Anda di halaman 1dari 2

PROSEDUR

INDUKSI HIPOTERMIA

Walaupun induksi hipotermia akan sangat bergantung pada keadaa dan alat yang digunakan pada
dasarnya dua cara yang harus di lakukan pendiginan permukaan dan metode langsung melalui aliran
darah .

Pendinginan permukaan ,yang melibatkan penggunaan selimut yang mengitari satu alat pendingin ,
adalah metode biaanya digunakan pada unit perawatan kritis. Selimut pendinginan ,dengan penutup
disposibel dapat dipasang langsung pada pasien. Satu hal perlu diperhatikan disini adalah menghindari
setiap tingkat ketebalan antara pasien dan selimut, karna pembatas ini dapat menjadi insulator dan
menganggu proses pendinginan.

Jika dilakukan pendinginan, sebuah selimut dapat dipasang dibawah pasien dan yang lain pada bagian
atas untuk empercepat proses pendinginan. Jika digunakanbagianatas selimut, perawatan latihan dalam
pengamatan status pernafasan pasien karena barat selimut pendinginan dapatmembatasi eksrursi
dada. Pertahankan selimut tetap bersentuhan dengan ara aliran darah superfisial eperti aksila dan
lipatpaha juga dapat mempercepat pendinginan.

PENGHANGATAN KEMBALI

Manakala telah ditentukan baahwa pasien tidak lagi membutuhkan status hipotermia, maka
penghangatan kembali dilakuan dengan beberapa metode, termasuk penghangatan permukaan
(penghangatan konvektif udara). Penghangatan aliran darah, dan penghangatan alamiah. Yang
merupakan metode yang banyak dipilih. Devicependinginan dilepaskan. Sebuah selimut dibutuhkan
untuk menutupi pasien, tetapi bukan menggunakan penghangat buatan, dan pasien mengalami
penghangatan dengan kecepatan yang diinginkan sejalan dengan mendekati ketingkat normotermi,
harus diantisipasi bahwa tanda-tanda vital akan kembali ketingkat belum pendinginan karena peristiwa
fisiologi balik.

FASE PENDINGINAN

Untuk pasien yang sadar, penurunan suhu tubuh merupakan pengalaman yang paling tidak
menyenangkan. Penjelasan yag adekuat dan dukungan untuk pasien dan keluarga merupakan bagian
integral dari asuhan keperawatan. Pada pasien gemuk, derajat penururnan suhu yang lebih tinggi
mungkin dialami setelah pelepasan selimut pedinginan. Untuk alas an ii, device pendiginan harus
dimatikan sebelum tingkat hipotermia yang diinginkan benar-benar dicapai. Suhu tubuh harus dipantau
dengan ketat untuk menentukan apakah kecndernganna tetap menurun atau apaah terjadi peningkatan
suhu, sehingga membutuhkan penggnaan selimut pendinginan kembali. Pemantauan suhu secara
contiuedapat dilakukan dengan penggunaaan kateter termistorpulmonal, kateter kandung kemih dan
probe rektal. Pemantauan suhu intermiten dapa dilakukan dengan penggunaan probe esophagus,
timpani atau rektal yang dikaitkan dengan berbagai thermometer listrik.
Untuk pengendalian infeksi, kenyamanan pasien, dan kemudahan penggunaan, dapat digunaka selimut
hipotermia-hipertemia disposable, sawar lembab dan probe telinga (timpani), oral, kulit, rektal, dan
esophagus.

Teknik pengukuran akan mempegaruhi pembacaan suhu. Karena suhu inti kurang terpengaruh oleh
factor-faktor eksternal dan mencerminkan suhu terutama organ vital yang lebih akurat,
makapengukuran suhu iti dianjurkan untuk pemantauan pasien hipotermia.

Karena suhu kandung kemih dipengaruhi oleh haluaran urin, maka dianjurkan bahwa haluaran urin
harus dicatat bila menggunakankateter thermistor kandung kemih untuk pemantauan suhu. Karena
suhu arteri pulmonal dipengaruhi oleh gas inspirasi maka notasi gas- gas yang di inspirasi sangat
dianjurkan. Perawatan kulit menjadi hala yang sangat penting karena adanya dingin dan
efeksirkulasinya. Praktisiakan mengubah posisipasien untuk menyingkirkan titik tekanan, berhati-hati
saat memindahkan selimut sehingga kontak dengan tubuh pasien dengan dipis pendinginan tetap
terjaga. Untuk mecegah embolisme skunder terhadap hemokonsetrasi, tindakan keperawatan seperti
latihan rom pasif dan penggant ian posisi yang harus sering dilakukan untuk pasien neurologi yang
sudah mengalami depresi sensorium, tindakan lai untuk mengevaluasi perubahan tingkat respon pasien
harus dilakukan seperti pengkajian gerakan yang bermaksud atau gerakan tidak bermaksud dalam
berespon terhadap stimuli dan tingkat stimuli nyeri untuk mendapatkan respon tersebut.

Anda mungkin juga menyukai