Chairul Tanjung MBA adalah pengusaha asal Indonesia. Ia menjabat sebagai Menko
Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa sejak 19 Mei 2014 hingga 20 Oktober 2014.
Namanya dikenal luas sebagai pengusaha sukses yang memimpin CT Corp. Namanya berada
di urutan ke-937 dari 1000 orang terkaya di dunia versi majalah Forbes dengan total kekayaan
senilai USD 1 miliar. Tahun 2014, ia memiliki kekayaan sebesar USD 4 miliar dan termasuk
orang terkaya nomor 375 dunia. Tahun 2019 kekayaan bersih yang ia miliki sebesar 3,9 miliar
USD.
Chairul Tanjung lahir di Jakarta pada tanggal 16 juni 1962. Ayahnya bernama Abdul
Ghafar Tanjung, berasal dari Sibolga, Sumatera Utara, merupakan seorang wartawan pada orde
lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Ibunya bernama Halimah, seorang wanita
Chairul Tanjung berada dalam keluarga yang sederhana dan tinggal bersama dengan
enam saudara lainnya. Ketika pada masa orde baru, ayahnya dipaksa tutup karena bersebrangan
secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan ini yang membuat mereka tinggal di kamar
Chaerul Tanjung bersekolah di SD Van Lith, Jakarta pada tahun 1975. Kemudian
melanjutkan sekolahnya di SMP Van Lith, Jakarta tahun 1978, kemudian melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi di SMA Negeri 1 Boedi oetomo, Jakarta tahun 1981, lalu melanjutkan
study-nya di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia pada tahun 1987, kemudian di
Untuk memenuhi kebutuhan kuliah, Chairul Tanjung berjualan buku kuliah stensilan,
kaos, dan jasa foto kopi di kampus. Ia juga pernah mendirikan tokoh yang menjual peralatan
khusus kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun tokonya tersebut
bangkrut.
Chairul Tanjung merupakan anak yang teladan dengan bukti ia berhasil mendapatkan
Setelah lulus kuliah, Chaerul Tanjung bersama tiga rekannya mendirikan sebuah
perusahaan yang diberi nama PT Pariarti Shindutama pada tahun 1987. Bermodal awal sekitar
Rp 150.000.000,00 yang dipinjam dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak
untuk ekspor.
pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi karena perbedaan visi tentang ekspansi
konglomerasi (perusahaan yang punya beragam bisnis dan memungkinkan tidak ada kaitan
antara satu sama lain) ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang
membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para
Inti Investindo (media dan investasi), dan Para Inti Propertindo (properti).
yang ia kelola semakin berkembang. Chairul Tanjung mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti,
Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega,
Batam Indah Investindo, dan Mega Indah Propertindo. Para Group memiliki Bandung
Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana Rp 99 miliar. Para Group
meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada tahun 1999.
3. Di bidang investasi, pada awal 2010 Para Group melalui anak perusahaannya, Trans
Corp membeli sebagian besar saham Carefour Indonesia, yakni sejumlah 40 persen.
4. Di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7,
Desember 2011. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp,
dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan,
beberapa cara agar bisnis yang ia kelola menjadi lebih baik dan tentunya sukses.
jaringan adalah hal yang penting. Selain itu memiliki rekanan yang baik sangat diperlukan.
Membangun relasi pun bukan hanya kepada perusahaan yang sudah ternama, tetapi juga pada
yang belum terkenal sekalipun. Baginya, pertemanan yang baik akan membantu proses
berkembangnya bisnis yang dikerjakan. Ketika bisnis pada kondisi tidak bagus maka jejaring
bisa diandalkan.
Dalam hal investasi, Chairul Tanjung memiliki idealisme bahwa perusahaan lokalpun
tidak menutup diri untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri.
Namun kemauan dan kerja keras, merupakan hal paling pokok yang harus dimiliki seseorang
yang ingin sukses. Baginya mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya. Dimana
mau menapaki tangga usaha satu persatu. Menurutnya membangun sebuah bisnis tidak seperti
membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan sebuah kesabaran, dan tak pernah menyerah. Jangan
sampai banyak yang mengambil jalan seketika, karena dalam dunia usaha kesabaran adalah
Pada tanggal 16 Mei 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Ketua
menggantikan Hatta Rajasa yang telah resmi mengundurkan diri karena maju menjadi calon
wapres Prabowo Subianto dalam pilpres 2014 dengan dukungan dari Partai Gerindra, PAN,
Istana Negara, Senin, 19 Mei 2014 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 2014.
Pada tanggal 27 Oktober 2014 Chairul Tanjung digantikan oleh Sofyan Djalil sebagai Menko
Perekonomian.
Penghargaan
Pada tanggal 18 April 2015, Chairul Tanjung dikukuhkan sebagai guru besar bidang
di ruang Garuda Mukti, Gedung Rektorat, kampus C Unair. Chairul Tanjung juga mendapatkan