Anda di halaman 1dari 7

MUSEUM INDONESIA

MUSEUM TRANSPORTASI

MUSEUM KEPRAJURITAN INDONESIA

MINGGU, 28 JANUARI 2018

BY

NADIF LUBNA SASCHI

3E SALMAN AL FARISI

TAMAN MINI INDONESIA INDAH

JAKARTA
Museum Indonesia

adalah museum antropologi dan etnologi yang banyak berisi tentang seni dan
budaya berbagai suku bangsa di Indonesia. Museum ini bergaya arsitektur Bali dan
dihiasi beraneka ukiran dan patung Bali yang sangat halus dan indah. Museum ini
menyimpan koleksi beraneka seni, kerajinan, pakaian tradisional dan kontemporer
dari berbagai daerah di Indonesia. Museum ini dibangun dan diresmikan pada
tahun 1975 atas prakarsa Ibu Tien Suharto.

Taman dan bangunan museum mengambil tema kisah Ramayana, misalnya


jembatan menuju bangunan utama berbentuk ular Naga dan Wanara, pasukan
kera yang membangun jembatan menuju Alengka.

Museum Indonesia terdiri dari tiga lantai, yaitu :

1. Lantai Pertama

Bertema Bhinneka Tunggal Ika (Berbeda-beda tetapi satu jua). Pada bagian ini
terdapat pakaian tradisional dan pakaian pernikahan dari 27 provinsi di Indonesia
(jumlah provinsi Indonesia tahun 1975 sampai 2000). Ruangan ini juga menampilkan
berbagai kesenian khas Indonesia, seperti beraneka ragam tari, wayang,
dan gamelan, serta lukisan kaca bergambar peta Indonesia. Pameran ini
menampilkan kekayaan dan keanekaragaman budaya masyarakat Indonesia,
yang terdiri atas berbagai bahasa, tradisi, agama, budaya, dan adat istiadat
masyarakat Indonesia.

2. Lantai Kedua

Manusia dan Lingkungan adalah tema dari ruang pamer di lantai kedua. Bertujuan
untuk menjelaskan mengenai interaksi masyarakat Indonesia dengan alam dan
lingkungannya. Dipamerkan berbagai rumah miniatur rumah tradisional, bangunan
peribadatan, lumbung padi, dan tata letak bangunan dan ruang tinggal
masyarakat Indonesia. Sebagai contoh, rumah panggung, rumah yang didirikan di
atas pohon atau di atas sungai, serta bebagai bangunan tradisional lainnya.

Diorama dari bagian rumah tradisional Indonesia juga dipamerkan, seperti kamar
pengantin adat Palembang, ruang tengah masyarakat Jawa, serta dapur
masyarakat Batak. Dipamerkan pula berbagai benda keperluan sehari-hari untuk
berburu, mengumpulkan makanan, dan alat-alat pertanian. Beberapa diorama
menampilkan upacara adat menyangkut daur hidup manusia, seperti
upacara Mitoni (nujuh bulanan), Turun Tanah (upacara untuk
bayi), Khitanan, Mapedes (upacara potong gigi masyarakat Bali), upacara
pelantikan Datuk, dan Pelaminan Minangkabau.,

3. Lantai Ketiga

Seni dan Kriya adalah tema ruang pamer lantai ketiga. Ruangan ini menampilkan
seni dan kerajinan tradisional dan kontemporer masyarakat Indonesia. Kerajinan
kain tradisional seperti Songket, Tenun, dan Batik dipamerkan, demikian juga
benda-benda kerajinan dari logam seperti ukiran tembaga dan kuningan.

Seni ukir kayu yang sangat teliti dan rumit juga ditampilkan, seperti seni
ukir Jepara (Jawa tengah), Bali, Toraja, dan Asmat. Benda seni utama di lantai
ketiga adalah ukiran kayu yang sangat besar berbentuk Kalpataru, pohon hayat.
Ukiran pohon setinggi delapan meter dan lebar empat meter ini melambangkan
alam semesta dan mengandung lima unsur dasar; langit, air, angin, bumi, dan api.
Benda seni utama ini menutup pameran di museum ini.

