Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Laporan Keuangan

2.1.1 Definisi Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan menurut M. Sadeli (2002:2) adalah laporan


keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi dan merupakan informasi
histories. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, mengukur dan melaporkan
informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil keputusan yang
tepat bagi pemakai informasi tersebut.
Pengertian laporan keuangan menurut S. Munawir (2004:2) adalah
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan tersebut.
Laporan Keuangan menurut Zaki (2004:7) adalah hasil akhir dari suatu
proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Laporan
Keuangan yang dibuat oleh manajemen dengan tujuan membebaskan diri dari
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Di
samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-
tujuan lain sebagai laporan kepada pihak- pihak di luar perusahaan.
Pengertian laporan keuangan menurut Mursyidi (2010:121) adalah laporan
keuangan merupakan laporan yang disusun secara sistematis tentang kinerja dan
posisi keuangan lembaga atau organisasi atau perusahaan dalam suatu periode
tertentu. Ini menunjukan bahwa laporan keuangan dapat dijadiakan acuan untuk
menilai kinerja kerja lembaga yang menerbitkan laporan keuangan tersebut, dan
kemampuan keuangan suatu ortganisasi perusahaan.

5
Menurut beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Laporan
Keuangan adalah suatu laporan tertulis yang dibuat oleh penggunanya untuk
memberikan informasi mengenai hasil akhir dari proses pencatatan yang
merupakan ringkasan transaksi-transaksi keuangan selama periode 1 tahun,
dengan tujuan untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
di masa yang akan datang, dan sebagai pemberi informasi untuk pihak-pihak yang
berkepentiangan.

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut SAK ETAP (2011) tujuan laporan keuangan adalah memberikan


informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.

2.1.3 Pengguna Laporan Keuangan

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan adalah


siapapun yang membutuhkan informasi keuangan yang disajikan pada laporan
keuangan untuk mengambil keputusan. Pihak-pihak yang berkepentingan itu
adalah (Kieso,2010,12)

1. Pihak Intern Perusahaan

a. Pemilik perusahaan. Laporan keuangan diperlukan oleh pemilik


perusahaan untuk menilai hasil-hasil yang telah tercapai, dan untuk
menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai untuk masa yang
akan mendatang.

b. Manajer. Laporan keuangan dapat digun akan oleh manajer untuk


menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi
wewenang dan tanggung jawab.

6
c. Karyawan. Karyawan tertarik dengan informasi yang memungkinkan
meraka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan
balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

2. Pihak Eksternal Perusahaan

a. Investor. Investor membutuhkan laporan keuangan untuk membantu


menentukan hasil pngembangan investasi yang mereka lakukan.

b. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah


kekuasaannya berkepentingan dengan aktifitas perusahaan. Pemerintah
juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,
menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar untuk menyusun statistik
pendapatan nasional.

Masyarakat. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan


menyediakan informasi kecendrungan (tren) dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkain aktifitasnya.

2.1.4 Karakteristik Kualitatif Informasi Dalam Laporan Keuangan

Menurut SAK ETAP (2009) karateristik kualitatif informasi dalam laporan


keuangan adalah sebagai berikut:
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.
Pengguna yang dimaksud adalah masyarakat yang mengerti tentang
ekonomi dan keuangan.
2. Relevan
Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,
menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

7
3. Materialitas
Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan
keuangan.
4. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material
dan penyajian secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan.
5. Pertimbangan Sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi
ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih
tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah.
6. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak
mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau
menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang
mencukupi ditinjau dari segi relevansi.
7. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan
keuangan antar entitas untukmengevaluasi posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
8. Tepat Waktu
Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam
jangka waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang
tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan
akan kehilangan relevansinya.

8
9. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediannya.

2.1.5 Proses Pencatatan Laporan Keuangan

Proses pencatatan laporan keuangan tidak langusng ke neraca, laporan laba


rugi, dan lain-lain. Pada pertama perlu adanya pencatatan atas setiap transaksi
yang telah dilakukan dari periode pencatatan laporan keuangan. Setalah dilakukan
pencatatan dalam buku kecil, laporan keuangan tersebut dilanjutkan dengan
pembuatan jurnal umum, buku besar, jurnal penyesuaian, dan selanjutnya dibuat
kertas kerja (neraca lajur). Setelah melalui proses catatan tersebut barulah UKM
dapat membuat neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus
kas dan catatan atas laporan keuangan.

2.1.5.1 Jurnal Umum

Jurnal adalah buku harian untuk mencatat semua transaksi secara


kronologi yang memuat transaksi-transaksi dan jumlah transkasi ke rekening
debet maupun kredit. Dalam perusahaan perlu dicatat setiap peristiwa ekonomi
atau transaksi keuangan yang terjadi. Seorang akuntan perlu mencatatnya dalam
sebuah jurnal agar setiap pengeluaran tercatat secara rapi.
Bentuk pencatatan jurnal adalah seperti berikut :
1. Tanggal, bulan, dan tahun ditulis sekali diatas apabila masih pada
periode bulan yang sama.
2. Keterangan yang didebet dicantumkan pada baris pertama dengan
jumlah kolom debet.
3. Keterangan yang dikredit pada baris kedua dengan jumlah pada kolom
kredit.
4. Jika ada penjelasan, tulis dengan singkat di dalam kurung.
5. Kolom Reff (referensi) untuk mencatat nomor kode keterangan atau
kode akun yang didebet dan dikredit.

9
Table 2.1
Contoh Jurnal Umum
……… nama perusahaan
Jurnal Umum nama jurnal
periode jangka waktu

Tanggal Keterangan Reff. Debet Kredit

Sumber: Pengantar Akuntansi, W. Wiratna Sujarweni.

2.1.5.2 Buku Besar

Pemindahan buku besar atau posting adalah memindahkan rekening dan


jumlah angka yang berasal dari jurnal ke buku besar dengan memberikan tanda
posting tertentu. Berbeda dengan penjurnalan yang harus dilakukan secara rutin
setiap hari, pemindah bukuan ini dapat dilakukan setiap akhir pekan (seminggu
sekali) atau bisa juga tiap akhir bulan
Berikut ini bentuk buku besar yang sering dipakai :
Table 2.2
Contoh Buku Besar
Buku Besar nama perkiraan
Periode
Tanggal Keterangan Reff Debet Kredit Saldo

D K

10
Langkah-langkah pemindahan ayat jurnal ke akun besar sebagai berikut :
1. Pada buku besar, masukan ke kolom-kolom yang benar untuk akun
yang di debet, tanggal, halaman jurnal dan jumlah debit yang terdapat
pada jurnal.
2. Dalam kolom referensi jurnal, tulislah nomor akun jumlah debet yang
dibukukan.
3. Pada buku besar, masukan ke kolom-kolom yang benar untuk akun
yang dikredit, tanggal, halaman jurnal, dan jumlah kredit di dalamnya.
4. Dalam kolom ref. tulislah nomor akun jumlah kredit yang dibukukan.

2.1.5.3 Jurnal Penyesuain

Dalam pencatatan jurnal penyesuaian untuk persedian barang dagangan


terdapat dua pendekatan teori akuntansi yaitu pendekatan ikhtisar laba rugi dan
pendekatan hpp. Ketika perusahaan memutuskan untuk menggunakan pendekatan
ikhtisar laba rugi dalam pencatatan jurnal penyesuaian persedian barang
dagangan, maka ada dua langkah yang dilakukan yaitu :
1. memindahkan jumlah persedian awal barang dagangan ke akun baru,
yaitu akun ikhtisar laba-rugi
2. menimbulkan (mendebet) jumlah akun persedian akhir barang
dagangan dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi untuk melihat
pengurangan nilai barang dagangan yang tersedia untuk dijual.

