Anda di halaman 1dari 23

PEMBELAJARAN PENINGKATAN KESIAPSIAGAAN BENCANA

MELALUI PEMBIASAAN PARKIR SIAGA BENCANA


DI LINGKUNGAN SEKOLAH
(Diajukan sebagai Syarat Lomba Menulis Artikel
Pembelajaran Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana)

ARTIKEL
KESIAPSIAGAAN BENCANA
TAHUN 2019

Oleh:
SULEMAN LAHUO, S.Pd
NIP. 19831225 200901 1 001

SMA NEGERI 1 BUNTULIA


Jl. kawah no. 125 Desa Sipatana Kec. Buntulia Kab. Pohuwato, Gorontalo
Telp/Fax. (0443) 210610-210025
email: sman1.buntulia@gmail.com
ABSTRAK

Suleman Lahuo, S.Pd: “Pembelajaran Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana


melalui Pembiasaan Parkir Siaga Bencana di Lingkungan Sekolah.” Artikel. SMA
Negeri 1 Buntulia Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo.
Guru Mata Pelajaran Matematika dan Pembina Ekstrakurikuler, 2109.
Tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk meningkatkan Kesiapsiagaan Bencana
melalui Pembiasaan Parkir Siaga Bencana di Lingkungan Sekolah.
Metode yang digunakan dalam penjelasan artikel ini adalah metoda Pembiasaan
untuk membiasakan warga sekolah khususnya peserta didik dan umumnya
seluruh warga sekolah dalam hal kesiapsiagaan bencana melalui parkir siaga
bencana.
Hasil yang ingin dicapai setelah membaca artikel ini yaitu minimalnya korban
bencana dan kurangnya risiko bahaya bencana setelah seluruh sekolah
menerapkan parkir siaga bencana.

ii
PEMBELAJARAN PENINGKATAN KESIAPSIAGAAN BENCANA
MELALUI PEMBIASAAN PARKIR SIAGA BENCANA
DI LINGKUNGAN SEKOLAH

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seperti yang diberitakan oleh Agresi BBC Indonesia (Jurnalis; 2018) bahwa
sepanjang 2018, lebih dari lima bencana alam besar menimpa Indonesia. Sejumlah
gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, hingga fenomena likuifaksi, menelan
banyak korban. Indonesia yang terletak di kawasan Cincin Api Pasifik atau Pacific
Ring of Fire memang memiliki potensi bencana alam yang tinggi. Berada di gugusan
gunung api dan titik pertemuan sejumlah lempengan bumi membuat Indonesia
rawan diterpa amukan alam.
Sebagai warga negara yang baik kita harus tahu tentang bagaimana cara
kita mewaspadai kejadian ini. Bencana memang tidak bisa kita ketahui, dia akan
datang begitu saja dengan wajah yang garang. Akan tetapi setiap manusia harus
saling mengingatkan dan mewaspadai adanya bahaya bencana alam yang akan
menimpa kita dan keluarga kita. Bahkan kita harus saling memberikan informasi
tentang bencana di lingkungan kita berada terutama di lingkungan pendidikan.
Sekolah sebagai pusat pendidikan dimana setiap hari efektif belajar, ratusan
bahkan ribuan siswa dalam satu sekolah berkumpul untuk menuntut ilmu. Dengan
berbagai merek kendaraan bermotor bahkan mobil yang digunakan oleh guru dan
siswa diparkirkan di tempat parkir sekolah. Bagi sekolah yang tidak memiliki area
parkir yang luas, mereka sembarang saja memarkirkan kendaraannya di halaman
sekolah selagi tidak mengganggu jalan keluarnya kendaraan milik orang lain.
Kadang pula kendaraan mereka diparkirkan di suatu tempat secara teratur namun
menghadap kearah bangunan gedung sekolah, kadang juga diparkirkan di bawah
pohon yang sejuk dengan alasan parkiran tidak muat untuk kendaraan yang begitu
banyak. Namun hal ini oleh penulis kurang tepat untuk dilakukan di area sekolah
jika dikaitkan dengan kesiagaan kita dalam menghadapi munculnya sebuah
bencana. Jika terjadi sesuatu bencana yang menimpa kita, sementara kita berada
didalam area sekolah dan ingin menyelamatkan diri untuk keluar dari area sekolah
dan itu harus menggunakan sebuah kendaraan, maka kita akan repot sendiri untuk

1
menyelamatkan diri dan sulit untuk menjalankan kendaraan karena masih butuh
waktu untuk membalik arah depan kendaraan untuk keluar area sekolah. Mengingat
bahaya bencana akan datang kapan saja bila itu sudah saatnya. Untuk mewaspadai
agar tidak akan terjadi yang kita tidak inginkan, maka kita harus meminimalisir
korban bencana dengan memberikan pengetahuan tentang bahaya bencana alam
dengan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bahaya bencana kepada peserta
didik bahkan untuk guru pula.
Pembelajaran tentang peningkatan kesiapsiagaan bencana oleh penulis
dianggap penting, sebab dari pembelajaran ini kita dapat berbagi ilmu tentang
bagaimana mewaspadai adanya bahaya bencana. Sebelum ajal merenggut nyawa
kita, sebaiknya kita terlebih dahulu melakukan hal-hal yang membantu kita untuk
segera bertindak dengan melalui pembiasaan siap siaga atas bencana, terutama
melalui dunia pendidikan.
Dari penjelasan di atas, penulis terinspirasi membuat sebuah artikel ini
dengan judul “Pembelajaran Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana melalui
Pembiasaan Parkir Siaga Bencana di Lingkungan Sekolah”.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang
akan dikaji dalam artikel ini, yaitu:
1. Bagaimana upaya guru dalam melakukan membelajarkan peserta didik dalam
kesiapsiagaan bencana?
2. Hal apa yang akan diberikan guru untuk memberikan pemahaman terhadap
kesadaran peserta didik sebagai bentuk upaya kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana?
3. Apa yang seharusnya diberikan oleh pihak Badan Nasional Penanggulangan
Bencana kepada sekolah yang telah melakukan sebuah tindakan kesiapsiagaan
bencana dengan melakukan pembiasaan parkir siaga bencana?
C. Tujuan
Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan
dari penulisan artikel ini yaitu untuk meningkatkan Kesiapsiagaan Bencana melalui
Pembiasaan Parkir Siaga Bencana di Lingkungan Sekolah.

