Anda di halaman 1dari 3

Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

1.Hipotermia yang -suhu terapeutik dapat 1. Pantau EKG secara terus


berhubungan dengan dipertahankan menerus
pemajanan 2.Pertahankan metoda
berkepanjangan,penurunan penghangatan atau
tingkat kesadaran,aliran cairan pendinginan yang diresepkan
infus cairan intravena yang 3.Periksa pernapasan jika
cepat atau pendinginan saja digunakan selimut atas
4. Kaji tanda-tanda vital
5. Kaji efek kumulatif obat
6. Minimalkan aktivitas pasien
7. Mandikan pasien dengan air
suam-suam atau air dingin
8.Lakukan latihan ROM pasif
9. Ubah posisi pasien secara
teratur
10. Beri obat untuk mencegah
menggigil sesuai yang
dipesankan

2. Penurunan curah jantung - Perfusi sistemik yang adekuat 1. Pertahankan tingkat


yang berhubungan dengan dapat dipertahankan hipotemik sekitar 23 derajat
frekuensi jantung,vasokontriksi. 2. Pantau hemodinamik ,curah
Atau peningkatan kebutuhan jantung/indeks jantung
metabolik terutama selama penghangatan
kembali
3. Pantau frekuensi dan irama
jantung
3. Perubahan rasa nyaman yang - Rasa tidak nyaman dapat 1. Jelaskan tentang lingkungan
berhubungan dengan reduksi diminimalkan sekitar,semua
suhu tubuh prosedur,harapan-harapan,dan
peralatan
2. Biarkan pasien untuk
mengekspresikan dirinya
dengan bebas
3. Libatkan keluarga dalam
perawatan pasien
4. Ubah suhu tubuh secara
bertahap
5. Berikan sedatif,sesuai
pesanan dokter

4.Resiko terhadap kerusakan -Integritas kulit dapat 1.Periksa warna kulit,suhu


integritas kulit yang dipertahankan setiap 2 jam
berhubungan dengan area 2.Ubah posisi pasien untuk
iskemi pada kulit,titik menghilangkan titik tekanan
tekanan,atau penurunan curah 3.Pertahankan penggunaan
jantung tempat tidur berisi udara untuk
mengurangi titik tekanan pada
anggota gerak yang iskemi
5.Resiko terhadap kerusakan - Ventilasi yang adekuat akan 1. Baringkan dengan posisi yang
pertukaran gas yang dipertahankan dapat meningkatkan
berhubungan dengan drainasepostural
peningkatan kebutuhan 2. Suksion untuk membuang
metabolik,sedasi,atau tidak sekresi yang terkontaminasi
nyaman/kerusakan gerakan 3. Kaji bunyi napas setiap 2 jam
dinding dada 4. Kaji GDA untuk
keseimbangan asam basa
5. Evaluasi hasil/laporan
radiografi dada
6. Berikan suplemen
oksigen,sesuai indikasi
7. Pastikan saturasi oksigen
dengan oksimetri

6. Resiko terhadap perubahan - Nutrisi yang adekuat akan 1.Kaji nutrisi dan hidrasi setiap
nutrisi kurang dari kebutuhan dipertahankan 4 jam
tubuh yang berhubungan 2.Pertahankan akses IV dan
dengan katabolisme,kehilangan cairan
nitrogen,dan peningkatan laju 3. Berikan nutrisi melalui
metabolik hiperalimentasi atau selang
makan,sesuai pesanan.
4. Evaluasi kadar elektrolit dan
serum albumin
5. Evaluasi tes fungsi hepar dan
status ginjal (BUN/Kreatinin).
6. Kaji semua pengobatan
terhadap hepatoksitosis atau
nefrotoksitosis
7. Pantau eliminasi usus

Masalah-Masalah Fase Penghangatan Kembali

Salah satu bahaya dri induksi penghangatan kembali buatan adalah bahwa kulit dan otot
terpanaskan sebelum jantung. Jauntung tetap dalam keadaan dingin dan tidak dapta
mempertahankan curah jantung yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen area superfisial.
Penghangatan lebih jauh meningkatkan dilatasi pembuluh darah perifer dan pengumpulan
darah,mengakibatkan penurunan volume yang bersirkulasi,penurunan arus balik vena,dan dengan
demikian menurunkan curah jantung. Komplikasi ini di sebut sebagai aferdrop,suatu bentuk syok
setelah penghangatan kembali. Suhu ini dapat terus turun sampai 20 menit setelah pelepasan
simulasi dingin. Aferdrop lebih sering terjadi pada lansia dan pasien muda,pada pasien gemuk dan
pada korban yang tenggelam di air yang dingin. Serangkaian peristiwa ini dapat dihindari jika jantung
dihangatkan terlebih dahulu ,seperti pada metoda aliran darah

Atau jika tubuh dibiarkan untuk menghangat secara ilmiah.


Komplikasi lain yang mungkin terjadi selama proses penghangatan kembali adalah
hiperpireksia,syok (untuk alasan yang baru saja disebutkan), dan asidosis. Asidosis terjadi sebagai
akibat peningkatan aktivitas metabolik pada area yang telah dihangatkan dan pada insufisiensi
sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan metabolik dari peningkatan aktivitas ini . Dapat juga terjadi
oliguria,kemungkinan karena sekresi hormon antideuretik.

Ketakakuratan Suhu

Untuk mendapatkan pengukuran suhu yang tepat,porbe termometer yang ditetapkan oleh pabrik
pembuat instrumen harus digunakan. Ini terutam penting untuk instrumen yang menggunakan suhu
sebagai kontrol asupan,seperti unit selimut penghangatan dan pendinginan.

Saat menggunakan termometer telinga,ada baiknya selalu diingat bahwa di dalam lubang
telinga,suhu antaraostium dan lubang telinga serta area membran timpani dapat bervariasi .untuk
pembacaan suhu inti yang akurat adalah penting untuk mengukur suhu dekat membran timpani
,yang mempunyai suplai darah yang sama dengan hipotalamus. Gunakan manual dari pabrik
pembuat instrumen untuk mendapatkan pengukuran suhu telinga yang akurat.

Termometer kandung kemih mencerminkan suhu darah arteri dan darah vena pada jaringan
periuretral. Karena suhu urine sebagian adalah fungsi aliran urin,haluaran urine harus diukur jika
suhu kandung kemih yang digunakan untuk memantau suhu inti. Suhu kandung kemih biasanya
sedikit lebih tinggi dari suhu arteri pulmonal.

Suhu arteri ulmonal mencerminkan suhu campuran darah dan gas-gas yang inspirasi serta
lebih tinggi jika pasien menggigil. Karena menggigil tidak mencerminkan suhu urin,terjadi peningktan
gradien suhu antara suhu arteri pulmonal dan suhu urine selama menggigil.

Anda mungkin juga menyukai