Museum Indonesia adalah museum yang populer dikunjungi oleh wisatawan lokal
maupun mancanegara, baik pelajar, mahasiswa, umum, bahkan tamu negara.
Kebanyakan pengunjung bertujuan untuk menangkap kilasan pesona kekayaan
dan keanekaragaman budaya Indonesia dalam kunjungannya, sebagai "satu
perhentian untuk belajar mengenai Indonesia".
Museum Transportasi

Museum ini milik Departemen Perhubungan Republik Indonesia dengan maksud


mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan bukti sejarah dan
perkembangan transportasi, serta peranannya. Tujuannya memberikan informasi
dan tambahan pengetahuan kepada para pengunjung mengenai transportasi dan
sejarah perkembangan teknologi transportasi sekaligus sebagai tempat rekreasi
yang edukatif.

Di Museum ini terdapat transportasi tradisional masa lampau, mencakup


transportasi darat dan laut dari berbagai daerah di Indonesia, berupa alat
transportasi sederhana dengan menggunakan tenaga manusia, hewan, atau
angin; antara lain cikar, andong, bendi, becak, perahu layar.

Museum terbagi menjadi beberapa ruangan, yaitu khusus transportasi darat, laut
dan udara. Masing – masing ruangan dibedakan tersendiri sehingga pengunjung
dapat melihat dengan nyaman.

Modul darat menggambarkan keberadaan dan layanan transportasi darat,


mencakup transportasi jalan raya, jalan baja, sungai, danau, dan penyeberangan,
berupa alat transportasi yang sudah mulai menggunakan tenaga mesin awal
sampai sekarang; antara lain cikar DAMRI yang merupakan armada pertama
DAMRI dan berperan pada masa kemerdekaan (tahun 1946) sebagai alat angkut
logistik militer di wilayah Surabaya dan Mojokerto.

Modul laut menggambarkan keberadaan dan layanan jasa transportasi laut yang
telah menggunakan mesin, mencakup berbagai kapal penumpang, container, dok
terapung, serta peralatan penunjangnya; dilengkapi paparan teknologi kelautan
dengan berbagai jenis kapal laut, prasarana yang ada dewasa ini, serta peralatan
penunjang lain.

Modul udara menggambarkan keberadaan dan layanan jasa transportasi udara


serta perkembangannya dan teknologi peralatan transportasi udara, mencakup
pesawat terbang, peralatan transportasi udara, dan peralatan bandar udara.
Museum Keprajuritan Indonesia

Adalah bangunan berbentuk segi lima dikelilingi air laksana sebuah benteng
pertahanan. Perairan sekeliling benteng ini menggambarkan Negara kepulauan
dengan doktrin Wawasan Nusantara. Museum ini dibangun diatas lahan 4,5 ha
dengan luas bangunan 7.545 m2 dan diresmikan pada tanggal 5 Juli 1987 oleh
Presiden Soeharto.

Gerbang utama berbentuk model bangunan abad ke-16, mencerminkan sifat


keterbukaan dan keramahtamahan rakyat Indonesia. Di setiap sudut bangunan
terdapat menara pengintai atau Bastion, menyiratkan kewaspadaan Nasional. Dua
kapal tradisional, yaitu kapal Banten dan kapal Pinisi dari Sulawesi Selatan
bersandar di danau, melambangkan kekuatan maritim dari barat sampai ke timur.
Di jalur luar bagian selatan TMII, terdapat sebuah bangunan megah berbentuk
benteng bersegi lima yang dikelilingi perairan. Untuk mencapai gedung tersebut,
pengunjung seolah-olah harus menggunakan perahu. Perairan sekeliling benteng
menggambarkan Negara kepulauan dengan doktri Wawasan Nusantara.

Ruang pamer bagian dalam menyajikan 14 diorama yang menceritakan tentang


perlawanan terhadap penjajah untuk mempertahankan tanah air. Disana juga
terdapat tiruan senjata, pakaian perang, panji-panji, serta boneka peraga yang
mengenakan busana prajurit tradisional. Di samping itu juga dipamerkan 23 patung
pahlawan dari perunggu berukuran 11/4 kali besar manusia yang ditempatkan
mengelilingi panggung di dalam gedung, di antaranya Gajah Mada, Cut Nyak
Dien, dan Pattimura. Museum keprajuritan Indonesia memiliki panggung terbuka
yang dapat digunakan untuk pentas musik atau kegiatan lain baik siang maupun
malam.

Anda mungkin juga menyukai