2
D. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan artikel ini yaitu sebagai
berikut:
1. Melatih guru dan membekali peserta didik dalam hal penyelamatan diri terhadap
bencana.
2. Agar peserta didik selalu terbiasa untuk menjadi bagian dari relawan yang
ditumbuhkan dari hal-hal kecil seperti melakukan parkir siaga bencana.
3. Adanya bentuk perhatian khusus dari pihak pemerintah Badan Nasional
Penanggulangan Bencana terhadap sekolah yang melakukan pembelajaran
pada siswa melalui pembiasaan kesiapsiagaan bencana melalui parkir siga
bencana.
4. Membantu guru dalam hal kenaikan pangkat/golongan melalui karya tulis artikel
ini.

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Pengertian Bencana Alam
Dalam artikel ini penulis mencantumkan beberapa pendapat ataupun
argumen yang mendefinisikan tentang apa itu bencana alam untuk dipahami oleh
setiap pembaca artikel ini agar dapat segera mencari jalan keluar untuk
mewaspadainya, yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Undang-undang Nomor 24 tahun 2017
Fatwa yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana
menurut Undang-undang Nomor 24 tahun 2017 peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis
(Blog, Maramis:2013).
2. Menurut Keputusan Mentri Nomor 17/kep/Menko/kesra/x/95
Bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam, manusia, dan atau keduanya yang mengakibatkan korban dan
penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan

3
sarana prasarana dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan terhadap
tata kehidupan dan penghidupan masyarakat (Blog, Maramis:2013).
3. Menurut WHO Tahun 2002
Definisi bencana adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan,
gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat
kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan
respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena (Blog, Maramis:2013).
4. Menurut Asian Disaster Reduction Tahun 2003
Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap masyarakat yang
menimbulkan kerugian secara meluas dan dirasakan baik oleh masyarakat,
berbagai material dan lingkungan (alam) dimana dampak yang ditimbulkan
melebihi kemampuan manusia guna mengatasinya dengan sumber daya yang
ada (Blog, Maramis:2013).
5. Pengertian Bencana Alam Menurut Para Ahli
Sementara itu beberapa para ahli juga memberikan argumen tentang
definisi bencana alam diantaranya dikutip dari sebuah situs Maxmanroe.com,
menyebutkan pendapat para ahli, yaitu:
a. Menurut Coburn A W
Menurut Coburn A W pengertian bencana alam adalah suatu
kejadian atau serangkaian kejadian yang mengakibatkan adanya korban
dan atau kerusakan, kerugian harta benda, infrastruktur, pelayanan-
pelayanan penting atau sarana kehidupan pada satu skala yang berada di
luar kapasitas normal.
b. Menurut Heru Sri Haryanto
Menurut Heru Sri Haryanto definisi bencana alam adalah terjadinya
kerusakan pada pola-pola kehidupan normal, bersifat merugikan kehidupan
manusia, struktur sosial serta munculnya kebutuhan masyarakat.
c. Menurut Kamadhis UGM
Menurut Kamadhis UGM pengertian bencana alam adalah
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh gejala-gejala alam, sehingga
peristiwa tersebut mengakibatkan kerugian materi, korban jiwa, dan
kerusakan lingkungan.

