Anda di halaman 1dari 23

RANCANG BANGUN MESIN CETAK BAKSO BERTENAGA MOTOR

LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI


PRODUKSI BAKSO

Hasya Risqu Qudus Agdi Sukma

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang


Alamat e-mail: hasyarisqu@gmail.com

ABSTRAK: Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada era
sekarang ini membuat banyak terciptanya inovasi-inovasi yang bertujuan untuk memudahkan kerja
manusia. Tak terkecuali pada sektor makanan teknologi sudah merambah disitu. Sektor makanan
yang paling digemari oleh masyarakat salah satunya bakso. Bakso di Indonesia rata-rata masih di
produksi secara manual menggunakan genggaman tangan maupun sendok. Produksi secara manual
menyebabkan waktu pencetakan relatif lama dan tidak hygenis. Diperlukan suatu alat pencetak
bakso untuk membantu para pengusaha bakso mencetak bakso secepat mungkin, menghasilkan
bakso lebih banyak daripada produksi manual dan dapat terjaga aspek hygenis nya. Alat ini dapat
dibantu dengan menggunakan motor listrik untuk tenaga putarnya.
Kata Kunci : Produksi, Alat Pencetak Bakso, Waktu, Motor Listrik

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi pada dewasa ini sangat berkembang pesat.
Beberapa bidang telah mengembangkan teknologi yang dirancang agar
memudahkan kerja dari manusia. Tidak terkecuali pada bidang makanan maupun
minuman. Salah satu makanan yang terkenal adalah bakso. Bakso dari campuran
daging sapi atau ikan dan tepung. Dalam pencetakannya masih menggunakan
genggaman tangan maupun sendok dalam sekala produksi rumahan. Pencetakan
bakso dengan menggunakan tangan dirasa pada era sekarang ini sangat tidak
efektif maupun efisien. Penyebabnya adalah proses produksi yang menjadi lama
dan kurang hygenis bakso karena bersentuhan dengan tangan manusia.
Beberapa penelitian maupun rancang bangun alat pencetak bakso telah
dibuat sebagai upaya inovasi. Salah satunya adalah Romiyadi dan Indah Purnama
Putri (2017:14-19), membahas tentang sebuah perancangan alat yang berfungsi
sebagai pencampur adonan bakso dan sekaligus mencetak bakso tersebut.
Sehingga alat tersebut sangat multifungsi dan dapat menghemat biaya maupun
tenaga.
Rancang bangun alat pencetak bakso ini sangat dibutuhkan oleh pengusaha
bakso, maupun industri yang bergerak pada sektor olahan bakso. Alasannya alat
ini dapat membantu industri maupun pengusaha agar lebih efektif dan efisien
dalam produksi bakso tersebut. Rancang bangun dapat digunakan sebagai
referensi untuk semua kalangan yang akan memulai produksi bakso. Dengan
tenaga dari motor listrik dirasa proses pengadukan dan pencetakan akan sangat
cepat.
Permasalahan yang perlu dipecahkan adalah tentang cara untuk membuat
sebuah alat untuk membantu produksi bakso tersebut menjadi lebih banyak dalam
sekali proses daripada produksi secara manual menggunakan tangan maupun
sendok. Selain itu masalah hygenis dari bakso tersebut harus diperhatikan agar
kualitas bakso tersebut menjadi lebih baik dan konsumen terhindar dari berbagai
penyakit.
Tujuan dari rancang bangun alat ini adalah untuk membantu proses
produksi bakso menjadi lebih banyak, meningkatkan kualitas bakso. Selain itu
dapat membantu produsen bakso mengefektifkan biaya produksi yaitu tidak
membutuhkan karyawan terlalu banyak untuk pengoperasian alat, dan
memfokuskan biaya untuk aspek lain. Alat ini juga dapat menentukan ukuran
bakso yang dikehendaki oleh produsen sehingga produsen dapat menghitung
biaya bahan baku juga. Kedepannya alat ini juga dapat berguna untuk UMKM
kecil dan menengah sehingga tidak kalah dengan produksi pabrik. Dapat
mengangkat ekonomi masyarakat dengan modal yang sangat minim.

DASAR TEORI
Bakso adalah produk olahan daging yang banyak dikonsumsu dan
merupakan bahan pangan yang sangat populer di masyarakat, sehingga konsumsi
protein hewani melalui produk ini dapat meningkatkan gizi masyarakat
( Andariska, 2013; Hutomo, 2015). Bakso berbahan daging sangat baik bagi tubuh
daging mengandung protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh
kembang, regenerasi sel (Bernstein et al, 2011;Boushey et al., 2008). Maka dari
itu proses pembuatan bakso harus sesuai standar dan tidak boleh menghilangkan
nilai gizi yang ada didalamnya. Produksi bakso sendiri diawali dengan
penggilingan bahan baku daging, selanjutnya daging hasil gilingan dicampur
dengan tepung sesuai kebutuhan, bumbu-bumbu dan juga es batu dengan cara
mengaduk sampai membentuk adonan yang merata dan menyatu (Santoso,
2015:49).
Pemilihan Bahan Baku Alat
Pemilihan bahan untuk komponen-komponen juga harus tepat karena
mencakup dengan berbagai pertimbangan. Penentuan bahan yang tepat untuk
kegunaan tertentu pada dasarnya merupakan gabungan dari berbagai sifat,
lingkungan, dan cara penggunaan sampai di mana sifat bahan dapat memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan. Beberapa sifat teknis harus diperhatikan
sewaktu pemilihan bahan (Pramono, 2012: 42). Menurut Amstead dalam Rahadi
(2012: 32), ada beberapa aspek yang menjadi pertimbangan memilih suatu bahan
teknik yaitu pertimbangan sifat, pertimbangan ekonomi, pertimbangan fabrikasi.
Hal yang lain yang perlu diperhatikan adalah proses pengerjaan dan kekuatan
komponen bahannya, juga dapat mempengaruhi aspek teknis maupun non teknis.
Motor listrik
Motor listrik adalah perangkat yang mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Motor datang dalam daya output mulai dari beberapa watt hingga
ratusan kilowatt. Dalam studi UE baru-baru ini di bawah Petunjuk Pemanasan
Eco-Energy-Using Products, kelompok produk digambarkan sebagai motor listrik
pada kisaran daya keluaran 1 kW sampai 150 kW (Brunner & Waide, 2011:20).
Salah satu dari jenis motor listrik adalah motor AC. Pengadukan adonan disini,
menggunakan mesin yang bertenaga dari motor listrik. Karena faktor dari efisien
dan efektivitas dipilih motor listrik sebagai penggerak dihubungkan melalui poros,
pulley, dan V-belt.
Motor AC dipilih sebagai penggerak karena lebih efisien dan tidak
menimbulkan polusi udara. Sebagian besar kota di dunia sudah memikirkan solusi
agar motor listrik sebagai solusi untuk mengurangi penggunaan mesin. Daya
listrik yang dibutuhkan motor ac yang berjenis motor induksi relatif lebih kecil
tetapi efiesiensi yang dihasilkan lebih baik ( Pontes et al., 2017; Chaari et al.,
2016; Lukaszczyk, 2014; Bossio et al,. 2017).
Menurut Yuliantoro (2013: 5-6), Motor listrik terdapat 2 gangguan yaitu
gangguan internal dan eksternal. Untuk internal sendiri biasanya terdapat panas
yang berlebih dari komponen yang ada pada motor listrik sedangkan untuk dari
eksternal dapat berasal dari gangguan mekanik, gangguan fisik sekeliling, dan
gangguan dalam operasi dari sistem keseluruhan.
Motor AC
Motor AC dapat diklasifikasikan sebagai fase tunggal dan multiphase
motor, tergantung pada apakah mereka dimaksudkan untuk berjalan pada fase
tunggal pasokan atau pasokan multiphase (Kirtley, 2004:8). Slip-tings yang
digunakan pada motor AC tertentu relatif sederhana dan melibatkan biaya atau
perawatan yang jauh lebih sedikit daripada sikat sistem komutator. Apalagi, siklus
tugas dan besarnya arus ring slip ini Biasanya rendah dibanding arus saat ini
(Gottlieb, 1997:62)
Meskipun lebih sederhana dari pada desain motor DC, kadang operasi
motor AC dapat berhubungan atau berkaitan dengan motor DC. Kita sekarang
harus memperhatikan induktansi, kulit-efek, faktor daya hysteresis dan eddy-arus
dengan cara-cara yang memerlukan prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan
motor DC (Gottlieb, 1997:63)
Motor Induksi
Motor induksi adalah transformator listrik yang rangkaian magnetnya
dipisahkan oleh celah udara menjadi dua bagian yang relatif dapat bergerak, satu
membawa yang primer dan yang lainnya berkelok-kelok sekunder (Ghai &
Kirtley, 2004 :41). Motor induksi adalah jenis motor yang paling banyak
digunakan di industri. Selain itu model dari motor induksi juga dikategorikan pada
Linear Induction Motor dan Rotating Induction Motor (Pucci et al., 2016: 116).
Mereka menikmati popularitas ini karena kesederhanaan, realiabilitas, dan
efisiensi yang sangat tinggi (Cox, 1988; Haryoko, 2012, Saputra 2014).
Keuntungan dan kerugian dari motor induksi menurut Saputra (2014: 160
adalah
Keuntungan motor induksi :
1. Sangat sederhana dan daya tahan kuat
2. Harga relatif murah dan perawatan mudah.
3. Efisiensi tinggi. Pada kondisi berputar normal, tidak dibutuhkan sikat
dan karenanya rugi daya yang diakibatkannya dapat dikurangi.
Kerugian motor induksi :
1. Kecepatan tidak dapat berubah tanpa pengorbanan efisiensi.
2. Kecepatannya menurun seiring dengan pertambahan beban.
3. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal.
Bagian dari motor induksi adalah stator besi yang tertelan yang membawa
gulungan yang menghasilkan medan magnet berputar dan rotor besi laminasi yang
mengandung pola konduktor tembaga atau aluminium yang menelan rotor untuk
mengikuti medan putar (Cox, 1988:27). Motor induksi terdiri dari banyak bagian,
stator dan rotor menjadi subsistem dasar mesin. Pemandangan yang meledak dari
sangkar tupai motor ditunjukkan pada gambar 2.1. Kasus motor (frame), digulung
di luar untuk pendinginan yang lebih baik, membuat inti stator dengan tiga lilitan
bertulangdi slot di pinggiran inti