2.1.5.4 Kertas Kerja

Salah satu langkah optimal dalam proses akuntansi untuk memepermudah


penyusunan ayat jurnal penyesuaian dan laporan keuanganyaitu dengan membuat
kertas kerja. Kertas kerja adalah ringkasan seluruh transaksi keuangan yang terjadi
selama periode tertentu. Bentuk kertas kerja terdiri dari 10 kolom.

11
Bentuk kertas kerja adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4
Contoh Kertas kerja

Keterangan Neraca Jurnal Neraca Setalah Laporan Neraca


Saldo Penyesuaian Disesuaikan Laba Rugi
D K D K D K D K D K

Tujuan dari kertas kerja adalah (ganjar isnawan, 2012,57) :


1. mempermudah penyusunan laporan keuangan, melalui kertas kerja
dapat melihat proses alur mengkoreksi nilai suatu perkiraan.
2. Membantu menghindari kesalahan yang mungkin terjadi pada saat
pembuatan ayat ayat penyesuaian.
3. Memungkinkan penyesuaian laporan keuangan sementara tanpa harus
menyelenggarakan jurnalpenyesuaian secara formal.

2.1.5.5 Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada hakikatnya merupakan hasil dari proses akuntansi


yang menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Menurut standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan
meliputi beberapa laporan, yaitu:
1. Neraca
Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu
perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban dan ekuitas pada periode tertentu.
Neraca akan menunjukkan seberapa besar kekayaan perusahaan. Neraca
mempunya dua bentuk yaitu:
a. Neraca Bentuk Staffel
neraca bentuk staffel merupakan bentuk neraca yang disusun kebawah
baik aktiva maupun passivanya (hutang + modal). Pada bagian atas

12
untuk mencatat aktiva dan bagian bawah untuk mencatat hutang dan
modal.
b. Neraca Bentuk Scontro
Neraca bentuk scontro adalah neraca yang posisi aktiva dan pasiva
(hutang + modal) sebelah menyebelah. Untuk aktiva pada sisi kiri dan
pasiva disisi kanan.
Berikut adalah contoh untuk neraca berbentuk scontro:
............................ Nama Usaha
Neraca
Periode Laporan Keuangan
Aktiva Rp xxx Kewajiban
Aktiva Lancar Utang Usaha Rp xxx
Kas Rp xxx Utang Gaji Rp xxx
Piutang Usaha Rp xxx Jumlah Kewajiban Rp xxx
Total Aktiva Lancar Rp xxx
Aktiva Tetap Modal
Peralatan service Rp xxx Modal Pemilik Rp xxx
Akm. Penyusutan Rp xxx Prive Rp xxx
Jumlah Aktiva Tetap Rp xxx
Jumlah Aktiva Rp xxx Jumlah Kewajiban Modal Rpxxx

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang terdiri dari seluruh
pendapatan dan beban-beban yang menghasilkan kondisi laba atau rugi pada suatu
perusahaan (Ganjar Isnawan, 2012, 15).
Ada 3 kemungkinan yang terjadi dari laporan laba-rugi yaitu :
a. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah beban maka perusahaan
memperoleh laba bersih.
b. Jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah beban maka perusahaan
tidak memperoleh laba atau rugi, yang dinamakan impas.

13
c. Jika jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah beban maka perusahaan
memperoleh rugi bersih.
UMKM A Nama perusahaan
Laporan Laba Rugi
Periode

Pendapatan jasa Rp xxx


Beban Operasi
Beban Rp xxx
Beban Rp xxx
Total Beban Rp xxx
Laba Bersih Rp xxx

3. Laporan Perubahan Modal

Setelah Laporan Laba – Rugi disusun, maka langkah selanjutnya adalah


menyusun Laporan Perubahan Modal.
Bentuk laporan perubahan modal (ganjar isnawan,2012,18) :
UMKM A Nama perusahaan
Laporan Perubahan Modal
Periode
Modal awal Rp xxx
Laba bersih Rp xxx
Prive ( Rp xxx )
Rp xxx Rp xxx
Total Modal Rp xxx

4. Laporan Arus Kas


Laporan arus kas adalah bentuk laporan keuangan yang menggambarkan
arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode akuntansi dari berbagai
aktivitas yang dilakukan perusahaan. Untuk membuat laporan arus kas dibutuhkan
data laporan laba rugi, dan neraca.

14
Bentuk dari laporan arus kas adalah :
………. Nama perusahaan
Laporan Arus Kas
Periode

Saldo awal kas Rp xxx


Kas masuk :
Pendapatan Rp xxx
Kas keluar :
Pembelian Rp xxx
Pembayaran Rp xxx
(Rp xxx)
Arus kas bersih dari kegiatan operasi Rp xxx
Rp xxx
Prive Rp xxx
Saldo kas Rp xxx

2.2 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik


(SAK ETAP)

2.2.1 Definisi SAK ETAP

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK


ETAP) yaitu sebuah standar akuntansi keuangan yang mengatur tentang entitas
tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yaitu sebuah entitas
yang tidak mempunyai akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum (general purpose) bagi pengguna eksternal. Contoh
pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelola
usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

15
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan yaitu sebuah entitas
yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau
regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal.
b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai firdusia untuk
sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransu, pialang
atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan


SAK ETAP jika otoritas yang berwenang membuat regulasi mengizinkan
penggunaan SAK ETAP untuk pembuatan laporan keuangannya.
SAK ETAP diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai
pada atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan lebih cepat diperkenankan. Jika hal
itu dilakukan perusahaan, makan entitas harus menerapkan SAK ETAP untuk
penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010
(SAK ETAP 2009:166).

2.2.2 Tujuan SAK ETAP

Tujuan laporan keuangan (SAK ETAP 2009:2) adalah menyediakan


informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Tujuan laporan keuangan yang telah dibuat ini tidak hanya untuk
pengguna internal perusahaan saja, tapi laporan ini dapat diberikan untuk
keperleuan khsus yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.
Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas transaksi dan
kegiatan yang dipercayakan kepadanya.

16
2.2.3 Manfaat SAK ETAP

Manfaat SAK ETAP yaitu:


1. Entitas yang dimaksud dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.
2. Dapat diaudit dan mendapatkan opini audit.
3. Dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana
(dari bank misalnya) untuk pengembangan usaha.

2.2.4 Proses Laporan Keuangan Menurut SAK ETAP

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam SAK ETAP (2013:15) bahwa


laporan keuangan entitas :

1. Neraca. Neraca menyajikan asset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas


pada suatu tanggal tertentu sampai akhir periode pelaporan.

2. Laporan laba rugi. Laporan laba rugi memasukkan semua pos


penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode kecuali Sak-
Etap mensyarakat yang lain.

3. Laporan Perubahan Ekuitas. Laporan ini menyajikan laba rugi entitas


untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara
langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut.

4. Laporan arus kas. Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan


kas yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi selama
satu periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

5. Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi


informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan secara
naratif.

17
2.2.5 Pengakuan Dalam Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP

Menurut SAK ETAP unsur-unsur laporan keuangan terdiri dari :


1. Asset. Asset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
akan diperoleh entitas
2. Kewajiban. Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang
timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung
manfaat ekonomis.
3. Pendapatan. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam
pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dan mengacu pada penjualan,
imbalan, bunga, deviden, royalty dan sewa.
4. Beban. Mencangkup kerugian dan beban yang timbul dalam
pelaksanaan entitas yang biasa.
5. Ekuitas. Ekuitas adalah hak sisa pada suatu entitas setelah dikurangi
dengan seluruh kewajiban..

2.3 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil


Menengah (UMKM) disebutkan pengertian usaha mikro adalah usaha produktif
milik perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha
mikro. Kriteria usaha mikro yaitu memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp 50.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki
hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000.
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. Kriteria usaha kecil yaitu memiliki
kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 sampai dengan paling banyak

18
Rp 500.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000 sampai dengan paling banyak
Rp. 2.500.000.000.
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana yang diatur
Undang-Undang. kriteria usaha menengah yaitu memiliki kekayaan bersih lebih
dari Rp 500.000.000 sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp 2.500.000.000 sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000.

2.4 Penelitian Terdahulu

Dengan penelitian yang ada sebelumnya terdapat kesamaan topik dan


pemikiran yang sama terhadap penelitian sejenis.

Tabel 2.4
Rangkuman Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Hasil Penelitian
1. Muhammad Pemahaman dan Hasil penelitian yang diperoleh dari 9 pengelola
Ivan Penyajian Standar home industry kripik tempe dapat disimpulkan
Nurfadilah, Akuntansi Keuangan sebagai berikut:
2018 Entitas Tanpa 1. Ada 8 home industry kripik tempe yang sudah
Akuntabilitas Publik memahami SAK ETAP. Dan hanya ada 1 home
(SAK ETAP) Pada industry yang tidak memahami SAK ETAP.
Home Industry Kripik Pemahaman mereka tentang SAK ETAP hanya
Tempe Di Sentra sebatas dari sosialisasi dinas usaha mikro dan
Kripik Tempe koperasi kabupaten Ngawi dan juga pemilik
Karangtengan home industry tidak memperhatikan tentang
Prandon Ngawi. kriteria pengakuan aset, kewajiban, modal,
penghasilan, dan beban pada usahanya.

19
Tabel 2.4 Lanjutan
No Penelitian Judul Hasil Penelitian
2. Ada 6 home industry kripik tempe yang membuat
laporan keuangan.Dalam membuat membuat
laporan keuanganpun hanya melakukan
pencatatan selanjutnya membuat laporan
keuangan sesuai kebutuhan usahanya. Jadi masih
terbatas dalam laporan laba rugi dan 1 home
industry yang membuat laporan neraca, tetapi
belum memahami konsep dari SAK ETAP itu
sendiri, hal tersebut karena tidak adanya pihak
yang melakukan pelatihan dan follow up tentang
pencatatan mengenai SAK ETAP.
Nurlela & Penerapan Laporan Pada usaha Toko Jamu Nikasimi belum memiliki
Heny Elvia, Keuangan Usaha laporan keuangan yang sesuai dengan SAK
2016 Kecil Menengah ETAP. Toko Jamu Nikisami hanya melakukan
Berbasis SAK ETAP pencatatan biaya - biaya yang dikeluarkan setiap
Pada Toko Jamu transaksi dengan menggunakan buku kas kecil.
Nikisami.
Juhanda Analisis Penerapan Budidaya Lele Mariani tidak melakukan
Apryanto, Akuntansi pencatatan berdasarkan sistem akuntansi yang
Siti Berdasarkan SAK berlaku pada SAK ETAP. Budidaya Lele
Khairani, ETAP Pada Usaha Mariani memiliki pencatatan keuangan sebatas
Raisa Mikro Dan Menengah pada pemasukan, pengeluaran, dan pengiriman
Pratiwi, (UMKM) (Studi bibit ikan. Sehingga, penerapan dilakukan hanya
2015. Kasus Pada memberikan bentuk pencatatan transaksi dan
Pengusaha Budidaya laporan keuangan yang berdasarkan SAK ETAP
Lele Mariani). pada Budidaya Lele Mariani.

20
Tabel 2.4 Lanjutan
No. Penelitian Judul Hasil Penelitian
4 Ade Astalia Analisis Penerapan PT. Nichindo belum sepenuhnya mematuhi
Pratiwi, SAK ETAP Pada SAK ETAP karena tidak ada pernyataan
Jullie J. Penyajia Laporan eksplisit dan secara penuh mengenai kepatuhan
Sondakh, Keuangan PT tersebut pada catatan atas laporan keuangan dan
Lintje Nichindo Manado tidak adanya pengungkapan seluruh kebijakan
Kalangi, Suisan. akuntansi signifikan yang seharusnya tercantum
2013. pada catatan atas laporan keuangan.

21

Anda mungkin juga menyukai