Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ABDOMEN PAIN

Disusun Oleh :
AFIFUDIN IBRAHIM
P27220017002

D III KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2018
A. DEFINISI

Nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenanngkan yang


terasa disetiap regio abdomen (Asmadi. 2008). Nyeri abdomen ada dua yaitu,
nyeri abdomen akut dan nyeri abdomen kronis.
Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan di antara dada
dan region inguinalis. Nyeri perut bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan
gejala dari suatu penyakit. Nyeri akut abdomen didefinisikan sebagai serangan
nyeri perut berat dan persisten, yang terjadi tiba-tiba serta membutuhkan tindakan
bedah untuk mengatasi penyebabnya. Appley mendefinisikan sakit perut berulang
sebagai serangan sakit perut yang berlangsung minimal 3 kali selama paling
sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dan mengganggu aktivitas
sehari-hari.

Klasifikasi
Pada garis besarnya sakit perut dapat dibagi menurut datangnya serangan
dan lamanya serangan, yaitu akut atau kronik (berulang), yang kemudian dibagi
lagi atas kasus bedah dan non bedah (pediatrik). Selanjutnya dapat dibagi lagi
berdasarkan umur penderita, yang di bawah 2 tahun dan di atas 2 tahun, yang
masing-masing dapat dikelompokkan menjadi penyebab gastrointestinal dan luar
gastrointestinal
Konsep yang klasik membagi sakit perut berulang ke dalam 2 golongan:
organik (fungsional) dan psikogenik (psikosomatik). Biasanya harus dicari dulu
penyebab organik, bila tidak ditemukan bisa dipikirkan kemungkinan penyebab
psikogenik. Cara pendekatan seperti ini tentu akan banyak memakan waktu dan
biaya. Untuk memastikan diagnosis kelompok nyeri psikogenik maka ada tiga
kriteria yang harus dipenuhi yaitu:
1. Ada bukti yang cukup kuat untuk menghilangkan penyebab kelainan
organik.
2. Bukti positif bahwa ada gangguan emosional dan ada kaitan waktu antara
timbulnya sakit perut dengan periode meningkatnya stress yang dialami
anak.
3. Sakit perut ini akan bereaksi langsung dengan hilangnya ketegangan
emosional meskipun kemungkinan hal ini tidak selalu terjadi

Etiologi
1. Faktor resiko
a. Nyeri akut
1) Melaporkan nyeri secara verbal dan nonverbal
2) Menunjukan kerusakan
3) Posisi untuk mengurangi nyeri
4) Gerakan untuk melindungi
5) Tingkah laku berhati-hati
6) Muka dengan ekspresi nyeri
7) Gangguan tidur (mata sayu, tampak lingkaran hitam, menyeringai)
8) Fokus pada diri sendiri
9) Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, tempat, dan orang, proses
berpilur)
10) Tingkah laku distraksi
11) Respon otonom (perubahan tekanan darah, suhu tubuh, nadi, dilatasi
pupil)
12) Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
13) Perubahan nafsu makan

b. Nyeri kronis
1) Perubahan berat badan
2) Melaporkan secara verbal dan nonverbal
3) Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri
sendiri
4) Perubahan pola tidur
5) Kelelahan
6) Atrofi yang melibatkan beberapa otot
7) Takut cedera
8) Interaksi dengan orang lain menurun

2. Faktor predisposisi
a. Trauma
1) Mekanik : rasa nyeri timbul akibat ujung saraf bebas mengalami
kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka
2) Thermis : nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan
akibat panas, dingin, misalnya api atau air panas
3) Khermis : nyeri timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat
asam atau basa kuat
4) Elektrik : nyeri timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai
reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar
a. Neoplasma, bersifat jinak maupun ganas
b. Peradangan
c. Kelainan pembuluh darah dan gangguan sirkulasi darah
d. Trauma psikologis

3. Faktor presipitasi
a. Ligkungan
b. Suhu ekstrim
c. Kegiatan
d. Emosi
Pathway

Faktor pencetus nyeri abdominal pain

Paksaan: jatuh, benda tumpul benda tajam: pisau,peluru

Trauma Abdomen

NYERI

MK: MK:
GANGGUAN IMOBILITAS
MK: AGEN
POLA TIDUR FISIK
INJURI BIOLOGIS
B. PATOFISIOLOGI
1. Teori pemisahan (Specificity theory)
Rangsangan nyeri masuk ke medulla spinalis (spinal card) melalui karnu
dorsalis yang bersinapsis dari daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur
dan menyilang dari garis median ke garis/ ke sisi lainnya dan berakhir dari
korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
2. Teori pola (Pathern theory)
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis
dan merangsang sel T. Hal ini mengakibatkan suatu reson yang merangsang ke
bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan
persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri.
3. Teori pengendalian gerbang (Gate control theory)
Nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil yang keduanya berada
dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serabut saraf besar akan
mengakibatkan aktivitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tutupnya
pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan
hantaran rangsangan akut terhambat. Rangsangan saraf besar dapat langsung
merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan dalam
medula spinalis melaui serat eferen dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel
T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansia
gelatinosa dan membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel
T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.
4. Teori transmisi dan inhibisi
Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls saraf,
sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls saraf. Pada
serabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls lamban dan endogen opials
system supresif.

