ABSTRAK: Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada era
sekarang ini membuat banyak terciptanya inovasi-inovasi yang bertujuan untuk memudahkan kerja
manusia. Tak terkecuali pada sektor makanan teknologi sudah merambah disitu. Sektor makanan
yang paling digemari oleh masyarakat salah satunya bakso. Bakso di Indonesia rata-rata masih di
produksi secara manual menggunakan genggaman tangan maupun sendok. Produksi secara manual
menyebabkan waktu pencetakan relatif lama dan tidak hygenis. Diperlukan suatu alat pencetak
bakso untuk membantu para pengusaha bakso mencetak bakso secepat mungkin, menghasilkan
bakso lebih banyak daripada produksi manual dan dapat terjaga aspek hygenis nya. Alat ini dapat
dibantu dengan menggunakan motor listrik untuk tenaga putarnya.
Kata Kunci : Produksi, Alat Pencetak Bakso, Waktu, Motor Listrik
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi pada dewasa ini sangat berkembang pesat.
Beberapa bidang telah mengembangkan teknologi yang dirancang agar
memudahkan kerja dari manusia. Tidak terkecuali pada bidang makanan maupun
minuman. Salah satu makanan yang terkenal adalah bakso. Bakso dari campuran
daging sapi atau ikan dan tepung. Dalam pencetakannya masih menggunakan
genggaman tangan maupun sendok dalam sekala produksi rumahan. Pencetakan
bakso dengan menggunakan tangan dirasa pada era sekarang ini sangat tidak
efektif maupun efisien. Penyebabnya adalah proses produksi yang menjadi lama
dan kurang hygenis bakso karena bersentuhan dengan tangan manusia.
Beberapa penelitian maupun rancang bangun alat pencetak bakso telah
dibuat sebagai upaya inovasi. Salah satunya adalah Romiyadi dan Indah Purnama
Putri (2017:14-19), membahas tentang sebuah perancangan alat yang berfungsi
sebagai pencampur adonan bakso dan sekaligus mencetak bakso tersebut.
Sehingga alat tersebut sangat multifungsi dan dapat menghemat biaya maupun
tenaga.
Rancang bangun alat pencetak bakso ini sangat dibutuhkan oleh pengusaha
bakso, maupun industri yang bergerak pada sektor olahan bakso. Alasannya alat
ini dapat membantu industri maupun pengusaha agar lebih efektif dan efisien
dalam produksi bakso tersebut. Rancang bangun dapat digunakan sebagai
referensi untuk semua kalangan yang akan memulai produksi bakso. Dengan
tenaga dari motor listrik dirasa proses pengadukan dan pencetakan akan sangat
cepat.
Permasalahan yang perlu dipecahkan adalah tentang cara untuk membuat
sebuah alat untuk membantu produksi bakso tersebut menjadi lebih banyak dalam
sekali proses daripada produksi secara manual menggunakan tangan maupun
sendok. Selain itu masalah hygenis dari bakso tersebut harus diperhatikan agar
kualitas bakso tersebut menjadi lebih baik dan konsumen terhindar dari berbagai
penyakit.
Tujuan dari rancang bangun alat ini adalah untuk membantu proses
produksi bakso menjadi lebih banyak, meningkatkan kualitas bakso. Selain itu
dapat membantu produsen bakso mengefektifkan biaya produksi yaitu tidak
membutuhkan karyawan terlalu banyak untuk pengoperasian alat, dan
memfokuskan biaya untuk aspek lain. Alat ini juga dapat menentukan ukuran
bakso yang dikehendaki oleh produsen sehingga produsen dapat menghitung
biaya bahan baku juga. Kedepannya alat ini juga dapat berguna untuk UMKM
kecil dan menengah sehingga tidak kalah dengan produksi pabrik. Dapat
mengangkat ekonomi masyarakat dengan modal yang sangat minim.
DASAR TEORI
Bakso adalah produk olahan daging yang banyak dikonsumsu dan
merupakan bahan pangan yang sangat populer di masyarakat, sehingga konsumsi
protein hewani melalui produk ini dapat meningkatkan gizi masyarakat
( Andariska, 2013; Hutomo, 2015). Bakso berbahan daging sangat baik bagi tubuh
daging mengandung protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh
kembang, regenerasi sel (Bernstein et al, 2011;Boushey et al., 2008). Maka dari
itu proses pembuatan bakso harus sesuai standar dan tidak boleh menghilangkan
nilai gizi yang ada didalamnya. Produksi bakso sendiri diawali dengan
penggilingan bahan baku daging, selanjutnya daging hasil gilingan dicampur
dengan tepung sesuai kebutuhan, bumbu-bumbu dan juga es batu dengan cara
mengaduk sampai membentuk adonan yang merata dan menyatu (Santoso,
2015:49).
Pemilihan Bahan Baku Alat
Pemilihan bahan untuk komponen-komponen juga harus tepat karena
mencakup dengan berbagai pertimbangan. Penentuan bahan yang tepat untuk
kegunaan tertentu pada dasarnya merupakan gabungan dari berbagai sifat,
lingkungan, dan cara penggunaan sampai di mana sifat bahan dapat memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan. Beberapa sifat teknis harus diperhatikan
sewaktu pemilihan bahan (Pramono, 2012: 42). Menurut Amstead dalam Rahadi
(2012: 32), ada beberapa aspek yang menjadi pertimbangan memilih suatu bahan
teknik yaitu pertimbangan sifat, pertimbangan ekonomi, pertimbangan fabrikasi.
Hal yang lain yang perlu diperhatikan adalah proses pengerjaan dan kekuatan
komponen bahannya, juga dapat mempengaruhi aspek teknis maupun non teknis.
Motor listrik
Motor listrik adalah perangkat yang mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Motor datang dalam daya output mulai dari beberapa watt hingga
ratusan kilowatt. Dalam studi UE baru-baru ini di bawah Petunjuk Pemanasan
Eco-Energy-Using Products, kelompok produk digambarkan sebagai motor listrik
pada kisaran daya keluaran 1 kW sampai 150 kW (Brunner & Waide, 2011:20).
Salah satu dari jenis motor listrik adalah motor AC. Pengadukan adonan disini,
menggunakan mesin yang bertenaga dari motor listrik. Karena faktor dari efisien
dan efektivitas dipilih motor listrik sebagai penggerak dihubungkan melalui poros,
pulley, dan V-belt.
Motor AC dipilih sebagai penggerak karena lebih efisien dan tidak
menimbulkan polusi udara. Sebagian besar kota di dunia sudah memikirkan solusi
agar motor listrik sebagai solusi untuk mengurangi penggunaan mesin. Daya
listrik yang dibutuhkan motor ac yang berjenis motor induksi relatif lebih kecil
tetapi efiesiensi yang dihasilkan lebih baik ( Pontes et al., 2017; Chaari et al.,
2016; Lukaszczyk, 2014; Bossio et al,. 2017).
Menurut Yuliantoro (2013: 5-6), Motor listrik terdapat 2 gangguan yaitu
gangguan internal dan eksternal. Untuk internal sendiri biasanya terdapat panas
yang berlebih dari komponen yang ada pada motor listrik sedangkan untuk dari
eksternal dapat berasal dari gangguan mekanik, gangguan fisik sekeliling, dan
gangguan dalam operasi dari sistem keseluruhan.
Motor AC
Motor AC dapat diklasifikasikan sebagai fase tunggal dan multiphase
motor, tergantung pada apakah mereka dimaksudkan untuk berjalan pada fase
tunggal pasokan atau pasokan multiphase (Kirtley, 2004:8). Slip-tings yang
digunakan pada motor AC tertentu relatif sederhana dan melibatkan biaya atau
perawatan yang jauh lebih sedikit daripada sikat sistem komutator. Apalagi, siklus
tugas dan besarnya arus ring slip ini Biasanya rendah dibanding arus saat ini
(Gottlieb, 1997:62)
Meskipun lebih sederhana dari pada desain motor DC, kadang operasi
motor AC dapat berhubungan atau berkaitan dengan motor DC. Kita sekarang
harus memperhatikan induktansi, kulit-efek, faktor daya hysteresis dan eddy-arus
dengan cara-cara yang memerlukan prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan
motor DC (Gottlieb, 1997:63)
Motor Induksi
Motor induksi adalah transformator listrik yang rangkaian magnetnya
dipisahkan oleh celah udara menjadi dua bagian yang relatif dapat bergerak, satu
membawa yang primer dan yang lainnya berkelok-kelok sekunder (Ghai &
Kirtley, 2004 :41). Motor induksi adalah jenis motor yang paling banyak
digunakan di industri. Selain itu model dari motor induksi juga dikategorikan pada
Linear Induction Motor dan Rotating Induction Motor (Pucci et al., 2016: 116).
Mereka menikmati popularitas ini karena kesederhanaan, realiabilitas, dan
efisiensi yang sangat tinggi (Cox, 1988; Haryoko, 2012, Saputra 2014).
Keuntungan dan kerugian dari motor induksi menurut Saputra (2014: 160
adalah
Keuntungan motor induksi :
1. Sangat sederhana dan daya tahan kuat
2. Harga relatif murah dan perawatan mudah.
3. Efisiensi tinggi. Pada kondisi berputar normal, tidak dibutuhkan sikat
dan karenanya rugi daya yang diakibatkannya dapat dikurangi.
Kerugian motor induksi :
1. Kecepatan tidak dapat berubah tanpa pengorbanan efisiensi.
2. Kecepatannya menurun seiring dengan pertambahan beban.
3. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal.
Bagian dari motor induksi adalah stator besi yang tertelan yang membawa
gulungan yang menghasilkan medan magnet berputar dan rotor besi laminasi yang
mengandung pola konduktor tembaga atau aluminium yang menelan rotor untuk
mengikuti medan putar (Cox, 1988:27). Motor induksi terdiri dari banyak bagian,
stator dan rotor menjadi subsistem dasar mesin. Pemandangan yang meledak dari
sangkar tupai motor ditunjukkan pada gambar 2.1. Kasus motor (frame), digulung
di luar untuk pendinginan yang lebih baik, membuat inti stator dengan tiga lilitan
bertulangdi slot di pinggiran inti
Poros
Poros adalah bagian dari sistem transmisi mesin penyuir daging.
Putaran dari motor listrik diteruskan puli dan sabuk-V kemudian ke poros.
Poros ini berfungsi sebagai penerus putaran puli. Bahan poros yang
digunakan cukup mampu menahan beban itu sendiri (kuat), tidak mudah
patah (liat), tidak mudah berubah bentuk (kaku), serta mudah dikerjakan
dengan mesin (Pramono, 2014:43).
Gambar 3. Poros
METODE PENYELESAIAN
Metode penyelesaian memuat alur perancangan, digambarkan dalam bagan alur
perancangan sbb.:
PEMBAHASAN
1. Konsep Rancangan Awal (Draft design).
2. Spesifikasi Produk
8. Regulator 1 buah Rp
dan selang 150.000
23 Gear Rp.
mould 2.250.000
JUMLAH Rp 6.794.200
KESIMPULAN
Alat pencetak bakso ini dirancang untuk membantu para pengusaha dan
industri bakso meningkatkan produksi jumlah bakso mereka dengan proses yang
hygenis tanpa menggunakan tangan. Proses produksi bakso ini menggunakan alat
yang dirancang dengan memperhatikan aspek biaya, efisiensi, dan efektivitas. Alat
ini menggunakan sumber tenaga dari motor listrik berdaya 1/2 HP dengan desain
yang minimalis tetapi dengan biaya produksi alat yang realtif murah dengan
produk sejenis yang dijual dipasaran. Proses dimulai dari adonan bakso diaduk
kemudian dicetak dan berakhir di nampan berisi air panas. Proses ini berjalan
sangat singkat sehingga dapat menghemat waktu produksi. Diharapkan
kedepannya alat ini dapat dikembangkan lagi sehingga dapat menyesuaikam dan
berguna di industri UMKM maupun mikro.
Daftar Pustaka
Alonge, F., Cirrincione, M., D'Ippolito, F., Pucci, M., & Sferlazza, A. 2016.
Adaptive feedback linearizing control of linear induction motor. control
Engineering Practice, 55, 116–126.
Andariska, Tria Yuli. 2013. Rancang Bangun Alat Deteksi Bakso Daging
Terkontaminasi Boraks Dengan Menggunakan Sensor Cahaya TSL230
Berbasis Mikrokontroler Atmega8. Penelitian tidak diterbitkan.
Yogyakarta: Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga.
Ariyanto, Danang. 2016. Rancang Bangun Mesin Pencetak Bakso Pada Sistem
Transmisi. Penelitian tidak diterbitkan. Surakarta: Fakultas Teknik
Universitas Negeri Sebelas Maret
Andrade, C., & Pontes, R. T. 2017. Economic Analysis Of Brazilian Policies For
Energy Efficient Electric Motors. Energy Policy, 106, Energy Policy 106.
Boushey, C. J., & Coulston, A. M. 2008. Nutrition In the Prevention And
Treatment Of Disease. London: Elsivier Academic Press.
Chowdhury, S., & Yedavalli, C. K. 2016. Dynamics Of Belt Pulley Shaft Systems.
Mechanism and Machine Theory, 98, 199–215.
Cox, J. 1988. Workshop Practice Series. London: Argus Books.
Cox, J. 1996. Electric Motor In the Home Workshop. Swansea: Nexus Special
Interests Ltd.
Domek, G., Kołodziej, A., Dudziak, M., & Woźniak, T. 2017. Identification Of
The Quality Of Timing Belt Pulleys. Procedia Engineering, 177, 275-280.
Farhani, F., Zaafouri, A., & Chaari, A. 2017. Real Time Induction Motor
Efficiency Optimization. Journal of the Franklin Institute, 1-26.
Gottlieb, I. 1997. Pratical Electric Motor Handbook. Oxford: Butterworth and
Heinemann.
Haryoko, Yoga Dwi. 2012. Analisa Putaran Motor Induksi Tiga Fasa Tanpa
Sensor Kecepatan Dengan Pengendali Vektor Arus dan Observer Berada
Pada Sumbu DQ. Penelitian tidak diterbitkan. Depok: Fakultas Teknik
Universitas Indonesia.
Herman, S. L. 2010. Electric Motor Control. New York: Cengage Learning.
Hutomo, Agitya Atge Purwo. 2015. Strategi Pengembangan Industri Kecil
Bakso Di Dukuh Adiloyo Desa Tambakboyo Kecamatan Reban Kabupaten
Rembang. Penelitian tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang.
Insel, P., Ross, D., Mcmahon, K., & Bernstein, M. 2011. Nutrition. Sudbury:
Jones and Bartlett Publisher.
Kirtley, J. 2004. Electric Motor Handbook. New York: The McGraw-Hill
Companies.
Kuswoyo. Didit Very. 2016. Sistem Proteksi Motor Induksi 3 Fasa Dari
Gangguan Tidak seimbang Dan Temperatur Lebih Menggunakan
Mikrokontroller. Penelitian tidak diterbitkan. Lampung: Fakultas Teknik
Universitas Lampung
Li, W., & Xin, Z. 2018. Flexural Fatigue Life Prediction Of A Tooth V-Belt Made
Of Fiber Reinforced. International Journal of Fatigue, 1-29.
Lukaszczyk, M. 2014. Improving Efficiency In Electric Motor. Energy efficiency,
39-41.
McCoy, G. A., Litman, T., Douglass, J. G., & Washington, O. 1993. Energy-
Efficient Electric Motor Selection Handbook. Portland: The Bonneville
Power Administration United States Department of Energy.
Nadhirza, Rengga Elga. 2012. Perancangan Alat Pengaduk Adonan Bakery
Menggunakan Motor DC 1/2 HP Dengan Kontroler PID. Penelitian tidak
diterbitkan. Jember: Fakultas Teknik Universitas Jember.
Pramono R, Petrus Galih. 2012. Perancangan Mesin Penyuir Daging Untuk
Bahan Baku Abon. Penelitian tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Rahadi, Ari Saddam Tri. 2012. Perancangan Mesin Pemipih Dan Pemotong
Adonan Mie. Penelitian tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sanjaya, Y., Fauzi, A., Edikresnha, D., Munir, M. M., & Khairurrijal. 2017. Single
Phase Induction Motor Speed Regulation Using a PID Controller for
Rotary Forcespinning Apparatus. Procedia Engineering, 170, 404-409.
Santoso, Rendi. 2015. Perancangan Alat Hybrid Penggiling Daging, Pengaduk
Adonan Dan Pencetak Bakso Menggunakan Metode Kansei Engineering
dan Quality Function Deployment (QFD). Semarang: Fakultas Teknik
Universitas Dian Nuswantoro.
Saputra, Rahmat. 2014. Rancang Bangun Alat Pengatur Kecepatan Motor Induksi
Satu Fasa Melalui Pengaturan Frekuensi Menggunakan Multivibrator
Astable. Penelitian tidak diterbitkan. Bengkulu: Fakultas Teknik
Universitas Bengkulu.
Seera, M., Lim, C. P., Nahavandi, S., & Loo, C. K. 2014. Condition Monitoring
Of Induction Motors: A Review And An Application. Expert Systems with
Applications, 41, 4891–4903.
Silva, C. A., & Manin, L. 2018. Modeling Of Power Losses In Poly-Vbelt
Transmissions: Hysteresis Phenomena (Enhanced Analysis). Mechanism
and MachineTheory, 121, 373–397.
Trzynadlowski, A. M. 2001. Control Of Induction Motor. San diego: Academic
Press.
Waide, P., & Brunner, C. U. 2011. Energy-Efficiency Policy Opportunities For
Electric Motor-Driven Systems. Paris: International Energy Agency.
Yuliantoro, Paulus. 2013. Electrical Safety Motor 3 Phase With Temperature
Sensor IC LM35. Penelitian tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi.