Anda di halaman 1dari 9

Vol. 3, No.

4, Desember 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Analisa Perpindahan Panas Pada Alat Pengering Pisang Tipe Rak Kombinasi Tenaga
Surya dan Biomassa
Ambo Sakka1), Lukas Kano Mangalla2), Budiman Sudia3)
¹Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Unuversitas Halu Oleo
³ Dosen Jurusan Teknik Mesin,Fakultas Teknik,Universitas Halu Oleo
Jl. H,E,A Makadompit,Kampus Hijau Bumi Tridarma Andounohu,Kendari 93232
E-mail : ambosakka.amsa@gmail.com
Abstrak
Selama ini kebanyakan petani melakukan pengeringan hasil-hasil pertanian dengan cara
penjemuran secara langsung dibawah terik sinar matahari. Proses pengering dengan penjemuran
secara langsung memerlukan tenaga kerja yang intensif, waktu lebih lama dan memerlukan lahan
yang luas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui analisa perpindahan panas yang terjadi pada alat
pengering tipe rak yangmemanfaatkan aliran udara yang bergerak nmasuk kedalam alat secara
alami dan kemudian udara tersebut dipanaskan dengan memanfaatkan panas radiasi matahari yang
dikumpul pada kolektor surya dan juga pemanfaatkan energi biomassa yang digunakanuntuk
mempercepat proses pengeringan produk didalam ruang pengering. Data yang diperoleh diambil
dengan menggunakan termokopel CA tipe CC (Cooper Constanta), solar power meter,
anemometer, thermo-hygrometer dan timbangan. Hasil penelitian bahwa analisa perpindahan panas
pada alat pengering tipe rak tersebut dengan proses pengeringan menggunakan koletor surya
sebagai penyerap panas dan energi biomassa kemudian dikombinasikan.efesinsi yang diperoleh
untuk efisiensi tenaga surya sebesar 55,852 %, efisiensi energi biomassa sebesar 58,127 %, dan
efisiensi kombinasi sebesar 69,935 %.
Kata kunci : Pengering tipe rak, kolektor surya, biomassa, variasi pengeringan,
temperatur, efesiensi.
Abstrack
So far, most farmers have drained agricultural products by drying directly under the hot sun. The
drying process by drying directly requires intensive labor, longer time and requires a large amount
of land. The purpose of this study is to find out the heat transfer analysis that occurs in rack type
dryers that utilize moving air flow into the device naturally and then the air is heated by utilizing
the heat of solar radiation collected at solar collectors and also utilizing biomass energy used to
accelerate drying process of the product in the drying chamber. The data obtained were taken by
using Thermocouple CC type (Cooper Constanta), Solar Powermeter, Anemometer, Thermo-
Hygrometer and Scales. The results of the study that the heat transfer analysis on the rack type
dryer with the drying process using solar collectors as heat absorbers and biomass energy then
combined. The results obtained for solar power efficiency is 55.852%, biomass energy efficiency of
58.127%, and combination efficiency of 69.935 %.

Keywords: Dryer type rack, solar collector, biomass, drying variation, temperature, efficiency.

1. Pendahuluan matahari, energi angin, energi gelombang


Energi matahari merupakan sumber mulai di gunakan secara optimal dan di
kembangkan. Pengunaan energi surya
energi yang tidak terbatas. Kebutuhan
akan penggunaan energi matahari semakin sebagai salah satu sumber energi
terbarukan mulai di kembangkan dan
lama semakin tinggi. Seiring kebutuhan
manusia yang terus meningkat terhadap dimanfaatkan secara optimal.
energi, maka manusia berusaha untuk Selama ini kebanyakan petani
melakukan pengeringan hasil-hasil
mencari alternatif energi baru. Karena
sumber energi yang langkah dan pertanian dengan cara penjemuran
langsung dibawah terik sinarmatahari
terbatas,maka sumber lain seperti energi
1
Vol. 3, No. 4, Desember 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

dengan suhulingkungansekitar30o C. Suhu Pemanfaatan Energi Matahari


pengeringan yang ideal untuk komuditas Sebagai bintang yang paling dekat
pertanian pada umumnya berkisar antara
dengan planet biru bumi, sangatlah alami
60-70oC. Demikian, jika hanya jika hanya pancaran energi matahari yang
menggunakan energi panas radiasi
mempengaruhi dinamika atmosfer dan
matahari pada suhu lingkungan, maka kehidupan di bumi. Energi yang datang ke
akan membutuhkan waktu pengeringan
bumi sebagian besar merupakan pancaran
yang lebih lama. radiasi matahari. Energi ini kemudian
Untuk melakukan pengeringan pada
ditransformasikan menjadi bermacam-
suatu produk maka dibutuhkan panas macam bentuk energi, misalkan
untuk menguapkan air ke udara, maka pemanasan permukaan bumi, gerak dan
perlu dilakukan pembuatan alat pengering
pemanasan atmosfer, gelombang lautan,
dengan model sederhana untuk fotosintesa tanaman dan reaksi fotokimia
mengetahui efisiensi produk yang akan
lainnya. Penyebaran sinar matahari setiap
dikeringkan. Desain ruang pengering tahun dibelahan bumi bervariasi. Daerah
berbentuk tipe rak dengan yang digunakan
disekitar khatulistiwa menerima sinar
yaitu energi surya dan biomassa dengan surya rata-rata tahunan sekitar 600-
pembakaran limbah (limbah kayu) dalam
700W/m2, selama 8 jam sehari. Dalam
tungku. keadaan tertentu kadang lebih dari
2. TinjauanPustaka 1.000W/m2, tetapi ini terjadi dalam waktu
yang sangat singkat. Hal ini karena
Prinsip Dasar Kolektor Surya
dipengaruhi adanya awan, debu, dan uap
Prinsip kerja kolektor surya untuk air di udara.
pemanas udara yaitu radiasi matahari yang Keuntungan penggunaan energi panas
menimpa permukaan kolektor yang matahari :
kemudian ditransmisikan melalui penutup 1. Energi panas matahari merupakan
transparan dan kemudian akan diubah energi yang tersedia hamper diseluruh
menjadi energi panas oleh pelat penyerap. bagian permukaan bumi dan tidak
Selanjutnya akan terjadi perpindahan habis.
panas dari pelat penyerap menuju udara. 2. Penggunaan energi panas matahari
Pada akhirnya temperatur udara menjadi tidak menghasilkan polutan dan emisi
meningkat. Dalam kasus ini terjadi tiga yang berbahaya bagi manusia maupun
fenomena perpindahan panas yaitu secara lingkungan.
konduksi, yang terjadi pada udara yang 3. Penggunaan energi panas matahari
diam danpada pelat penyerap. Selain itu akan dapat mengurangi kebutuhan
terjadi perpindahan panas secara konveksi energi fosil.
antara permukaan pelat penyerap dengan Kerugian penggunaan energi panas
fluida kerja yang mengalir, dalam hal ini matahari :
udara. Kemudian pertukaran panas radiasi 1. Tidak efektif digunakan didaerah yang
terjadi di atas penutup transparan, diantara memiliki cuaca berawan dalam waktu
penutup transparan dengan pelat penyerap yang lama.
bagian atas, dan antara pelat penyerap 2. Sistem hanya dapat digunakan pada
bagian bawah dengan permukaan isolasi. saat matahari bersinar dan tidak dapat
(Astawa dkk, 2015). digunakan pada malamhari atau pada
saat cuaca berawan atau bahkan musim
hujan (Supranto, 2015).

2
Vol. 3, No. 4, Desember 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Konsep Energi Surya Konsep Perpindahan Panas


Radiasi yang dipancarkan oleh Perpindahan panas atau heat transfer
permukaan matahari Es, adalah sama adalah ilmu yang meramalkan
dengan hasil perkalian konstanta. Stefan- perpindahan energi yang terjadi karena
Boltzman , pangka tempat temperatur adanya perbedaan temperatur, dimana
permukaan absolut Ts4, dan luas energi yang berpindah tersebut dinamakan
permukaan ds2. Es= ds2 Ts4 (Watt) kalor atau panas (heat). Panas akan
dimana ds adalah diameter matahari dalam berpindah dari medium yang
meter(1.39x 109 m). Besarnya energi yang bertemperatur lebih tinggi ke medium
diradiasikan pada satu satuan luas dari yang temperaturnya lebih rendah.
permukaan bola matahari dinamakan Perpindahan panas ini berlangsung terus
radiasi atau konstanta matahari, Gsc yang sampai ada kesetimbangan temperatur
besarnya adalah 429 Btu/(jamft2) atau diantara kedua medium tersebut (Astawa
(1353 W/m2). Namun radiasi matahari dkk, 2015).
mencapai bumi dengan laju yang jauh Perpindahan Panas Konduksi
lebih kecil daripada angka konstan
Adapun suatu gradien temperatur di
tatersebut, hal ini disebabkan karena
dalam sebuah zat homogeni akan
sebagian radiasi tersebut terserap dan
menyebabkan laju perpindahaan kalor di
terhambur sewaktu melintasi melalui
dalam medium tersebut yang dapat
lapisan udara, uap air dan karbon dioksida
dihitung dengan rumus :
sertadebu setebal 90 mil yang
menyelubungi bumi. Kolektor surya . . (3)
adalah alat yang dapat mengumpulkan Dimana:
atau menyerap radiasi matahari dan q = Lajuperpindahanpanas, (W)
mengkonversikannya ke dalam energi k = Kondukivitas termal bahan,
panas yang bermanfaat untuk sistem (W/m.K)
pengeringan. Besarnya energi panas yang A = Luas bidang perpindahan panas
dihasilkan dari kolektor yang dapat di (m2) . = gradien temperatur.
manfaatkan oleh sistem ruang pengering,
dapat ditentukan dengan persamaan : Di mana adalah gradient
temperature kea rah normal terhadap luas
Q_u= _a.C_p. T (1)
A. konduksitas termal k adalah kostanta
Untuk mencari bisa menggunakan
ekperimental untuk medium yang terlibat,
persamaan :
dan dapat bergantung properti-properti
_a= _a.V.A (2)
lainnya, seperti temperatur dan
Dimana:
tekanan.satuan dari k adalah W/m. Katau
ma = laju aliran massa fluida kerja
Btu/jam ft.0F.
(kg/s)
Tanda minus di dalam hokum fourier,
Cp = panas spesifik fluida(kJ/kg°C)
diharuskan oleh hokum kedua
T = beda temperatur fluida termodinamika: perpindahan energi termal
kerja(oC) yang dihasilkan dari suatu gradient termal
a = Berat jenis udara (kg/m3) harus terjadi dari daerah yang lebih panas
V = Kecepatan udara pengeringan ke yang lebih dingin.
(m/s Jika profil temperatur di dalam
A = Luas penampang saluran medium bersifat linier, gradient
udara masuk kolektor(m²) temperatur (derivative parsiar) dapat
digantikan dengan :
3
Vol. 3, No. 4, Desember 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

= (4) di dalam fluida (2.2)