C. KOMPLIKASI
1. Gangguan pola istirahat tidur
2. Syok neurogenik
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. CT scan
3. MRI
4. EKG

E. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Monitor gejala cardinal/ tanda-tanda vital
2. Kaji adanya infeksi atau peradangan di sekitar nyeri
3. Beri rasa aman
4. Sentuhan therapeutic
Teori ini mengatakan bahwa individu yang sehat mempunyai keseimbangan
energy antara tubuh dengan lingkungan luar. Orang sakit berarti ada
ketidakseimbangan energi, dengan memberikan sentuhan pada pasien,
diharapkan ada transfer energy.
5. Akupressure
Pemberian tekanan pada pusat-pusat nyeri
6. Guided imagery
Meminta pasien berimajinasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan,
tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan yang terang, serta konsentrasi
dari pasien.
7. Distraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai
sedang. Distraksi visual (melihat TV atau ertandingan bola), distraksi audio
(mendengar musik), distraksi sentuhan massage, memegang mainan),
distraksi intelektual (merangkai puzzle).
8. Anticipatory guidance
Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan nyeri.
9. Hipnotis
Membantu persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.

10. Biofeedback
Terapi prilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi
tentang respon nyeri fisiologis dan cara untuk melatih control volunter
terhadap respon. Terapi ini efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan
migren dengan cara memasang elektroda pada pelipis.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pemberian analgesik
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interprestasi nyeri
dengan jalan mendpresi sistem saraf pusat pada thalamus dan korteks serebri.
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang
berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Contoh obat analgesik yani asam
salisilat (non narkotik), morphin (narkotik), dll.
2. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat
analgesik seperti gula, larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi ini dapat
menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien.

G. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah penerapan pemecahan masalah
keperawatan secara ilmiah yang digunakan untuk mengidentifikasi
masalah-masalah pasien, merencanakan secara sistematis dan
melaksanakannya secara mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan.
1. Pengkajian
a. Identifikasi Pasien
Meliputi : Nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, suku,
bangsa, pendidikan, pekerjaan, tgl. MRS, diagnosa medis, no.
registrasi.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa
nyeri. Nyeri tersebut bisa akut/kronik tergantung dari lamanya
serangan. Unit memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa
nyeri pasien digunakan:
- Provoking inciden: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor
presipitasi nyeri.
- Quality of pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan pasien.
Apakah seperti terbakar, berdenyut atau menusuk.
- Region radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakag
rasa sakit menjalar/menyebar dan dimana rasa sakit terjadi.
- Saverity (scale of pain): seberapa jauh rasa nyeri yang
dirasakan pasien, bisa berdasarkan skala nyeri/pasien
menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi
kemampuan fungsinya.
- Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah
bertambah buruk pada malam hari/siang hari.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien nyeri perut / abdominal pain dapat disebabkan
oleh trauma, degeneratif dan patologis yang didahului dengan
kerusakan jaringan yang mengakibatkan nyeri.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit nyeri perut /
abdominal pain sebelumnya atau pernah punya penyakit yang
menular/menurun sebelumnya.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga pasien ada/tidak yang menderita
esteoporoses, arthritis dan tuberkulosis/penyakit lain yang sifatnya
menurut dan menular.
f. Pengkajian Pola Fungsional
1) Pola Oksigenasi
2) Pola Nutrisi
3) Pola Eliminasi
4) Keebutuhan keseimbangan dan gerak
5) Pola istirahat dan Tidur
6) Pola mempertahankan suhu
7) Kebutuhan personal hygine
8) Pola Komunikasi
9) Pola spiritual
10) Pola Berpakaian dan memilih pakaian
11) Kebutuhan rasa aman dan nyaman
12) Pola Bekerja
13) Pola rekreasi
14) Pola belajar
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan UMUM PASIEN
a) Penampilan
b) Kesadaran
c) GCS
2) Vital Sign
a) Tekanan Darah
b) Respirasi rate
c) ,Nadi
3) Kepala
Bentuk kepala : (simetris/tidak),ada ketombe/tidak,ada
kotoran pada kulit kepala/tidak,pertumbuhan rambut
merata/tidak,ada lesi/tidak,ada nyeri tekan/tidak.
4) Kulit
Warna kulit ,turgor kulit cepat kembali/tidak,ada
lesi/tidak,ada oedema/tidak,ada peradangan/tidak.
5) Pengelihatan
Bola mata (simetris / tidak), Pergerakan bola mata normal /
tidak, refleks pupil terhadap cahaya normal / tidak, Kornea
(bening / tidak),Konjungtiva (anemis/tidak), sclera ada ikterik /
tidak, ketajaman pengelihatan normal/tidak.
6) Penciuman/Penghidung
Bentuk (simetris / tidak), fungsi penciuman (baik/tidak),
peradangan(ada/tidak), ada polip/tidak
7) Pendengaran/Telinga
Bentuk daun telinga (simetris/tidak), letaknya
(simetris/tidak), peradangan (ada/tidak), fungsi pendengaran
(baik/tidak), ada serumen / tidak,ada cairan / tidak
8) Mulut
Bibir (warnanya pucat / cyanosis / merah), kering /tidak,
pecah/ tidak, Gigi (bersih/tidak), gusi (ada berdarah / tidak),
tonsil(radang/tidak), Lidah (tremor/tidak,kotor/tidak), Fungsi
pengecapan (baik/tidak), Mucosa mulut (warnanya), ada
stomatitis / tidak.