Gambar 1. Komponen-komponen motor induksi

Motor Induksi Satu Fasa


Satu Fasa berarti mereka cocok untuk operasi dari dua kawat domestik
normal ditambah bumi, tiga pin daya 240V AC berbeda dari motor induksi tiga
fasa yang beroperasi dari tiga pasokan industri kawat 415V (Cox, 1999: 6). Dalam
penggunaanya motor induksi harus menjalani perawatan untuk menjaga performa
dan efisieni dari mesin itu sendiri (Loo et al., 2014: 4891). Untuk mengatur
kecepatan dari motor induksi sangat sulit karena apabila terlalu cepat maka akan
mengorbankan efisiensi dari motor induksi tersebut, salah satu cara yang
dikemukakan Khairurrijal et al., (2017: 404-405), Tulisan ini melaporkan
perancangan dan pengembangan sistem pengaturan kecepatan untuk motor
induksi fasa tunggal yang digunakan di RFS. Untuk mengatur tegangan AC yang
dipasok ke motor induksi, rangkaian redup dengan metode pemotongan fasa
digunakan. Kontroler PID digunakan untuk membuat kecepatan motor induksi
stabil. Konstanta pengendali ditentukan dengan menggunakan metode penyetelan
Ziegler-Nichols kedua. Kemampuan sistem pengaturan kecepatan untuk
mempertahankan kecepatannya juga diuji dengan memberi gangguan pada motor.
Menurut Saputra (2014: 18), Ada dua jenis motor induksi satu fasa AC
berdasarkan rotornya yaitu:
Motor induksi sangkar tupai (squirrel-cage motor), dan motor induksi rotor belitan
(wound-rotor motor).
Kedua motor ini bekerja pada prinsip yang sama dan mempunyai
konstruksi stator yang sama tetapi berbeda dalam konstruksi rotor dan dalam
pembahasan dan perancangan alat pengatur kecepatan motor induksi dalam
skripsi ini akan terfokus ke rotor sangkar tupai karena memiliki kelebihan
kecepatan putar yang hampir konstan.
Prinsip kerja motor induksi satu fasa adalah Jika pada belitan stator diberi
tegangan satu fasa, maka pada stator akan dihasilkan arus, arus ini menghasilkan
medan magnetik yang berputar dengan kecepatan sinkron. Ketika medan melewati
konduktor rotor, dalam konduktor ini diinduksikan ggl yang sama seperti ggl
yang diinduksikan dalam belitan sekunder transformator oleh fluksi arus primer.
Rangkaian rotor merupakan rangkaian tertutup, baik melalui cincin ujung atau
tahanan luar, ggl induksi menyebabkan arus mengalir dalam konduktor rotor. Jadi
arus yang mengalir pada konduktor rotor dalam medan magnet yang dihasilkan
stator akan menghasilkan gaya (F) yang bekerja pada rotor.