di lakukan di permulaan.
(J.P. Holman, 1995).
Linieritas demikian selalu terdapat
didalam suatau medium homogen dengan Perpindahan Panas Radiasi
k tetap selama perindahan kalor keadaan Mode ketiga dari transmisi kalor di
tunak (steady state). sebabkan oleh perambatan (propagasi)
Perpindahan dalam keadaan tunak gelombang elektro magnetik, yang dapat
terjadi ketika temperatur di setiap titik di dalam
terjadi baik di dalam vakumbenda,
totaltermasuk
maupun permukaan-
Qsimpanan=mcp (5) di dalam medium. Bukti(2.3) eksperimental
Dimana massa m adalah produk (hasil mengindikasikan bahwa perindahan kalor
kali) dari volume dan densitas . (J.P. radian adalah proposional terhadap dari
Holman, 1995) pangkat keempat dari temperatur absolute,
sementara konduksi dan konveksi
Perpindahan Panas Konveksi
proposional terhadapat selisi temperatur
Setiap kali sebuah benda padat linier. Hukum stefsn-boltzmann
terekspos ke fluida bergerak yang fundamental adalah :
memiliki temperatur yang berbeda dari q = AT4 (8) (8)
benda tersebut, energy terbawa atau Di mana T adalah temperatur
terkonveksi dari atau ke benda oleh fluida. absolute. Konstanta bersifat independen
Jika temperatur di bagian hulu fluida terhadapat permukaan, medium dan
adalah T dan temperatur permukaan dari temperatur, nilainya adalah 5,6697 x 10-10
benda padat adalah T s, perpindahan kalor W/m2 . K4 atau 0,1714 x 10-8 Btu/h
per satuan waktu diberikan melalui. ft2.0R4.
q = hA(Ts-T ) (6) Emiter ideal, atau benda hitam
Dimana : (blackbody), adalah benda yang melepas
Q = Laju perpindahan panas energi radian. Semua jenis permukaan
konveksi (W) lainnya melepaskan jumlah yang lebih
h = koefisien konveksi (W/m 2.K) sedkit dan emisi termal dari kebanyakan
= luas bidang perpindahan permukaan (benda abu-abu-gray bodies)
panas (m2) dapat direpresentasikan dengan baik
= Temperatur oleh (K) = Tempe
Permukaan
Yang dikenal sebagai hukum :
pendinginan newton. Persamaan ini q =€ AT4 (9)
didefinisikan koefesien perpindahan kalor Dimana :
konveksi h sebagai konstanta proporsional q = laju perpindahan panas radiasi
yang menghubungkan perpindahan kalor (W)
per satuan waktu dan satua luas dengan A = luas penampang (m2)
selisih temperatur keseluruhan. Satuan- = konstanta Stefan-Boltzman
satuan dari h adalah W/m2.K atau Btu/jam (5,67 x 10-8W/m2K4)
4
ft.0F. penting untuk di ingat bahwa T = Temperatur permukaan
pertukaran energi fundamental di perpindahan panas (K)
perbatasan benda padat-fluida adalah Dimana (€), emisivitas permukaan,
melalui konduksi bahwa energi ini bervariasi dari nol sampai satu. (J.P.
terkonveksi pergi oleh aliran fluida Holman, 1995)
memperoleh , untuk y= n:
hA( ) ( )s (7)
Di mana subskrip pada gradien
temperatur mengindikasi bahwa evaluasi

4
Vol. 3, No. 4, Desember 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Energi Yang Masuk Pada Alat 3. T2 untuk suhu diruang masing-masing


Kolektor rak pengering
Menurut Astawa (2015) rumus energi 4. T3 untuk uhu plat besi yang dipanaskan
dari tungku
radiasi yang diterima oleh kolektor surya
adalah : 5. Mengukur kelembaban bahan ruang
pengering
Q = I.A (10)
6. I untuk intensitas cahaya matahari.
Dimana :
7. V untukkecepatanangin
Qradiasi = panas yang diserap oleh
kolekor (Watt)
I = intensitas cahaya matahari
(W/m2)
Akolektor = luas kolektor surya (m2)
Sehingga efisiensi kolektor dapat
dihitung dengan persamaan:
× 100% (11)

3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kel.
Kambu. Kac. Kambu kota Kendari yaitu
pada bulan Pebruari – Maret 2018
meliputi pembuatan alat pengering dan
analisa data. Pengambilan data mulai
pukul 08.30–15.30 WITA. Bahan yang Gambar 1. Alat pengering type rak
digunakan kayu bakar untuk tungku
biomassa dan produk berupa pisang 4. Hasil dan Pembahasan
sebagai media pengeringan. Alat Intensitas matahari selama pengujian
penelitian alat pengering tipe rak, sangat berfluktuasi memperlihatkan hasil
termokopel CA tipe CC (Cooper pengukuran intensitas matahari,
Constanta), solar power meter, temperatur lingkungan dan temperatur
anemometer, thermo-hygrometer, kolektor pada variasi penyerap panas.
timbanagan dan alat tulis menulis. Gambar 2, memperlihatkan hasil
Parameter yang diukur : perhitungan efisiensi harian variasi
1. T0 untuk suhu udara luar pengering penyerap panas pada alat pengering tipe
2. T1 untuk suhu kolektor surya yang rak.
masuk keruang pengering

5
Vol. 3, No. 4, Desember 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Gambar 2. Intensitas Matahari dan temperatur ruang pengering terhadap waktu


Berdasarkan Gambar 2. diatas temperatur terendahnya 31 pada pukul
menunjukkan bahwa dalam penggunaan 15.30 WITA. Pada rak3 temperatur
alat pengering tenaga surya mulai dari tertinggi sebesar 53 pada pukul 11.30
pukul 8.30-15.30 WITA, untuk temperatur WITA dan temperatur terendahnya 35
ruang masing-masing rak temperatur pada pukul 15.30 WITA. Untuk intensitas
tertinggi sebesar 38 pada rak1 pada cahaya matahari tertinggi sebesar 965
pukul 11.30 WITA dan temperatur W/m2 pada pukul 11.30 WITA dan
terendahnya 31 pada pukul 15.30 intensitas terendahnya sebesar 201 W/m2
WITA. Pada rak2 temperatur tertinggi pada pukul 15.30 WITA.
sebesar 51 pada pukul 11.30 WITA dan

Gambar 3. Biomassa dan temperatur ruang pengering terhadap waktu


Berdasarkan Gambar 3. diatas dengan waktu 40 menit. Pada rak2
menunjukkan bahwa dalam penggunaan temperatur tertinggi sebesar 61 dengan
alat pengering biomassa untuk temperatur waktu 5 menit dan temperatur terendah 48
ruang masing-masing rak dengan dengan waktu 40 menit. Pada rak3
temperatur tertinggi sebesar 63 pada temperatur tertinggi sebesar 67 dengan
rak1 pada dengan waktu 5 menit waktu 25 menit dan temperatur terendah
kemudian temperatur terendah 53 50 dengan waktu . Untuk tungku

6
Vol. 3, No. 4, Desember 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

biomassa temperatur tidak menentu stabil, untuk temperatur tertinggi sebesar


kadang naik kadang menurun 442 dengan waktu 5 menit dan
dipengaruhui hasil pembakarantidak terendah 159 dengan waktu 40 menit.

Gambar 4. Intensitas, tungku biomassa dan temperatur ruang pengering terhadap


waktu
Berdasarkan Gambar 4. diatas waktu 5 menit dan temperatur terendah
menunjukkan bahwa dalam penggunaan 50 dengan waktu 25 menit . Untuk
alat pengering kombinasi untuk tungku biomassa temperatur tidak
temperatur ruang masing-masing rak menentu kadang naik kadang menurun
dengan temperatur tertinggi sebesar 68 dipengaruhui hasil pembakaran tidak
pada rak1 dengan waktu 5 menit stabil, untuk temperatur tertinggi sebesar
kemudian temperatur terendah 40 430 dengan waktu 15 menit dan
dengan waktu 10 menit. Pada rak2 terendah 93 dengan waktu 25 menit.
temperatur tertinggi sebesar 55 dengan Sedangkan intensitas matahari yang
waktu 20 menit dan temperatur terendah terukur yang tertinggi 860 W/m2 dan yang
42 dengan waktu 25 menit. Pada rak3 terendah 814 860 W/m2.
temperatur tertinggi sebesar 56 dengan

Gambar 5. Efisiensi harian pada variasi pengeringan

7
Vol. 3, No. 4, Desember 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Berdasarkan Gambar 5, diatas Efisiensi pengeringan yang berbeda-


menunjukkan efisiensi rata-rata variasi beda karena sumber panas pengeringan
pengeringan dalam penggunaan alat yang berbeda semakin besar temperatur
pengering tipe rak dengan menggunakan tempat mengeringkan produk maka
bahan untuk tenaga surya dengan efiseinsi semakin besar pula efisiensi pengeringan
55,852 %, untuk tungku biomassa dengan produk tersebut. Hal ini terjadi karena
efisiensi 58,127 % , sedangkan untuk temperatur yang tinggi membuat air
kombinasi dengan efisisnsi 69,935 % dan mengalami penguapan, ketika air
sangat dipengaruhi lama pengeringan. menguap maka kelembaban dari produk
tersebut semakin berkurang.

Gambar 6. Efisiensi harian pada variasi pengeringan


Berdasarkan Grafik 4.8, diatas Kesimpulan
menunjukkan efisiensi rata-rata variasi Adapun kesimpulan yang diperoleh
pengeringan dalam penggunaan alat
dari hasil penilitian alat pengering tenaga
pengering tipe rak tanpa bahan untuk
surya, biomassa dan kombinasi sebagai
tenaga surya dengan efiseinsi 35,772 %, berikut :
untuk tungku biomassa dengan efisiensi
1. Distribusi laju pengeringan dalam
45,759 % , sedangkan untuk kombinasi setiap rak bervariasi sesuai dengan
dengan efisisnsi 56.612 % dan sangat
suhu masing-masing rak.
dipengaruhi lama pengeringan. 2. Dari hasil penelitian ini dengan bahan
Efisiensi pengeringan yang berbeda-
yang dikeringkan berupa pisang
beda karena sumber panas pengeringan diperoleh efesinsi yang berbeda dari
yang berbeda semakin besar temperatur
masing-masing pengujian yaitu : untu
tempat mengeringkan produk maka kefisiensi tenaga surya sebesar 55,852
semakin besar pula efisiensi pengeringan %, efisiensi tungku biomassa sebesar
produk tersebut. Hal ini terjadi karena
58,127 %, dan efisiensi kombinasi
temperatur yang tinggi membuat air sebesar 69,935 %,
mengalami penguapan, ketika air
3. Hasil pengeringan beruapa pisang
menguap maka kelembaban dari produk yang dikeringkan menggunakan alat
tersebut semakin berkurang.
pengering energi surya memiliki 3 rak
masing-masing rak dengan massa awal
500 gram dengan total massa awal
pisang 1500 gram menjadi : untuk
tenaga surya penurunan massa produk
8
Vol. 3, No. 4, Desember 2018
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

1367 gram selama 7.30 jam , energi Energy Surya, Biomassa, dan
biomassa 1415 gram selama 40 menit Kombinasi, Agritech, Vol. 37, No 2,
dan kombinasi 1350 gram selama 30 hal. 229-233.
menit.
Tamaria Panggabean Dkk., 2016,
Daftar Pustaka Nainggolan, S.R.M., Tamrin, Warji
Anonymous.2011a. Potensi Alternatif dan Lanya, B. (2013). Uji Kinerja
Pengering Tipe Batch Skala
Energi Pengganti Bahan Bakar
Http://.www.Alpented.ComDiakses Laboratorium Untuk Pengering
Gabah Dengan Menggunakan Bahan
10 Agustus2011.
Bakar Sekam Padi. Jurnal Teknik
Anonymous. 2011c. Ulas Energi, Pertanian Lampung 2(3):161-172.
Biomassa Sebagai Sumbe Energi
Alternatif, Ulas Singkat. Tamaria Panggabean dkk., 2017, Hasbi
(2012). Perbaikan Teknologi
Arief Fazlul Rahman, Sukmawaty dan Pascapanen Padi Dilahan Sub
Rahmat Sabani, Mei 2017, Evaluasi Optimal. Jurnal Lahan Suboptimal
Pengeringan Pisang Sale (Musa 1(2):186-196.
Paradisiaca L.) Pada Alat Pengering
Hybrid (Surya-Listrik) Tipe Rak, Tamaria Panggabean Dkk., 2017,
Gunasekaran, K., Shanmugam, V. dan
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian
dan Biosistem, Vol. 5, No. 1. Suresh, P. (2012). Modeling and
Analytical Experimental Study of
Ahyat Hidayadsyah, Ridway Balaka, Hybrid Solar Dryer Integrated With
Lukas Kano Mangalla, 2017, Biomass Dryer for Drying
Perancangan dan Pengujian Panas Coleusforskohlii Stems. IACSIT
Pada Alat Pengering Surya Type Coimbatore Conferences IPCSIT 28:
Down Draft. Teknik Mesin Fakultas 28-32.
Teknik Universitas Halu Oleo.
J.P Holman dan Ir. E. Jasjfi M.Sc., 1995,
Perpindahan Kalor, Erlangga,
Ciracas, Jakarta 13740.
Maria Panggabean, Arjuna Neni Triana,
Ari Hayati, (2017), Hasbi(2012).
Perbaikan Teknologi Pasca Panen
Padi Dilahan Sub Optimal. Jurnal
Lahan Suboptimal 1(2) : 186-196.
Syafrul Hadi 2015, Laju Pengringan
Kapulaga Memnggunakan Alat
Pengering Efek Rumah Kaca Dengan
Bantuan Tungku Biomassa, Jurnal
Teknik Mesin, Vol. 5, No.1 Hal. 49-
58.
Tamaria Panggabean, Arjuna Neni Triana,
Ari Hayati, 2017, Kinerja
Pengeringan Gabah Menggunakan
Alat Pengering Tipe Rak Dengan

Anda mungkin juga menyukai