang kemudian dirubah menjadi motivasi dan tantangan
untuk meningkatkan prestasi dan membentuk karakter yang positif. Setiap
manusia sudah diberikan sumberdaya di dalam dirinya untuk dapat berubah
menjadi lebih baik dan semakin lebih baik dalam kehidupannya. Dalam

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 12
Laporan Prosiding Capacity Building III

pembentukan karakter positif, selain pemikiran yang positif juga sangat


berkaitan erat dengan perkataan dan perasaan yang positif.

Personal Excellence atau dalam terjemahan bahasa Indonesia Pribadi yang


memiliki keunggulan dan kehebatan, dapat dijelaskan makna dari istilah
tersebut. Untuk memastikan kita berbicara tentang hal yang sama, dapat
dilihat secara definisi kamus mengenai makna excellence atau keunggulan
yaitu untuk mengungguli orang lain atau menjadi lebih unggul dalam
beberapa hal atau daerah; melakukannya dengan sangat baik, Keunggulan:
Keadaan atau kualitas unggul atau menjadi sangat baik; superior.

1. Langkah-Langkah Pembentukan Karakter

Beberapa langkah-langkah pembentukan karakter yang diberikan dalam


pelatihan Positive Character Building antara lain adalah:

1. Awareness atau kesadaran diri sebagai dasar perubahan pola


pikir
2. Preparation atau
persiapan yang dibutuhkan
dalam pembentukan
karakter
3. Identification atau
identifikasi penghancur
karakter tersebut
4. Plan atau perencanaan
masa depan yang terukur
5. Action atau melakukan segala hal yang telah disiapkan dan
direncanakan

Hal-hal yang perlu disadari dalam kesadaran diri antara lain:

1. Menyadari ANDA ADALAH MANUSIA JUARA

Sang Maha Pencipta menciptakan Anda dengan kehebatan di dalam


diri Anda, beberapa sifat dasar telah diajarkan kepada Anda seperti
mampu berkompetisi, mampu bertahan hidup dan pantang menyerah.
Sifat itu telah ada dan diajarkan kepada Anda dari pertama kali Anda
masih dalam bentuk sperma, bahkan dari sebelum kehidupan itu
diberikan kepada Anda, sampai perkembangan janin di dalam

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 13
Laporan Prosiding Capacity Building III

kendungan dan pertumbuhan ketika balita yang sedang belajar


berjalan.
2. Menyadari NIAT DAN TUJUAN

Setiap melakukan suatu rencana atau pekerjaan niat dan tujuan adalah
hal terpenting, makna niat dan tujuan bisa diibaratkan seperti ketika
seseorang akan menuju ke suatu tempat dari A ke B, maka B itu adalah
Tujuan, sedangkan mau apa orang tersebut di B, maka itu adalah Niat.
Perlu disadari niat dan tujuan seorang pelayan masyarakat dalam
melakukan pekerjaannya yaitu mau kemana, untuk apa, untuk siapa
dan kenapa itu penting dilakukan. Dengan niat dan tujuan yang mulia
akan memperoleh hasil yang berbeda dan akan merasakan yang
berbeda juga dalam menjalankan proses dan menikmati hasilnya, serta
berbeda pula yang akan dirasakan oleh kliennya, karena niat dan
tujuan seseorang adalah bahan bakar dari kepositifannya yang
memancarkan semakin kuat kepada kliennya dan tentunya untuk
dirinya sendiri.

3. Menyadari PROGRAM YANG SUDAH BERJALAN di pikiran


Pengalaman masa lalu seseorang memberikan banyak program-
program ke dalam pikirannya, baik itu program positif maupun negatif,
yang disadari maupun tidak disadari telah masuk ke dalam pikirannya
yang dilakukan oleh eksternalnya dan menjadi program yang siap
dijalankan. Program-program tersebut dapat menguatkan bahkan
melemahkan dirinya, untuk menyadari program-program yang telah
ada di pikiran tersebut dapat dengan melakukan refleksi diri, menilai
diri dari hasil yang telah dicapai ataupun yang telah dilakukan,
intropeksi diri dengan menerima kritikan dan masukan dari orang lain,
hambatan-hambatan yang muncul dalam keinginan untuk berubah,
dan beberapa keterbatasan yang mengganggu aktifitas seperti dari
kesehatan, daya juang dan lain sebagainya.

