PENDAHULUAN
sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru dengan seorang muridnya, dan
sebagainya.
karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi
komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat
antar individu dan membangun kepercayaan diri. Seperti kutipan dari sebuah
orang yang tak lain adalah rekan kerja (pasangan) kita akan membuat kita
bisa memahami jalan pikiran mereka (pasangan kita tersebut), selain itu kita
juga akan bisa mengetahui apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka
sukai.
mengenali emosi yang dirasakan pasangan kita tersebut, sehingga dengan itu
kita bisa mengetahui dan memahami apa yang diinginkan oleh pasangan kita,
apa saja yang disukai, hal yang tidak disukai, dan kapan pasangan kita merasa
tidak nyaman dengan sesuatu hal. Walau mengobrol dan bercanda gurau
merupakan hal yang sederhana, bahkan mungkin amat sederhana, akan tetapi
mengobrol dengannya dalam kondisi santai, tentu akan lebih sulit bagi kita
untuk bisa mengerti pasangan kita. Dengan mudah memahami orang lain
akan memotivasi kita untuk lebih terbuka dan berani dalam bertukar pikiran.
Hal ini akan menguntungkan diri kita pribadi dalam urusan apapun. Selain
itu, dukungan bahasa tubuh yang baik, dan mimik muka yang menyenangkan
juga merupakan modal bagi kita dalam berkomunikasi secara pribadi terhadap
seseorang.
peneliti merasa ada hal tertentu yang disembunyikan oleh pasangan, sehingga
dalam menjalin suatu hubungan, dan bagaimana dengan emosi marah yang
waktu bersama. Dalam beberapa saat itu, pasti terjadi pembicaraan yang
saja kita dapat melihat reaksi dan bahasa non verbal pasangan kita. Namun
bagaimana ketika kita menjalin hubungan jarak jauh dan hanya dapat
Dari asumsi itulah yang menjadi dasar bagi peneliti mengambil judul
bagaimana tingkat perbedaannya dengan NDR atau malah tidak ada bedanya
individu), tidak dapat hanya mengandalkan salah satunya saja sedang yang
dengan kebohongan?
2. Untuk mengetahui waktu dimana seseorang dikatakan berbohong.
3. Untuk mengetahui kepribadian yang cenderung berbohong.
4. Untuk mengetahui kaitan antara emosi marah dengan kebohongan.
5. Untuk mengetahui pengaruhnya pada hubungan yang dibangun.
asumsi teori.
Dengan terlaksananya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi
sumber informasi dan referensi bagi berbagai pihak yang terkait dalam
B. Secara Praktis
Khususnya kepada setiap pribadi yang menjalani Long Distance
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Kebohongan
tergores pisau.
men”tidak”kan apa yang ada saja. Misalnya, ada petir dibilang tidak
ada, merasa rindu tapi bilang tidak rindu, bilang tidak punya uang
emosi digunakan untuk hal yang sama. Tentu saja emosi bukan hanya
terdapat 229 kata emosi. Jadi, tidak sedikit seperti yang disangka
umumnya orang.
yakni:
orang Jawa.
diterimanya. Pendek kata, melalui emosi kita tahu apa yang telah
terjadi.
Hal penting yang perlu digarisbawahi di sini adalah, bahwa kita baru
sadar mengalami sebuah emosi setelah emosi itu kita alami. Kita tidak
Self Theory
Rogers, diri kita tidak bisa terpisah dari sebuah hubungan. Seluruh
pengalaman kita (segala sesuatu yang terjadi pada kita) sebaik seperti apa
yang kita lakukan, kita dapat menduga perasaan orang lain dari sudut
emphaty.
pesan yang layak kita beritahukan kepada orang lain, dan mana pesan yang
BAB IV
PEMBAHASAN
Data hasil penelitian yang diuraikan dalam bab ini meliputi data tentang
KEBOHONGAN
ada beberapa kebohongan yang mengalir begitu saja tanpa pelakunya sadar
sebelumnya.
sebab.
maupun fisik), dan lebih mudah melakukan interaksi sosial dengan orang
lain (sociable).
mythomania.
Faktor konteks sosial, yakni adanya konteks sosial tertentu yang
EMOSI MARAH
emosi tertentu.
kebutuhan
4.2 Hasil Analisis Pembahasan
berbohong. Jika bohong artinya menyatakan sesuatu yang tidak ada dasar
realitanya, lalu apakah semua yang tidak benar yang dikatakan orang
berbohong atau tidak itu dilihat dari motivasinya. Jika seseorang memiliki
berbohong.
orang/ objek, atau kejadian. Selain itu termasuk juga menyatakan sesuatu
diluar porsi sewajarnya, atau melebih-lebihkan, baik lebih positif atau
jenis ini :
yang telah dilakukan, yang sedang dilakukan, atau yang akan dilakukan.
Demikian juga yang berkait dengan tempat dimana dulu berada, saat ini
Bohong tanpa orientasi tidak memiliki akibat apapun dan dilakukan tanpa
bohong memiliki orientasi, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang
lain.
Bukan ketakutan atas perilaku kasar, namun ketika individu menjalin sebuah
hubungan dan takut pasangannya tidak setuju atas sesuatu yang dia lakukan,
maka lebih mudah untuk menutupinya. Begitu juga yang dirasakan pasangan.
berjalan menjadi kurang nyaman dan kurang intim. Pastinya tidak akan
yang berbohong akan merasa risih atau malu untuk berada lebih dekat dengan
merasakan cemas, tegang, dan gugup. Kadang nada suaranya lebih tinggi
pada orang yang sedang berbohong. Pada saat ditanya, pembohong biasanya
kurang serius, atau terkesan main-main. Terkadang dalam jawaban itu juga
mengandung kegugupan.
Pikiran atau kognitif manusia mencakup kerja-kerja seperti kategorisasi,
kerja kognitif adalah memahami segala sesuatu tentang lingkungan dan diri
sendiri. Oleh karenanya emosi dan pikiran (kognisi) memiliki kaitan erat dan
tidak terpisahkan.
Meskipun demikian, proses kognitif yang melahirkan emosi tidak selalu dapat
disadari. Misalnya marah. Sebelum marah, maka ada penilaian yang Anda
lakukan sebelumnya. Bisa jadi Anda menilai telah dibohongi, orang lain tidak
bertindak seperti yang Anda inginkan, situasi yang terjadi tidak seperti yang
diinginkan atau yang lainnya yang mengganggu Anda. Setelah penilaian itu,
barulah Anda marah. Pada saat marah pun, Anda tetap melakukan kerja
kognitif.
maka akan semakin piawai dalam berbohong. Pada awal mulai kebohongan,
seorang amatir akan mudah ditebak kalau sedang berbohong. Namun setelah
olah tanpa motivasi ketika berbohong. Pendek kata, setiap berbohong pasti
5.1 Kesimpulan
tidak sesuai dengan realita, namun perlu dicatat di sini, bahwa ketika
5.2 Penutup
Demikian hasil penelitian mengenai Kaitan antara Emosi Marah dengan
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Hapin., A. W. 1971. Teori and Research in Administration. New York: The MC
Milan Company.
http://www.conectique.com/cetak/index.php?article_id=6559&_page=1
http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertian-komunikasi-antarpribadi.html
http://smartpsikologi.blogspot.com/2007/12/apa-yang-terjadi-ketika-
berbohong.html
Group.
Thomson Wadsworth.