Pulley dan V-Belt


Pulley dapat digunakan untukmentransmisikan daya dari poros satu ke
poros yang lain melalui sistem transmisi penggerak berupa V-belt. Sabuk
adalah belt yang terbuat dari karet dan mempunyai penampung trapesium.
Tenunan, teteron dan semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk
membawa tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang
berbentuk V pula. Bagian sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan
sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar (Yunus et.al, 2015: 29).
Sistem transmisi yang dipilih adalah varian pertama, yaitu puli dan
sabuk-V. Transmisi puli ini berfungsi menghubungkan poros motor dengan
poros penyuir dan juga untuk mereduksi putaran motor ke poros penyuir
(Pramono, 2012:15). Hal ini yang menjadi dasar saya menentukan jenis transmisi
yang digunakan pada alat pencetak bakso nanti.
V-belt sendiri digunakan dalam berbagai mesin seperti mesin industri
maupun otomotif yang mempengaruhi kinerja trasmisi atau pergerakan dari
mesin. V-belt meneruskan putaran dari sumber tenaga menuju output dari mesin
itu (Yedavalli et al., 2014; Andrianoely et al., 2017; Wozniak et al., 2017).

Gambar 2. Puli dan sabuk

Poros
Poros adalah bagian dari sistem transmisi mesin penyuir daging.
Putaran dari motor listrik diteruskan puli dan sabuk-V kemudian ke poros.
Poros ini berfungsi sebagai penerus putaran puli. Bahan poros yang
digunakan cukup mampu menahan beban itu sendiri (kuat), tidak mudah
patah (liat), tidak mudah berubah bentuk (kaku), serta mudah dikerjakan
dengan mesin (Pramono, 2014:43).
Gambar 3. Poros

Pisau Pencetak dan Pengaduk Adonan


Mesin mixer ini berfungsi sebagai pencampur, mencacah dan
pengadukan adonan bakso dengan menghasilkan sebuah adonan yang halus,
lembut dan bisa tercampur lebih merata. Selain itu mesin mixer ini juga
dilengkapi dengan tempat es (Santoso, 2015: 53-54).
Pisau Pemotong disini berguna untuk mencetak bakso menjadi bulat. Pisau
ini terdiri dari dua lembar aluminium yang terletak atas dan bawah. Di tengah
lembar aluminium terdapat lubang, lubang ini memiliki diameter berbeda
sehingga dapat disesuaikan ukuran diameter bakso yang diinginkan.

Gambar 4. Pisau Pencetak Bakso Gambar 5. Pengaduk Adonan

METODE PENYELESAIAN
Metode penyelesaian memuat alur perancangan, digambarkan dalam bagan alur
perancangan sbb.:

Gambar 6. Alur Perancangan Produk . . .

(Sumber: diadopsi dan diadaptasi dari Sutantra & Sampurno (2010:30))

PEMBAHASAN
1. Konsep Rancangan Awal (Draft design).

Perancangan mesin pencetak bakso ini merupakan alat untuk menggantikan


peran tangan pada saat mencetak bakso. Sesuai dengan tujuannya, perancangan ini
bertujuan sebagai alat untuk mencetak bakso dengan jumlah yang lebih banyak
dan dapat menyingkat waktu produksi menjadi lebih singkat. Sebagai
pembedanya dari alat maupun perancangan yang sudah ada adalah desain alat
yang minimalis. Selain itu perancangan ini dilengkapi dengan nampan untuk
menampung bakso setelah mencetak bakso dan dibawah ada kompor untuk
memanaskan air sehingga bakso setelah tercetak langsung matang. Sistem kerja
mesin pencetak bakso ini memanfaatkan reduksi pada perbandingan rasio pada
puli sehingga kinerja motor listrik tidak terlalu berat dan konstruksi alat menjadi
lebih sederhana. Daya yang dibutuhkan motor listrik adalah sebesar 1/2 HP agar
mampu menggerakkan reduser dan memutar V-belt. Desain dari perancangan
yang dibuat adalah sebagai berikut.
Gambar 7. Desain Dan Dimensi Alat Pencetak Bakso

2. Spesifikasi Produk

Gambar 8. Komponen Alat Pencetak bakso


Tabel 1. Nama Komponen Dan Fungsinya.
No. Nama Fungsi Dimensi Material Keterangan
Komponen
1. Adjuster Sebagai 1 buah Besi
pengatur
pengunci
keluarnya
bakso
2. Corong Sebagai wadah Berbentuk Plat .
pengaduk untuk corong stainless
mengaduk dengan steel
adonan bakso diameter
sehingga tetap 40 cm
terjaga
komposisi
adonan
3. Gearbox / berfungsi 1 buah Komponen Memindahkan
reduser untuk roda gigi tenaga putar
menyalurkan dari motor
daya atau listrik ke puli
tenaga ke bagian lain.
salah satu
bagian mesin
lainnya.
Transmisi
menual atau
yang lebih
dikenal dengan
reduser
4. Motor Motor listrik 1 buah. Komponen
Listrik berfungsi untuk motor listrik
menggerakan
puli dan
memutar
reduser atau
gearbox
5. Pemutar Untuk 1 buah Besi Dan
Adjuster menggerakan poros plastik
adjuster
6. Nampan Sebagai tempat Panjang: Aluminium Dibuat
untuk 400mm dengan
menampung Lebar: bentuk balok
bakso 500mm
Tinggi :
150mm
7. Regulator Sebagai 1 buah Paduan Zn,
penyalur dan Buningan,
mengatur serta karet,
menstabilkan plastik
tekanan gas
yang keluar
dari tabung
supaya aliran
gas menjadi
konstan
8. Tabung Sebagai bahan Tabung
Elpiji bakar kompor elpiji 12 kg
1 buah
9. Puli kecil Puli ini Diameter Besi dan Puli ini di
berfungsi untuk 50mm, aluminium pasang pada
mereduksi 75mm motor listrik
tenaga supaya dan juga
kinerja motor dipasang pada
listrik menjadi Gearbox atau
ringan. Dan reduser untuk
memutar memutar
pengaduk poros
adonan
10 Puli Besar Puli besar Diameter Besi dan Puli ini
untuk memutar 90mm aluminium digerakan
gearbox atau oleh puli
reduser penggerak
(kecil). Puli
ini digerakan
oleh motor
listrik melalui
v-belt.
11. Pengaduk Berfungsi 1 buah. Plat
untuk Stainless
mengaduk Steel tebal 1
adonan bakso. mm
12. V-Belt Sebagai Jumlah 4 Karet.
penghubung buah. Tipe
antara puli A20, A26,
penggerak A29, A34
dengan puli
yang
digerakan.pada
saat
pemindahan
mesin.
13. Poros berfungsi Diameter Poros Energi yang
Penggerak. menyalurkan poros aluminimum digunakan
putaran dari 19cm. dari energi
puli ke listrik menjadi
pengaduk energi gerak.
adonan
14. Saklar Saklar sebagai 1 buah. Plastik dan Saklar
tombol on dan kuningan. dihubungkan
off mesin. ke motor
listrik dan
colokan
listrik.
15. Pengontrol Sebagai 2 buah Plat
ukuran pencetak bakso dengan Stainless
bakso/ dengan ukuran ukuran Steel
Pisau yang diameter
pemotong ditentukan 20mm, 30
mm
16. Pengunci Sebagai 1 buah Besi
pengunci
corong agar
tidak bergerak
atau bergeser
17. Rangka Rangka ini Panjang 1 Besi profil L
berfungsi meter, dan besi
sebagai tempat Lebar 80 profil U
dudukan semua centimeter,
komponen Tinggi 1,5
(motor listrik, M
corong masuk,
pengaduk, v-
belt, puli, dll)
18. Bearing/ berfungsi untuk Jumlah 5 Besi
bantalan menumpu buah
poros
yang berbeban
dan
mengurangi
gesekan pada
poros, sehingga
putaran poros
dapat
berlangsung
secara halus

1. Perancangan Material Yang Dibutuhkan (Material Requrement


Planning).

Adapun untuk material yang dibutuhkan dalam perancangan alat pencetak


bakso termuat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Material Yang Digunakan Dan Harga Satuan Barang.


No. Nama Jumlah Harga Total Keterangan
komponen komponen Harga
1. Motor 1 buah Rp Sebagai sumber
listrik berdaya 1/2 750.000 tenaga
HP penggerak
mesin

2. Bearing 5 buah Rp Harga bearing


436.000 menyesuaikan
dengan kualitas
bearing.

3. V-belt 4 buah Rp Sebagai


100.000 penghubung
antara puli kecil
dengan puli
besar.

4 Puli kecil 6 buah Rp Untuk memutar


180.000 poros
5 Puli besar 1 buah Rp Untuk memutar
225.000 gearbox /
reduser

6 Gearbox/ 1 buah Rp menyalurkan


Reduser 800.000 daya atau
tenaga ke salah
satu bagian

7 Kompor 1 buah Rp Memanaskan air


158.000 pada nampan

8. Regulator 1 buah Rp
dan selang 150.000

9. Plat 2 lembar Rp. Sebagai bahan


stainless Ukuran 261.000 baku corong dan
steel 600x600mm pengaduk
digunakan tipe
304 yang food
grade
10. Poros 1 buah Rp Sebagai poros
stainless 250.000 untuk
menghubungkan
antara puli
dengan
pengaduk

11. Poros besi 1 buah Rp Sebagai poros


114.000 penghubung
antar puli

12. Pegas 2 buah Rp 30.000 Sebagai


pengembali
gerakan pisau
pemotong

13. Baut, mur, 40 buah Rp 20.000 Sebagai


ring pengikat pada
mesin

14. Saklar 1 buah Rp 25.000 Saklar sebagai


ON/OFF on off mesin.
15. Besi profil 3 buah Rp Sebagai rangka
L 217.500 mesin. Dihitung
per 6 meter

16. Besi Profil 3 buah Rp Sebagai rangka


U 561.000 mesin. Dihitung
per 6 M

17. Dempul 1 kaleng Rp 35.000 Dempul ini


untuk
memperhalus
rmukaan rangka
pada saat proses
pengecatan.

18. Cat 1 kaleng Rp 55.000 Untuk melapisi


rangka agar
tidak korosi

19. Amplas 5 buah Rp 15.000 Memperhalus


kasar rangka

20. Amplas 5 buah Rp 16.000 Memperhalus


800 permukaan cat
maupun dempul

21. Epoxy 1 kaleng Rp 69.000 Melihat


permukaan cat

22. Thiner 1 kaleng Rp 25.000 Sebagai bahan


campuran cat

23 Gear Rp.
mould 2.250.000

JUMLAH Rp 6.794.200

4. Prinsip Kerja Produk


Prinsip kerja dari mesin pencetak bakso ini yaitu menekan tombol ON
pada saklar sehingga menyalakan motor listrik, kemudian masukkan adonan
bakso ke dalam corong pengaduk. Corong tersebut berisi pengaduk yang
berfungsi untuk mengaduk adonan agar tetap terjaga bentuknya. Poros pengaduk
diputar oleh reduser. Reduser diputar melalui V-belt dari motor listrik. Reduser
disini berguna merubah arah putaran dari vertikal ke horizontal dan mereduksi
putaran. Untuk peralihan daya menggunakan V-belt dan puli. Tahap pencetakan
bakso dibagian bawah corong pengaduk terdapat gear mould dan pisau cetakan.
Diameter lubang pisau di sesuaikan dengan ukuran bakso yang akan dicetak.
Pisau digerakkan oleh nok yang terdapat pada bagian belakangnya. Nok ini
diputar oleh motor listrik melalui V-belt dan puli. Lalu dengan menggunakan alat
potong yang dirancang khusus, bahan mentah dari bahan bakso didorong
melewati sebuah lubang menuju pemotongan dengan menggunakan alat yang
berbentuk spiral/screw. Alat berbentuk spiral ini digerakkan dengan bantuan v-
belt. Alat pemotong bakso dirancang seperti prinsip sebuah pisau dengan
menggunakan sebuah plat yang bergerak maju mundur untuk memotong bakso
yang keluar dari corong. Dibagian bawah corong terdapat nampan berisi air
mendidih untuk langsung memasak adonan bakso. Dan Operator mesin hanya
memindahkan adonan bakso yang telah matang ke nampan yang lain agar tidak
penuh. Apabila sudah cukup pemakaiannya tekan tombol OFF pada saklar untuk
mematikan mesin.

KESIMPULAN
Alat pencetak bakso ini dirancang untuk membantu para pengusaha dan
industri bakso meningkatkan produksi jumlah bakso mereka dengan proses yang
hygenis tanpa menggunakan tangan. Proses produksi bakso ini menggunakan alat
yang dirancang dengan memperhatikan aspek biaya, efisiensi, dan efektivitas. Alat
ini menggunakan sumber tenaga dari motor listrik berdaya 1/2 HP dengan desain
yang minimalis tetapi dengan biaya produksi alat yang realtif murah dengan
produk sejenis yang dijual dipasaran. Proses dimulai dari adonan bakso diaduk
kemudian dicetak dan berakhir di nampan berisi air panas. Proses ini berjalan
sangat singkat sehingga dapat menghemat waktu produksi. Diharapkan
kedepannya alat ini dapat dikembangkan lagi sehingga dapat menyesuaikam dan
berguna di industri UMKM maupun mikro.

Daftar Pustaka

Alonge, F., Cirrincione, M., D'Ippolito, F., Pucci, M., & Sferlazza, A. 2016.
Adaptive feedback linearizing control of linear induction motor. control
Engineering Practice, 55, 116–126.
Andariska, Tria Yuli. 2013. Rancang Bangun Alat Deteksi Bakso Daging
Terkontaminasi Boraks Dengan Menggunakan Sensor Cahaya TSL230
Berbasis Mikrokontroler Atmega8. Penelitian tidak diterbitkan.
Yogyakarta: Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga.
Ariyanto, Danang. 2016. Rancang Bangun Mesin Pencetak Bakso Pada Sistem
Transmisi. Penelitian tidak diterbitkan. Surakarta: Fakultas Teknik
Universitas Negeri Sebelas Maret
Andrade, C., & Pontes, R. T. 2017. Economic Analysis Of Brazilian Policies For
Energy Efficient Electric Motors. Energy Policy, 106, Energy Policy 106.
Boushey, C. J., & Coulston, A. M. 2008. Nutrition In the Prevention And
Treatment Of Disease. London: Elsivier Academic Press.
Chowdhury, S., & Yedavalli, C. K. 2016. Dynamics Of Belt Pulley Shaft Systems.
Mechanism and Machine Theory, 98, 199–215.
Cox, J. 1988. Workshop Practice Series. London: Argus Books.
Cox, J. 1996. Electric Motor In the Home Workshop. Swansea: Nexus Special
Interests Ltd.
Domek, G., Kołodziej, A., Dudziak, M., & Woźniak, T. 2017. Identification Of
The Quality Of Timing Belt Pulleys. Procedia Engineering, 177, 275-280.
Farhani, F., Zaafouri, A., & Chaari, A. 2017. Real Time Induction Motor
Efficiency Optimization. Journal of the Franklin Institute, 1-26.
Gottlieb, I. 1997. Pratical Electric Motor Handbook. Oxford: Butterworth and
Heinemann.
Haryoko, Yoga Dwi. 2012. Analisa Putaran Motor Induksi Tiga Fasa Tanpa
Sensor Kecepatan Dengan Pengendali Vektor Arus dan Observer Berada
Pada Sumbu DQ. Penelitian tidak diterbitkan. Depok: Fakultas Teknik
Universitas Indonesia.
Herman, S. L. 2010. Electric Motor Control. New York: Cengage Learning.
Hutomo, Agitya Atge Purwo. 2015. Strategi Pengembangan Industri Kecil
Bakso Di Dukuh Adiloyo Desa Tambakboyo Kecamatan Reban Kabupaten
Rembang. Penelitian tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang.
Insel, P., Ross, D., Mcmahon, K., & Bernstein, M. 2011. Nutrition. Sudbury:
Jones and Bartlett Publisher.
Kirtley, J. 2004. Electric Motor Handbook. New York: The McGraw-Hill
Companies.
Kuswoyo. Didit Very. 2016. Sistem Proteksi Motor Induksi 3 Fasa Dari
Gangguan Tidak seimbang Dan Temperatur Lebih Menggunakan
Mikrokontroller. Penelitian tidak diterbitkan. Lampung: Fakultas Teknik
Universitas Lampung
Li, W., & Xin, Z. 2018. Flexural Fatigue Life Prediction Of A Tooth V-Belt Made
Of Fiber Reinforced. International Journal of Fatigue, 1-29.
Lukaszczyk, M. 2014. Improving Efficiency In Electric Motor. Energy efficiency,
39-41.
McCoy, G. A., Litman, T., Douglass, J. G., & Washington, O. 1993. Energy-
Efficient Electric Motor Selection Handbook. Portland: The Bonneville
Power Administration United States Department of Energy.
Nadhirza, Rengga Elga. 2012. Perancangan Alat Pengaduk Adonan Bakery
Menggunakan Motor DC 1/2 HP Dengan Kontroler PID. Penelitian tidak
diterbitkan. Jember: Fakultas Teknik Universitas Jember.
Pramono R, Petrus Galih. 2012. Perancangan Mesin Penyuir Daging Untuk
Bahan Baku Abon. Penelitian tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Rahadi, Ari Saddam Tri. 2012. Perancangan Mesin Pemipih Dan Pemotong
Adonan Mie. Penelitian tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sanjaya, Y., Fauzi, A., Edikresnha, D., Munir, M. M., & Khairurrijal. 2017. Single
Phase Induction Motor Speed Regulation Using a PID Controller for
Rotary Forcespinning Apparatus. Procedia Engineering, 170, 404-409.
Santoso, Rendi. 2015. Perancangan Alat Hybrid Penggiling Daging, Pengaduk
Adonan Dan Pencetak Bakso Menggunakan Metode Kansei Engineering
dan Quality Function Deployment (QFD). Semarang: Fakultas Teknik
Universitas Dian Nuswantoro.
Saputra, Rahmat. 2014. Rancang Bangun Alat Pengatur Kecepatan Motor Induksi
Satu Fasa Melalui Pengaturan Frekuensi Menggunakan Multivibrator
Astable. Penelitian tidak diterbitkan. Bengkulu: Fakultas Teknik
Universitas Bengkulu.
Seera, M., Lim, C. P., Nahavandi, S., & Loo, C. K. 2014. Condition Monitoring
Of Induction Motors: A Review And An Application. Expert Systems with
Applications, 41, 4891–4903.
Silva, C. A., & Manin, L. 2018. Modeling Of Power Losses In Poly-Vbelt
Transmissions: Hysteresis Phenomena (Enhanced Analysis). Mechanism
and MachineTheory, 121, 373–397.
Trzynadlowski, A. M. 2001. Control Of Induction Motor. San diego: Academic
Press.
Waide, P., & Brunner, C. U. 2011. Energy-Efficiency Policy Opportunities For
Electric Motor-Driven Systems. Paris: International Energy Agency.
Yuliantoro, Paulus. 2013. Electrical Safety Motor 3 Phase With Temperature
Sensor IC LM35. Penelitian tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi.

Anda mungkin juga menyukai