4. Menyadari SUMBER DAYA

Setiap manusia dilahirkan ke dunia sudah diberikan modal untuk


menjalani kehidupannya, modal dasar yang paling mudah adalah otak
dengan pikirannya dan panca indera, dengan modal tersebut banyak
sekali sumber daya yang sudah disiapkan di diri seseorang yang bisa

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 14
Laporan Prosiding Capacity Building III

langsung digunakan, yang perlu dilatih, yang perlu dikembangkan lagi,


sehingga menjadi berbagai kebisaan, kemampuan dan keahliannya.
Dengan menyadari sumber daya ini maka seseorang mempunyai
banyak peluru yang digunakan untuk melakukan perubahan pada
dirinya.

2. Preparation atau Persiapan Diri

Seseorang setelah menyadari dirinya dan kemampuan yang dimilikinya, maka


dia perlu mempositifkan dirinya, yaitu mempositifkan pikirannya,
perkataannya dan perasaannya, sehingga menghasilkan perilaku yang positif
juga.
Kemampuan seseorang dalam berpikir positif bisa dilakukan dengan selalu
melihat sesuatu hal dari sudut pandang yang lain, ibarat sebuah dadu maka
dadu tersebut memiliki sisi-sisi lain yang belum terlihat, dan kebanyakan yang
lebih mudah dilihat adalah sisi negatif dari suatu kejadian atau peristiwa yang
terjadi di kehidupannya. Dengan selalu merubah sudut pandangnya dan
menanyakan pada diri - apa hal positif dari kejadian itu diijinkan terjadi pada
dirinya? - maka dapat menjadikan seseorang lebih fleksibel dalam bertindak
dan menghormati pemikiran orang lain. Merubah sebuah fokus dari masalah
kepada tujuan dan solusi akan mempositifkan pikiran juga, sama halnya
dengan mengasah keingintahuan daripada asumsi dari suatu hal yang butuh
keputusan dari dirinya, sehingga pikiran terbiasa untuk mencari dan melihat
data-data dan bukti-bukti terlebih dahulu.

3. Identification atau Identifikasi Diri

Setelah mencoba untuk mempositifkan pikir, kata dan rasa, maka seseorang
akan mampu mengidentifikasi hambatan-hambatan dan masalah di dalam
dirinya yang perlu diselesaikan agar dirinya mampu untuk selalu komitmen
dan konsisten dengan kepositifannya tersebut. Identifikasi yang diperlukan
adalah mengenai keyakinannya agar tetap menjunjung keyakinan yang
positif, sehingga keyakinan tersebut akan berkali lipat menjadi penguat
seseorang dalam melakukan tindakan perubahan.

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 15
Laporan Prosiding Capacity Building III

Dalam upaya pengembangan diri diperlukan suatu semangat dan kerja keras.
Tanpa semangat dan keras maka seseorang tidak akan mampu mengatasi
segala hambatan yang menghadang dalam mencapai tujuan hidup yang
dicita-citakan.

4. Plan atau Perencanaan Masa Depan

Seorang pelayan masyarakat harus mampu juga melihat masa depan dari
sudut pandang yang positif, mencoba mendesign dan merencanakan masa
depannya dengan program-program kerja yang terbaik dan dapat
dilaksanakan serta pastinya dapat tercapai dengan sukses. Visioner dari
seorang pelayan masyarakatsangat dibutuhkan dalam hal ini, ketika dia
sudah terbentuk karakter yang positif di pola pikirnya, maka akan mampu
memikirkan dan merencanakan masa depan dengan hal-hal yang positif juga.

5. Action atau Melakukan Tindakan

Langkah terakhir dari pembentukan karakter positif adalah dengan


melakukan segala hal yang telah disiapkan dan direncanakan, setelah
persiapan dan identifikasi sudah dilakukan dan dilatih secara konsisten maka
akan menjadi suatu kebiasaan, dan pada saat itu juga pembentukan karakter
positif sedang berjalan.

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 16
Laporan Prosiding Capacity Building III

BAB III
EVALUASI KEGIATAN

3.1. Evaluasi Substansi


Evaluasi kegiatan Capacity Building II Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015,
antara lain mengevaluasi materi substansi capacity building II yang telah di
terima oleh peserta yang hadir. Materi evaluasi ini digali dari perserta melalui
beberapa parameter pertanyaan. Tabulasi hasil evaluasi ini dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Materi/isu yang dibahas dan didiskusikan menjawab permasalahan
peserta.
Dari hasil evaluasi, di peroleh sekitar 60% peserta menyatakan setuju dengan
materi yang disampaikan dapat menjawab permasalahan peserta di lapangan.
Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut.

b. Peserta berpartisifasi aktif dalam pelatihan ini


Berikutnya mengenai keaktipan peserta selama mengikuti dan menerima materi,
sekitar 60 % partisipasi peserta menunjukkan keaktifannya dalam menerima
materi, hal ini menunjukkan bahwa materi yang disampaikan cukup menarik dan
penting untuk peserta. Sebagaimana terlihat pada gambar berikut.

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 17
Laporan Prosiding Capacity Building III

c. Fasilitator dan suasana tempat pelatihan mendukung peserta


belajar
Sekitar 67%, jawaban peserta menganggap banhwa fasilitator /narasumber
dalam kegiatan ini mendukung mereka dalam belajar. Hal ini menunjukkan
bahwa peran fasilitator/narasumber dan panitia telah menjalankan tugas dan
fungsinya dengan baik dalam memfasilitasi peserta mengikuti kegiatan ini.
Sebagaimana terlihat pada gambar berikut.

d. Fasilitator mendorong partisifasi peserta


Fasilitator mempunyai peran yang sangat penting untuk mendinamisasikan
kelas, hal ini terbukti dengan besarnya perhatian peserta terhadap fasilitator,
sekitar 80% peserta menganggap bahwa keberadaan fasilitator dalam kegiatan
ini dapat mendorong meningkatkan minat peserta untuk berpartisipasi hingga
selesainya acara. Sebagaimana terlihat pada gambar berikut.

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 18
Laporan Prosiding Capacity Building III

e. Pelatihan ini membantu peserta berpikir lebih dalam tentang


pendekatan peserta dalam menjalankan tugas.
Berikut mengenai materi pelatihan dan fasilitator dapat membantu peserta
berpikir lebih dalam tentang pendekatan peserta dalam menjalankan tugas, hal
ini dapat terlihat pada grafik dibawah ini yang menunjukkan bahwa peserta yang
setuju pada pernayataan tersebut sebanyak 71%.

f. Peserta merasa menjadi lebih percaya diri dalam menjalankan tugas

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 19
Laporan Prosiding Capacity Building III

Setelah mengikuti pelatihan peserta lebih percaya diri dalam menjalankan tugas.
Hal ini terlihat dari grafik yang menyatakan bahwa 57% setuju, dan 29% sangat
setuju.

g. Secara keseluruhan peserta merasa mendapatkan manfaat dari


pelatihan/kegiatan peningkatan kapasitas ini
Hal ini dibuktikan dengan pernyataan peserta seperti yang terlihat pada grafik,
yaitu 43% setuju, dan 43% sangat setuju.

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 20
Laporan Prosiding Capacity Building III

3.2. Saran dan Masukan Peserta


a. Yang paling dirasakan berguna dari pelatihan ini
1. mengetahui beberapa program/pekerjaan dan sasaran yang diajarkan
oleh program PISEW/RISE II
2. bertambah wawasan lebih luas lagi dalam menjalankan tugas sebagai
tenaga pendamping
3. Exelent Motivasi Diri karena materi pelatihan ini lebih memfokuskan
kepada komitmen diri kita untuk mencapai tujuan/goal.
4. yang paling saya rasakan dalam pelatihan semua materi yang
disampaikan dapat membuka wawasan saya dalam melaksanakan tugas
5. materi yang berkaitan dengan TTG dan wirausaha
6. menambah pengetahuan bagi diri saya terutama yang mengenai
pengemasan produk2 dari bahan baku unggulan KSK
7. ada pola pikir menuju suatu perubahan yang lebih baik
8. teknik pelatihan dan penyampaian para fasilitator
9. dalam pelatihan ini sangat berguna karena semua materi yang
disampaikan merupakan msteri yang dibutuhkan dilapangan
10. penjelasan mengenai TTG dan manfaat serta memeberi solusi untuk
meningkatkan pemahaman tentang TTG
11. akan sangat berguna apabila pelatihan dilaksanakan di masing-masing
lokasi KSK
b. Kebutuhan pelatihan yang perlu untuk pelaksanaan tugas kedepan
1. secara teknis pelatihan terhadap proses pengembangan produk turunan
dari 2 komuditas unggulan yang ada di KSK masing-masing
2. kebutuhan dalam pelaksanaan tugas saya ingin pelatihan ini ada tindak
lanjutnya kedepan.
3. pelatihan pengembangan TTG dan kewirausahaan untuk KSK
4. Personal Excellente (Training Motivation) yang lebih rinci.
Pengembangan TTG
5. pelatihan TTG secara langsung dapat dipraktekkan sesuai dengan
pengembangan teknologi yang ada saat ini
6. agar lebih lengkap informasi komoditas di lokasi KSK
7. petunjuk dari LIPI dan dinas lain serta pendampiongan tenaga ahli
8. penyampaian materi agar lebih memperbanyak dialog/andragogi

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 21
Laporan Prosiding Capacity Building III

c. Yang dirasakan untuk perbaikan program pelatihan kedepan


1. disertai praktek langsung proses dari awal sampai akhir pengawasan
2. fasilitator perlu meningkatkan kerjasama dalam pelatihan
3. adanya simulasi penggunaan teknologi tepat guna dari masing-masing
komoditas unggulan
4. materi TTG seharusnya dibarengi dengan demo/praktek langsung
5. informasi kepada calon peserta pelatihan agar dilakukan lebih awal.
6. fasilitator menguasai materi, materi yang disampaikan tepat dengan
peserta pelatihan
7. saran kami agar pada pelatihan yang akan datang materi diberikan dalam
bentuk print out dan dalam CD. Diharapkan ada praktek langsung untuk
lebih meyakinkan peserta.
8. pelatihan dapat ditingkatkan dan langsung dipraktekkan dengan bahan
dan alat adari TTG tersebut.
9. untuk pelatihan kedepan dibutuhkan fasilitator yang profesional dan
sangat penting terhadap kebutuhan lapangan
10. menghadirkan narasumber yang dapat meningkatkan daya terima dari
peserta / singkat, padat, tepat
11. sebaiknya dibarengi tenaga ahli terjun langsyung dan memberikan
penyuluhan TTG
12. narasumber dan materi pelatihan benar-benar sesuai dengan kebutuhan
lapangan.

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 22
Laporan Prosiding Capacity Building III

BAB IV
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan terhadap pelaksaan kegiatan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Pemerintah provinsi dan kabupaten memiliki komitmen, dan berpartisifasi aktif
dalam setiap tahapan kegiatan, misalnya dengan menyediakan dana PAP
maupun activity sharing dalam kegiatan PISEW/RISE.
2. Pelaku PISEW/RISE sebagian besar telah menjalankan fungsi dan perannya
masing-masing sehingga beberapa kegiatan dapat berjalan sesuai dengan
target pada tahapan kegiatan PISEW/RISE.
3. Sebagian besar lokasi KSK dan Komoditas Unggulan dalam PISEW/RISE II
telah ditetapkan melalui SK Bupati dan sebagain kecilnya ditetapkan oleh Ketua
Tim Koordinasi.
4. Lesson learn yang dapat diperoleh dari kegiatan PISEW/RISE II adalah
masyarakat telah mampu melakukan kegiatan pembangunan infrastruktur.

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan PISEW/RISE II dapat terus dikembangkan lebih lanjut oleh Pemda
guna mendorong masyarakat dan Pemda dalam mempertahankan keberlanjutan
proses perencanaan pembangunan secara partisipatif.
2. Kegiatan yang dapat dilanjutkan diantaranya proses pemilihan KSK,
penyusunan MPK utk kegiatan PSEW kabupaten, penyusunan dokumen
Renstra kecamatan, penyusunan dokumen PIK, pembentukan KDS dan
pembentukan KPP.
3. Masih perlu dilakukan pemenuhan infrastruktur di lokasi KSK dengan dukungan
seluruh Perangkat Daerah baik di kabupaten, provinsi dan antar kementrian dan
lembaga.
4. Perlu dukungan kepala daerah (Bupati) untuk mengoptimalkan Tim Pengelola
KSK agar berfungsi lebih optimal.
5. Pemerintah Daerah perlu melanjutkan PISEW secara Mandiri dengan sumber
dana yang berasal dari APBD kabupaten.
6. Pemerintah pusat mengeluarkan dasar hukum yang menjadi dasar Regulasi bagi
kabupaten untuk tetap menganggarkan dana PAP kegiatan tahun 2016.

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 23
Laporan Prosiding Capacity Building III

LAMPIRAN
1. Panduan Pelaksanaan
2. Surat Undangan
3. Sambutan
4. Bahan Paparan
5. Notulensi
6. Dokumentasi

Capacity Building III Tingkat Provinsi PISEW (RISE II) Tahun 2015 24

Anda mungkin juga menyukai