Anda di halaman 1dari 8

ARSITEKTUR BYZANTIUM

Karakter Arsitektur

 Gereja Bizantium merupakan bentuk Basilika pada mulanya setelah berkembang


membentuk polanya sendiri yaitu pola gereja Byzantium yaitu Kubah Majemuk,
kubah Bola serta Denah terpusat. Karena daerah ini berhadapan langsung dengan
daerah Asia Kecil, maka pengaruhnya banyak yang masuk antara lain, kubah-
kubah untuk menutup denah segi-4 maupun polygonal dari gereja, makam
maupun baptistery, hal ini muali dikembangkan pada abad 5.
 Praktek penggunaan kubah, memakai konstruksi atap yang sangat sederhana
dengan atap kayu aliran Kristen Lama, maupun atap lengkung aliran Romawi dari
batu.
 Sistem konstruksi beton dari Romawi dikembangkan dengan pesat. Kubah yang
merupakan ciri dari daerah timur, menjadi model atap Byzantium yang
merupakan penggabungan dari Konstruksi kubah dan sudut
model Yunanidan Romawi.
 Type-type kubah yang diletakkan diatas denah segi-4 dilengkapi dengan jendela
kecil-kecil diatas, disebut Pendetive, dimana pada masa Romawi kubahnya hanya
menutup bentuk denah melingkar atau polygonal. Sedangkan bahan pendetive
tersebut dipakai bahan bata atau batu apung yang disebut Purnise. Kubah dibuat
tanpa menggunakan penunjang sementara (bekisting). Kubah bola utama tersebut
melambangkan Surga menurut ajarannya, sedangkan kubah-kubah sudut atau
disebut Squinch untuk menggambarkan ajarannya dalam bentuk mosaic antara
Bema atau bilik suci dengan Naos atau ruang induk atau nave, dipisahkan oleh
Iconostatis atau penyekat, sebagi screen of picture “tirai”.
 Bentuk Eksterior, kadang tidak berhubungan/ tidak ada kesatuan dengan bentuk
interiornya.
 Arsitektur Bizantium dibagi dalam 3 periode, yakni periode awal, pertengahan dan
akhir.

Periode Bizantium awal, dari permulaan abad ke 6 sampai pertengahan abad ke 9


adalah abad eksperimen desain bangunan. Bentuk Basilika yang memanjang masih
dipakai, akan tetapi tidak cocok dengan kebiasaan setempat yang mempersembahkan
misa di tengah-tengah ruang utama gereja dan buka pada salah satu sudut ruangnya,s
ehingga denah basilica yang memanjang tidak dapat untuk upacara tersebut.
Sedangkan salib Yunani yang panjang keempat sayap sama, lebih cocok digunakan
untuk upacara tersebut.
Kebanyakan gereja berukuran kecil, bagian dalam berkesan terang dan luas karena
kesederhanaan bentuk pilaster dan pelengkung tanpa hiasan serta terang yang
diperoleh dari bukaan jendela dan pintu yang leber, juga lubang-lubang yang dibuat
pada atap kubahnya.
Dalam periode pertengahan antara akhir abad ke 9 sampai pertengahan abad ke 13
tidak lagi mempergunakan 1 type dasar bangunan gereja, di masa ini digunakan 4 gaya
terpusat yang berbeda masing-masing terdiri dari inti kubah yang dibentuk menjadi
beraneka ragam kombinasi antara lain segi-8 dan bujur sangkar, sedangkan bagian
sudut berkubah dihubungkan dengan ruang inti dengan mengurangi ukuran pilaster,
sehingga berkesan luas. Kesan lembut diperoleh dari hiasan yang rumit, dan bagian
dalam menjadi remang-remang. Sedangkan kesederhanaan dan ketegasan bentuk
pada periode sebelumnya hilang.
Periode akhir hampir sama dengan periode pertengahan, sedangkan
pengembangannya ditekankan pada unsur vertical baik bagian luar maupun dalamnya.
Gereja periode pertengahan biasanya mempunyai satu kubah bola, pada periode akhir
mempunyai 5 kubah bola, yaitu kubah besar ditengah dan kubah yang lebih kecil pada
masing-masing sudutnya.

Hagia Sophia
Hagia Sophia adalah sebuah bentuk bangunan bekas basilika, masjid yang kemudian
berfungsi sebagai museum, Hagia Sophia banyak mempengaruhi corak arsitektur islam
hingga akhirnya kaum muslim pun mengambil sebagian dari kebudayaan Byzantium
kedalam peradaban arsitektur islam saat ini.
Saat Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mehmed II pada hari Selasa 27 Mei 1453 dan
memasuki kota itu, Mehmed II turun dari kudanya dan bersujud syukur kepada Allah, lalu
pergi ke Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan mengubahnya menjadi masjid yang
dikenal dengan Aya Sofia. Pada hari Jumatnya langsung diubah menjadi masjid untuk
salat Jumat.

Berbagai modifikasi terhadap bangunan segera dilakukan agar sesuai dengan corak dan
gaya bangunan mesjid. Pada masa Mehmed II (1444-1446 dan 1451-1481) dibuat
menara di selatan. Selim II (1566-1574) membangun 2 menara dan mengubah bagian
bangunan bercirikan gereja. Termasuk mengganti tanda salib yang terpampang pada
puncak kubah dengan hiasan bulan sabit.
Lantas selama hampir 500 tahun Hagia Sophia berfungsi sebagai mesjid. Patung, salib,
dan lukisannya sudah dicopot atau ditutupi cat.

Pada masa modern tahun 1937, Mustafa Kemal Atatürk mengubah status Hagia Sophia
menjadi museum. Mulailah proyek Pembongkaran Hagia Sophia pada beberapa bagian
dinding dan langit-langit lalu dikerok dari cat-cat kaligrafi hingga ditemukan kembali
lukisan-lukisan sakral Kristen. Sehinga sejak saat itu, Hagia Sophia dijadikan salah satu
objek wisata dunia oleh pemerintah Turki di Istambul.
ANALISIS PERBANDINGAN

Denah:

* segi empat polygonal, yang ditutup dengan atap


kubah dan kubah kecil mengelilingi kubah utama,
sehingga bentuknya memusat serta simetris.
* sayap pendek yang sama pasa setiap sisinya,
mengambi bentuk cross.

Dinding:

* Memakai bahan bata, dan dibagian dalam (interiornya) dilapisi dengan mosaic yang
terbuat dari pualam warna-warni yang menggambarkan ajarannya.
Bukaan Pintu dan Jendela:

* Busur ½ lingkaran dipakai untuk


menunjang galery dan bukaan pada pintu
dan jendela

* Jendela-jendela kecil ½ lingkaran


mengelilingi dasar kubah (pendetive)

Atap:

* metode pembuatan atap dari bahan batu ataupun beton


* Kubah dibentuk dengan type - simple (biasa ½
lingkaran) *
melon shaped (kubah belewah) *
compound (majemuk)

Kolom:

* kolom-kolomnya konstruktif, dengan kepala tiang (capital) bergaya Korintia dan


Komposit.

Sky Line:
* Secara keseluruhan pandang, gereja izantium merupakan kelompok banyak kubah
yang mengelilingi kubah utama secara simetris, sehingga berkesan vertikal.
Tampio di Vesta
Kota Roma bukan hanya sebuah kota yang memberikan efek ‘seram’, karena memang kota ini
berbeda dengan kota2 lainnya di Eropa, bahkan di Italy. Bangunan2 bersejarah yang ada, tetap
dan sangat dipelihara, bahkan tidap batu atau pecahan2 batu yang gumpil karena dimakan usia
pun, tetapi tidak bolah dipindahkan dari tempat nya. Sehingga pemerintah kota benar2 harus
menjaga tiap bangunan2 tersebut dengan polisi2 wisata mereka.
Semua wisatawan yang ada tetap difasilitasi luar biasa dengan informasi2 yang dikehendaki,
tetap bisa berfoto dengan latar belakang bangunan2 dan reruntuhan2 kota Roma, tetapi
wisatawan tidak diperkenankan untuk mengambil bongkahan2 apapun di daerah itu! Dan
pemerintah kota Roma sangat keras!
Banyak bangunan2 bersejarah yang sudah runtuh, tetapi sebagian besar masih bisa digunakan
untuk aktifitas warga Roma, dan bangunan2 tersebut dilestarikan dengan luar biasa!
Penampakannya sesuai dengan jaman itu, tetapi didalamnya dipermodern, untuk aftifitas
warga kota, seperti di sebagian besar kota2 Roma. Bahwa, bangunan kota adalah bangunan2
tua dan klasik, tetapi fasilitasnya adalah bangunan2 modern.
Beberapa artikelku setelah ini, akan kubahas banyak bangunan2 tua kota Roma, yang tetapi
dipelihara sebagai salah satu titik wisata kota, tetapi juga tetapi digunakan sebagai bangunan
umum untuk public, bagi warga kota.
Tampio di Vesta, Rome
Tampio adalah bahasa Italy, artinya temple, atau candi. Atau tempat pemujaan. Atau kuil. Kuil
Vesat merupkan sebuah banguan kuno berbentuk melingkar dan terletak di Forum Roman.
Mulanya merupakan kuil penyembahan di ssebuah rumah pribadi, dengan arsitektur gabungan
antara Romawi dan Yunani, dengan kolom2 khusus Corinthian atau Korintus.
www.it.wikipedia.org dan www.romanoimpero.com
Peta kuno jaman kerajaan Romawi, dengan kuil Vesta diantara rumah2 mewah imam2 atau
orang2 kaya Roma jaman itu. Kuil pemujaan dengan pintu masuk selalu menghadap timur …..
Seperti jamannya, Roma memang terkenal dengan pegunungan kapur tua, dank arena
pegunungan kapur yang sudah tua, akan membentuk marmer2 yang indah dengan ragam
warna yang luar biasa dan mahal harganya. Italy memang ‘gudang’ marmer dunia …..
Bagunan tersebut full memakai batuan marmer dan granit (granit adalah batuan yang lebih tua
dari marmer dengan warna2 gelap). Dari lantai, dinding dan tiang2 Corinthian nya, memakai
marmer Carara (marmer putih) dengan kombinasi Creama Marfil serta granit2 hitam, di
beberapa titik.]
www.edatlas.it
Konsep arsitektur Romawi-Yunani, kuil ini berdiri di undakan teratas dengan
20 buah kolom penyangga, ordo Corinthian.

www.tivolitouring.com

Marmer Carara khas Italy, yang full digunkan sebagai kuil tempat pemujaan jaman itu

Kuil Vesta atau Tampio di Vesta ini, mempunyai 20 kolom Corinthian. Kolom Corinthian merupakan ordo
tertinggi, atau terumit dari 3 jenis kolom Romawi-Yunani, yaitu Doric (yang desainnya
sederhana). Ionic (kerumitan sedang) dan Corinthian (rumit dan bisa sangat rumit).

Anda mungkin juga menyukai