4
Selanjutnya menurut Parker Tahun (1992) dalam blog (Maramis)
menjelaskan bahwa “Bencana ialah sebuah kejadian yang tidak biasa terjadi
disebabkan oleh alam maupun ulah manusia, termasuk pula di dalamnya
merupakan imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat,
komunitas, individu maupun lingkungan untuk memberikan antusiasme yang
bersifat luas”.
Dari beberapa pendapat tentang pengertian bencana alam di atas, penulis
dapat mengambil kesimpulan bahwa bencana alam merupakan sebuah kejadian
yang merupakan hukum alam baik campur tangan manusia ataupun sebagai gejala
alam yang akan merusak tatanan dan pola kehidupan manusia serta merusak
sarana dan prasarana di muka bumi ini. Untuk itu kita sebagai umat manusia yang
diberkahi akal dan pikiran agar tidak merusak bumi ini serta harus mewaspadai
segala bentuk bencana alam tersebut dengan mempelajari fenomena alam dan
keadaan lingkungan sekitar kita.
B. Letak Indonesia di Muka Bumi
Sebagai warga negara Indonesia yang baik hendaknya kita harus
mengetahui kondisi wilayah di sekitar kita. Baik dari daratan maupun lautan
indonesia terkenal dengan daerah rawan bencana alam. Yang menyebabkan
Indonesia sering terjadi bencana iyalah karena letak dan posisi indonesia secara
Astronomis, Geografis dan Geologisnya sebagaimana dikutif dari situs sebuah blog
Sistim Pemerintahan Indonesia yang menjelaskan ketiga aspek tersebut yaitu:
1. Letak Astronomis Indonesia
Letak astronomis adalah letak suatu tempat dilihat dari posisi garis
lintang dan garis bujur. Garis lintang merupakan garis imajiner yang
membentang horisontal melingkari bumi sedangkan garis bujur merupakan
garis imajiner yang melingkari bumi secara vertikal. Garis Lintang dan Bujur
dibagi menjadi dua yaitu Garis Lintang Utara dan Garis Lintang Selatan yang
dibatasi oleh garis ekuator (khatulistiwa) dan Garis Bujur Barat dan dan Bujur
Timur yang dibatasi oleh Greenwich Mean Time. Letak Astronomis
Indonesia adalah:
 6o LU (Lintang Utara)
 11o LS (Lintang Selatan)

5
 95o BT (Bujur Timur)
 141o BT (Bujur Timur).
2. Letak Geografis Indonesia
Letak geografis ditentukan berdasarkan posisi nyata dibanding posisi
daerah lain. Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia, serta
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Posisi Indonesia sangat setrategis dan
penting dalam kaitannya dengan perekonomian. Indonesia berada
persimpangan lalu lintas dunia.
3. Letak Geologis Indonesia
Letak geologis adalah letak suatu wilayah melihat keadaan geologinya.
Berdasarkan keadaan geologinya, kepulauan di Indonesia dapat dikategorikan
menjadi 3 daerah, yaitu :
a. Daerah dangkalan Sunda
b. Daerah dangkalan Sahul
c. Daerah antara dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul
Sehingga dapat dijelaskan pula bahwa Indonesia bagian barat merupakan
bagian dari Benua Asia, Indonesia bagian timur merupakan bagian dari Benua
Australia, sedangkan Indonesia bagian tengah merupakan peralihan yang disebut
daerah Wallace. Dilihat dari segi jalur pegunungan yang ada, kepulauan Indonesia
terletak di antara dua rangkaian pegunungan muda. Pegunungan di Indonesia
bagian barat merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Sirkum Mediterania,
sedangkan pegunungan Indonesia bagian timur merupakan bagian dari rangkaian
pegunungan Sirkum Pasifik.
Dari ketiga aspek pembagian wilayah Indonesia, Jika dilihat dari posisi
astronomis Indonesia terletak di kawasan iklim tropis dan berada di belahan timur
bumi. Indonesia berada di kawasan tropis, hal ini membuat Indonesia selalu disinari
matahari sepanjang tahun. Di Indonesia hanya terjadi dua kali pergantian musim
dalam setahun yaitu musim kemarau dan hujan. Negara-negara yang memiliki iklim
tropis pada umumnya dilimpahi alam yang luar biasa. Curah hujan tinggi akan
membuat tanah menjadi subur. Flora dan fauna juga sangat beraneka ragam.
Sedangkan pengaruh dari letak dilihat dari garis bujur, maka Indonesia memiliki

6
perbedaan waktu yang dibagi menjadi tiga daerah waktu yaitu Indonesia bagian
timur (WIT), Indonesia bagian tengah (WITA), dan Indonesia bagian barat (WIB).
Untuk letak geografis Indonesia itu sendiri dapat dikatan sebagai salah satu
determinan yang menentukan masa depan bangsa Indonesia dalam melakukan
hubungan internasional dengan bangsa lain. Kita tidak boleh mengacuhkan kondisi
geografis dari suatu negara. Sebab kondisi geografis ini sangat menentukan
peristiwa-peristiwa yang memiliki pengaruh secara global termasuk Indonesia.
Selanjutnya pengaruh letak geologis Indonesia dapat mempengaruhi
keadaan tanah di Indonesia diantaranya:
1) Kepulauan Indonesia memiliki banyak gunung api yang aktif.
2) Laut di bagian Indonesia barat dan lndonesia timur dangkal, di Indonesia
tengah lautnya dalam.
3) Indonesia menyimpan banyak barang tambang mineral.
4) Wilayah Indonesia termasuk daerah yang labil dan sering mengalami gempa
bumi tektonik dan vulkanik.
5) Pegunungan di Indonesia merupakan rangkaian pegunungan muda Sirkum
Mediterania dan Sirkum Pasifik.
Hal tersebut di atas wajib diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia
dan patut dipelajari oleh seluruh peserta didik yang masih mengenyam pendidikan
dibangku sekolah.
C. Pendidikan Siaga Bencana di Indonesia
Masalah bencana bukan merupakan hal yang tabuh bagi setiap insan di
bumi ini. Sebab dalam keseharian kita setidaknya kita telah mendengar kabar
bahwa ada saja yang terjadi di belahan bumi ini mengenai bencana alam.
Khususnya di Indonesia, dengan serangkaian bencana alam yang terjadi sepanjang
tahun dapat membuka mata Idonesia tentang pentingnya pendidikan kesiapsiagaan
bencana bagi seluruh warga khususnya pada peserta didik. Hal ini pula sudah
ditegaskan oleh Presiden Rapublik Indonesia Joko Widodo dalam sidang kabinet
paripurna awal tahun 2019. Beliau meminta agar edukasi terkait dengan mitigasi
bencana dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan sekolah, dengan mengacu
pada pendidikan siaga bencana yang dipublikasikan oleh ’United Nation
International Strategy Reduction’ (UNISDR), badan khusus untuk PBB. (Dikutip dari

7
Ruang Publik; 2019). Acuan ini menjelaskan bahwa sekolah memiliki peran peting
dalam penanganan bencana. Bukan hanya untuk mendidik peserta didik, tapi juga
untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana dikalangan para guru, orangtua
peserta didik, serta masyarakat yang tinggal disekitarnya. Hal ini dapat
diintegrasikan kedalam beberapa mata pelajaran, sebagai contoh:
1. Pendidikan siaga bencana dalam pelajaran Bahasa
Sekolah bisa menyampaikan materi kebencanaan dalam pelajaran bahasa
lewat tugas membaca dan menulis. Peserta didik dapat diarahkan untuk
membaca artikel atau berbagai berita yang terkait dengan bencana. Selain itu
guru juga dapat membimbing peserta didik agar bisa membaca dengan kritis
sehingga dapat memisahkan antara mitos dan fakta bencana. Selain itu peserta
didik juga perlu diarahkan untuk menulis tema yang sama berupa artikel esay,
cerita pendek, ataupun kalimat-kalimat informatif tentang penanganan bencana
dengan menggunakan poster, selebaran dan bernagai bentuk pengumuman
singkat lainnya.
2. Pendidikan siaga bencana dalam Bahasa Asing
Guru bisa mengarahkan peserta didik untuk membaca artikel atau berita
berbahasa asing tentang bencana di luar negeri. Selain itu dapat meluaskan
wawasan peserta didik tentang jenis bencana di berbagai belahan dunia, materi
ini juga bisa digunakan untuk merangsang daya empati peserta didik terhadap
korban bencana.
3. Pendidikan siaga bencana dalam Geografi
Pada pembelajaran ini peserta didik diajarkan tentang bentukan bumi yang
bisa memicu bencana, jenis bencana di berbagai wilayah, serta dampak
bencana terhadap kehidupan masyarakatnya. Selain itu juga peserta didik perlu
diarahkan untuk mengenali daerah tempat tinggalnya sendiri, serta memahami
risiko bencana yang ada di dalamnya.
4. Pendidikan siaga bencana dalam Matematika
Dalam matematika, muatan materi kebencanaan bisa disampaikan lewat
soal cerita yang berkaitan dengan kasus-kasus nyata. Misalnya peserta didik
bisa diminta untuk menghitung jumlah persediaan makanan yang dibutuhkan

8
untuk evakuasi bencana, jumlah shelter, jumlah obat-obatan dan lain sebgainya
sesuai level pendidikan peserta didik.
5. Pendidikan siaga bencana dalam IPA
Di sini guru bisa mengajarkan secara lebih mendalam tentang berbagai
faktor alam yang memicu bencana. Guru juga bisa mengajak peserta didik
untuk membuat prakarya ilmiah yang terkait dengan bencana seperti simulasi
letusan gunung api, simulasi tsunami atau simulasi bangunan anti gempa
dengan bahan-bahan yang ringan dan aman.
6. Pendidikan siaga bencana dalam IPS
Peserta didik perlu diarahkan untuk mengenal sejarah bencana di berbagai
tempat, termasuk wilayah tempat tinggalnya. Namun guru juga perlu
membimbing agar peserta didik tidak sekedar fokus pada kejadian bencana,
melainkan juga pada usaha pemulihan kehidupan sosial-ekonomi
pascabencana.
7. Pendidikan siaga bencana dalam Kesenian
Dalam kesenian peserta didik dapat diarahkan untuk menonton film,
bermain teater, ataupun membuat lukisan dan berbagai karya lain dengan tema
bencana.
8. Pendidikan siaga bencana dalam Ekstrakurikuler
Selain pelajaran di dalam kelas, materi kebencanaan juga perlu dilakukan
lewat kegiatan ekstrakurikuler. Misalnya lewat simulasi evakuasi gempa,
simulasi evakuasi tsunami, latihan membangun tenda untuk lokasi pengungsian
ataupun latihan pertolongan pertama dengan pembimbingan guru.
D. Pembelajaran Kesiapsiagaan Bencana
Dalam situs zona referensi, Oemar Hamalik mengatakan bahwa
Pembelajaran merupakan kombinasi yang tertata meliputi segala unsur manusiawi,
perlengkapan, fasilitas, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai
tujuan dari pembelajaran. Beliau mengemukakan tiga rumusan yang dianggap
penting tentang pembelajaran yaitu:
 Pembelajaran merupakan upaya dalam mengorganisasikan lingkungan
pendidikan untuk menciptakan situasi dan kondisi belajar bagi siswa.

