Anda di halaman 1dari 6

Leukocytus ∞ Defensin

IM Polypeptida kation yg diproduksi oleh


Neutrophilus dan berbagai sel epitel; membunuh
Klasifikasi leukocytus berdasarkan granula pada bakteri dg merusak dinding sel.
sitoplasma ∞ Lysozyme
Enzim yg dapat menghidrolisis komponen dinding
sel bakteri  membunuh sel-sel tersebut.
∞ Complement
Sistem protein di plasma darah, mucous, dan
macrophagocytus yg bereaksi dg komponen
permukaan bakteri untuk eradikasi bakteri.
∞ Interferon
Faktor paracrine dari leukocytus & sel-sel
terinfeksi virus yang memberikan sinyal pada sel
NK untuk membunuh sel tsb dan sel-sel
∞ Granulocytus  tahap akhir diferensiasi sel, disekitarnya untuk melawan infeksi.
apparatus golgiensis & reticulum endoplasmicum
granulosum tidak berkembang dg baik, Leukocytus pada venula postkapiler (inflamasi)
mitochondria sedikit (bergantung pd glikolisis).
a. Neutrophils; 3-5 lobus (nukleus), pucat/pink
muda (granula spesifik), 50-70% (jumlah), 1-4
hari (masa hidup), membunuh dan fagositosis
bakteri (fungsi)
b. Eosinophils; Bilobus, merah/pink tua, 1-4%,
1-2 minggu, membunuh helmint dan parasit;
memodulasi inflamasi lokal
c. Basophils; Bilobus / berbentuk seperti huruf
S, biru tua/ungu, 0.5-1%, beberapa bulan, Daya tarik neutrofil terhadap bakteri melibatkan
memodulasi inflamasi lokal, pelepasan mediator kimia dalam proses kemotaksis, yang
histamine pada alergi menyebabkan leukosit cepat terakumulasi di area
Granulocytus memiliki 2 tipe granula sitoplasma: dimana aksi mereka diperlukan.
1) Azurophilic granules / Granulum azurophilum 1. Macrophagocytus lokal yang diaktivasi oleh
2) Specific granules bakteri atau jaringan yang rusak, melepaskan
sitokin pro-inflamasi seperti IL-1 / TNF-α 
∞ Agranulocytes memberikan sinyal pada endotheliocytus
a. Lymphocytes; agak membulat, 20-40 jam venula post-kapiler terdekat untuk
hingga beberapa tahun, sel efektor dan memasukkan selectin glikoprotein pada
regulator sistem imun adaptif permukaan lumen.
b. Monocytes; bertakik / berbentuk seperti 2. Neutrophilus yang lewat dengan glikoprotein
huruf C, 2-8 jam hingga beberapa tahun, permukaan sel yang sesuai megikat selectin 
prekursor macrophagocytus dan sel fagositik sel-sel tersebut melekat dengan longgar pada
mononuclear lain endothelium dan bergulir perlahan di
sepanjang permukaannya.
Fungsi Leukocytus 3. Paparan ini dan sitokin lain  ekspresi integrin
Leukocytus dan sel-sel barier jaringan memproduksi baru pada leukocytus yang bergulir dan
bahan kimia antimikroba (imunitas bawaan): ekspresi ligan integrin (ICAM-1) pada
∞ Hydrochloric acid (HCl) dan asam organic endotheliocytus. Kompleks fungsional antara
Menurunkan pH secara lokal untuk membunuh endotheliocytus menurun regulasinya,
mikroorganisme / menghambat pertumbuhan. melonggarkan jarak antar selnya.
4. Integrin dan ligannya menghasilkan adhesi ̶ Fungsi: sekresi berbagai enzim
endothel yang lebih kuat untuk neutrophilus, pendegradasi ECM seperti collagenase,
dan memungkinkannya untuk menerima mengirim tambahan protein bactericidal
stimulus lebih lanjut dari sitokin lokal ke phagolysosome, penambahan
setempat. komponen membran sel baru.
5. Neutrophilus menjadi lebih motil, melewati
endothelium dengan pseudopodia, dan
tertarik oleh faktor-faktor terkait perlukaan
lokal (chemokines), hingga migrasi dengan
cara diapedesis diantara sel-sel yang
melonggar pada venula.
Migrasi transendothel yang cepat diperantarai oleh sel-
sel yang memanjang dan nukleus yang tersegmentasi.
Semua leukocytus menjadi fungsional di ECM setelah
keluar dari sirkulasi melalui proses ini.

Granulocytus
1. Neutrophilus
 Inti terdiri dari 2-5 lobus yang dihubungkan granulum azurophilicum
oleh untai tipis perpanjangan nukleus
diantara lobusnya. (polymorphonuclear g. spesifik
leukocytus/PMN)
 Dinamis dan inti selnya seringkali berubah nukleus
bentuk.
 ϴ 12-15 μm, sekitar 2x lebih besar dari
erithrocytus disekitarnya.
 Granula sitoplasma relatif jarang dan terpulas apparatus golgiensis
heterogen, meskipun umumnya pucat dan
tidak menyamarkan nukleus.
 Gambar © menunjukkan neutrophilus wanita
dengan kromosom X terkondensasi, tampak
seperti drumstick (tanda panah) pada lobus
nukleusnya. Aplikasi medis:
Dua tipe granulum sitoplasma: Neutrophilus menginternalisasi bakteri dalam
1. Azurophilic primary granules bentuk phagosom (phagocytosis)  pus.
a. Myeloperoxidase (MPO) Disfungsi neutrophilus herediter; motilitas
menghasilkan hipoklorit dan agen toksik neutrophilus menurun, kekurangan NADPH oxidase
lain bagi bakteri  kemampuan mengeradikasi bakteri berkurang.
b. Lysozyme
mendegradasi komponen dinding sel 2. Eosinophilus
bakteri  Karakteristik utama:
c. Defensins Banyak granula spesifik asidofilik, berwarna
protein kaya cysteine berukuran kecil yang pink / merah
mengikat dan merusak membran sel  Ukuran hampir sama dengan neutrophilus,
berbagai jenis bakteri dan nukleusnya memiliki 2 lobus, dan granula
mikroorganisme lainnya sitoplasma lebih banyak & kasar
2. Specific secondary granules  Sitoplasma berisi banyak granula spesifik
̶ Granulanya lebih kecil dan tidak lebih eosinophilic dan sedikit granula azurophilic
padat, terpulas pink pucat
 Ultrastruktur:  Granula spesifik mengandung banyak
Granula spesifik berbentuk oval dengan inti histamine & mediator inflamasi lain 
kristaloid yang diratakan / flattened mengkatalisis tahap awal produksi
crystalloid core (Major Basic Protein, MBP) leukotrienes
 Fungsi:  Bekerja sama dg sel Mast merespon antigen
̶ Membunuh cacing parasit / helminth dan allergen tertentu
̶ Memodulasi respon inflamasi dg  Memiliki reseptor permukaan untuk IgE
pelepasan chemokines, cytokine, &
mediator lipid (alergi)
̶ Seperti neutrophilus, dapat
menghilangkan kompleks Ag-Ab dari
cairan interstisial dg cara phagocytosis

Aplikasi medis:
 Pada beberapa individu, paparan kedua allergen
yang kuat seperti sengatan lebah, dapat
mengakibatkan respon sistemik parah dan
intensif.
 Basophilus dan mastocytus akan degranulasi
Aplikasi medis: dengan cepat  vasodilatasi pada berbagai
 Peningkatan jumlah eosinophilus dalam darah organ, penurunan drastis tekanan darah (shock
(eosinophilia) berhubungan dengan reaksi alergi anaphylactic), hipersensitivitas tipe I.
dan infeksi helminth.
 Pada pasien tersebut eosinophil ditemukan di Agranulocytus
textus connectivus bawah epithel bronchus, 1. Monocytus
tractus gastrointestinalis, uterus, atau area  Prekursor sel; macrophagocytus,
dimana parasit berada. osteoclastocytus, microgliacytus, dan sel lain
 Sel-sel tersebut akan memproduksi substansi yg termasuk dalam sistem fagositik
yang dapat memodulasi inflamasi dengan cara mononuclear pada textus connectivus.
menginaktivasi leukotriens dan histamine yang  Sitoplasma monocytes basophilic dg banyak
diproduksi oleh sel lain. granula azurophilic  abu-abu kebiruan.
 Corticosteroid (hormon dari cortex adrenal) Aplikasi medis:
menurunkan jumlah eosinophilus darah,  Ekstravasasi / akumulasi monocytus yang
mungkin dengan mengintervensi pelepasan sel berimigrasi terjadi pada fase awal inflamasi
tersebut dari medulla oseum ke sirkulasi darah. pada jaringan yang terluka.
 Inflamasi akut biasanya berlangsung singkat
3. Basophilus karena macrophagocytus mengalami
 Nukleus: 2 lobus ireguler dengan granula apoptosis atau meninggalkan lokasi inflamasi,
spesifik yang besar, menyamarkan bentuk tetapi
nukleusnya  Inflamasi kronis biasanya melibatkan
 Granula basophilic kuat akibat heparin dan rekruitmen monocytus terus-menerus .
GAGs  Keberadaan macrophagocytus dalam waktu
lama  berakibat kerusakan jaringan parah,
yang menjadi tanda inflamasi kronis
 Lymphocytus matur dibedakan menjadi grup
fungsional oleh molekul permukaan yg
berbeda (CD marker)
 Masa hidup lymphocytus bervariasi tergantung
fungsi spesifiknya, beberapa hari-tahun
 Kelas utama lymphocytus:
a. Lymphocytus B
b. Lymphocytus T
c. Sel NK

2. Lymphocytus
 Agranulocytus paling banyak pada sediaan
apusan darah normal
 Lymphocytus; keluarga leukocytes dg nucleus
membulat, ϴ 6-15 μm, dengan sitoplasma tipis
di tepi, terkadang dibedakan menjadi kecil,
sedang, besar

Asal dan tahap diferensiasi hematocytus


 Leukocytus berasal dari 2 garis sel punca  Sel punca lymphoid  Lymphocytus (B, T, NK)
hematopoietic yang berbeda.
 Sel punca myeloid  Granulocytus (neutrophilus,
eosinophilus, basophilus) dan Monocytus

Maturasi Granulocytus

Granulopoiesis
1. Myeloblastus
Belum ada granula sitoplasma
2. Promyelocytus
Granulum azurophilicum pertama disekresi
dalam apparatus golgiensis
3. Myelocytus
Granulum azurophilicum semakin banyak dan
inisiasi produksi granula spesifik di zona
golgiensis
4. Metamyelocytus
Granula spesifik semakin banyak dan granulum
azurophilicum tersebar ke sampan, apparatus
golgiensis berkurang

Sel-sel prekursor yang khas ditunjukkan pada gambar


dengan label sbb:
MB  myeloblastus
(1) promyelocytus
(2) myelocytus
(3) myelocytus akhir
(4) metamyelocytus
Gambar granulopoiesis menunjukkan adanya granula (5) band cells
sitoplasma terpulas heterogen, granulum (6) neutrophilus tersegmentasi yang hampir matur
azurophilicum terwarnai lebih gelap dibandingkan Beberapa tahap awal menunjukkan nucleoli pucat.
granula spesifik. EM  myelocytus eosinophilic
EMm  metamyelocytus dengan granula spesifik yang
terwarnai berbeda dengan myelocytus eosinophilic
Myelocytus neutrophilicus Maturasi agranulocytus
 Tidak menunjukkan granula sitoplasma spesifik
atau lobulasi nukleus.
 Monocytus dan lymphocytus pada preparat apus
dibedakan berdasarkan ukuran dan bentuk
nukleus.
Monocytus
 Monoblastus identik dengan morfologi
myeloblastus
 Promonocytus (sel besar ϴ18 μm) dg sitoplasma
basofilik  Monocytus
Lymphocytus
 Lymphoblast (sel lymphoid progenitor), dapat
membelah 2/3 kali untuk membentuk
lymphocytus
 Pada medulla osseum & thymus, protein spesifik
di permukaan sel (lymphocytus B dan T)
RER: reticulum endoplasmicum granulosum Aplikasi medis:
AG: granulum azurophilicum  Proliferasi abnormal sel punca dalam medulla
SG: granula spesifik oseum dapat menyebabkan kelainan
N: nukleus myeloproliferatif.
GC: golgi cisternae  Leukemia adalah klon malignansi prekursor
C: centriole leukocytus, dapat terjadi pada kedua jaringan,
lymphoid (lymphoblastic leukemias) dan medulla
Aplikasi medis: oseum (myelogenous leukemias).
Jumlah neutrophilus imatur (sel batang / band cells)  Pada penyakit ini, biasanya ada pelepasan jumlah
yang banyak dalam darah, disebut kondisi “shift to the sel imatur ke dalam darah dan pergeseran
left” yang signifikan secara klinis menunjukkan adanya hemopoiesis, dengan kekurangan beberapa jenis
infeksi bakteri. sel dan kelebihan produksi pada jenis sel lainnya.
Pasiennya biasanya anemia dan mudah terkena
Kompartemen neutrophilicus infeksi.
 Diagnosis leukemia dan gangguan sumsum tulang
lainnya memerlukan aspirasi sumsum tulang.

Anda mungkin juga menyukai