9) Leher
Benjolan /massa (ada/tidak),ada kekakuan /tidak,ada nyeri
tekan/ tidak, pergerakan leher (ROM) :bisa bergerak fleksi/
tidak ,rotasi / tidak,lateral fleksi / tidak, hiperekstension/ tidak,
tenggorokan: ovula (simetris/tidak), kedudukan trachea
(normal/tidak), gangguan bicara (ada/tidak)
10) Dada/Pernafasan
Bentuk (simetris/tidak), bentuk dan pergerakan dinding
dada (simetris/tidak), ada bunyi/irama pernapasan seperti
:teratur/tidak,ada cheynes stokes/tidak, ada irama
kussmaul/tidak, stridor/tidak, wheezing ada/tidak, ronchi/tidak,
pleural friction-Rub/tidak, ada nyeri tekan pada daerah
dada/tidak,ada/tidak bunyi jantung seperti: Bunyi jantung I
yaitu bunyi menutupnya katup mitral dan trikuspidalis, BJ II
yaitu bunyi menutupnya katup aorta dan pulmonalis,Bising
jantung/Murmur
11) Abdomen
Bentuk (simetris/tidak), datar/tidak, ada nyeri tekan pada
epigastrik peningkatan peristaltic usus/tidak, ada nyeri tekan
pada daerah suprapubik, ada odem/tidak
12) Sistem Reproduksi
Ada radang pada genitalia eksterna/tidak, ada lesi/tidak,
siklus menstruasi teratur/tida,ada pengeluaran cairan/tidak.
13) Ekstremitas Atas/Bawah
Ada pembatasan gerak/tidak,a da odem/tidak, varises
ada/tidak, tromboplebitis ada/tidak, nyeri/kemerahan
(ada/tidak), tanda-tanda infeksi(ada/tidak) ,ada kelemahan
tungkai/tidak
a. Data Subjektif
Pasien mengeluh nyeri, tidak bisa tidur karena nyeri, sering mengubah posisi dan
menghindari tekanan nyeri.
b. Data Objektif
Pasien terlihat meringis, pasien tampak memegangi area yang nyeri, suhu meningkat.

2. Perencanaan

a. Prioritas
Diagnosa keperawatan atau masalah keperawatan :
Nyeri akut/ kronis berhubungan dengan:
-Gangguan sirkulasi ditandai dengan sianosis, kulit pucat
-Iritasi pada daerah ginjal ditandai dengan nyeri pada perut bagian bawah.
-Eliminasi urin ditandai dengan sakit/ nyeri saat pengeluaran urin.

b. Rencana keperawatan
1) Tujuan
Rasa nyeri berkurang atau dapat menghilang.
2) Kriteria hasil
-Pasien menunjukan penurunan skala nyeri
-Pasien menggambarkan rasa nyaman dan rileks.

Intervensi Rasional
o Kaji faktor penyebab, kualitas, o Menentukan sejauhmana nyeri yang
lokasi, frekuensi, dan skala nyeri dirasakan dan untuk memudahkan
o Monitor tanda-tanda vital, member intervensi selanjutnya
perhatikan takikardia, hipertensi, o Dapat mengidentifikasi rasa sakit
dan peningkatan pernafasan. dan ketidaknyamanan
o Ajarkan tehnik distraksi dan o Membantu pasien menjadi rileks,
relaksasi menurunkan rasa nyeri, serta mampu
o Beri posisi yang nyaman untuk mengalihkan perhatian pasien dari
pasien nyeri yang dirasakan
o Beri Health Education (HE) o Mengurangi rasa sakit, meningkatkan
tentang nyeri sirkulasi, posisi semifowler dapat
o Kolaborasi dalam pemberian mengurangi tekanan dorsal.
terapi analgesik seperti o Pasien mengerti tentang nyeri yang
dirasakan dan menghindari hal-hal
yang dapat memperparah nyeri.
o Menekan susunan saraf pusat pada
thalamus dan korteks serebri sehigga
dapat mengurangi rasa sakit/ nyeri

3) Pelaksanaan
Pelaksanaan atau implementasi adalah tindakan yang dilaksanakan sesuai
dengan rencana asuhan keperawatan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan
tindakan yang telah dibuat, dimana tindakan yang dilakukan mencakup tindakan
mandiri dan kolaborasi (Tarwoto dan Wartonah, 2003).

4) Evaluasi
a) Penurunan skala nyeri, contohnya skala nyeri menurun dari 8 menjadi 5 dari 10
skala yang diberikan.
b) Merasa nyaman dan dapat istirahat
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai