Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada observasi/wawancara pasien Asthma, dari hasil wawancara pada pasien


asthma dapat dilihat dari tabel hasil responden/ wawancara berdasarkan data base
pasien, riwayat penyakit, faktor resiko, pengetahuan pasien tentang penyakit,
pengobatan yang dijalani, kepatuhan pasien, dan berdasarkan masalah terkait
obat/DRP. Dari hasil wawancara, data base pasien telah lengkap.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada pasien Asthma yaitu
riwayat penyakit yang terdiri dari sejak kapan terdiagnosa asthma yaitu sejak
tahun 2015 sampai sekarang, untuk informasi diagnosa itu dari dokter. Pasien
selalu rutin kontrol yaitu 1 kali seminggu/setelah obat dihabiskan, untuk derajat
asthma pasien dimana penyakit pasien kambuh pada saat pasien melakukan
aktivitas kerja berat, alergi dingin dan debu.
Pada hasil wawancara pasien asthma yaitu faktor resiko terdiri dari keturunan,
alergi, lingkungan, kerja berat, infeksi saluran nafas, merokok, dan stres. Dari
hasil wawancara dimana pasien mengalami faktor keturunan penyakit astma dari
keluarganya, dan alergi terhadap dingin, debu. Pasien tidak melakukan aktifitas
kerja berat dan tidak merokok.
Pada hasil wawancara pasien asthma yaitu pengetahuan pasien tentang
penyakitnya yang terdiri dari informasi tentang penyakit dan keluhan pasien. Dari
hasil wawancara pasien asma dimana pasien tahu informasi tentang penyakitnya
yaitu pada saat pasien melalukan pekerjaan berat, debu, dan merasa dingin
penyakit pasien langsung kambuh.
Berdasarkan hasil wawancara pasien asma yaitu pengobatan yang dijalani
yaitu sejak kapan berobat, berapa kali kontrol ke dokter, penggunaan obat herbal,
jenis obat yang dikonsumsi, dan dosis obat. Dari hasil wawancara pasien asthma
dimana pasein berobat sejak pasien terdiagnosa asthma dari tahun 2015 sampai
2019, pasein melakukan kontrol setiap 1 kali seminggu, pasien tidak
mengkonsumsi obat herbal, kemudian pasien mengkonsumsi obat racikan AAM
(ambroxol, aminofilin, metilprednison 3 x 1 perhari dan menggunakan inhaler
Fenoterol Hydrobromide 100 mcg/Semprot Aerosol Dosis Terukur.
Uraian obat dari : Ambroxol, aminofilin dan metilprednison
Mekanisme Kerja Obat:
Ambroxol (Drug Bank)
Ambroxol adalah agen mukolitik. Nitric oxide (NO) yang berlebihan dikaitkan
dengan peradangan dan beberapa gangguan fungsi saluran udara lainnya. TIDAK
meningkatkan aktivasi siklase guanylate terlarut dan akumulasi cGMP. Ambroxol
telah terbukti menghambat aktivasi yang tidak bergantung NO dari siklase
guanylate terlarut. Mungkin juga bahwa penghambatan aktivasi tidak tergantung-
NO dari siklase guanylate terlarut dapat menekan sekresi lendir yang berlebihan,
oleh karena itu mengurangi dahak kekentalan dahak dan meningkatkan
transportasi mukosili sekresi bronkial.

Indikasi ( Drug Bank)


Ambroxol diindikasikan untuk terapi secretolytic pada penyakit
bronchoplmonary dengan sekresi dan transportasi lendir yang abnormal. Ini
memungkinkan lendir menjadi lebih mudah dibersihkan dan memudahkan
pernapasan pasien.

Kontra Indikasi (ISO Volume 51)


Hipersensitif terhadap Ambroxol HCL

Mekanisme kerja obat:


Aminofilin (Drug Bank)
Aminofilin adalah garam etilenadiamin dari teofilin. Setelah konsumsi,
teofilin dilepaskan dari aminofilin, dan teofilin melemaskan otot polos saluran
udara bronkial dan pembuluh darah paru serta mengurangi respons jalan napas
terhadap histamin, metakolin, adenosin, dan alergen. Theophilin secara kompetitif
menghambat tipe III dan tipe IV fosfodiesterase (PDE), enzim yang bertanggung
jawab untuk memecah AMP siklik dalam sel otot polos, yang kemungkinan
menghasilkan bronkodilasi. Teofilin juga berikatan dengan reseptor adenosin
A2B dan menghambat adenosin yang dimediasi oleh bronkokonstriksi. Dalam
keadaan inflamasi, theophilin mengaktifkan histone deacetylase untuk mencegah
transkripsi gen inflamasi yang membutuhkan asetilasi histone untuk transkripsi
untuk memulai.
Indikasi (A to Z Drug Facts)
Pencegahan atau pengobatan bronkospasme reversibel yang berhubungan
dengan asma atau COPD. Penggunaan yang tidak berlabel: Pengobatan apnea dan
bradikardia prematuritas.

Efek samping (A to Z Drug Facts)


CV: Palpitasi; takikardia; hipotensi; aritmia. CNS: Iritabilitas; sakit kepala;
insomnia; otot berkedut; kejang. GI: Mual; muntah; anoreksia, diare; refluks
gastroesofagus; nyeri epigastrium. GU: Proteinuria; diuresis. RESP: Takipnea;
henti pernapasan. LAINNYA: Demam; pembilasan; hiperglikemia; sekresi
hormon antidiuretik yang tidak sesuai; reaksi sensitivitas (dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria).

Kontra indikasi (A to Z Drug Facts)


Hipersensitif terhadap xanthines (mis., Kafein, theobromine) atau
ethylenediamine; bisul perut; gangguan kejang tidak diobati dengan obat-obatan.
Supositoria aminofilin dikontraindikasikan dengan adanya iritasi atau infeksi
rektum atau usus besar bagian bawah.

Mekanisme Kerja (Drug Bank)


Glukokortikoid yang tidak terikat membran sel silang dan mengikat reseptor di
sitoplasma dengan afinitas tinggi. Interaksi ini memodifikasi transkripsi dan
sintesis protein untuk menghambat infiltrasi leukosit, mengganggu mediator
inflamasi, dan menekan imunitas humoral. Penekanan peradangan mungkin
melalui aksi lipocortin yang menekan penanda peradangan.

Indikasi (A to Z Drug Fact)


Terapi penggantian pada insufisiensi korteks adrenal primer atau sekunder;
terapi djunctive untuk pemberian jangka pendek pada gangguan rematik; terapi
eksaserbasi atau pemeliharaan pada penyakit kolagen; pengobatan penyakit kulit;
ontrol dari keadaan alergi atau proses alergi dan peradangan mata; manajemen
penyakit pernapasan; pengobatan gangguan hematologi; manajemen paliatif
penyakit neo-plastik; manajemen edema serebral yang terkait dengan tumor otak
primer atau metastasis, kraniotomi atau cedera kepala; induksi diuresis dalam
keadaan edematosa (dari sindrom nefrotik); pengelolaan eksaserbasi kritis
penyakit GI; manajemen eksaserbasi akut multiple sclerosis; pengobatan
meningitis tuberkulosis; manajemen trikinosis dengan keterlibatan neurologis
atau miokard. Administrasi intraartikular atau jaringan lunak: Terapi ajuvan untuk
pemberian jangka pendek pada sinovitis osteoartritis, artritis reumatoid, bursitis,
artritis gout akut, epikondilitis, tenosinovitis nonspesifik akut dan osteoartritis
pascatrauma. Administrasi intralesi: Manajemen keloid; pengobatan lokal
hipertrofi, infiltrasi, lesi inflamasi lichen planus, plak psoriatik, granuloma
annulare, lichen simplex kronisus; pengobatan lupus erythematosus diskoid,
necrobiosis lipoidica diabeticorum, alopecia areata dan tumor kistik aponeurosis
atau tendon. Pemberian topikal: Pengobatan manifestasi inflamasi dan pruritus
pada dermatosis yang responsif terhadap kortikosteroid. Penggunaan tanpa label:
Pengurangan angka kematian pada hepatitis alkoholik berat; pencegahan sindrom
gangguan pernapasan; pengobatan syok septik; peningkatan fungsi neurologis
pada cedera medulla spinalis akut.

Kontra indikasi (A to Z Drug Fats)


Infeksi jamur sistemik; purpura trombositopenik idiopatik (pemberian IM);
administrasi vaksin virus hidup; monoterapi topikal pada infeksi bakteri primer;
penggunaan topikal pada wajah, pangkal paha atau aksila; gunakan pada bayi
prematur (garam natrium suksinat).

Efek samping (AHFS Drug Information Essential, 2011)


Terkait dengan terapi jangka panjang: Keropos tulang, katarak, gangguan
pencernaan, kelemahan otot, nyeri punggung, memar, kandidiasis oral.

Berdasarkan hasil wawancara pasien asma yaitu masalah terkait obat, dimana
pasien tidak mengalami masalah terkait obat astma yang diminum.

Berdasarkan hasil wawancara pasien asthma yaitu kepatuhan pasien yang


terdiri dari kepatuhan kontrol asthma, dan kepatuhan berobat. Dari hasil
wawancara pasien asthma patuh kontrol dan berobat, dimana pasein patuh kontrol
tekanan darah ke dokter dan pada saat obat pasien habis, pasien langsung ke
dokter untuk kontrol dan mengambil obat.

Anda mungkin juga menyukai