Anda di halaman 1dari 3

Kemenangan FH: Robohnya Egoisme & Keangkuhan

Qiyadah.

Penghujung bulan Maret 2016 tetiba dunia media massa dan sosial heboh dengan pemecatan FH
sang “singa parlemen”. Tidak tanggung-tanggung, FH dipecat dari semua Jenjang keanggotaan
Partai, di-PAW, dan diganti dari pimpinan DPR. Hampir Tiga tahun kemudian, pekan pertama
bulan Januari 2019, media kembali dihebohkan dengan berita kemenangan final FH setelah
mendapatkan salinan keputusan kasasi dari MA. Kemenangan FH ini adalah robohnya egoisme
dan kengkuhan qiyadah. Mengapa? Perhatikanlah hal-hal berikut ini:

1. Pertama: Jauh sebelum masalah FH ini meledak, tetapi sudah ada proses pemecatan di
BPDO, seorang qiyadah mengajak bicara karibnya FH, karena arah pembicaraan tentang
masalah FH, karib FH tersebut mengatakan: “ustadz, kalau antum meminta pendapat ana,
sebaiknya antum jangan eksekusi ustadz. FH ini anak muda, kita tidak tahu cara berpikir
anak muda sekarang, antum jangan memasuki suatu pintu kalau antum tidak tahu jalan
keluarnya”.

2. Kedua: Membayangkan dampak kehebohan dan perpecahan pasca pemecatan, sejumlah


orang-orang syari’ah tampil mendorong terjadinya ishlah. Karena bagaimanapun petuah
Ilahiyah menegaskan ‫ير‬## # #‫صلح خ‬## # #‫“ وال‬Dan ishlah itu lebih baik”. Namun respon sang qiyadah
sungguh mengejutkan: “Kalau kami memaafkan atau melakukan ishlah dengan FH,
dimana wibawa qiyadah? Lagi pula, yang terjadi ini adalah mukholafah (pelanggaran),
bukan ikhtilaf (perbedaan). Ini pelanggaran yang prajurit yang tidak taat pada perintah
dan kebijakan pimpinan. Tidak ada ishlah karena mukholafah”. Menurut qiyadah kalau
ada ketidak-taatan anak buah atas perintah pimpinan tidak ada ishlah. Bukankan permasalah
Ali ra. dengan Mu’awiyah ra. adalah masalah anak buah (gubernur) yang tidak menerima
perintah dan kebijakan pemimpin (khalifah Ali ra.? Mengapa akhirnya Ali ra. mau ishlah
dengan Mu’awiyah ra. ?? Benarlah kata Al Qur’an ‫ح‬#‫ش‬# # # # # ‫س ال‬#‫ف‬# # # # # ‫س األن‬#‫ف‬# # # # # ‫رت األن‬#‫ض‬# # # # # ‫“ وأح‬dan
dijadikanlah tabiat jiwa manusia itu kikir”. Kikir memaafkan saudaranya, kikir untuk
merendah hati dan melakukan ishlah.

3. Ketiga: Pada kesempatan lain, dalam sebuah pertemuan orang-orang Dewan Syariah, mereka
mendesak DPTP melakukan ishlah dengan FH, karena memahami apa dampak buruk dari
pemecatan ini bagi keutuhan Partai Dakwah. Salah seorang hadirin bahkan mengatakan:
“masalah pemecatan FH ini, bila tidak segera ada ishlah akan menimbulkan
keterbelahan kader dari atas sampai bawah”. Seorang anggota DPTP yang hadir saat itu
menjawab dengan dalil hadits : ‫م‬## # ‫ده‬## # ‫هو أفس‬## # ‫ناس ف‬## # ‫د ال‬## # ‫ال فس‬## # ‫ن ق‬## # ‫“ م‬barang siapa mengatakan
masyarakat telah rusak maka sesungguhnya dialah (yang mengatakan masyarakat telah
rusak) yang telah merusaknya”. ini namanya menempatkan dalil bukan pada tempatnya. Ini
beda konteks. Justru ishlah yang mereka inginkan agar tidak ada kerusakan. Ini adalah
membela egoisme dengan dalil.

4. Keempat: Seorang sahabat dari seorang qiyadah Partai Dakwah yang sama-sama pernah jadi
dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta dan kini tinggal di luar negeri, terbang
mondar-mandir ke Jakarta untuk menfasilitasi ishlah antara sahabatnya yg kini ada di jajaran
pimpinan Partai Dakwah dengan FH muridnya. Sang sahabat hampir saja menyerah putus asa
karena respon negatif dari saudaranya yang kini memegang kekuasaan tertinggi di Partai.
Tiba-tiba muncul harapan baru setelah sang qiyadah mau meluangkan waktu untuk bertemu
kembali. Dan pertemuan kali ini cukup menyenangkan karena ada kemajuan dibanding
sebelumnya. sang qiyadah mau mengajukan persyaratan ishlah dengan FH: 1. FH mau
mengakui bahwa ia salah. 2. FH mau meminta maaf kepada qiyadah. 3. FH mau berbai’at
ulang atau ikrar kesetiaan kepada qiyadah. 4. FH mau konfrensi pers dan menyatakan ia salah
dan meminta maaf kepada qiyadah. Sang sahabat sangat senang karena ada kemajuan dalam
memfasilitasi ishlah antara guru dan murid yang sedang berselisih. Ia pun berencana
menunda kepergiannya ke tempat ia bekerja di luar negeri agar cukup waktu berdialog
dengan FH dan saudaranya sang qiyadah.

5. Namun, sebelum pertemuan malam itu diakhiri sang sahabat bertanya kepada sang qiyadah
dan temannya yang mendampingi: “Bila FH bersedia menerima 4 syarat tersebut, apa
yang ia dapatkan? Apakah ia cukup turun dari pimpinan DPR, tetapi ia tetap menjadi
anggota DPR dan tidak dipecat dari keanggotaan PKS atau bagaimana?” Mendengar
pertanyaan sang sahabat tersebut dengan sepontan dijawabnya: “Tidak.. bila FH menyetujui
4 persyaratan tersebut, semua keputusan Majlis Tahkim tetap harus diberlakukan”.
Secarik kertas catatan 4 persyaratan ishlah tersebut dengan sepontan ia robek-robek
dihadapan saudara dan temannya. “Untuk apa ada ishlah? Untuk apa menunda
kepulangan? Untuk apa berkorban lebih banyak waktu, tenaga dan dana? Ya Rabb
saksikanlah aku telah berusaha, ya Rabb aku telah menjalankan kewajibanku dan
tanggung-jawabku”. Semoga egoisme dan keangkuhan ini kelak akan dapat dirobek-robek
dan berkeping-keping seperti kertas itu.

6. Kelima: Pada pertengahan Januari 2016, ketika seorang qiyadah sedang menjalankan ibadah
Umrah, bertemu dengan sahabatnya yang pernah berinisiatif menfasilitasi ishlah dengan FH.
Di kota Nabi yang suci tersebut ia mengatakan kepada sahabatnya: “meskipun proses
pengadilan di Partai terus berjalan, saya tidak akan mengeksekusi FH, karena setelah
ada keputusan, tetap memerlukan persetujuan saya”. Ujung masalah FH di PKS semua
orang sudah mengetahui. Akhir Maret 2016, DPP PKS mengumumkan pemecatan FH setelah
sebelumnya bocor di media massa.

7. Keenam: Menjelang Musyawarah Majelis Syuro sekitar pertengahan 2016, banyak kader
berinisiatif mendorong Majelis Syuro mengagendakan ishlah qiyadah dengan FH. Ada yang
menulis surat pribadi ke ketua Majelis Syuro, ada yang menulis surat terbuka di media sosial
bahkan ada yang membuat polling setuju ishlah atau tidak? Namun semua itu ditanggapi
dengan negatif dan tidak nampak niat baik para qiyadah untuk melakukan ishlah.

8. Ketujuh: Ketika FH merasa didzalimi qiyadah, kemudian ingin mengais keadilan, ia


mengadukan masalahnya ke lembaga peradilan negara, “Maha Guru” dari sang qiyadah
mendengar dan melihat akan ada kegaduhan yang semakin panjang, maka ia menulis surat
cinta diatas secarik kertas: “anakku... aku sangat menyesali kenapa ada kegaduhan di
Partai Dakwah yang kini engkau pimpin. Jangan sampai kegaduhan seperti ini terulang
kembali.. dan aku nasihatkan agar kamu melakukan Ishlah dengan FH. Agar kegaduhan
ini tidak berlarut-larut”. Nasihat dari “sang maha guru” ini pun dianggap angin lalu. “Itu
hanya nasihat pribadi seorang guru, itu surat pribadi”. Astaghfirullah.. “hanya nasihat” !!
Bukankah agama itu nasihat? Dan nasihat itu adalah agama? Benarlah, keangkuhan itu tabir
penghalang kebenaran.

9. Kedelapan: Dalam Musyawarah Majelis Syuro awal tahun 2018, anggota Majelis Syuro ramai
mengusulkan agar diagendakan pembahasan masalah-masalah kegaduhan internal ini,
mereka juga ingin menyampaikan aspirasi-aspirasi kader di daerah. Namun pembahasan
apakah usulan ini bisa dimasukkan agenda Musyawarah Majelis Syuro atau tidak memakan
waktu 2 jam. akhirnya qiyadah tidak ingin memasukkan hal tersebut dalam agenda
Musyawarah Majelis Syuro. Tampaknya qiyadah tidak siap membahas masalah-masalah
internal di forum musyawarah tertinggi di Partai.

10. Semua kader mengetahui, bahwa Masalah FH adalah fenomena puncak gunung es, dibawah
puncak gunung yang kelihatan itu menyimpan masalah yg jauh lebih besar. FH adalah bagian
dari gelombang pembersihan dalam tubuh Partai. Setelah muncul kasus FH semua masalah
yang tadinya tersembunyi, kini bermunculan semua. Kegaduhan dalam tubuh Partai semakin
nyaring dan terjadi keterbelahan dari atas sampai bawah.

11. Kesembilan: Menjelang bulan Romadhon 2018, tetiba salah seorang Qiyadah mendatangi
rumah sahabatnya FH. Datang untuk meminta tolong menfasilitasi Ishlah dengan FH. Sebab
kasus pencemaran nama baik yg dilakukan oleh MSI akan menyeret kiri-kanan dan sudah
memasuki tahap penyidikan. Artinya sdh ada tersangkanya dan selangkah lagi akan
diumumkan. Sahabat FH menyanggupi untuk membantu niat baik ini. Membant
merealisasikan harapannya menjadikan bulan Romadhon sebagai bulan ishlah. Ia
mengusulkan tehnisnya: “ setiap FH maju selangkah, PKS maju selangkah . Bila FH
mencabut laporan kasus pencemaran nama baik, PKS mencabut kasasi di MA. Bila PKS
sudah mencabut kasasi, FH membuat pernyataan di depan notaris bahwa konsekwensi
materiil (30M) dari keputusan Pengadilan Negeri dan diperkuat dengan keputusan
banding di Pengadilan Tinggi akan dimaafkan. Setelah itu silahkan bila PKS mau
melaksanakan niatnya membuat ifthar ishlah di bulan Romadhon..”. Setelah format
ishlah ini disetujui, sahabat FH tersebut dengan susah payah membujuk FH agar menerima
tawaran Ishlah tersebut. “Ishlah itu yg saya inginkan dari awal syekh.. tapi apakah antum
yakin bahwa mereka benar-benar memiliki niat baik untuk ishlah?” Meskipun berat, dua
hari kemudian FH mengirimkan surat pencabutan atas pengaduan pencemaran nama baik
oleh MSI.

12. Dengan formula ishlah diatas, sebenarnya PKS sangat diuntungkan. FH dapat 1 keuntungan
yaitu kembalinya setatus kenggotaan di PKS dan DPR seperti sediakala. PKS dapat 2
keuntungan, terbebas dari denda 30M dan MSI terbebas dari kasus pencemaran nama baik
yang mengacamnya dengan hukuman penjara 4 tahun menurut Undang-undang ITE. Bila
kader mengetahui hal ini, dan ishlah benar-benar terjadi, saya yakin mereka semua akan
berteriak lantang: ALLAHU AKBAR!! Lalu menyungkurkan wajahnya ke tanah bersyukur atas
nikmat kembalinya ukhuwah dan persatuan yang selama ini telah hilang dan tercabik-cabik
keangkuhan.

13. Maksud hati memeluk gunung apalah daya gunungnya meletus dan membawa tsunami.
Maksud hati merajut ukhuwah dengan menerima tawaran ishlah apalah daya mimpi indah itu
terhalang keangkuhan hati. Setelah FH melayangkan surat pencabutan atas pengaduan ke
Polda DKI, dan pengacara FH sudah melakukan konfrensi pers pasca pengiriman surat
pencabutan, ternyata PKS tidak kunjung mencabut kasasinya di MA. Justru pada pertengahan
Romadhon 5 kawan dekat FH dipanggil BPDO dan melakukan operasi lain terkait kasasi.
Karenanya pasca Romadhon FH meneruskan pengaduan pencemaran nama baik atas MSI.

Bila kader atau siapapun melihat fakta-fakta di atas dengan hati terbuka dan penuh inshaf,
cukuplah sudah bekal untuk menilai, siapa yang sebenarnya mbuat kegaduhan ini, siapa yang
menghancurkan Partai Dakwah ini. Siapa yang membuat hilangnya persaudaraan dan ukhuwah.
Allahul musta’aan.

(Abdurrahman Elbatawi)

Anda mungkin juga menyukai