Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No.

1 Tahun 2017: 151 - 169

Penyelesaian Hukum Pelanggaran Pemilu Dalam Pemilihan


Kepala Daerah Kota Pekanbaru Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2016

Oleh: Andrizal
Dosen Fakultas Hukum Lancang Kuning
Jalan Yos Sudarso Km 8, Rumbai, Kota Pekanbaru, Indonesia

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk: Pertama, menjelaskan penyelesaian


hukum pelanggaran pemilu dalam pemilihan kepala daerah Kota
Pekanbaru berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2016? Kedua, menjelaskan hambatan penyelesaian hukum
pelanggaran pemilu dalam pemilihan kepala daerah Kota
Pekanbaru? Ketiga, menjelaskan upaya yang dilakukan dalam
mengatasai hambatan penyelesaian hukum pelanggaran pemilu
dalam pemilihan kepala daerah Kota Pekanbaru. Metode
penelitian yang digunakan penelitian hukum sosiologis. Hasil
penelitian ini dapat dijelaskan dalam konteks Pemilukada Kota
Pekanbaru, penyelesaian hukum pelanggaran pemilu diselesai-
kan oleh Panwas Kota Pekanbaru terhadap putusan KPU Kota
Pekanbaru yang mendiskualifikasi salah satu pasangan
calon.Simpulan penelitian ini: Pertama, penyelesaian hukum
pelanggaraan pemilu dalam Pemilukada Kota Pekanbaru selain
dari pada tindak pidana pemilu diselesaikan oleh KPU dan
Panwaslu. Setiap ada temuan dan laporan dari masyarakat
sesegera mungkin ditindaklanjuti oleh Panwaslu dan hasil
kajiannya bentuk rekomendasi disampaikan kepada KPU. Hasil
rekomendasi tersebut segera diambil tindakan apakah
pelanggaran administrasi atau ada unsur tindak pidana pemilu
didalamnya. Kedua, hambatan penyelesaian hukum pelanggaran
pemilu dalam Pemilukada Kota Pekanbaru adalah perangkat
peraturan perundang-undangan yang tumpang-tindih kewenang-
an KPU dan Panwaslu. Ketiga, upaya yang dilakukan dalam
penyelesaian hukum pelanggaraan Pemilukada Kota Pekanbaru
dengan cara membangun koordinasi yang baik sesama unsur
penyelenggara pemilu, yaitu KPU, Panwas dan Bawaslu.
____________
Kata Kunci: Pemilukada, Pelanggaran, Kota Pekanbaru.


Penulis korespondensi e-mail: andrizal2017@gmail.com

151
Penyelesaian Hukum…….(Andrizal)

Abstract

The purpose of this study is to: First, explain the legal settlement
of electoral violations in the election of the regional head of
Pekanbaru City based on Law No. 10 of 2016? Second, explain
the obstacles of legal settlement of election violation in the
election of regional head of Pekanbaru City? Third, explaining
the efforts made in overcoming obstacles to the legal settlement
of election violations in the regional head election Pekanbaru
City. The research method used is sociological law research.
The results of this study can be explained in the context of the
General Election of Pekanbaru City, the settlement of election
violation law is settled by Panwas Pekanbaru City against the
decision of Pekanbaru City KPU disqualifying one of the
candidate pairs. The conclusions of this research are: First, legal
settlement of election violation in Pemilukada of Pekanbaru City
other than from election crime is completed by KPU and
Panwaslu. Any findings and reports from the community as soon
as possible are followed up by the Panwaslu and the results of
its review of recommendations are submitted to the KPU. The
result of such recommendation shall be taken promptly whether
the violation of administration or any element of election crime
therein. Second, the obstacles to the settlement of election
violation law in Pemilukada Pekanbaru is a set of laws and
regulations that overlap the authority of KPU and Panwaslu.
Third, the efforts made in the legal settlement of violations
Pemilukada Pekanbaru by way of building good coordination
among election organizers, namely KPU, Panwas and Bawaslu.
____________
Keywords: Pemilukada, Violation, Pekanbaru City.

152
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 151 - 169

Pendahuluan Oleh karena itu, demokrasi harus


Indonesia memulai kembali proses selalu diperkuat baik dengan pe-
desentralisasi pada tahun 2001 ya- nguatan institusi maupun peng-
ng sebelumnya terhenti sejak diga- uatan civil society.2
gas pertama kali tahun 1933 oleh Tantangan bagi penguatan de-
Muhammad Hatta dalam tulisa- mokrasi atau konsolidasi demokrasi
nnya “Autonomi dan Centralisasi dengan memberikan akses dem-
dalam Partai” dan selama ini keb- okrasi kepada masyarakat dan
ijakan desentralisasi memberikan pembentukan serta penguatan ins-
banyak warna terhadap perjalanan titusi-institusi demokrasi. Dititik
berbangsa dan bernegara di Indo- inilah desentralisasi dengan per-
nesia. Proses desentralisasi itu se- wujudan otonomi daerah memiliki
ndiri merupakan proses yang sa- peran yang sangat penting dalam
ngat penting dan menentukan masa konsolidasi demokrasi. Peran dese-
depan Indonesia. Keberhasilan dan ntralisasi dalam konsolidasi demo-
kegagalan kebijakan ini akan mem- krasi tersebut berasal dari adanya
berikan dampak yang sangat besar proses demokrasi yang memotivasi
terhadap berbagai aspek kehidupan otoritas lokal dalam menjawab
bangsa terutama kehidupan demok- aspirasi dan kebutuhan konstituen-
rasi di Indonesia.1 nya. Selain itu, salah satu pemikiran
Demokrasi menurut Diamond diterapkannya desentralisasi adalah
harus dipandang sebagai fenomena institusi demokrasi lokal akan lebih
yang berkelanjutan. Dari perspektif memahami dan merespon aspirasi
ini, masa depan demokrasi tiada lokal karena jika dilihat dari asfek
henti, elemen-elemen emokrasi ak- jarak institusi dan masyarakat lokal
an muncul dan berkembang dalam yang dekat, mereka memiliki akses
berbagai tingkatan dan tahapan yang lebih baik terhadap informasi
dengan tingkat kecepatan yang ber- Demokratisasi di Indonesia
beda-beda di setiap negara. Peru- kemudian diperkuat dengan adanya
bahan demokrasi juga bergerak pemilihan kepala daerah secara
menuju arah yang berbeda, bisa langsung atau yang lebih dikenal
menjadi semakin demokratik dan dengan Pilkada mulai tahun 2005
bisa juga semakin tidak demokratik. (istilah sekarang Pemilukada) dan

__________________
1
Mohd. Hatta dalam Zuli Afrianto,Analisis Peran Aktor Pada Pemilu Kepala Daerah
Kota Bandar Lampung Periode 2010-2015, Tesis, Magister Ilmu Pemerintahan, Program
Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Lampung, 2013, hlm. 45.
2
Diamond dalam Refki Mukhliza, Pemilihan Umum Kepala Daerah di Kabupaten
Pasama Tahun 2010, Artikel, Program Magister Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Bung
Hatta Padang, 2014, hlm. 8.

153
Penyelesaian Hukum…….(Andrizal)

geliat Pemilukada akhir-akhir ini pat mengajukan sengketanya di pe-


semakin dinamis. Pemilukada ngadilan khusus pemilu.
merupakan institusi demokrasi lokal Contoh kasus yang pernah
yang penting karena dengan Pem- menjadi persoalan misalnya, pada
ilukada, kepala daerah yang akan Pemilihan Kepala Daerah Serentak
memimpin daerah dalam mencapai tahap II, yaitu pada Pemilihan Wali
tujuan desentralisasi akan terpilih Kota Pekanbaru pada tahun Bulan
melalui tangan-tangan masyarakat Februari tahun 2017 yang dilak-
lokal secara langsung. sanakan di Kota Pekanbaru Riau,
Salah satu prasyarat negara ada 1 (satu) pasangan calon pe-
demokrasi, alangkah baiknya jika serta pemilu dibatalkan sebagai
pengadilan khusus Pemilukada se- peserta pemiluPilkada serentak
rentak merupakan bagian terpen- oleh KPU Kota Pekanbaru. Pe-
ting dalam mengawal proses de- mbatalan tersebut dilakukan saat
mokrasi. Karena peradilan khusus hari-hari terakhir penetapan calon
pemilu merupakan sebuah ius con- peserta Pemilhan Kepala Daerah
stituendum (cita hukum) yang tu- (Pemilukada) serentak. KPU Kota
juannya untuk memproteksi hak ko- Pekanbaru beralasan bahwa pes-
nstitutional warga negara dan pe- erta yang bersangkutan tidak me-
serta pemilihan umum, untuk me- menuhi persyaratan kesehatan
mberikan ruang hukum kepada sehingga tidak lolos untuk untuk
pihak-pihak yang dirugikan dalam menjadi pasangan calonpeserta Pe-
penyelenggaraan Pemilukada se- milukada serentak, dengan seena-
rentak untuk mendapatkan kepas- knya membatalkan pasangan calon
tian hukum dalam kehidupan ne- tersebut.
gara demokrasi, sekaligus sebagai Ketika pasangan calon ter-
upaya untuk mempercepat pen- sebut mengajukan gugatan kebera-
yelesaian sengketa atau kasus- tan ke Badan Pengawas Pemilu
kasus selama proses pemilihan (Bawaslu) Provinsi Riau, ternyata
umum berlangsung. Keputusan Bawaslu membatalkan
Gagasan pengadilan khusus keputusan yang dikeluarkan oleh
pemilu sebenarnya merupakan sa- KPU Kota Pekanbaru, pada akhir-
lah satu komponen terpenting dal- nya pasangan calon tersebut dapat
am asas-asas penyelengaran pe- kembali ikut sebagai peserta
milu diantaranya “kepastian hu- Pemilukadaserentak.
kum”. Dalam konteks kepastian hu- Secara umum, perkara atau
kum, antara penyelenggara pemilu, sengketa pemilu mencakup tiga
pengawas pemilu, pemantau pemilu ranah, yaitusengketa hasil pemilu,
dan peserta pemilu menerima se- perkara pidana pemilu, dan se-
cara baik dari proses tahapan, ngketa administrasi pemilu. Apabila
program dan jadwal waktu pen- merujuk Undang-Undang Nomor 10
yelenggaran pemilu. Apabila ada Tahun 2008 dan Undang-Undang
pihak-pihak yang belum puas atas Nomor 12 Tahun 2008, untuk se-
hasil kerja yang diberikan oleh ngketa hasil pemilu diselesaikan di
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mahkamah Konstitusi (MK), se-
sebagai penyelenggara pemilu, da- dangkan penyelesaian perkara

154
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 151 - 169

pidana pemilu diselesaikan melalui pengadilan umum pun tidak ber-


Pengadilan Negeri (PN), sementara wenang memeriksanya, karena we-
penyelesaian pelang - garan ad- wenang pengadilan umum terkait
ministrasi pemilu yang dilakukan dengan sengketa pidana pemilu
oleh KPU pusat, provinsi dan bukan sengketa administratif sesuai
kabupaten/kota berdasarkan la- dengan perkara tersebut.
poran Bawaslu dan Panitia Pe- Apabila semua semua peng-
ngawas Pemilu (Panwaslu). adilan menyatakan tidak berwenang
Ketersediaan mekanisme pe- untuk memeriksa perkara tersebut,
nyelesaian sengketa untuk dua lalu untuk mempertahankan haknya
persoalan pertama tentunya sudah sebagai peserta pemilu, kepada
lebih dari cukup. Artinya, semua siapa seharusnya peserta pemilu ini
pemangku kepentingan telah diberi- dapat mengajukan keberatan atau
kan ruang untuk menyelesaikan gugatannya? Secara bersamaan
persoalan yang terjadi melalui MK apakah KPU pusat, provinsi atau
dan peradilan umum. Sementara, kabupaten/kota merupakan institusi
pada ranah sengketa yang ketiga, yang kebal dari gugatan terhadap
masih terdapat kekosongan hukum keputusan yang dinilai merugikan
yang dapat merugikan masyarakat hak konstitusional warga negara
maupun peserta pemilu. Salah dan peserta pemilu? Bukankah per-
satunya adalah persoalan administ- soalan diatas merupakan salah satu
ratif yang timbul karena diterbitkan- wujud tidak fair-nya pelaksanaan
nya keputusan KPU pusat, provinsi pemilu yang disebabkan tidak ada-
atau kabupaten/kota yang merugi- nya ketersediaan mekanisme peny-
kan peserta pemilu. elesaian sengketa.3
Kembali terhadap persoalan Selain itu, terkait dengan mu-
diatas, MK berpendapat bahwa MK nculnya kisruh seputar pemilu dapat
tidak mempunyai kewenangan un- dibagi menjadi faktor eksternal dan
tuk memeriksanya. Sebab, seng- internal. Faktor eksternal terkait ki-
keta tersebut merupakan sengketa nerja KPU yang tidak sesuai den-
administratif, bukan sengketa hasil gan harapan masyarakat dan Baw-
pemilu yang menjadi kewenangan aslu yang cenderung tidak dapat
MK. Berdasarkan putusan MK, berbuat maksimal dalam menga-
mengajukan gugatan sengketa wasi jalannya pemilu dikarenakan
administratif kepada Peradilan Tata Bawaslu tidak memiliki kewenangan
Usaha Negara PTUN). Dalam putu- untuk mengeluarkan sebuah ke-
san selanya, PTUN pun memu- putusan yang bersifat eksekutorial.
tuskan bahwa juga tidak berwenang Dari segi internal terkait pers-
memeriksa dan mengadili perkara oalan moralitas KPU, Bawaslu dan
yang diajukan.Apabila perkara ter- para calon yang tidak sadar akan
sebut diajukan kepada peradilan prinsip-prinsip demokrasi Moralitas
umum, dapat dipastikan bahwa KPU dan Bawaslu cenderung tidak
______________
3
Khairul Fahmi, Menimbang Pengadilan Khusus Pemilu. Majalah Mahkamah
Konstitusi, Nomor 40, Mei 2011, hlm. 25.