9
 Pembelajaran merupakan upaya penting dalam mempersiapkan siswa untuk
menjadi warga masyarakat yang baik dan diharapkan.
 Pembelajaran merupakan proses dalam membantu siswa untuk menghadapi
kehidupan atau terjun di lingkungan masyarakat.
Pada uraian di atas terlihat sangat jelas bahwa pembelajaran itu tidak hanya
terbatas belajar materi yang ada dalam buku mata pelajaran, melainkan kita juga
dapat belajar tentang lingkungan luar yang bisa mendukung kenyamanan belajar
kita di dalam kelas. Sehingga pada artikel ini penulis akan mengangkat satu
pembiasaan yang dapat dilakukan sebagai pembelajaran untuk peserta didik dalam
hal kesiapan kita dalam menghadapi bencana di sekolah. Pembiasaan ini dilakukan
diluar jam pembelajaran sekolah akan tetapi bukan kegiatan ekstrakurikuler yang
dijadwalkan yaitu, Pembiasaan Parkir Siaga Bencana di Lingkungan Sekolah.

III. PEMBAHASAN
Pembelajaran kesiapsiagaan bencana mencakup banyak aspek yang
dianggap penting seputar kebencanaan. Misalnya pengenalan tentang potensi
bencana yang ada di sekitar, sejarah bencana yang pernah terjadi, bagaimana cara
mengantisipasinya, meningkatkan kesadaran rambu-rambu bencana, dampak
bencana bagi individu, keluarga, dan komunitas, cara penanganan dalam kondisi
bencana, serta bagaimana cara menyelematkan diri dari bencana. Perlu kita ketahui
bahwa bencana dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa bisa diprediksi sebelumnya, baik
itu bencana alam ataupun sosial. Melalui pendidikan bencana, bukan berarti risiko
dampak bencana dapat ditekan sehingga sama sekali tidak menimbulkan dampak.
Pembinaan Kesadaran terhadap pembiasaan parkir siaga bencana di sekolah
oleh penulis dianggap sebagai sarana pembelajaran yang dilakukan para guru dan
peserta didik agar siap, tanggap, dan cekatan saat bencana datang. Bukan hanya
guru, peserta didik juga tidak lagi kaget atau sekadar histeris saat melihat gempa
merobohkan seluruh bangunan hingga rata dengan tanah. Mereka juga tidak
sekadar menganggap bahwa lingkungan sekolahnya aman dari bencana.
Kesiapsiagaan menghadapi bencana melalui rekayasa sosial, terutama dalam
sistem pendidikan menjadi hal utama dalam pembelajaran dan pembinaan
kesiapsiagaan bencana dilingkungan sekolah, dengan tujuan yang ingin dicapai

10
adalah untuk mencapai minimal risiko dampak bencana serta membantu para guru
dan peserta didik agar nyaman untuk melangsungka proses pembelajaran di dalam
kelas.
A. Upaya Guru dalam Pembelajaran Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana
melalui Pembiasaan Parkir Siaga Bencana
Adapun upaya yang dilakukan guru dalam mewujudkan pembiasaan parkir
siaga bencana ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan rapat koordinasi dengan kepala sekolah serta komite bahwa di
sekolah akan diadakan tempat parkir siaga bencana.
Sekolah sebagai pusat pendidikan pada saat melakukan aktifitas berupa
pembelajaran, pembinaan dan evaluasi, diharapkan selalu berkomunikasi
dengan yang namanya komite sekolah. Terutama didalam menjaga keamanan
dan kenyamanan sekolah. Sebuah lembaga pendidikan akan sukses
programnya jika itu mendapatkan dukungan dari kepala sekolah serta komite
sekolah. Mengingat berbagai macam hal buruk mengenai bencana maka perlu
adanya komunikasi yang baik antara kepala sekolah dan guru serta harus
dietahui oleh pihak komite agar tidak akan terjadi kesalahpahaman. Jadi,
sebelum diadakannya tempat parkir siaga bencana, sebaiknya dikonsultasikan
dulu dengan pihak komite.
2. Sekolah wajib menyediakan tempat parkir yang bebas hambatan, jauh dari
pohon besar dan tembok bangunan.
Setelah menyepakati hal yang baik antara pihak sekolah dan komite
dalam hal pembiasaan parkir siaga di lingkungan sekolah, maka patutlah
kesepakatan itu diwujudkan dalam sebuah kenyataan dengan membangun
tempat parkir yang aman, jauh dari bahaya bangunan dan pohon besar. Dengan
melibatkan komite dan orangtua peserta didik tanpa harus mengeluarkan biaya
besar dari dana sekolah, orangtua peserta didik dapat dimintakan bantuan
material dan tenaga untuk sama-sama membangun tempat parkir yang aman
yang bisa dikatakan sebagai parkir siaga bencana mengingat hal ini juga demi
keselamatan anak-anak mereka juga.

11
Memang tidak semua daerah yang memiliki potensi bencana alam.
Namun alangkah baiknya disetiap lembaga perkantoran maupun sekolah
sebaiknya harus mempersiapkan diri untuk meminimalisir risiko bencana.
3. Mensosialisasikan kepada peserta didik bahwa sekolah akan selamanya
melakukan parkir siaga bencana setiap hari.
Guru atau pihak sekolah Memberitahukan kepada peserta didik maksud
dan tujuan diadakannya parkir siaga bencana. Demikian pula tentang tata tertib
untuk parkir siaga bencana, wajib diberitahukan kepada seluruh peserta didik
baik melalui apel dan/atau melalui setiap wali kelas. Bahwa dalam tata tertib
parkir tidak ada yang melanggarnya dengan menanamkan rasa persaudaraan,
rasa persatuan dan saling menghargai yang namanya antrian.
Selain itu juga, guru wajib memberitahukan kepada seluruh warga
sekolah bahwa di lingkungan sekolah terdapat pintu darurat yang sudah
disiapkan oleh pihak sekolah jika pintu utama sedang terganggu, entah itu oleh
macetnya jalan raya depan pintu utama ataupun pintu utama tak bisa dilewati
pada saat terjadi bencana. Dengan mengikuti rambu-rambu bencana sebagai
tanda yang harus dipatuhi dengan harapan bahwa jalur evakuasi tidak boleh
dihalangi. Sehingga itu, untuk setiap lembaga baik perkantoran atau sekolah
hendaknya memiliki pintu darurat yang memungkinkan untuk dilalui.
Inti dari parkir siaga bencana adalah setiap memarkirkan kendaraan
haruslah bagian depan dari kendaraan selamanya menghadap ke arah yang
bebas hambatan untuk bisa cepat keluar area parkir menuju keluar atau arah
yang mudah untuk keluar dari lingkungan sekolah. Tidak saling menutupi jalan
agar tidak berdesak-desakan untuk keluar jika terjadi sesuatu bencana.
4. Mengecek peserta didik yang membawa kendaraan sendiri ke sekolah dan
melakukan parkir siaga bencana.
Para guru sebaiknya mendata peserta didik di masing-masing kelas yang
mempunya kendaraan yang digunakan sebagai transportasi ke sekolah.
Kemudian dikumpulkan lalu diberikan pembinaan khusus terkait dengan
kesiapsiagaan bencana. Mereka diberikan arahan dan pemahaman tentang
keselamatan dan kenyamanan belajar. Sebab jika mereka melakukan parkir
siaga bencana secara otomatis mereka akan paham betapa pentingnya hidup

12
ini. Bukan hanya itu saja, dari membiasakan diri untuk melakukan parkir siaga
bencana, banyak pembelajaran yang dapat dipetik disana, antara lain mereka
bisa lebih disiplin, mereka akan memahami arti kesabaran, mereka akan jadi
terarah dan teratur pada saat tiba dan pulang sekolah, bahkan rasa kasih
sayang sesama pasti akan terjalin lebih akrab lagi. Parkir siaga bencana cukup
dengan memarkirkan kendaraan tidak berdesak-desakan, bagian depan
kendaraan menghadap ke area yang bebas hambatan menuju jalur keluar atau
jalur evakuasi dan tidak menghalangi jalan orang lain, tidak menghadap ke
tembok dan tidak diparkirkan di bawah pohon yang dianggap berbahaya
letaknya.

Gambar: parkir siaga bencana area SMA Negeri 1 Buntulia Kab. Pohuwato,
Prov. Gorontalo.

B. Koordinasi Pihak Sekolah dengan Badan Nasional Penanggulangan


Bencana
Sering dilakukannya mitigasi atau suatu upaya yang dilakukan untuk
mengurangi dan/atau menghapus kerugian dan meminimalisir korban yang
mungkin terjadi akibat bencana, yaitu dengan cara membuat persiapan sebelum
terjadinya bencana. Akan tetapi tidak semua tempat yang dilakukan mitigasi, apa
lagi sekolah. Tidak semua sekolah yang melakukan mitigasi yang didatangi
langsung oleh pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Untuk
13
mengantisipasi hal tersebut pihak sekolah minimal melakukan hal yang kecil untuk
meminimalisir risiko bencana.
Olehnya itu, pihak sekolah hendaknya tetap melakukan koordinasi dengan
pihak Badan Nasional Penaggulangan Bencana secara maksimal. Selain itu pula
agar Badan Nasional Penanggulangan Bencana harus tanggap kepada sekolah-
sekolah yang telah membantu mereka dalam hal kesiapsiagaan bencana, dengan
contoh kecilnya adalah Pembiasaan Parkir Siaga Becana di Lingkungan Sekolah.
C. Apresiasi Guru kepada Peserta Didik yang Selalu Melakukan Parkir
Siaga Bencana
Pada dasarnya guru dipandang oleh peserta didik sebagai orangtua yang
lebih dewasa, hal ini berarti bahwa peserta didik menilai guru bisa menjadi panutan
mereka yang dan merupakan contoh dalam bertindak dan berperilaku. Baik sikap
baik maupun sikap buruk, itu dapat mempengaruhi peserta didik tentang
bagaimana cara bersikap dengan sesama. Hal ini tentu, membuat guru harus
pandai dalam menjaga sikap untuk memberikan contoh yang terbaik.
Dengan mengingat bahwa sosok guru itu sebagai contoh, maka guru harus
berhati-hati dalam bersikap sehingga lebih bijak dari setiap tindakan yang akan
diambil. Dari memberikan contoh, diharapkan peserta didik bisa mengikuti sisi
positif yang dimiliki guru.
Sebagai manusia biasa, guru juga tidak luput dari kesalahan meski tidak
pernah berniat melakukan hal itu. Misalnya, ketika guru datang terlambat atau salah
mengoreksi jawaban murid. Agar tetap bisa menjadi guru yang baik dimata peserta
didik, guru sebaiknya mau mengakui kesalahan yang dibuat walaupun sekecil
apapun itu. Hal ini dapat kita wujudkan melalui pembinaan karakter peserta didik
dengan menuangkan prinsip-prinsip kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan berbagai contoh hal-hal kecil kita ungkapkan ke peserta didik yang
membutuhkan pemikiran yang panjang, misalkan; “Seandainya kalian berada di
dalam lingkungan sekolah. Tiba-tiba terdengar kabar bahwa rumah kalian
mengalami musibah bencana kebakaran. Pada saat itu anda ke sekolah
menggunakan kendaraan bermotor. Dan setelah mendengar kabar tadi, anda ingin
bergegas pulang ke rumah dengan kendaraan anda. Pada saat itu kendaraan motor
anda berada di tengah parkiran, sehingga sulit untuk mengeluarkannya. Sementara