155
Penyelesaian Hukum…….(Andrizal)

idealis terhadap prinsip-prinsip de- pengadilan tinggi khusus pemilu pa-


mokratisasi di Indonesia Kesadaran da tingkat banding yang berke-
untuk mewujudkan general walfare dudukan di ibu kota provinsi mer-
bagi masyarakat Indonesia bukan- upakan solusi tepat, dalam men-
lah sebuah kesadaran yang terlem- angani setiap sengketa Pemilu di
bagakan di KPU dan Bawaslu. Pa- tingkat daerah, karena MK dalam
dahal, posisi dari pemilu sangat kewenangannya hanya sebatas
menentukan bagaimana pemerinta- sengketa perselisihan hasil pemilu,
han Indonesia lima tahun kedepan. bukan sengketa pidana pemilu dan
Begitupun para calon yang seolah administrasi pemilu pada proses
melihat celah untuk mengajukan tahapan, program dan jadwal waktu
gugatan setiap mereka kalah, pada- penyelenggaraan pemilu.
hal banyak gugatan yang diajukan Dengan dibentuknya pengadi-
hanya berdasarkan hasrat tidak lan khusus pemilu ditingkat pertama
menerima kekalahan. dan pengadilan tinggi khusus pe-
Alangkah eloknya gagasan milu pada tingkat banding maka
pembentukan pengadilan khusus para pencari keadilan yang berasal
pemilu dalam revisi Undang-Und- di daerah luar jawa, tidak perlu
ang Nomor 10 Tahun 2008 tentang berbondong-bondong ke Ibu Kota
Pemilu Anggota DPR, DPD dan Jakarta. Akantetapi, cukup di ibu
DPRD, memasukkan draf pengadi- kota kabupaten/kota atau provinsi
lan khusus pemilu ke dalam Ran- yang akan menjadikan pengadilan
cangan Revisi Undang-Undang No- khusus pemilu lebih efektif dan
mor 10 Tahun 2008 oleh Dewan efisien dalam mengadili kasus-
Perwakilan Rakyat (DPR). Wacana kasus pemilu.
pembentukan Pengadilan Khusus Pemikiran hukum pembentu-
Pemilu harus didorong terus lewat kan pengadilan khusus pemilu
Komisi II DPR. Pemasalahan-per- memang membutuhkan investasi
masalahan tindak pidana pemilu yang cukup besar, akantetapi dilihat
yang sekarang ini terjadi tidak investasi hukum jangka panjang
diselesaikan begitu saja di MK, maka pengadilan khusus pemilu ak-
karena bukan ranah hukum MK an memberikan alternatif hukum
menyelesaikan tindak pidana pe- dalam menangani kasus-kasus pe-
milu. Pembentukan pengadilan khu- milu agar lebih cepat, murah dan
sus pemilu dapat memberikan pe- mudah serta memberikan kepastian
ncerahan hukum ketatanegaraan hukum kepada semua pihak.
Indonesia.4 Pengadilan khusus pemilu merupa-
Apabila dibentuk pengadilan kan salah satu komponen dasar
khusus pemilu ditingkat kota/- terciptanya kepastian hukum
kabupaten di tingkat pertama dan menuju negara demokrasi yang
___________________
4
Didik Ariyanto, Perlukah Dibentuk Pengadilan Khusus Pemilu dalam Sistem
Demokrasihttp://didikariyanto.blogspot.com/2011/06/ pengadilan-khusus-pemilu.html, diakses
pada 12 September 2017.

156
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 151 - 169

berdasarkan Pancasila dan Un- mplikasi pada putusan yang di-


dang-Undang Dasar (UUD) Tahun keluarkan MK terhadap penye-
1945 dibawah naungan Negara Ke- lesaian sengketa hasil pemilihan
satuan Republik Indonesia (NKRI) kepala daerah oleh MK. Pertama,
yang sudah diputuskan dalam si- berimplikasi pada MK itu sendiri
dang tahunan Majelis Permusya- karena setiap kebijakan atau
waratan Rakyat (MPR) saat aman- putusan yang dikeluarkan oleh MK
demen pertama tahun 1999, me- sangat menentukan kepercayaan
ngenai bentuk negara tidak akan masyarakat publik terhadap lem-
diubah (sudah harga mati). baga tersebut. Kedua, akan berimp-
Penelitian hukum terkait Pem- likasi bagi pasangan calon yang
ilukada sudah pernah diteliti oleh bersengketa yang disebut para
beberapa penulis lain. Arif Rama- pihak dan juga pada KPU daerah
dhan Sypernah melakukan penel- setempat yang disebut sebagai
itian dalam bentuk skripsi. Dalam termohon. Ketiga, berimplikasi bagi
hasil penelitiannya disimpulkan ada daerah setempat yang berseng-
4 (empat) hal yang berimplikasi keta.5
pada Undang-Undang Nomor 8 Herdi Munte Mirza Nasution
Tahun 2015 terhadap penyelesaian dan kawan - kawan ,dalam pene-
sengketa pemilihan kepala daerah litiannya menjelaskan rasionalisasi
di MK. Pertama, penumpukan per- atau alasan pertimbangan adanya
kara di MK. Kedua, waktu pen- norma hukum penyelesaian sen-
yelesaian perkara perselisihan pem- gketa administras Pemilukada yang
ilihan kepala daerah hanya 45 hari diatur dalam Undang-Undang No-
yang diatur oleh undang-undang. mor 1 Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Ketiga, waktu pengajuan permoh- Perubahan Undang-Undang Nomor
onan perkara perselisihan hasil pe- 1 tahun 2015 tentang Penetapan
milihan kepala daerah paling lama 3 Peraturan Pemerintah Pengganti
x 24 jam sejak diumumkan penetap- Undang-Undang Nomor 1 Tahun
an perolehan suara hasil pemilihan 2014 menjadi undang-undang, me-
oleh KPU Provinsi dan KPU kab- mang sudah tepat dan dapat di-
upaten/kota. Keempat, syarat per- terima secara logis. Hal ini didukung
mohonan pengajuan gugatan, yaitu dasar pertimbangan logika yang
selisih perolehan suara antara pe- memiliki legitimasi keberlakuan,
mohon dan pasangan lainnya paling yaitu pertimbangan yang bersifat
banyak sebesar 2 persen. Ke- filosofis, yuridis, sosiologis dan
mudian ada 3 (tiga) hal yang beri- politis.
_____________________
5
Arif Ramadhan Sy, Implikasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang Terhadap Penyelesaian Sengketa Hasil
Pemilihan Kepala Daerah di Mahkamah Konstitusi, Implikasi Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-

157
Penyelesaian Hukum…….(Andrizal)

Dasar pertimbangan logis yaitu mewujudkan kepastian hu-


tersebut bertujuan untuk menjamin kum, pengawas pemilihan sebagai
hak-hak warga negara dalam me- pemutus akhir sengketa dan juga
ncari keadilan (acces to justice) dan putusan itu sebagai alat pengendali
perlindungan hukum bagi war-ga sosial (a tool of social control).
negara sebagai syarat unsur ne- Terakhir Herdi Munte Mirza
gara hukum yang berasaskan Pan- Nasution dan kawan-kawan
casila. Adapun salah satu tujuan menambahkah metode penyelesai-
dibentuk dan diberlakukannya nor- an sengketa yang tepat dan terukur
ma hukum penyelesaian sengketa sangat menentukan kualitas pene-
Pilkada adalah untuk mencapai gakan norma hukum penyelesaian
tujuan hukum dalam arti luas dan sengketa yang putusan hukumnya
keadilan pemilu (electoral justice) final dan mengikat. Dari aspek
dalam arti sempit. hukum materil (norma undang-und-
Herdi Munte Mirza Nasution ang) dan formal (hukum acara/-
dan kawan-kawan menjelaskan produral) maka belum ditemukan
putusan Bawaslu provinsi dan Pan- adanya parameter atau batu uji
was kabupaten/kota menurut unda- yang terukur untuk dijadikan
ng-undang sangat strategis dan standar penilaian atau pengujian
menentukan. Apabila ada keputu- yang digunakan oleh Bawaslu pro-
san tata usaha negara (KTUN) yang vinsi dan Panwas kabupaten/kota
dikeluarkan oleh KPU provinsi atau dalam melakukan pengujian objek
KPU kabupaten/kota yang merugi- sengketa sesuai dengan prinsip-
kan kepentingan hukum warga prinsip hukum. Prinsip hukum dal-
negara atau peserta pemilihan, am arti luas adalah prinsip hukum
wajib hukumnya terlebih menempuh yang berlaku umum dan prinsip
upaya administrasi kepada Bawaslu hukum dalam arti sempit adalah
provinsi dan Panwas kabupaten- sesuai asas penyelenggaraan pe-
/kota disebut banding administrasi milu berdasarkan undang-undang.6
sengketa Pemilukada. Putusan Yusri Munaf dalam pen-
majelis banding administrasi merup- elitiannya menyimpulkan pel-
akan terakhir dan mengikat (final aksanaan Pemilukada serentak je-
and binding) yang bermakna ter- las berimplikasi terhadap perkem-
hadap putusan tersebut tidak ada bangan demokrasi di Indon-
lagi upaya hukum dan memiliki nilai esia.Implikasi tersebut dapat dilihat
eksekutorial (wajib dilaksanakan) dari dinamika yang terjadi pada
oleh penyelenggara pemilu atau tatanan kebijakan yang telah di-
para pihak. Hakikat putusan final tetapkan menjadi Undang-Undang
dan mengikat mengandung makna, Nomor 8 Tahun 2015 tentang
_____________________
6
Herdi Munte Mirza Nasution et.al. Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemilihan
Kepala Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan
Gubernur Bupati dan Walikota (Studi Putusan Sengketa Administrasi Pemilihan Walikota
dan Wakil Walikota di Panwas Kota Pematangsiantar Tahun 2015, USU Law Journal,
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017,hlm.169.

158
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 151 - 169

Pemilihan Gubernur, Bupati usakan atribut pemilu (kotak suara)


dan Walikota sebagai dasar hukum dan pemalsuan dokumen pemilu,
pelaksanaan Pilkada secara lang- pencetakan surat suara tidak
sung dan serentak di Indonesia. Im- berdasarkan pada jumlah pemilih
plikasi Pemilukada serentak seba- tetap dan ditambah paling banyak
gai sebuah kebijakan yang dikeluar- 2,5% dari jumlah pemilih tersebut,
kan pemerintah dalam perkemban- surat pemberitahuan waktu dan
gan demokrasi di Indonesia. Oleh tempat pemungutan suara (unda-
karena itu, harapan besar bagi pel- ngan pemilih) yang tidak mencan-
aksanaan Pemilukada serentak se- tumkan nomor induk kependudu-
bagai media politik yang memiliki kan, kotak suara ditemukan dalam
posisi strategis sebagai pintu ger- kondisi rusak dikantor KPU, daftar
bang pembangunan di daerah yang pemilih tetap ganda, serta pela-
berhasil dan bermanfaat bagi mas- nggaran kode etik oleh anggota
yarakat. Ekses-ekses negatif harus Panwaslu.8
disikapi dengan cermat, kritis dan Bila ditelaah penelitian terda-
arif, sehingga dapat menemukan hulu tersebut jelas tidak ada kaita-
solusi yang terbaik untuk mem- nnya dengan penyelesaian hukum
bangun suatu sistem penyelengga- pelanggaran pemilu dalam Pemilu-
raan Pemilukada serentak yang kada Kota Pekanbaru berdasarkan
efektif dan akuntabel bagi terbangu- Undang-Undang Nomor 10 Tahun
nnya suatu pemerintahan daerah 2016. Oleh karena itu, penelitian ini
yang akuntabel dan amanah bagi merupakan sesuatu yang baru atau
seluruh warga masyarakat daerah.7 berbeda dengan penelitian ter-
Zahirman, hasil penelitiannya dahulu (novelty). Adapun permasa-
menjelaskan bahwa banyak terjadi lahan yang dibahas dalam peneliti-
pelanggaran yang berkaitan dengan an ini: Pertama, bagaimanakah pe-
asas jujur dalam pelaksanaan pem- nyelesaian hukum pelanggaran
ilihan umum Walikota Pekanbaru, pemilu dalam pemilihan kepala
terutama oleh pihak pelaksana, ya- daerah Kota Pekanbaru berdasar-
itu KPU Kota Pekanbaru dan Pan- kan Undang-Undang Nomor 10
waslu Kota Pekanbaru. Adapun Tahun 2016?Kedua, apa hambatan
bentuk pelanggaran, seperti pelaks- penyelesaian hukum pelanggaran
anaan kampanye diluar jadwal dan pemilu dalam pemiliha kepala
menggunakan fasilitas negara, per- daerah Kota Pekanbaru?

____________________
7
Yusri Munaf, Implikasi Pemilihan Kepala Daerah Serentak Pada Tahun 2016 Dalam
Perkembangan Demokrasi di Indonesia, Asian Journal of Environment, Volume. 1, Issue 1,
September 2017, hlm. 198-199.
8
Zahirman, Penerapan Asas Jujur Dalam Pelaksanaan Pemilihan Umum Walikota
Pekanbaru ditinjau dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Jurnal PPKN & Hukum,
Volume, 10, Nomor 1, April 2015, hlm. 1.

159
Penyelesaian Hukum…….(Andrizal)

Ketiga, apa upaya yang dilakukan pengaruh berlakunya hukum positif


dalam mengatasai hambatan pen- terhadap kehidupan masyarakat
yelesaian hukum pelanggaran pe- serta pengaruh faktor-faktor non hu-
milu dalam pemilihan kepala daerah kum terhadap terbentuknya ketentu-
Kota Pekanbaru? Hasil penelitian ini an-ketentuan hukum.
diharapkan dapat memberikan man- Penelitian ini menggunakan
faat berupa sumbang saran dan metode pendekatan yuridis, dengan
dapat dijadikan bahan kajian lebih maksud untuk mengetahui perlunya
lanjut untuk melahirkan berbagai dibentuk peradilan khusus Pemilu-
konsep keilmuan yang pada gilir- kada serentak dan memformulasi-
annya dapat memberikan andil bagi kan ius constituendum (cita hukum)
perkembangan ilmu hukum tata terhadap perlunya pembentuk per-
negara Indonesia demi tercapainya adilan khusus Pemilukada serentak
negara hukum yang adil dan di Indonesia.
demokratis. Memberikan masukan
kepada instansi terkait untuk me- 2. Lokasi penelitian
lakukan evaluasi mengenai hal-hal Lokasi penelitian di Kota Pe-
yang menjadi penghambat dalam kanbaru. Alasan penulis menentu-
penyelesaian hukum pelanggaran kan lokasi penelitian ini sehubungan
Pemilukada. dengan kompleksnya permasalahan
yang dihadapi pada saat pelak-
Metode Penelitian sanaan Pemilukada Kota Pekan-
1. Jenis penelitian baru pada tahun 2017 yang lalu.
Jenis penelitian ini adalah pe-
nelitian hukum Sosiologis. Peneli- 3. Populasi dan sampel
tian hukum sosiologis menurut Populasi dalam penelitian ini
Badan Pembina Hukum Nasional terdiri dari KPUD Kota Pekanbaru
(BPHN) lebih diarahkan pada suatu dan Bawaslu Provinsi Riau.Sampel
penelitian yang membahas tentang dalam penelitian ini dapat dilihat
berlakunya hukum positif dan padatabel berikut:

Tabel
Populasi dan Sampel

No. Responden Populasi Sampel Persentasi (%)


Ketua KPUD Kota
Pekanbaru, sebagai
1. Pelaksana Pemilihan 1 1 100
Kepala Daerah Kota
Pekanbaru.
Ketua Badan Pengawas
2. Pemilu (BAWASLU) 1 1 100
Provinsi Riau

160
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 151 - 169

4. Sumber data
Sumber data dalam penelitian uasi dan penafsiran data dilakukan
ini data primer, dibedakan menjadi secara kualitatif.
3 (tiga) macam : Oleh karena itu, data yang
a. Data primer, yaitu data yang sudah dikumpulkan, dipilah-pilah
diperoleh langsung dari lapa- dan dilakukan pengolahan-nya, ke-
ngan. mudian dianalisis dan di-tafsirkan
b. Data sekunder, yaitu data ya- secara logis dan sistematis dengan
ng diperoleh dari kepustakaan menggunakan metode deduktif dan
yang bersifat mendukung data induktif, sesuai dengan tujuan pe-
primer, baik buku-buku, liter- nelitian yang akan dicapai.
atur dan peraturan perun-
dang-undangan yang berka- Pembahasan
itan langsung dengan penelit- Penyelesaian Hukum Pelanggar-
ian ini. aan Pemilu Dalam Pemilihan Ke-
c. Data tertier, yaitu data yang pala Daerah Kota Pekanbaru Ber-
diperoleh melalui kamus, dasarkan Undang-Undang Nomor
ensiklopedia, dan sejenisnya 10 Tahun 2016
yang berfungsi untuk mend-
ukung data primer dan seku- Para ahli ilmu politik meyakini
nder. pemilu memiliki beberapa fungsi:
Pertama, sebagai mekanisme pe-
5. Teknik pengumpulan data milihan penyelenggara Negara. Ke-
Teknik pengumpulan data di- dua Pemilu memiliki fungsi sebagai
lakukan dengan observasi dan wa- mekanisme pendelegasian seb-
wancaraguna mengumpulkan data agian kedaulatan rakyat kepada pe-
secara menyeluruh baik dari segi serta pemilu (calon anggota legi-
kuantitatif maupun dari segi ku- slatif maupun calon pejabat eks-
alitatif. Penelitian ini dilakukan ekutif). Ketiga, pemilu sebagai mek-
terhadap objek yang berkaitan lan- anisme yang mampu menjamin
gsung dengan pokok permasalahan adanya perubahan politik (sirkulasi
agar penelitian memperoleh data elit dan perubahan pola dan arah
secara benar, obyektif, dan akurat. kebijakan publik) secara periodik.
Keempat, pemilu sebagai sarana
6. Analisis data penyelesaian konflik dengan cara
Sebelum dilakukan analisis memindahkan berbagai macam per-
data, terlebih dahulu dilakukan bedaan dan pertentangan kep-
pemeriksaan dan evaluasi untuk entingan yang ada di masyarakat ke
mengetahui validitasnya. Selanjut- dalam lembaga legislatif dan eks-
nya data ini dikelompokkan atas ekutif untuk dimusyawarahkan, dip-
data yang sejenis untuk kepenting- erdebatkan, dan diselesaikan seca-
an analisis dalam penelitian. Eval- ra terbuka dan beradab.9
________________________
9
Ramlan Surbakti, Transformasi Bawaslu dan Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengawasan Pemilu, (Jakarta: Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, 2015), hlm. 7.

161
Penyelesaian Hukum…….(Andrizal)

Tetapi, penyelengaraan pem- masa jabatannya berakhir tahun


iludi Indonesia selalu menyisakan 2016, 2017 dan 2018.
polemik.10 Khusus Pemilukada mer- Secara umum, perkara atau
upakan konsekuensi fundamental sengketa pemilu mencakup tiga ra-
dalam penyelenggaraan demokrasi. nah, yaitusengketa hasil pemilu,
Menurut Pasal 18 ayat (4) UUD perkara pidana pemilu, dan sen-
1945 pada amandemen kedua di- gketa administrasi pemilu. Apabila
katakan bahwa gubernur, bupati, merujuk Undang-Undang Nomor 10
dan walikota masing-masing se- Tahun 2008 dan Undang-Undang
bagai kepala pemerintah daerah Nomor 12 Tahun 2008, untuk sen-
provinsi, kabupaten, dan kota dipilih gketa hasil pemilu diselesaikan di
secara demokratis dalam setiap MK, sedangkan penyelesaian perk-
pelaksanaan pemilu baik itu untuk ara pidana pemilu diselesaikan
legislatif maupun eksekutif tidak melalui PN, sementara penyelesai-
terlepas dari berbagai permasahan- an pelanggaran administrasi pemilu
permasalahan yang dihadapi oleh dlakukan oleh KPU pusat, provinsi
baik oleh penyelenggara pemilu dan dan kabupaten/kota berdasarkan
peserta pemilu itu sendiri laporan Bawaslu dan Panwaslu.
Ketika muncul undang-un- Ketersediaan mekanisme pe-
dang yang baru Nomor 22 Tahun nyelesaian sengketa untuk dua per-
2007, pemilihan Kepala daerah soalan pertama tentunya sudah le-
bukan lagi bagian dari otonomi da- bih dari cukup. Artinya, semua pem-
erah, tetapi bagian dari Pemilu. Ol- angku kepentingan telah diberikan
eh karena itu, penyeleng-garaannya ruang untuk menyelesaikan pers-
sudah langsung di bawah koor- oalan yeng terjadi melalui MK dan
dinasi KPU secara nasional dan peradilan umum. Sementara, pada
kemudian istilah Pilkada diubah me- ranah sengketa yang ketiga, masih
njadi Pemilihan Umum Kepala Dae- terdapat kekosongan hukum yang
rah atau disebut Pemilukada. Istila- dapat merugikan masyarakat mau-
hnya yang sebelumnya (Pilkada) pun peserta pemilu. Salah satunya
rezimnya Otonomi Daerah, dan ya- persoalan administratif yang timbul
ng satu (Pemilukada) rezim Pemilu. karena diterbitkannya keputusan
Pemerintah mengusulkan pel- KPU, baik itu KPU provinsi atau
aksanaan Pemilukada serentak pa- kabupaten/kota yang merugikan pe-
da 2015, 2017 dan 2019. Pada serta pemilu. Penyelenggaraan Pe-
2015 dilaksanakan Pemilukada se- milukadaKota Pekanbaru menyimp-
rentak tahap pertama bagi seluruh an sejumlah permasalahan. Tant-
gubernur, bupati dan wali kota yang angan penyelenggaraan Pemiluka-
masa jabatannya berakhir di tahun daKota Pekanbaru melengkapi
tersebut. Pemilukada serentak ta- „noda kecil penyelenggaraan Pe-
hap kedua berlangsung 2018 untuk milukada serentak tahun 2017.
gubernur, bupati dan wali kota yang
___________________
10
Al Fajar Nugraha dan Atika Mulyandari, Pilkada Langsung dan Pilkada Tidak
Langsung Dalam Perspektif Fikih Siyasah, MazahibJurnal Pemikiran Hukum Islam,Volume
XV, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 209.

162
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 151 - 169

Dalam pelaksanaan Pemiluk- kenakan sanksi, dengan membuat


ada serentak di Indonesia ada tiga berita acara bagi peserta pemilu
jenis pelanggaran menurut undang- yang tidak menyerahkan laporan
undang, namun dari segi materinya, dan menerbitkan keputusan
terdapat enam macam, yakni pemberian sanksi.
1. Pelanggaran pidana pemilu Pelanggaran administrasi pe-
(tindak pidana pemilu). milu adalah pelanggaran terhadap
2. Sengketa dalam tahapan ketentuan Undang-Undang Pemilu
/proses pemilu, pelanggaran yang bukan merupakan ketentuan
administrasi pemilu, pelang- pidana pemilu dan terhadap ke-
garan kode etik. tentuan lain yang diatur dalam
3. Perselisihan hasil pemilu dan peraturan KPU. Ketentuan dan per-
sengketa hukum lainnya. syaratan menurut Undang-Undang
Adapun proses penyelesaian Pemilu tentu saja bisa berupa kete-
sengketa pelanggaran Pemilukada- ntuan-ketentuan dan persyaratan-
Kota Pekanbaru oleh KPU Kota persyaratan yang diatur, baik dalam
Pekanbaru mengikuti mekanisme Undang-Undang Pemilu maupun
penyelesaian pelanggaran adminis- dalam keputusan-keputusan KPU
trasi pemilihan umum sebagaimana yang bersifat mengatur sebagai
diatur dalam Keputusan KPU No- aturan pelaksanaan dari Undang-
mor 25 Tahun 2013 terkait pela- Undang Pemilu. Laporan pelang-
poran, pihak pelapor dan terlapor garan administrasi pemilu disampai-
pelanggaran administrasi pemilu kan secara tertulis kepada Bawaslu,
adalah KPU, KPU provinsi / KIP Panwaslu provinsi, Panwaslu kabu-
Aceh, KPU/KIP kabupaten / kota, paten/kota, Panwaslu kecamatan,
PPK, PPS, PPLN, KPPS/KPPSLN Pengawas Pemilu Lapangan, dan
secara berjenjang termasuk sek- Pengawas Pemilu Luar Negeri,
retariat masing-masing. dengan memuat nama dan alamat
Tahapan penyelesaian den- pelapor, pihak terlapor, waktu dan
gan menerima laporan, meneliti tempat kejadian perkara, serta
laporan, melakukan klarifikasi, me- uraian singkat kejadian.
lakukan kajian dan mengambil kep- Dalam proses pemeriksaan
utusan. Sanksi hukum yang bisa doumen laporan pelanggaran ad-
dijatuhkan adalah perintah pen- ministrasi pemilu KPU, KPU pro-
yempurnaan prosedur, perintah per- vinsi, dan KPU kabupaten/kota
baikan terhadap keputusan atau dapat menggali, mencari, dan me-
hasil dari proses, teguran lisan, nerima masukan dari berbagai
peringatan tertulis, diberhentikan pihak untuk kelengkapan dan ke-
tidak dilibatkan dalam kegiatan jelasan pemahaman laporan pel-
tahapan, atau pemberhentian se- anggaran tersebut. Di dalam per-
mentara. kembangannya, Bawaslu menghe-
Terhadap peserta pemilu ndaki agar pihaknya diberi wewe-
yang terlambat menyampaikan nang mengawasi dan sekaligus me-
laporan saldo awal dana kampanye njatuhkan sanksi administrasi itu.
dan laporan penerimaan dan pen- Hal ini kemudian direspons positif
geluaran dana kampanye di- oleh legislatif dalam Undang-Un-

163
Penyelesaian Hukum…….(Andrizal)

dang Penyelenggara Pemilu yang ditentukannya jenis-jenis pelangga-


baru. Aspirasi Bawaslu ini didasari ran secara tegas dan sanksinya
pada kesulitan dalam praktik, di oleh undang-undang serta tidak ad-
mana saat terjadi pelanggaran adm- anya unit khusus di KPU/KPUD ya-
inistrasi yang mestinya diselesaikan ng menerima, memproses, dan me-
secara cepat, tidak bisa dilakukan njatuhkan sanksi administrasi. Da-
karena proses penerusan laporan lam penyelesaian pelanggaran ad-
dari pengawas pemilu ke KPU ministrasi dapat dilihat sebagaima-
/KPUD tidak segera cepat diproses na bagan alur penganganan berikut.
dan diberi putusan serta tindakan.
Hal ini disebabkan juga karena tidak

Bagan Penanganan Pelanggaran Administrasi


LAPORAN

PANWAS KAJIAN REKOMENDASI KPU

TEMUAN

a. mencermati kembali data atau


LAPORAN KPU dokumen rekomendasi Panwas;
b. menggali, mencari, dan
menerima masukan dari
berbagai pihak untuk
kelengkapan dan kejelasan
pemahaman laporan
a. menerima laporan; pelanggaran administrasi
b. meneliti materi laporan; Pemilu.
c. melakukan klarifikasi;
d. melakukan kajian dan
mengambil keputusan.

KEPUTUSAN KPU

KEPUTUSAN KPU

Dari bagan penanganan pe- Kota Peka-nbaru yang menjelaskan


langgaran administrasi di atas dapat bahwa setiap ada temuan dan
disimpulkan bahwa penyelesaian laporan dari
hukum pelanggaraan pemilu dalam masyarakat sesegera mun-
Pemilukada Kota Pekanbaru ber- gkin ditindaklanjuti oleh Panwas
dasarkan Undang-Undang Nomor dan hasil kajiannya bentuk reko-
10 Tahun 2016 selain daripada mendasi disampaikan kepada KPU
tindak pidana pemilu diselesaikan dan hasil rekomendasi tersebut -
oleh KPU dan Panwaslu. Hal ini segera diambil tindakan apakah
sejalan dengan hasil wawancara pelanggaran
Peneliti dengan Ketua Panwas

164
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 151 - 169

administrasi atau ada unsur 1. Perangkat peraturan per-


tindak pidana pemilu didalamnya.11 undang-undangan yang
Apabila ada unsur tindak pidana memberikan kewenangan
maka direkomendasikan kepada kepada KPU, Panwaslu
Polri agar diproses sesuai dengan dan Bawaslu yang tidak
peraturan perundang-undangan ada ketegasan terhadap
yang berlaku. kewenangan yang dimiliki
Hambatan Penyelesaian Hukum sehinga menimbulkan
Pelanggaraan Pemilu Dalam ego sesama penyeleng-
Pemilihan Kepala Daerah Kota gara pemilu.
Pekanbaru 2. Minimnya koordinasi yang
Dalam suatu negara demo- dibangun antara KPU dan
krasi, peranan lembaga penyeleng- Panwas, sehingga Pan-
gara pemilu merupakan salah satu was merasa lebih tinggi
persyaratan penting untuk men- kedudukannya selaku pe-
capai pemilu yang demokratis. ngawas dan bahkan me-
Selain itu, diperlukan regulasi te- rasa kewenangannya leb-
ntang lembaga penyelenggara pe- ih besar daripada KPU.
milu yang jelas agar terdapat 3. Munculnya kadang riak-
kepastian hukum dalam hubungan riak intervensi dari berb-
checks and balances antar lembaga agai pihak baik dari partai
penyelenggara pemilu itu sendiri. politik (parpol), pasangan
Namun, hubungan yang seimbang calon (paslon) maupun
antar lembaga penyelenggara pe- tim sukses dari pasangan
milu itu sendiri tidak akan berfungsi calon.
dengan baik apabila terdapat ke- Untuk mengatasi hal tersebut
tidakjelasan pengaturan meng-enai maka perlu membangun koordinasi
lembaga penyelenggara pem-ilu itu yang baik dan solid agar sesama
sendiri.12 penyelenggara Pemilukada tidak
Berdasarkan wawancara de- mudah diadu domba oleh pihak-
ngan Ketua Bawaslu Provinsi Riau pihak yang berkepentingan dalam
bahwa salah satu hambatan dalam hal penyelenggaraaan pemilu
penyelesaian hukum pelanggaran khususnya Pemilukadaserentak di
dalam Pemilukada Kota Pekanbaru Indonesia. Seringkalipihak pihak ya-
sebagai berikut.13 ng berkepentingan mahir mereka-

11
Wawancara dengan Indra Walid Nasution, S.H. selaku Ketua Panwas Kota
Pekanbaru pada hari Kamis tanggal 5 Januari 2018 jam 11.00 Wib di kantor Panwas Kota
Pekanbaru di Jalan Elang No. 6 Kelurahan Kampung Melayu Kecamatan Sukajadi Kota
Pekanbaru.
12
Lusy Liany,Desain Hubungan Kelembagaan Penyelenggara Pemilihan Umum,Jurnal
Cita Hukum, Volume 4, Nomor 1, Juni 2016, hlm. 52.
13
Wawancara dengan Edy Syarifudin, S.Ag selaku Ketua Bawaslu Provinsi Riau pada
hari Rabu, tanggal 3 Januari 2018 jam 10.30 Wib di Kantor Bawaslu Provinsi Riau Jalan
Sultan Syarif Kasim Nomor 119 Kota Pekanbaru.

165
Penyelesaian Hukum…….(Andrizal)

yasa sesuatu masalah yang kecil atau kasus-kasus selama proses


menjadi seolah-olah masalah yang pemilihan umum berlangsung. Unt-
sangat besar akibat kepentingan uk “kepastian hukum”, bagi
pihak-pihak tertentu tersebut. penyelenggara pemilu, pengawas
pemilu, pemantau pemilu dan
Upaya yang dilakukan Dalam peserta mulai dari proses tahapan,
Penyelesaian Hukum Pelanggara- program dan jadwal waktu
an Pemilu Dalam Pemilihan Kep- penyelenggaran pemilu.
ala Daerah Kota Pekanbaru Apabila ada pihak-pihak yang
Berdasarkan hasil wawancara belum puas atas hasil kerja yang
peneliti dengan Amiriddin Sijaya diberikan oleh KPU sebagai pen-
selaku Ketua KPU Kota Pekanbaru yelenggara pemilu, dapat mengaju-
bahwa upaya yang dapat dilakukan kan sengketanya di pengadilan kh-
oleh baik KPU, Panwaslu dan Ba- usus pemilu.
waslu dalam penyelesaian hukum
pelanggaran Pemilu dengan cara Simpulan
membangun koordinasi yang baik Penyelesaian hukum pelang-
sesama unsur penyelenggara pem- garaan pemilu dalam Pemilukada
ilu antara lain KPU, Panwas dan Kota Pekanbaru selain daripada
Bawaslu. Tidak terlepas juga koor- tindak pidana pemilu diselesaikan
dinasi dengan pihak Kepolisian dan oleh KPU dan Panwaslu.Setiap ada
Kejaksaan, oleh karena ketika te- temuan dan laporan dari mas-
rjadi tindak pidana pemilu tentunya yarakat sesegera mungkin ditindak-
tidak terlepas dari kewenangan ap- lanjuti oleh Panwaslu dan hasil ka-
arat kepolisian dan kejaksaan dal- jiannya bentuk rekomendasi disa-
am melakukan penegakan hukum mpaikan kepada KPU. Hasil reko-
tindak pidana dibidang pemilu.14 mendasi tersebut segera diambil ti-
Beliau juga berpendapat ba- ndakan apakah pelanggaran admi-
hwa jika pengadilan khusus Pem- nistrasi atau ada unsur tindak pi-
ilukadaserentak merupakan bagian dana pemilu didalamnya. Apabila
terpenting dalam mengawal proses ada unsur tindak pidana pemilu
demokrasi, tujuannya untuk me- maka direkomendasikan kepada
mproteksi hak konstitutional warga Polri agar diproses
negara dan peserta pemilihan um- 1. sesuai dengan ketentuan
um, untuk memberikan ruang huk- peraturan perundang-undang-
um kepada pihak-pihak yang di- an yang berlaku.
rugikan dalam penyelenggaraan 2. Hambatan penyelesaian hu-
Pemilukada serentak untuk mend- kum pelanggaran pemilu dal-
apatkan kepastian hukum dalam am Pemilukada Kota Pekan-
kehidupan negara demokrasi, se- baru adalah perangkat Pan-
kaligus sebagai upaya untuk mem- waslu sehingga nebimbulkan
percepat penyelesaian sengketa ego sesame penyelenggara
__________________
14
Amiriddin Sijaya selaku Ketua KPU Kota Pekanbaru pada hari Kamis, tanggal 4 Januari
2018 jam 10.30 Wib di Kantor KPU Kota Pekanbaru.

166
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 151 - 169

pemilu. Minimnya koordinasi sehingga pemerintahan yang


yang dibangun antara KPU dihasilkan melalui pemilu tet-
dan Panwas, sehingga Pan- ap mendapatkan dukungan
was merasa kewenangannya masyarakat luas. Untuk itu,
lebih besar daripada KPU. maka segala pelanggaran
Munculnya riak-riak intervensi yang terjadi dalam proses pe-
dari berbagai pihak yang laksanaan pemilu harus di-
berkepentingan. selesaikan secara adil, ter-
3. Upaya yang dilakukan dalam buka dan konsisten.
penyelesaian hukum pelangg- 3. Alangkah baiknya jika peng-
araan Pemilukada Kota Pek- adilan khusus Pemilukada se-
anbaru dengan cara memb- rentak merupakan bagian ter-
angun koordinasi yang baik penting dalam mengawal pro-
sesama unsur penyelenggara ses demokrasi, tujuannya un-
pemilu, yaitu KPU, Pan-was tuk memproteksi hak kons-
dan Bawaslu. titutional warga negara dan
peserta pemilihan umum, un-
Saran tuk memberikan ruang hukum
1. Untuk mewujudkan penyelen- kepada pihak-pihak yang di-
ggaraan Pemilukadayang ber- rugikan dalam penyelenggara-
kualitas dan memiliki inte- an Pemilukada serentak untuk
gritas tinggi maka perlu dila- mendapatkan kepastian huk-
kukan penyempurnaan ter- um dalam kehidupan negara
hadap aturan yang telah ada demokrasi, sekaligus sebagai
melalui penambahan aturan, upaya untuk mempercepat
penegasan maksud dan sin- penyelesaian sengketa atau
kronisasi antar peraturan pe- kasus-kasus selama proses
rundang-undangan yang telah pemilihan umum berlangsung.
ada salah satu diantaranya Untuk “kepastian hukum”,bagi
melalui pembuatan instrumen- penyelenggara pemilu, pen-
instrumen komplain atas terj- gawas pemilu, pemantau pe-
adinya pelanggaran pemilu milu dan peserta mulai dari pr-
yang lengkap, mudah diakses, oses tahapan, program dan
terbuka, dan adil. Lebih pen- jadwal waktu penyelenggaran
ting lagi memastikan bahwa pemilu.
aturan main yang ditetapkan
tersebut dijalankan secara ko-
nsisten oleh semua pihak baik Referensi
penyelenggara, peserta dan Al Fajar Nugraha dan Atika
masyarakat. Mulyandari. Pilkada
2. Tersedianya aturan yang kon- Langsung dan Pilkada
krit dan implementatif penting Tidak Langsung Dalam
untuk menjamin kepastian Perspektif Fikih Siyasah.
dan keadilan hukum sehingga Mazahib. Jurnal Pe-
pemilu memiliki landasan leg- mikiran Hukum Islam.
alitas dan legitimasi yang kuat

167
Penyelesaian Hukum…….(Andrizal)

Volume XV. Nomor 2. Gubernur Bupati dan


Desember 2016. Walikota (Studi Putusan
Arif Ramadhan Sy. Implikasi Sengketa Administrasi
Undang-Undang Nomor Pemilihan Walikota dan
8 Tahun 2015 tentang Wakil Walikota di
Perubahan Atas Un- Panwas Kota
dang-Undang Nomor 1 Pematangsiantar Tahun
Tahun 2015 tentang 2015. USU Law Journal.
Penetapan Peraturan Volume 5. Nomor 1.
Pemerintah Pengganti Januari 2017.
Undang-Undang Nomor Khairul Fahmi. Menimbang
1 Tahun 2014 tentang Pengadilan Khusus
Pemilihan Gubernur, Pemilu. Majalah Mah-
Bupati, dan Walikota kamah Konstitusi.
Menjadi Undang-Un- Nomor 40. Mei 2011.
dang Terhadap Peny- Lusy Liany.Desain Hubungan
elesaian Sengketa Hasil Kelembagaan
Pemilihan Kepala Da- Penyelenggara
erah di Mahkamah Kon- Pemilihan Umum,Jurnal
stitusi, Implikasi Unda- Cita Hukum. Volume 4.
ng-Undang Nomor 8 Nomor 1. Juni 2016.
Tahun 2015 tentang Refki Mukhliza. Pemilihan Umum
Perubahan Atas Und- Kepala Daerah di
ang-Undang Nomor 1 Kabupaten Pasama
Tahun 2015 tentang Tahun 2010. Artikel.
Penetapan Peraturan Program Magister Ilmu
Pemerintah Pengganti Hukum Pascasarjana
Undang-Undang Nomor Universitas Bung Hatta
1 Tahun 2014 tentang Padang. 2014.
Pemilihan Gubernur, Ramlan Surbakti. 2015.
Bupati, dan Walikota Transformasi Bawaslu
Menjadi Undang-Und- dan Partisipasi Mas-
ang Terhadap Penyele- yarakat Dalam Pen-
saian Sengketa Hasil gawasan Pemilu.
Pemilihan Kepala Dae- Jakarta: Kemitraan bagi
rah di Mahkamah Kons- Pembaruan Tata Peme-
titusi.JOM Fakultas rintahan.
Hukum. Volume III. Yusri Munaf. Implikasi Pemilihan
Nomor 2. Oktober 2016. Kepala Daerah Sere-
Herdi Munte Mirza Nasution et.al. ntak Pada Tahun 2016
Penyelesaian Sengketa Dalam Perkembangan
Administrasi Pemilihan Demokrasi di Indo-
Kepala Daerah Ber- nesia.Asian Journal of
dasarkan Undang-Un- Environment, Volume 1.
dang Nomor 8 Tahun Issue 1. September
2015 tentang Pemilihan 2017.

168
Jurnal Hukum Respublica, Vol. 17 No. 1 Tahun 2017: 151 - 169

Zahirman, Penerapan Asas Jujur Zuli Afrianto. Analisis Peran Aktor


Dalam Pelaksanaan Pada Pemilu Kepala
Pemilihan Umum Daerah Kota Bandar
Walikota Pekanbaru Lampung /Periode 2010
ditinjau dari Undang- -2015. Tesis. Magister
Undang Nomor 32 Ilmu Pemerintahan. Pro
Tahun 2004. Jurnal gram Pascasarjana Ma-
PPKN & Hukum. gister Ilmu Pemerintah-
Volume 10. Nomor 1. an Fakultas Ilmu Sosial
April 2015. dan Ilmu Politik. Unive-
rsitas Lampung, 2013.

169

Anda mungkin juga menyukai