14
pemilik kendaraan yang lain berada dalam kelas sedang belajar. Bagaimana
perasaan anda saat itu? Tentunya anda akan kesal dengan keadaan itu.
Contoh lain lagi, kita semua berada di dalam kelas sementara belajar, tiba-
tiba terjadi gempa yang berskala kecil. Saat itu kita berusaha melindungi diri kita
dari bahaya reruntuhan gedung. Akan tetapi tiba-tiba terdengar perintah harus ke
dataran tinggi sebab tsunami akan datang. Saat itu kita harus bergegas pergi
meninggalkan area sekolah menuju dataran tinggi dengan menggunakan
kendaraan. Sementara kendaraan anda dalam parkiran yang posisinya sementara
menghadap ke tembok dan dipagari oleh kendaraan lain yang posisinya berantakan
atau tidak searah dan tidak teratur sehingga sangat sulit untuk menjalankan
kendaraan anda. Bagaimana perasaan anda saat itu? Pastinya anda stres, takut,
marah bahkan semua perasaan bercampur aduk. Kadang akan keluar kata-kata
kotor dari mulut kita dan tidak menutup kemungkinan perkelahian mulut bahkan
fisik akan terjadi akibat emosi yang tidak terkontrol karena hal di atas layaknya
orang yang tidak berpendidikan.
Oleh karena itu sebagai seorang guru patutlah kita memberikan
penghargaan kepada peserta didik yang mampu menjaga etitutnya dalam hal
mempraktekan parkir siaga bencana setiap hari efektif. Sebab tidak menutup
kemunginan perlakuan yang positif ini dilaksanakan hanya beberapa kali saja oleh
peserta didik yang mampu menjalaninya. Apresiasi ini bisa berbentuk ucapan
ataupun berupa bonus barang atau sertifikat penghargaan kepada peserta didik
sebagai duta siaga bencana. Hal ini pastinya akan menjadi satu motivasi buat
mereka untuk selalu tetap waspada dalam hal kesiagaan atas bencana yang akan
terjadi nanti.
D. Apresiasi Badan Nasional Penanggulanagan Bencana kepada Sekolah
atas Partisipasi yang Melakukan Parkir Siaga Bencana
Bukan hanya saja antara guru dan peserta didik, dari pihak Badan Nasional
Penanggulangan bencana juga harus mampu menjalin kerjasama dengan pihak
lembaga lain khususnya pihak sekolah. Walaupun daerah itu minim dengan yang
namanya bencana gempa, banjir apalagi tsunami sebaiknya dari pihak Badan
Nasional Penanggulangan Bencana harus mendatangi warga sekolah setempat
untuk memberikan pencerahan, motivasi dan menginformasikan tentang

15
bagaimana cara mengatasi masalah yang dapat ditimbulkan oleh bencana,
khususnya bencana alam.
Terkait dengan sekolah yang sudah menjalankan program Pembiasaan pada
kesiapsiagaan bencana dengan cara mempraktekan parkir siaga bencana secara
langsung setiap hari, pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana sangatlah
wajar jika memberikan apresiasi kepada sekolah tersebut. Sebab berdasarkan
pemikiran penulis dalam hal menumbuh kembangkan sebuah pembiasaan kepada
peserta didik tentang hal-hal kecil namun besar manfaat itu sangatlah sulit. Apalagi
terkait dengan menguji kesabaran peserta didik dalam melakukannya dengan ikhlas
sebab harus melatih dirinya agar bersikap antri jika keluar dari area parkir serta
harus memutar badan kendaraan pada parkiran kearah luar apabila mereka saat
memarkirkan kendaraan. Apresiasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana
kepada pihak sekolah sangatlah perlu adanya.
Apresiasi tersebut bisa berupa kunjungan/tatap muka bersama para guru
dan peserta didik di sekolah, apalagi dengan membawa sebuah penghargaan
secara tertulis berupa sebuah sertifikat penghargaan atas partisipasinya sebagai
sekolah peduli dalam kesiapsiagaan terhadap bencana atau bisa juga sertifikat
bertuliskan “SEKOLAH PELOPOR KESIAPSIAGAAN BENCANA”. Hal ini sangatlah
penting dalam membudayakan pembiasaan dalam kelangsungan kehidupan ini.

VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sebagai catatan penulis, bahwa seluruh negara yang ada di dunia ini tahu
tentang bahaya bencana alam, akan tetapi tidak semua warga negaranya
selalu waspada dengan risiko bahaya bencana alam tersebut.
2. Pada umumnya kita mengetahui bencana hanya menunggu
pengumunan/pemberitahuan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) tanpa siaga lebih dahulu.
3. Kekurangan kita adalah minimnya pengetahuan pada kesiapsiagaan
bencana melalui pembelajaran melalui pembiasaan pada hal-hal kecil untuk
diparaktekkan, contoh kecilnya adalah pembiasaan parkir siaga bencana.

16
4. Pendidikan tentang kesiapsiagaan bencana di sekolah-sekolah belum
terlaksana secara optimal, masih perlu penguatan dan pembinaan dari
pemerintah terkait, khususnya di daerah-daerah rawan bencana.
B. Saran
1. Pembelajaran peningkatan kesiapsiagaann bencana selain dibelajarkan di
dalam kelas dengan belajar berbagai mata pelajaran yang terintegrasi dapat
juga dilaksanakan melalui pembiasaan-pembiasaan terhadap hal-hal kecil
yang memiliki manfaat besar, seperti pembiasaan parkir siaga bencana.
2. Pembelajaran kesiapsiagaan bencana melalui pembiasaan dini kepada
peserta didik diupayakan berjalan secara maksimal sehingga risiko bencana
yang akan menimpa kita juga akan minim.
3. Selanjutnya bagi penulis menyarankan kepada setiap pembaca artikel ini,
kiranya dapat mengembangkan ataupun menggali sebuah ide atau gagasan
baru sebagai pembelajaran peningkatan kesiapsiagaan bencana untuk
mengurangi risiko dari bencana yang akan terjadi.

17
DAFTAR PUSTAKA

BNPB. : BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA.


https://www.bnpb.go.id/home/siagab
diakses tanggal 28 Februari 2019
Brown, Heater. : Pengertian Bencana Menurut Para Ahli.
https://id.scribd.com/doc/184988175/Pengertian-Bencana-Menurut-Para-
Ahli
diakses tanggal 13 Maret 2019
DYNASH, JUAN. 2013: Sistem Pemerintahan Indonesia.
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/12/letak-
astronomis-indonesia-posisi.html
diakses tanggal 13 Maret 2019
Jurnalis, Agregasi BBC Indonesia. 2018: Deretan Bencana Alam Mematikan
yang Melanda Indonesia Sepanjang 2018.
https://news.okezone.com/read/2018/12/30/337/1997702/deretan-bencana-
alam-mematikan-yang-melanda-indonesia-sepanjang-2018
diakses tanggal 13 Maret 2019
Maramis, Nia Romadaniyati. 2013: Pengertian Bencana Menurut Para Ahli.
http://niia1993.blogspot.com/2013/03/pengertian-bencana-menurut-para-
ahli.html
diakses tanggal 13 Maret 2019
Maxmanroe.com. : Pengertian Bencana Alam Secara Umum.
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-bencana-alam.html
diakses tanggal 19 Maret 2019
Ruang Publik, Nasional. 2019: Seperti apa Pendidikan Siaga Bencana?
Ini Penjelasan dari PBB.
https://kbr.id/nasional/01-
2019/seperti_apa_pendidikan_siaga_bencana__ini_penjelasan_dari_pbb/9
8679.html
di akses tanggal 28 Februari 2019
Zakky. 2018: Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli Pendidikan.
https://www.zonareferensi.com/pengertian-pembelajaran/
diakses tanggal 19 Maret 2019

18
t

lampiran 1. Bkdata Guru

Bk data Guru

Jr.dulKarya Fanbelapnn Feniltgffin Keshpsiaryaan Bermna


ndalui Pernbiasaan Farkir Siaga Ben@na di Ungkungnn
Selolah
l,larna Sulernan Lahuo, S.Pd
NIK 7504022512$m01
Tempat& temib, 25 Desernber 1983
Tarygal lahir
Ahrnat Rsnah Dugrn Rumbla, Desa Umbula Kec. WorUgarasi
Kab. Fduunb Prwinsi Gororhb
Alarnat Surd d4fruhrnan@grnail.sn
NornorHP 085"40504845
Program Studi 91 Psrdllikan i4aBnatilo
Sekohh Tugas SMA Negeri 1 Brrftrlkr
Prcvirsi Gqontab
Daftar Kaqts
Daftar Fengtnrgaan

Buntulkr,21 Maret 2019

NIP. 19831225 2fix)01 I 001


Lampirartr!. Pemyataan Akttf Plengnjar

PE}I ERI]STAH PROVIilSI GOROilTAIO


DIITAS pEilDTDTKAI{, XEBUDAYAAI{, PEHUDA DAil OLAHRAGA
SEKOLAH ]TIE]IET{GAH ATAS (SMA T{EGERI I BT,ilTULIA)
,1, l(arah to.725, Ds$Fbna, Ka,&untulb, No. Telp/Fax (O4/*r) 270670
27(n25 K& PG 96266
Ema il, Sma n 1. buntulia @q mail. a m
KABUPATET FOHT'WATO

SURAT PERIIYATAAil
Nornor : 43 / SMAN.I/BTUfiEN/ffi12O19

Yang bertanda tarqan di baumh ini :

Nama : Ratna Pakaya, M.Pd


NIP / llo. @awai : 19760802 200501 2 011
: Kepla SINIA ltlegeri 1 Buntulia

Dergan ini nenyatakan bahwa :

Nama : Suhman Lahuo, S.Pd


NIP / No. @awai : 19831225 2fiX}901 1 001

Jabatan : Guru SlvlA Negeri 1 Buntulia

Adalah Guru MatemaUka yang rnasih aktif mengBj,ar pada Tahun Ajaran 2At8P0t9
di Sah.nn Pendidilen SMA Nqeri 1 Buntulb Kec. Buntulia lGb. Pohuwato Provinsi
Gorontalo.
Demikian zurat pemyaEan ini saya buat dergn sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai