Anda di halaman 1dari 34

1

SEA-TB-259
Distr: Umum

DOTS di tempat kerja Petunjuk


Kegiatan Penanggulangan TB di
Tempat Kerja
(disadur ke dalam bahasa Indonesia oleh
:dr. Arry Pongtiku,MHM tahun 2005)

2
Ucapan Terimakasih:
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada saudara Budi Santoso, SKM
(Dinas Kesehatan Propinsi Lampung) yang membantu memasukkan gambar-
gambar sesuai dengan buku aslinya dan memperbaiki bahasa Indonesia.

Buku ini bukan merupakan publikasi resmi dari World Health Organization
(WHO) dan segala hak-hak dilindungi oleh organisasi ini. Buku ini boleh bebas
dibaca sebagai bahan acuan, diambil, diperbanyak ataupun diterjemahkan,
sebagian atau seluruhnya, tetapi tidak untuk diperdagangkan atau digunakan
maksud-maksud komersial.

Beberapa kutipan pada buku ini merupakan tanggungjawab semata dari


penulisnya.

3
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................... 5

1.Tuberkulosis: suatu penyakit mematikan yang menyerang semua orang........ 6

2.DOTS : Cara terbaik menghentikan TB ...................................................... 9

3.Tempat Kerja :sangat cocok penerapan DOTS ......................................... 11

4.DOTS di tempat kerja:Menguntungkan semua pihak.................................. 13

5.Pelaksanaan DOTS di tempat kerja ............................................................ 16

5.1. Petunjuk dasar....................................................................................... 16

5.2. Mengembangkan peluang yang ada...................................................... 21

5.3. Langkah-langkah penerapan DOTS di tempat kerja.............................. 22

6.Contoh penanggulangan TB di industri besar............................................. 27

6.1. Program TB di AngloGold, Afrika Selatan............................................... 27

6.2. Program TB di industri Youngone,Bangladesh ....................................... 28

7. Memperkuat kemitraan ................................................................................. 30

8. Kesimpulan .................................................................................................... 33

4
Kata Pengantar

Regional South-East Asia mempunyai asset


yang besar terhadap tenaga kerja.Menciptakan
tenaga kerja yang lebih produktif telah menjadi
impian pemilik perusahaan. “Kepada kalangan
sektor usaha saat ini saya dengan senang hati
menyampaikan bahwa untuk mewujudkan
harapan meningkatnya produktifitas adalah
dengan jalan meningkatkan nilai kesehatan”.

Tuberkulosis (TB) menjadi isu tenaga kerja,karena telah menyerang ribuan


pekerja,memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan dan kehidupan
manusia serta keluarga dan manusia dimana mereka berada.

Bagi pemilik perusahaan, penyakit tuberkulosis yang menyerang tenaga kerja


menyebabkan kerugian yang besar oleh karena pekerja yang mangkir,rendahnya
produktifitas dan pengeluaran untuk pengobatan.

Strategi DOTS untuk penanggulangan tuberkulosis saat ini dibutuhkan di


beberapa industri.Pengalaman di dunia menunjukkan bahwa strategi ini sangat
effektif dan dapat dilaksanakan.Dengan strategi ini telah menyembuhkan banyak
tenaga kerja yang menderita TB dan membawa mereka untuk dapat kembali
bekerja hanya dalam kurun waktu singkat dari pada cara penanggulangan yang
dahulu.Lebih lanjut, strategi ini telah mencegah penyebaran penyakit TB di
antara pekerja atau buruh di tempat kerjanya dan telah menyelamatkan
perusahaan industri dari hilangnya tenaga kerja karena penyakit TB ini.

Buku panduan ini memberikan gambaran kepada kita dasar-dasar program


DOTS dan langkah-langkah penerapannya di perusahaan.

Saya menyerukan kerjasama sektoral dari berbagai pihak sebagai mitra yang
setia dan mempunyai tekat untuk melaksanakan gagasan ini ke depan dan
melaksanakan “DOTS di tempat kerja” untuk memenuhi panggilan
kemanusiaan,keperluan dunia usaha,tujuan nasional maupun target global untuk
memberantas penyakit tuberkulosis.

Dr Uton Muchtar Rafei


Direktur Regional

5
1
Tuberkulosis: suatu penyakit mematikan yang
menyerang semua orang
Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit yang telah berabad-abad menyerang
jutaan laki-laki,wanita dan anak-anak hampir seluruh belahan dunia, dan sampai
saat ini masih merupakan tantangan dan masalah kesehatan masyarakat kita,
menyebar ke semua orang dan membunuh lebih banyak orang dewasa daripada
penyakit infeksi lainnya.

TB merupakan kedaruratan global. Hampir dua juta orang meninggal setiap


tahun akibat TB. Walaupun program nasional TB dilaksanakan di banyak negara
tetapi masih sekitar delapan setengah juta kasus baru muncul setiap tahunnya
hal ini merupakan tantangan bagi kesehatan masyarakat. Tuberkulosis
menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan bukan hanya individu-individu dan
keluarganya tetapi juga masyarakat dan negara, dan menyebabkan masalah
yang serius dari produktivitas kerja, keharmonisan rumah tangga dan sangat
mempengaruhi pendapatan suatu negara.TB tidak mempunyai batas, penyakit
ini dapat menyerang siapa saja terutama masyarakat yang rentan dan
berhubungan erat dengan kontak serumah penderita TB aktif.Kaum miskin
umumnya mempunyai resiko yang lebih tinggi, juga bagi mereka yang tinggal di
lingkungan buruk dan memiliki rumah dengan ventilasi yang minim.Mereka yang
bekerja dengan lingkungan tidak terlindungi dan pekerjaan-pekerjan yang dapat
memberikan peluang terpapar TB juga membuat mereka menjadi lebih rentan.

Regional South-East Asia bertanggungjawab sekitar 38% dari masalah TB di


dunia. Kemiskinan, meningkatnya perpindahan penduduk, tuna wisma dan
linkungan tempat tinggal buruk serta lingkungan kerja yang padat mempunyai
resiko yang tinggi terkena penyakit TB. Daerah di Asia Selatan dan Timur
menyumbang 3 juta kasus baru dan kematian sekitar 750.000 akibat TB setiap
tahunnya (Gambar 1).

Penyakit TB saat ini meledak dan menjadi mencuat dengan adanya epidemik
HIV/AIDS yang meluas menyerang benua Asia. HIV menurunkan sistem
pertahanan tubuh alamiah melawan penyakit. Individu-individu yang menderita
positif HIV lebih mudah terjangkit untuk menjadi TB aktif jika dibandingkan
dengan orang yang tidak terinfeksi HIV.

Angka kematian juga meningkat pada penderita HIV yang terinfeksi TB karena
imunitas mereka menurun secara drastis .Mereka juga mempunyai peluang
terjadi penyakit berulang walaupun telah sukses menyelesaikan pengobatan TB.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa TB mengancam terjadinya infeksi
oportunistik bagi orang yang telah terinfeksi HIV, sekitar sepertiga kematian
penderita AIDS di dunia disebabkan infeksi oportunistik TB dan terdapat sekitar
40% kematian AIDS terjadi di benua Asia.

6
Di 11 negara yang berada di Asia Tenggara oleh WHO dikatakan bahwa lebih
dari 2 juta penduduk diperkirakan telah mengalami infeksi ganda TB dan HIV dan
terdapat sekitar 50% - 82 % terdiagnosis di negara India,Myanmar, Nepal dan
Thailand. Dengan kata lain infeksi HIV telah menyebabkan situasi menjadi lebih
buruk.

Masalah lain yang perlu menjadi perhatian utama adalah sehubungan dengan
resistensi ganda obat anti tuberkulosis ( MDR-TB), kondisi ini mulai nampak di
sejumlah negara yang menyebabkan penanggulanganTB menjadi lebih rumit.
Pada kasus MDR-TB obat-obat utama anti TB tidak mempan lagi membunuh
kuman itu.Resistensi ini terjadi apabila pemberian obat yang tidak tepat,hanya
setengah-setengah atau tidak teratur. Pengobatan MDR-TB lebih sulit , sangat
mahal bagi penderita dan lebih toksis karena jangka waktu pengobatannya lebih
panjang, kadang membutuhkan pengobatan hingga dua tahun lamanya jika kita
bandingkan dengan pengobatan TB yang umumnya hanya enam bulan.

Penyakit TB menyebabkan pengeluaran biaya yang tinggi, baik dari segi


ekonomi dan sosial.Kehidupan manusia akan hilang pada usia produktif,
keluarga berantakan,anak-anak putus sekolah. Banyak pasien terutama wanita

7
diceraikan dan bahkan dikucilkan. Pendapatan rumah tangga akan turun sebesar
20-30%. Si miskin akan menjadi lebih miskin.

Sektor industri akan mengalami kerugian besar.Di banyak tempat kerja, para
pekerja menjalankan kegiatannya di tempat yang kecil, lingkungan yang tidak
terlindungi sehingga memungkinkan resiko tinggi penyebaran kuman TB aktif ke
pekerja lain yang didekatnya. Pekerjaan di pertambangan, jasa
kontruksi,pembersihan batu dan pekerjaan yang serupa lainnya memberikan
kesempatan terpapar khususnya apabila terdapat debu selika maka
menyebabkan orang tersebut menjadi lebih rentan .

Fakta –fakta yang dapat diberikan tentang TB dalam hal ini adalah:
• 95% dari 20 juta penduduk dunia menderita tuberkulosis tinggal di negara
sedang berkembang.
• Nilai uang yang hilang akibat TB diperkirakan lebih dari 6 juta dollar AS
setiap tahun di wilayah South-East Asia.
• TB menyebabkan penurunan produktifitas pekerja sebesar 12 miliar dollar
AS setiap tahunnya.
• Penelitian menunjukkan rata-rata, seorang pekerja akan kehilangan 3-4
bulan hari kerjanya atau sebanding dengan kerugian potensial 20-30%
pendapat keluarga per tahun.
• 15 tahun dari pendapatan keluarga akan hilang sebagai konsekuensi
kematian muda dari penderita yang terkena.

8
2
DOTS : Cara terbaik menghentikan TB

DOTS adalah singkatan dari “Directly Observed Treatment Short Course”,yang


dianggap cara penanggulangan TB yang sangat “cost effective” saat ini di dunia.

Strategi DOTS terdiri dari 5 elemen:


• Komitmen politis.
• Deteksi kasus secara berkualitas dengan cara pemeriksaan dahak
mikroskopik pada orang yang mempunyai batuk lebih dari 3 minggu.
• Pengobatan dengan panduan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) jangka
pendek dengan menggunakan pengawasan langsung oleh Pengawas
Minum Obat (PMO)
• Kesinambungan persediaan obat OAT jangka pendek dengan mutu
terjamin.
• Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan
dan evaluasi program penanggulangan TBC.

Strategi DOTS Jika dilakukan dengan efektif, akan mengendalikan tuberkulosis


dalam berbagai segi.

Strategi ini akan memutuskan rantai penularan dan mencegah penyebaran TB


ke orang lain serta mencegah timbulnya kekebalan obat anti tuberkulosis.
Strategi ini akan mengurangi kegagalan pengobatan bagi penderita TB dan juga
mengurangi timbulnya kekambuhan dan kematian akibat TB.

Strategi DOTS sangat menjanjikan untuk mengurangi kerugian besar akibat TB


baik dari segi kehidupan manusia dan keuangan.Strategi ini menjamin
kesembuhan dan mencegah masalah serius terjadinya Resistensi Ganda obat
TB (multi drug resistant). Penggulangan TB dengan strategi DOTS saat ini
mencapai kurang lebih 120 negara , strategi DOTS merupakan paket teknologi
yang sederhana dengan menitikberatkan pada pelaksanaan manajemen yang
baik.

• Mendeteksi kasus TB baru, melalui pemeriksaan dahak bagi suspek TB


yang mengalami batuk lebih 3 minggu.
• Menjamin kesinambungan obat anti tuberkulosis dengan panduan standar
obat jangka pendek sesuai protokol manajemen kasusnya.
• Menjamin penderita menelan obat melalui pengawasan langsung petugas
kesehatan atau kader.
• Kemajuan pengobatan penderita diawasi dengan ketat hingga dia
sembuh.

9
Keberhasilan strategi ini dilaporkan oleh banyak negara di dunia dengan angka
kesembuhan tercatat lebih dari 80%.

DOTS telah mulai dikenal di benua Asia Tenggara. Terdapat komitmen


pemerintah yang kuat untuk membantu program ini. Angka kesembuhan lebih
80% telah dilaporkan di daerah-daerah yang melaksanakan program ini.
Keberhasilan program TB dengan strategi DOTS telah menarik sektor-sektor lain
untuk bekerjasama dengan pemerintah sebagai mitra aktif dalam
penanggulangan tuberkulosis.Sektor kesehatan swasta,Lembaga Swadaya
Masyarakat, industri dan lainnya telah memulai usaha-usaha agar program
DOTS dapat tersedia dan diakses oleh negara-negara di benua ini. DOTS saat
ini telah menjangkau lebih dari 70% penduduk di wilayah ini (Gambar 2). Target
yang harus dicapai adalah 100% jangkauannya pada tahun 2005.

10
Tempat Kerja:sangat cocok penerapan DOTS

Tempat kerja merupakan tempat yang sangat cocok untuk dilaksanakan program
TB dengan strategi DOTS. Strategi ini memperhatikan kesehatan kelompok
besar yang beresiko dalam populasi penduduk. TB menyerang segala umur,
tetapi terutama menyerang pada usia 20-45 tahun, baik laki-laki maupun
perempuan yang bekerja. Pada usia itu merupakan tahun-tahun yang sangat
produktif secara ekonomi.Dari 2,5 miliar orang yang bekerja di dunia ini
diperkirakan sekitar 10 juta mempunyai resiko terkena TB aktif dalam hidupnya.
Beberapa tempat kerja juga telah menawarkan suatu paket komprehensif dari
pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Umumnya tempat kerja apakah pabrik,industri skala kecil atau perusahaan bisnis
lainnya dimana mereka bekerja ,TB bukan hanya menghantui tenaga kerja yang
beresiko, tetapi juga berkembang menjadi tantangan dan bahan pemikiran oleh
pemilik perusahaan sehingga bisa mendapat cara penanggulangan yang murah
dan efektif. Strategi ini tentunya tidak hanya mengurangi penderitaan dan
kematian akibat TB, tetapi juga menurunkan secara drastis biaya yang
dikeluarkan akibat penyakit TB di tempat kerja tersebut.

Sektor bisnis telah nyata mempunyai peran dalam penanggulangan TB.


Kesakitan menghasilkan pengeluaran yang tidak sedikit sehingga mengganggu
pekerjaan dan menurunkan produktifitas, biaya pengobatan tinggi, selain itu
terjadi pengeluaran biaya tidak langsung yang cukup besar untuk pergantian
maupun pelatihan petugas baru agar dapat menempati pekerjaan itu.

Beberapa contoh dari negara-negara di dunia ini, telah menunjukkan bahwa


strategi ini sangat memungkinkan dan sangat murah dan efektif dalam
menurunkan penularan penyakit TB di tempat kerja.Program DOTS dapat
dikembangkan baik melalui fasilitas pelayanan kesehatan tersedia yang
diberikan kepada para pekerja . Program ini diperhatikan dengan supervisi dan
monitoring semua kasus TB melalui sistem manajemen yang sudah berjalan di
tempat kerja itu.

11
Perumahan yang padat

Tentu ada tempat kerja yang tidak mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan
sama sekali. Umumnya mereka adalah populasi pekerja di daerah yang kondisi
tempat kerjanya tidak terorganisasi dengan baik, sebagian besar kondisi
kesehatan mereka memprihatinkan ditambah dengan rendahnya upah kerja
maupun jaminan keselamatan . Kelompok inilah yang sangat rentan terhadap
penyakit TB dan perlu mendapatkan perhatian kita. Dengan kerjama dari
program TB nasional,Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan kelompok
masyarakat peduli sosial maka diharapkan kebutuhan para pekerja akan akses
program DOTS dapat tercapai.

DOTS di tempat kerja menjanjikan kontribusi besar terhadap pengembangan


tempat kerja yang lebih sehat dan kuat.Dibantu melalui program TB
nasional,pemberian informasi dan komitmen manajemen perusahan itu,
bersama-sama dengan staf yang berdedikasi dan mempercayai para pekerja
kita dapat mewujudkan hal ini.

12
4
DOTS di tempat kerja :Menguntungkan semua pihak.

DOTS ditempat kerja memberikan gambaran yang unik sebagai contoh:” win-win
solution” memberikan manfaat kepada pemilik perusahaan, para pekerja,
keluarga, masyarakat dan juga negara.

DOTS mengurangi dampak TB bagi para pekerja dan keluarganya.

TB telah memberikan dampak yang serius bagi pekerja. Hal ini dikarenakan
kesakitan yang berkepanjangan, sering tidak hadir dalam bekerja,hilangnya
pendapatan, bahkan mungkin pemutusan hubungan kerja dan terjadi
diskriminasi lainnya. Anggota keluarga juga akan menderita karena hal ini.
Keluarga menjadi resiko tinggi terinfeksi TB karena hidup serumah.
Berkurangnya pendapatan keluarga yang tentunya akan berpengaruh dengan
kesehatan dan kesejahteraan mereka. Sebagai contoh: anak-anak dari keluarga
yang terkena TB akan putus sekolah karena mereka harus mencari tambahan
pendapatan keluarga,

Apabila TB menyerang pekerja wanita,dampaknya akan lebih besar. Wanita


umumnya lebih sedikit mengakses pelayanan kesehatan, mereka menghadapi
diskriminasi lebih besar dan kurang mendapat dukungan dari keluarga pada saat
sakit khususnya mereka yang menderita penyakit seperti TB dan HIV/AIDS yang
akhirnya akan berlanjut dengan stigma dan perasaan malu seperti banyak
terjadi di masyarakat .

Penyebaran TB di tempat kerja dapat dihentikan.

TB menyebar dengan mudah dari orang yang terinfeksi ke orang lain sekitar
yang terdekat , dan biasanya mempunyai sistem ventilasi kurang memadai dan
tempat kerja yang sempit. Diperkirakan seorang penderita TB infeksius akan
menularkan 20 orang lain dalam suatu kehidupannya setiap tahun.
Penderita TB yang tidak diobati atau diobati dengan tidak tepat akan
memberikan resiko lebih besar bagi pekerja lainnya.

Pemilik perusahaan akan memperoleh keuntungan dari meningkatnya


produkktifitas kerja dan laba

Penempatan DOTS di tempat kerja akan meningkatkan produktifitas melalui


pengurangan kemangkiran dan meningkatkan efisiensi pekerjanya. TB
berdampak kepada keuntungan bisnis yang besar. Sebagai contoh: Industri
pertambangan emas yang berlokasi di Afrika Selatan , setiap kasus TB yang
terjadi pada buruh pekerjanya maka biaya operasional akan kehilangan
sebanyak 410 dollar AS.

13
Di lain pihak pengobatan TB dengan pendekatan DOTS dapat menghemat biaya
bagi pemilik perusahaaan sedikitnya 10 dollar AS setiap pasien. Berkurangnya
kematian akibat TB berarti industri juga dapat menghemat pengeluaran yang
digunakan untuk menyewa tenaga dan melatih pegawai baru .

Perusahaan akan mendapatkan kesan yang baik dan menunjukkan


kepeduliaannya
Perencanaan DOTS yang baik di tempat kerja akan menimbulkan empati.
Bentuk perhatian dengan cara ini, bagi karyawan tentunya mereka akan
beranggapan bahwa majikan mereka sangat memperhatikan kesehatan dan
kesejahteraan pegawainya. Selain keuntungan kesehatan juga akan
memberikan kebanggaan secara moral kepada para pekerja bahwa ketika
mereka menderita TB hal ini tidak merupakan akhir dari segala pekerjaan atau
karir mereka.Penyakit ini dapat disembuhkan seperti sediakala dan dapat
kembali melakukan tugas-tugasnya secara normal hanya dalam kurun waktu
beberapa minggu pengobatan.Mereka tidak perlu ada perasaan malu atau
stigma dengan penyakit ini.Apabila pemilik perusahaan mengatakan bahwa tidak
ada diskriminasi dan mereka dapat kembali bekerja sebagai kebijakan di tempat
kerja tentu akan memberikan dampak yang luar biasa. Dampak yang lebih jauh
akan mensejahterakan keluarga para pekerja, memberikan harapan baru dan
keyakinan. Di masyarakat tentu akan memperlihatkan keterlibatan dan
dukungan mereka yang lebih besar di wilayahnya.TB merupakan penyebab
utama dari kesakitan dan kemiskinan di suatu negara. Dengan menyampaikan
isu penting nasional ini maka para pemilik perusahaan atau majikan akan lebih
mengambil peran tanggung jawab sosial, dan meningkatkan kesan yang baik
secara cepat dan meningkatkan hubungan sosial dengan organisasi lainnya.
Perusahaan tidak semata-mata hanya mengejar keuntungan tetapi juga
mempunyai kontribusi yang tak ternilai harganya dalam meningkatkan
kepentingan nasional dan masyarakat secara umumnya.

Negara-negara akan mendekati pencapaian target nasional


Dengan meluasnya akses DOTS melalui keterlibatan sektor bisnis, negara –
negara akan dapat mendekati target pencapaian nasional yang dicanangkan
oleh pemerintah yakni akan menjangkau seluruh penduduk dengan DOTS di
tahun 2005; mendeteksi kasus paling sedikit 70% dari perkiraan kasus dengan
hapusan dahak positif atau BTA positif; menyembuhkan paling sedikit 85% dari
semua kasus baru BTA positif yang ditemukan dan mengurangi kematian akibat
TB paling sedikit 50% di tahun 2010.

DOTS di tempat kerja-Siapa diuntungkan?


Para pekerja diuntungkan dari keputusan management untuk melaksanakan
intervensi ini untuk mencegah penularan TB di tempat kerja melalui pengawasan
yang ketat dan perhatian bagi suspek dan pekerja yang menderita TB.

Kasus TB diuntungkan dari kemudahan mendapatkan pemeriksaan diagnostik


dan fasilitas pengobatan dan juga pengawasan pengobatan.Mereka

14
mendapatkan keuntungan dari program pendidikan yang dilaksanakan di tempat
kerja untuk mengurangi stigma dan diskriminasi bagi mereka yang terinfeksi.

Keluarga diuntungkan dengan berkurangnya resiko penyebaran TB di antara


anggota keluarganya. Mereka juga memperoleh keuntungan dari pengeluaran
pendapatan keluarga yang tidak perlu, mengurangi ketakutan akan kehilangan
pendapatan anggota keluarga akibat sakit yang lama.

Majikan diuntungkan dengan meningkatnya produktifitas kerja dan laba ,karena


memiliki tempat kerja yang lebih sehat.Berkurangnya pergantian buruh akibat
kecilnya angka kematian .Pengeluaran lebih kecil karena tidak menggantikan
dan melatih petugas yang baru. Perusahaan dalam hal ini tentu akan mempunyai
nilai tambah yang menguntungkan. Gagasan ini akan memberikan potensi yang
lebih besar bagi bisnis dan industri untuk memperlihatkan bahwa mereka
memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan pegawainya dan tentu hal ini akan
memberikan kontribusi yang bermakna dalam mencapai suatu tujuan utama dari
program kesehatan di suatu Negara.

Masyarakat diuntungkan dengan suasana yang lebih sehat , dan karenanya


keadaan lingkungan lebih baik merupakan elemen-elemen utama untuk
menciptakan keharmonisan dan kedamaian.

Program TB nasional diuntungkan melalui keterlibatan sektor bisnis dalam usaha


untuk memperluas program DOTS dan untuk menjangkau seluruh lapisan
masyarakat di suatu negara pada tahun 2005.

Negara diuntungkan melalui pemberantasan suatu penyakit ,yang paling


memiskinkan masyarakat dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
ekonomi nasional

15
5
Pelaksanaan DOTS di tempat kerja

5.1 Petunjuk dasar

Membentuk komitmen dan dedikasi


Komitmen harus berasal dari semua tingkat –dari manajemen puncak hingga
para buruh,dari persatuan anggota pekerja maupun dari keluarganya.Hal ini
penting untuk menciptakan suatu program baru yang menitikberatkan suatu
manajemen dan dukungan persatuan,ketrampilan petugas kesehatan,ketaatan
pekerja dan kerjasama dengan keluarga.

Komitmen sebagai bagian dari manajemen harus diwujudkan dan dicerminkan


secara mantap bukan hanya besarnya alokasi dana tetapi juga melalui
keputusan-keputusan dan persetujuan kebijakan yang berkaitan dengan
pemberantasan TB di tempat kerja dan pernyataan-pernyataan yang dibuat
menggambarkan suatu nilai kesehatan dan kesejahteraan bagi para pekerjanya.

Pengembangan suatu kebijakan di tempat kerja

Kebijakan TB di tempat kerja harus sesuai dengan kebijakan nasional dan


hukum yang berlaku.Kebijakan sebaiknya dikembangkan dan dibentuk dalam
suatu konsultasi dengan setiap instansi terkait termasuk di dalamnya pejabat
dari program TB nasional, manajemen hukum,departemen perdagangan dan
perburuhan,para professional kesehatan perusahaan, serikat pekerja dan
masyarakat. Dasar dari prinsip ini adalah pekerja-pekerja mempunyai suatu hak
untuk bekerja di lingkungan tidak berbahaya bagi kesehatan dan para majikan
mempunyai tanggungjawab untuk mengurangi resiko di tempat kerja akibat
TB.Kebijakan ini akan memberikan jaminan bahwa tidak ada satupun pekerja
dipecat karena menderita TB. Perlu diberikan jaminan yaitu lingkungan kerja
yang sehat akan mencegah penularan TB, tidak ada diskriminasi, kerahasiaan
terjaga,memberikan kesempatan yang sama bagi pekerjaan yang tersedia,siap
untuk mendapatkan pengobatan dan diberikan cuti selama pengobatan dan
memodifikasi suatu pekerjaan jika diperlukan.Kebijakan ini harus diterangkan
dengan jelas bagi semua penderita TB dan berlaku bagi semuanya, tidak
memandang umur dan jenis kelamin.

TB dan HIV sangatlah terkait, oleh karenanya kebijakan TB di tempat kerja


sebaiknya disatukan dalam pelayanan TB/HIV dengan penyatuan program ini
pelaksanaannya akan lebih murah. Kebijakan sebaiknya memperhatikan hal-hal
yang ”sensitive” untuk pekerja yang terjangkit HIV terutama memperhatikan
masalah pemeriksaan (testing) dan kerahasiaannya (confidentiality).
Pemeriksaan HIV sebaiknya dilakukan setelah diperoleh informed consent dan

16
termasuk di dalamnya konseling sebelum dan sesudah test yang dilakukan oleh
para konselor terlatih.

Pelaksanaan DOTS merupakan bagian pelayanan kesehatan yang ada.


Memperkenalkan pelayanan DOTS ke dalam berbagai macam tempat kerja
sebaiknya,sedapat mungkin menggunakan atau mengembangkan di fasilitas
kesehatan yang tersedia dan menyesuaikan dengan peraturan pelayanan
kesehatan di tempat itu. Pelayanan-pelayanan ini haruslahlah mudah bagi setiap
pekerja dan juga memperhatikan waktu pergantian kerja. Pemilik perusahaan
harus memberikan waktu bagi pekerjanya untuk mencari pertolongan
pengobatan dan juga memfasilitasi proses diagnosis.Sangatlah penting bahwa
para pekerja memperoleh informasi tentang kebijakan di tempat kerja serta
petunjuk tentang program TB nasional. Pelatihan yang berkualitas diberikan
kepada petugas kesehatan di tempat kerja itu bagaimana sebaiknya DOTS
dilaksanakan,termasuk didalamnya sistem pencatatan dan pelaporan.

Pelatihan informal petugas kesehatan

Jika fasilitas kesehatan di tempat kerja tersebut tidak tersedia, maka para
majikan harus menyediakan akses bagi para pekerja/karyawannya yang
menderita TB untuk berobat ke fasilitas DOTS terdekat dan memperoleh
konsultasi dengan petugas kesehatan tentang program TB nasional.

Pada kasus HIV yang terinfeksi TB, perlu dipikirkan bahwa pemberian
obat-obatan lain yang akan mengurangi insiden infeksi oportunistik.

17
Menciptakan suasana lingkungan yang aman di tempat kerja
Penularan lewat udara dari kuman-kuman TB-lah yang banyak menyebabkan
orang terjangkit dengan penyakit TB ,hal ini dapat terjadi pada saat para pekerja
berada di ruangan kecil dan pengap. Mereka yang bekerja di pertambangan,
pekerja bangunan dan pekerjaan dengan tingginya tingkat debu selika juga
merupakan resiko tinggi dan oleh karenanya perlu perlindungan lingkungan
khususnya sistem yang membantu aliran udara yang bersih masuk ke dalam
lingkungan kerja.

Membentuk kerjasama
DOTS di tempat kerja harus berkerjasama secara erat dengan program TB
nasional, memberikan jaminan bahwa kebijakan nasional dan petunjuknya
sesuai cara untuk diagnosis dan pengobatan.Kerjasama dengan serikat pekerja
sangatlah berguna untuk mendapatkan dukungan program dan umpan balik
pelaksanaannya.Pada tempat kerja yang tidak tersedia pelayanan kesehatan,
kerjasama dengan fasilitas kesehatan pemerintah setempat harus dijalin dan
dibentuk. Semua bentuk kemitraan ini harus didasarkan dengan saling percaya
dan pengertian.Kerjasama hanya akan berhasil apabila kemitraan sejajar antara
mitra yang ada dan mempunyai perasaan memiliki program tersebut.

Menghormati hak asasi dari pasien


Penderita mempunyai hak untuk meminta laporan dan catatan tentang mereka
untuk dijaga kerahasiaannya oleh petugas kesehatan dan tidak membukanya
untuk perusahaan atau permintaan dari pihak lain. Keteraturan berobat adalah
kunci keberhasilan.Jika karena sakit, kadang penderita tidak dapat bekerja,
kewajiban dari petugas kesehatan memberikan masukan kepada perusahaan
tentang hal ini agar penderita mendapatkan ijin tidak bekerja tanpa membuka
masalahnya.
Pemeriksaan HIV yang sifatnya wajib (mandatory) bagi penderita TB atau
apapun alasannya dilakukan pada seseorang tanpa persetujuan adalah
pelanggaran terhadap hak azasi pasien. Pemeriksaan HIV tidak boleh
dilaksanakan tanpa dilengkapi informed consent.

Menciptakan kesejahteraan sosial untuk penderita dan keluarganya.


TB merupakan penyakit kronis yang memerlukan pengobatan harianpaling
sedikit enam bulan.Walaupun obat yang diberikan cuma-cuma, tetapi
kadangkala masih ada pengeluaran biaya lain yang dapat terjadi misalnya
berkurangnya gaji karena ketidakhadiran bekerja,biaya transportasi, pengeluaran
uang untuk tambahan nutrisi. Hal ini kadang kala menyebabkan kurang berhasil
dalam keteraturan pengobatan.

Jaminan kesejahteraan sosial seperti pengobatan cuma-cuma, upah kerja yang


tetap selama pengobatan,bebas biaya transport ke fasilitas kesehatan dan
bantuan makanan adalah hal yang penting agar pekerja yang sedang sakit
dapat menyelesaikan pengobatannya hingga selesai.

18
Memperkuat pendidikan dan promosi kesehatan
Program pendidikan dan informasi diperlukan untuk meningkatkan kesadaran
bagi para pekerja tentang TB dan penyakit umum lainnya , merupakan bagian
dari kegiatan-kegiatan yang ada di tempat kerja.Para pekerja harus dengan
mudah dapat mengakses bahan-bahan informasi tersebut dalam bahasa yang
mudah dimengerti atau yang sering digunakan dalam tempat kerjanya.

Pada kasus TB, diperlukan usaha-usaha khusus untuk membuka hal-hal tentang
penyakit ini dan menghilangkan stigma yang melekat. Perlu menjelaskan tanda
dan gejala penyakit TB serta mengajak para pekerja untuk datang diperiksa jika
mereka mempunyai gejala seperti disampaikan.Pesan harus jelas:

”TB dapat diobati dan disembuhkan”

Pada pusat-pusat pengobatan penjelasan harus diberikan. Alat bantu seperti


poster,lembar balik dan audiovisual diperlukan untuk menjelaskan asal usul
penyakit tersebut, menghilangkan kesalahan pahaman tentang TB,ditegaskan
bahwa penting sekali kepatuhan mereka dalam mengikuti prosedur diagnostik
dan pengobatan selama mereka sakit. Petugas kesehatan diberikan mandat
untuk memberi semangat kepada pasien dengan menghilangkan perasaan tidak
berdaya dan tidak ada harapan. Petugas memberikan dorongan harapan dan
janji bahwa mereka mampu untuk kembali normal dan produktif dikemudian hari.

Semua bentuk komunikasi ini harus bersifat proses interaktif, memberikan


kesempatan bagi penderita untuk bertanya ,menyampaikan pandangan dan
kekuatirannya.Interaksi seperti ini juga akan dapat membantu petugas kesehatan
untuk menilai apakah pesan mereka telah benar-benar dimengerti oleh para
pekerja, sekaligus mereka dapat mengetahui masalah apa yang dihadapi oleh
para pekerja tersebut apakah ada masalah di tempat kerjanya maupun di rumah
dalam hal pengobatan.

19
Kegiatan pendidikan dan informasi
Melaksanakan pemantauan dan evaluasi
Program harus diawasi dengan ketat untuk menjaga kualitas dan keteraturannya
agar kita dapat mengambil tindakan segera jika terjadi masalah dalam
pelaksanaannya. Kemajuan dari setiap pasien harus dinilai/ dievaluasi secara
teratur dan pasien yang mangkir harus segera dilacak.

Laporan-laporan dikirim secara teratur dan dibuat dalam bentuk format standar
program TB nasional dan sesuai manajemen perusahaan itu.

Memberikan penghargaan dan pengakuan bagi yang berhasil


Para pekerja yang telah selesai dan berhasil menyelesaikan pengobatan dan
telah dinyatakan sembuh harus diberikan penghargaan yang selayaknya. Hal ini
dapat dilaksanakan secara pribadi atau di depan umum tergantung dari para
pekerja itu apakah dia mau diketahui bahwa dia pernah menderita TB. Apabila
hal ini dilaksanakan di depan umum, ini akan memberikan pengajaran bagi para
pekerja lainnya tentang penyakit TB dan memberikan informasi yang penting
bahwa suspek TB harus datang untuk diperiksa tanpa perlu ada persaan malu,
rasa bersalah ataupun takut menjadi stigma atau cemohan.
Penting diketahui secara luas oleh masyarakat bahwa ada komitmen yang kuat
dari pemerintah untuk pemberantasan TB dan gagasan ini diambil oleh industri
maupun perusahaan untuk mengatasi masalah TB bagi para pekerjanya karena
penyakit TB tidak hanya memberikan dampak buruk bagi kesehatan tetapi juga
memberikan konsekuensi yang tidak menguntungkan dari segi sosial ekonomi
mereka.

20
5.2 Mengembangkan peluang yang ada.

Tempat kerja menawarkan kesempatan yang unik untuk membuat dan


melaksanakan program DOTS, kesempatan –kesempatan ini harus diperkuat
dan dibuat menjadi suatu dasar yang kokoh dan menjadi program
berkesinambungan.

Tuberkulosis adalah suatu penyakit yang dapat menyebabkan penderitaan bagi


para pekerjanya terutama bagi mereka yang mempunyai pekerjaan dengan
resiko tinggi. Hal ini menyebabkan penderitaan dapat berbulan-bulan, mangkir
atau tidak dapat bekerja dalam periode yang cukup lama, kurangnya
keharmonisan dalam berumah tangga, dan terkucil secara sosial. Pelayanan
program TByang ada di tempat kerja tidak hanya menjanjikan untuk
mendapatkan dan menyembuhkan kasus-kasus infeksi dengan pengobatan
jangka pendek, tetapi lebih daripada itu adalah untuk menghilangkan
kesalahpahaman tentang penyakit ini bagi para pekerja lainnya.

Sektor bisnis mempunyai populasi tertentu dan oleh karenanya akan lebih
mudah dilakukan advokasi begitu juga untuk diminta keikutsertaannya dalam
program yang baru. Sistem komunikasi dan manajemen serta sistem
pengawasan dan pencacatan pelaporan haruslah dilaksanakan di tempat ini. Di
banyak tempat, para pekerja membentuk perkumpulan, membuat suatu wadah
resmi untuk dapat mencentuskan pandangan maupun keinginanya. Program
pelatihan dan pendidikan akan memberikan kesempatan lebih jauh keikut
sertaan para pekerja dalam program DOTS.

Sehubungan dengan pelayanan kesehatan banyak perusahaan besar di wilayah


ini telah menawarkan dan telah membuat pelayanan tersebut di tempat kerjanya.
Pengembangan infrastruktur kesehatan, pegawai dan dana dibantu oleh
perusahan –perusahaan seperti ini. Beberapa perusahaan menawarkan
program pengobatan TB dan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran bagi para pekerja masalah penyakit TB dan cara pencegahannya.
Sebelum melaksankan program DOTS pelatihan petugas kesehatan dan
menyediakan bahan serta peralatan merupakan sebagian investasi yang
dibutuhkan. Dengan kerjasama yang baik dengan program TB nasional, strategi
DOTS dapat diperkenalkan dalam pelayanan kesehatan yang ada. Tetapi ada
sebagian besar tenaga kerja di wilayah ini, khususnya mereka yang bekerja
dalam sektor informal mungkin tidak menikmati fasilitas seperti ini. Sehingga
Untuk kasus-kasus seperti ini pengaturan dapat dilakukan dengan merujuk
tenaga kerja ke fasilitas Puskesmas (Pusat DOTS) terdekat dan mendorong
mereka menyelesaikan pengobatannya.Jika fasilitas DOTS setempat tidak
tersedia, para pemilik perusahaan sebaiknya minta bantuan kepada program
TB nasional untuk memenuhi kebutuhan para pekerja di sana.

21
5.3 Langkah-langkah penerapan DOTS di tempat kerja

Membuat analisa situasi


Membuat analisa situasi merupakan langkah pertama dalam penerapan
program DOTS, hal ini akan memberikan informasi yang berguna bagi
manajemen untuk merencanakan program melalui penilaian masalah TB di
tempat kerja,pelayanan-pelayanan yang saat ini diberikan,prosedur diagnosa
dan pengobatan yang dilakukan, ketersediaan staff yang terlatih serta
kemungkinan untuk bekerjasama dengan program TB nasional.

Advokasi
Sebagaimana suatu gagasan baru, usaha-usaha dalam bidang advokasi
sangatlah dibutuhkan dalam meyakinkan sektor terkait , manajemen dari
berbagai tingkatan ,petugas kesehatan,para pekerja , serikat pekerja dan hal-hal
yang diinginkan kedua belah pihak, serta keuntungan /keunggulan program
DOTS.Hal ini diperlukan suatu penyebaran informasi yang lebih luas dan
pemberian bahan-bahan pendidikan ,yang dapat dilakukan melalui pertemuan-
pertemuan dan saluran-saluran komunikasi, menjelaskan bahaya penyakit TB
jika tidak terdiagnosa dan tidak diobati serta menjelaskan bahwa program DOTS
ini akan memberikan keuntungan bagi ke dua belah pihak para pekerja dan
pemilik perusahaan.

Membuat Kebijakan
Kebijakan tentang DOTS di tempat kerja sebaiknya dibuat disesuaikan dengan
kebijakan nasional sebagaimana saat ini, juga memperhatikan prinsip-prinsip
bagaimana pelaksanaannya dan kesinambungannya. Hal ini penting untuk dapat
tetap mengajak semua instansi terkait termasuk di dalamnya lembaga swadaya
masyarakat dan perwakilan –perwakilan serikat pekerja dalam hal ini akan
menyakinkan kita bahwa kebijakan ini telah menyatu antara para pekerja dan
manajemen itu sendiri. Kebijakan sebaiknya memperhatikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan terkait yang berhubungan dengan masalah
diskriminasi dankerahasiaan.Tentunyadiperlukan kemudahan dalam
mengakses pelayanan DOTS dan diberikan secara cuma-cuma.

Membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan program sebaiknya direncanakan dengan kerjasama dengan
petugas pelayanan kesehatan di tempat kerja dan khususnya dengan petugas
TB dan rencana kegiatan yang pantas dibuat didasarkan atas analisa situasi
serta berasal dari sumber-sumber yang tersedia untuk pelaksanaan ini.

Pelaksanaan Rencana Kegiatan


Hal ini termasuk di dalamnya berbagai macam kegiatan:

Penemuan kasus TB di tempat kerja


Pertama-tama dilakukan identifikasi suspek TB ,yang dilanjutkan dengan
konfirmasi diagnosis dengan tes yang ada yaitu:

22
• Batuk persisten tiga minggu atau lebih merupakan gejala yang penting
dari TB paru. Dahak yang dikeluarkan khususnya disertai bercak darah
juga merupakan tanda penting lainnya.
• Suspek TB juga dapat disertai kehilangan berat badan,hilangnya napsu
makan, dan berat badan, keringat di malam hari dan demam meriang,
gejala umum lemah dan letih,nyeri dada serta sesak napas.
• Diagnosis TB dikonfirmasikan melalui pemeriksaan hapusan dahak
dengan menggunakan mikroskop untuk melihat kuman TB. Foto dada
dengan sinar x juga dapat membantu dalam diagnosa ,tetapi pemeriksaan
dahak adalah yang utama.

Penemuan kasus TB menular secara dini dan tepat, sangatlah penting untuk
mencegah penyebaran kuman TB. Hal ini akan mencegah kesakitan yang lebih
lama,kegagalan pengobatan dan terjadinya penyakit TB dengan resistensi ganda
(Multi-drug resistant TB).

Petugas Laboratorium melaksanakan pemeriksaan dahak secara mikroskopis

Apabila fasilitas diagnosis tidak tersedia di tempat kerja, maka kasus suspek
sebaiknya dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan ini.
Sangatlah penting membuat hubungan yang baik antara para pekerja dan
fasilitas kesehatan dan membuat kebijakan ini diketahui oleh mereka, khususnya
untuk tetap menjaga kerahasiaan.

Obati semua kasus yang terdeteksi dengan obat yang berkualitas


Pada dasarnya terdapat lima macam obat anti tuberkulosis yang digunakan
dengan berbagai macam kombinasi tergantung dari kategori diagnosa pasien itu.
Obat- obat yang digunakan adalah: isoniazid, rifampicin, pyrazynamide,
streptomycin dan ethambutol.

23
Pada fase permulaan tahap intensif yang diberikan selama 2 bulan akan
membunuh kuman TB dengan cepat. Pada akhir phase ini, gejalanya biasanya
berkurang bahkan hilang. Kemudian diberikan fase lanjutan selama paling
sedikit 4 hingga 6 bulan untuk membasmi kuman-kuman TB yang tersisa yang
mungkin dapat menyebabkan kekambuhan dari penyakit ini.

Sangatlah penting obat diberikan sesuai dengan pemberian terapi jangka pendek
selama 6 bulan dan diberikan sesuai standar pengobatan TB seperti yang
direkomendasikan oleh program TB nasional serta obat yang diberikan tersebut
harus dalam kualitas yang baik.

Kualitas obat yang jelek dapat mengakibatkan putus pengobatan atau dapat
berkembang menjadi penyakit TB dengan kekebalan obat ganda.

Yakinkan bahwa semua kasus TB diobati secara teratur sesuai dengan


jadwal pengobatan
• Kontribusi utama program DOTS yang efektif dalam pengendalian
penyakit TB adalah menjamin bahwa pasien akan menjalani pengobatan
secara lengkap sebagaimana diharapkan.
• Ketidakteraturan berobat akan menyebabkan kegagalan pengobatan. Hal
ini akan menyebabkan resistensi obat yang sulit untuk disembuhkan.
• Saat ini ada fakta bahwa 30% penderita yang minum obat sendiri tanpa
pengawasan, akan mengalami ketidak teraturan dalam minum obat
terutama pada 2 hingga 3 bulan awal pengobatannya.

Salah satu cara yang sangat efektif mencegah kegagalan pengobatan adalah
dengan mengawasi langsung pasien meminum obat anti tuberkulosis yang
diberikan. Hal ini dapat dilakukan di pusat-pusat pelayanan DOTS.Peran ini
biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan, dan bagi yang jauh dari pusat
pelayanan DOTS dapat dilakukan oleh tenaga sukarela yang berasal dari
masyarakat/kader. Diharapkan pula pengawas minum obat (PMO) juga mengerti
tentang hal-hal mendasar tentang program DOTS.
Faktor utama yang lain bahwa pasien diharapkan dapat meminum obat secara
teratur dan mereka harus diyakinkan bahwa pengobatan TB diberikan setiap hari
pada fase awal dan diberikan secara berkala setiap minggu pada fase lanjutan
hingga jangka waktu 6 hingga 8 bulan. Hal ini diperlukan suatu komunikasi
interpersonal yang baik, menjelaskan kepada pasien obat apa harus diminum
dan untuk berapa lama.Penting pula dijelaskan mengapa mereka tidak boleh
putus berobat. Yakinkan bahwa kemungkinan-kemungkinan efek samping obat
dapat saja terjadi dan segera dilaporkan kepada petugas sehingga masalah
dapat diatasi.
Pelayanan dan obat diberikan secara cuma-cuma bagi penderita,pusat
pelayanan DOTS haruslah mudah dijangkau dan nyaman untuk dikunjungi.
Petugas diberikan gaji dan jaminan lainnya. Hal ini semua akan menunjang
keberhasilan dalam pengobatan penderita.

24
Menjamin kualitas dan ketersedian obat anti TB
Kebutuhan obat harus realitis dan penggadaannya direncanakan dengan baik
sehingga memberikan jaminanan ketersediaan obat atau suplai obat tidak
terputus.Kerjasama yang erat antara program TB nasional sangatlah penting
untuk mendapatkan obat dengan kualitas baik dan harga yang murah.

Segala macam usaha melaksanakan DOTS ini menjadi sia-sia jika langkah-
langkah dasar ini diabaikan.

Obat sedang diberikan oleh pengawas minum obat (PMO)

Membuat sistem pencatatan dan pelaporan

Sistem pencatatan dan pelaporan harus sama dengan program TB nasional dan
kerjasama dalam hal ini sangat dibutuhkan termasuk di dalamnya adalah:

Pencatatan
• Membuat catatan laboratorium untuk suspek dan penderita TB.
• Mengisi kartu pasien untuk setiap kasus yang diobati.

Kartu yang dipegang oleh pasien, memuat catatan tentang :


- identitas pasien
- kategori diagnosa
- klasifikasi dan tipe TB

25
- paduan obat TB dan dosisnya
- tanggal mulai berobat
- hasil pemeriksaan sputum
- nomor register TB
- nama pusat kesehatan/puskesmas yang memberikan obat
- jadwal follow up.

Kartu pengobatan TB (TB01) mempunyai data informasi penting yang sama


seperti kartu identitas pasien, ditambah dengan informasi lainnya berhubungan
dengan monitoring pemberian obat. Kartu ini diisi oleh petugas kesehatan dan
digunakan untuk mengisi data yang berhubungan pasien untuk pencatatan
pengobatan TB, informasi ini digunakan juga untuk membuat laporan triwulan
dan laporan kohort tahunan sesuai yang diminta oleh program nasional.

Pelaporan
Sistem pelaporan sesuai standar WHO termasuk didalamnya catatan
laboratorium dan catatan pengobatan,laporan triwulan penemuan kasus dan
hasil pengobatan.Laporan dikirim secara teratur ke program TB nasional.

Monitoring dan evaluasi secara teratur


Manajemen sebaiknya mengadakan monitoring dan evaluasi untuk melihat
kemajuan bersama-sama dengan program TB nasional sehingga dapat
mengambil tindakan segera jika dibutuhkan dan juga menjamin pelayanan
kesehatan yang berkualitas dengan biaya yang murah .

26
Contoh penanggulangan TB di industri besar

Banyak negara industri di dunia, penanggulangan TB di tempat kerja bukan


sesuatu yang baru. Perhatian terhadap TB ini telah diperlihatkan dengan
berbagai macam cara misalnya melalui pemberian obat secara cuma-cuma dan
pemberian makanan tambahan, program penyuluhan kesehatan, konseling dan
follow up dan memberikan pelayanan yang lebih jauh kepada keluarga dan
masyarakat luas melalui program pelayanan penjangkauan dan juga proyek-
proyek pemberdayaan masyarakat.

Dua proyek yang terdokumentasi dengan baik dijelaskan di bawah ini:

6.1 Program TB di AngloGold , Afrika Selatan

AngloGold adalah perusahaan penambangan emas yang besar dan bertaraf


internasional yang beroperasi di Afrika, Amerika Selatan dan Utara serta
Australia. Diperkirakan pekerjanya berjumlah 50 000 orang dan sekitar 44 000
jumlah dari orang tersebut bekerja di Afrika Selatan dimana daerah tersebut
prevalensi TB tinggi. Tingginya angka prevalensi HIV meningkatkan pula
masalah TB di sana.

Antara tahun 1999 dan 2001, jumlah kasus TB meningkat sekitar 8% setiap
tahunnya. Hal ini menyebabkan meningkat tajam pengeluaran perusahaan
tersebut sehubungan masalah TB di sana. Untuk satu penderita, perusahaan
mengeluarkan biaya sebesar 2 775 dollar AS dan hilangnya produktifitas tenaga
kerja rendahan/buruh berkisar 410 dollar AS per kasus.

Di tahun 2001, perusahaan AngloGold mengeluarkan biaya sebesar 3,8 juta


dollar AS untuk program TB, yang digunakan untuk penemuan kasus dan
pengobatan sesuai dengan rekomendasi WHO menggunakan strategi
DOTS,sesuai dengan petunjuk TB nasional dan hukum berlaku di Afrika Selatan.
Program TB AngloGold ini termasuk di dalamnya adalah penemuan kasus
secara aktif melalui pencarian dan penemuan kontak kasus TB. Pemeriksaan TB
secara teratur bagi para pekerja setiap 6 bulan sekali, juga dilakukan
pemeriksaan radiologis bagi mereka yang dicurigai mempunyai gejala TB.
Pemeriksaan lebih sering dilakukan bagi mereka yang terkena HIV positif. Bagi
kasus yang dicurigai, dilakukan pengambilan spesimen sputum paling sedikit 3
kali sewaktu pagi sewaktu (SPS) untuk pemeriksaan mikroskopis dan
pemeriksaan kultur untuk melihat kuman dari TB.

Perusahaan ini mendirikan laboratorium sendiri untuk pengumpulan dahak dan


pemeriksaan serta fasilitas sinar X untuk diagnosis secara radiologis.

Pasien-pasien diobati dengan menggunakan paduan obat standar . Penemuan


kasus dicatat serta hasil pengobatannya yang kemudian dilaporkan.

27
Pengawasan minum obat secara langsung dilakukan selama masa pengobatan
itu. Angka kesembuhan mencapai 88% dan penemuan kasus baru terus
meningkat selama lebih 10 tahun ini.

Elemen yang unik dari program TB disini adalah sangat terkait dengan program
TB/HIV di perusahaan itu.Di satu sisi, pekerja yang terinfeksi HIV menjalani
program penemuan kasus TB secara aktif dan dilain pihak, semua pasien TB
diajak untuk mengikuti program pemeriksaan dan konseling HIV secara sukarela
(VCT). Penelitian yang menganalisa cost benefits daripada pendekatan ini
menggambarkan bahwa HIV-VCT program yang dikombinasikan dengan
program penemuan dan pencegahan TB perusahaan akan mengeluarkan biaya
sebesar 90 dollar AS bagi setiap pekerja dan hal ini telah menghasilkan
keuntungan sebesar 105 dollar AS untuk setiap pekerja dan dapat mencegah
TB aktif sebesar 50% dari pekerja yang menderita HIV positif.
Elemen unik lainnya dari program TB di AngloGold adalah para pekerja dan
keluarganya dapat diberikan pengobatan dan pemeriksaan diagnosis secara
cuma-cuma. Pelayanan terus diberikan walau mereka menderita TB dan pekerja-
pekerja juga menerima gaji yang normal selama mereka mendapat pengobatan
TB.

Di AngloGold, pemimpin manajemen dan pemilik perusahaan mempunyai


komitmen untuk program TB dan ke depan mereka bercita-cita untuk
meningkatkan intervensi dan memperbaiki kinerja pemberantasan tuberkulosis di
tempat kerjanya. Perusahaan ini juga membagikan bahan-bahan advokasi dan
pengalaman mereka baik kepada perusahaan-perusahaan lain yang tertarik.

6.2 Program TB di industri Youngone ,Bangladesh

Industri sepatu olah raga Youngone adalah perusahaan milik Korea yang
dibangun pada tahun 1988. Chittangong Export Processing Zone di Bangladesh
merupakan yang terbesar dan menyerap tenaga sebanyak 22 000 pekerja, 85%
adalah wanita yang berusia 18-30 tahun.

Tahun 1996, Kepala Pelayanan Kesehatan menemukan bahwa TB merupakan


masalah kesehatan yang serius yang menyerang kesehatan para pekerja
disana.Kerjasama dengan program TB nasional Bangladesh, program
penanggulangan TB dibentuk dan dilaksanakan sesuai rekomendasi WHO yaitu
menggunakan strategi DOTS.

Tim terdiri dari 10 dokter,15 perawat dan 40 konselor kesehatan yang dilatih
untuk penemuan kasus dan manajemen TB. Para konselor mengajak pekerja
yang menderita batuk lebih dari 3 minggu dan kehilangan napsu makan untuk
datang dilakukan pemeriksaan TB. Mereka kemudian dirujuk ke rumah sakit
pemerintah setempat untuk didiagnosa. Laboratorium di tempat kerja juga
tersedia untuk pengumpulan dahak dan pemeriksaan mikroskopis.

28
Program penyuluhan kesehatan memperhatikan beberapa isu yang ada
misalnya takut akan TB,stigmatisasi dan diskriminasi serta juga aspek-aspek
lainnya untuk pencegahan dan pemberantasan penyakit ini.Melalui kunjungan
rumah, para konselor memberikan dorongan agar pasien dapat menyelesaikan
pengobatannya.Mereka juga merujuk kasus suspek dari keluarga pasien yang
telah terdiagnosa TB ke fasilitas kesehatan milik pemerintah yang terdekat.

Alur pemeriksaan untuk diagnostik serta pengobatan yang dilakukan program


DOTS di Youngone sama dengan program TB nasional Bangladesh. Obat –obat
anti tuberkulosis diberikan dari program TB nasional secara cuma-cuma bagi
penderita.Catatan setiap penderita diperhatikan, laporan kohort triwulan yang
menggambarkan jumlah kasus tercatat dan hasil pengobatannya dikirim ke
program TB nasional.

Pada tahun 2002, ada 100 penderita TB terdiagnosa. Dari kasus-kasus ini
terdapat 35 orang dengan hasil pemeriksaan dahaknya positif (BTA positif).
Semua kasus mengalami konversi pada akhir bulan ke dua pengobatan dan
didapat angka kesembuhan yang mengesankan mencapai 88%.

Apa yang unik dari gagasan ini adalah adanya komitmen yang kuat dari
manajemen untuk pemberantasan TB, dengan kebijakan perusahaan yang jelas
mengatakan bahwa tak satupun pekerja akan dikeluarkan karena hanya alasan
menderita TB. Para pekerja diijinkan kembali bekerja setelah 2 hingga 3 minggu
meminum obat pada fase awal atau apabila pemeriksaan dahaknya telah
menjadi negatif. Semua penderita TB diberikan obat dengan pengawasan
langsung dari pusat kesehatan perusahaan dan tak satu pun kasus yang putus
berobat.

29
7
Memperkuat Kemitraan

Komitmen dan motivasi dari mitra kerja untuk mendukung,membimbing dan


menyokong program kesehatan merupakan hal yang penting dalam kesuksesan
program ini. ”DOTS di tempat kerja” adalah bukan pengecualian.Program ini tak
dapat bekerja dalam pengisolasian. Sebaliknya membutuhkan dukungan dan
intervensi dari berbagai sektor, organisasi dan kelompok-kelompok untuk
mengambil bagian dalam pemberantasan TB dan mempunyai kemampuan serta
ketrampilan untuk melakukan hal itu.

Pemerintah nasional dapat memegang peran penting dengan cara membuat


kebijakan nasional sekaligus memperkenalkan program penanggulangan TB ini
di sektor buruh, dan menjamin hak azazi pasien yang menderita TB dalam hal
pekerjaan, pendidikan dan dukungan sosial.

Program TB nasional mempunyai peran yang besar dalam hal:

• Mengembangkan kerangka nasional untuk DOTS di tempat kerja secara


konsisten sesuai dengan panduan nasional, meningkatkan kerjasama
antara wira usaha, perwakilan industri dan organizasi serikat buruh serta
jaringan pengaman sosial dan lain-lain.
• Mengfasilitasi kerjasama antara pelayanan kesehatan perusahaan dan
petugas penanggulangan TB setempat.
• Memonitor dan mengevaluasi kegiatan –kegiatan program TB.
• Melaporkan hasil-hasil program ke Kementerian Kesehatan dan ke WHO.
• Melatih dan mensupervisi petugas yang terlibat dalam kegiatan
penanggulangan TB .
• Menyediakan obat-obatan, sarana diagnostik, dan bahan-bahan lainnya
dan menjamin bahwa diagnosis dan pengobatan diberikan secara cuma-
cuma.
• Kegiatan-kegiatan untuk KIE (Komunikasi,Informasi dan Edukasi)
diberikan kepada para pekerja dan majikannya.
• Advokasi

Persatuan Industri yang beranggotakan sektor swasta ataupun umum,


perusahaan berskala kecil maupun besar perlu menciptakan dan
mempertahankan iklim lingkungan sehat bagi perusahaannya.Pengalaman
mereka dalam sektor sosial sangat membantu dalam koordinasi maupun
memprakarsai kegiatan-kegiatan penanggulangan TB bagi anggota-anggotanya.
Mereka dapat membantu dalam hal:
• Menyiapkan daftar berbagai industri dan pabrik dan mendata pelayanan
kesehatan yang tersedia di tempat itu.
• Mempromosikan penerapan DOTS melalui wira usaha dan industri

30
• Membantu dalam mengarahkan dan memberikan penyebaran informasi
tentang suksesnya gagasan ini.

Serikat –serikat pekerja mempunyai peran penting dalam pengambilan


kebijakan untuk mendukung program DOTS di tempat kerja, membantu
manajemen dalam pelaksanaannya, mendidik para pekerja bahwa penting
penemuan kasus sedini mungkin dan pengobatan tuberkulosis dan melancarkan
kerjasama dalam memanfaatkan pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh
program.

Lembaga Swadaya Masyarakat dan khususnya yang terlibat dalam kesehatan


para pekerja dan program kesejahteraan dapat membantu melalui kegiatan-
kegiatan informasi dan pendidikan, pelayanan konseling, memerangi stigma dan
diskriminasi, memberikan penyuluhan dan menyediakan tenaga sukarela/kader
untuk membantu pengawasan langsung minum obat.

Para pekerja merupakan mitra kerja yang penting dalam menjamin keberhasilan
”DOTS di tempat kerja”. Mereka memberikan keuntungan terbesar dari
gagasan/inisiatif ini,peran mereka disini adalah:
• Mencari orang yang batuk lebih dari 3 minggu.
• Membantu yang lain termasuk anggota keluarganya untuk diperiksa
apabila mereka mempunyai gejala TB.
• Menyelesaikan pengobatan yang diberikan.
• Secara sukarela membantu teman-temannya dan anggota keluarganya
menjadi pengawas minum obat.
• Membantu memerangi stigma sosial karena penyakit tuberkulosis.

Gagasan kemitraan ini pada tingkat dunia disebut ”Stop TB” kemitraan ini
mencerminkan kerjasama dari instansi terkait yang ada dalam penanggulangan
TB (*di Indonesia kita sebut: Gerdunas –Gerakan Terpadu Penanggulangan TB
Nasional). Kemitraan ini menyokong negara-negara melaksanakan mandat
untuk pemberantasan TB. Sebagai contoh: Forum Ekonomi Dunia (World
Economic Forum) memberikan dukungan bagi pemilik perusahaan dalam
kegiatan-kegiatannya memerangi TB, HIV/AIDS dan malaria. ILO (organisasi
Buruh Internasional) mempromosikan hak-hak para pekerja termasuk di
dalamnya hak kesehatan dan WHO (Badan Kesehatan Sedunia) memberikan
bantuan teknis kepada program nasional dalam penerapan DOTS. Prioritas
utama saat ini adalah kemitraan ”Stop TB” digunakan untuk memperluas
program DOTS ini ke seluruh penduduk yang beresiko.

31
TARGET STOP TB

Pada tahun 2005


• Menjangkau seluruh penduduk di suatu negara dengan DOTS pada tahun
2005
• Menemukan paling sedikit 70% kasus, dari perkiraan kasus baru BTA
positif.
• Menyembuhkan paling sedikit 85% dari seluruh kasus baru BTA positif.
• Mengurangi kematian akibat TB paling sedikit 50% pada tahun 2010

Gagasan kemitraan saat ini diwujudkan dalam bantuan dana dunia (Global Fund)
untuk memerangi AIDS,TB dan Malaria (GF ATM). Dana ini diberikan khusus
untuk menanggulangi 3 penyakit utama penyebab kemiskinan . Pada
penggulangan TB , Global Fund memberikan penyediaan sumber daya untuk
dapat memperluas akses pelayanan kesehatan dan memperbaiki pelaksanaan
DOTS di negara –negara terutama yang mempunyai beban TB besar.

32
8
Kesimpulan

DOTS di tempat kerja memberikan kesempatan unik bagi pemilik perusahaan


untuk memperlihatkan perannya dalam kemitraan dengan pemerintah untuk
penanggulangan tuberkulosis. TB menyerang populasi pekerja, apakah laki-laki
maupun perempuan dalam saat –saat penting dalam kehidupannya, yang
berusaha untuk mencari nafkah bagi mereka dan keluarganya.

Dampak dari program TB ini adalah dalam dan luas. Penyakit ini tidak hanya
memperberat masalah kesehatan dan kehidupan tetapi juga menyebabkan
hilangnya pendapatan nasional dan keuntungan dari perusahaan. Dengan
menyebarnya HIV , epidemik TB makin subur dan keadaan menjadi lebih buruk.
Wilayah South-East Asia mempunyai beban yang besar masalah TB di dunia ini.
DOTS telah mencapai kesuksesan yang berarti di beberapa tempat di wilayah
ini. Walupun demikian ,usaha-usaha lain masih diperlukan untuk memperluas
jangkauan dan mencapai target pelayanan ke seluruh populasi penduduk yang
ada di tahun 2005.

Tugas ini merupakan tugas besar yang tidak dapat dilakukan oleh pemerintah
sendiri. Kerjasama dengan berbagai macam sektor baik swasta dan umum
sangatlah dibutuhkan.Disini kerjama dengan sektor lainnya merupakan langkah
yang sangat effektif. Kerjasama lintas sektor telah nyata menjadi batu loncatan
dalam penanggulangan TB.

Gangguan kerja dapat mempengaruhi perusahaan yang disebabkan oleh


kematian TB dan para pekerja yang mangkir dalam kurun waktu yang
lama,biaya pengobatan dan pengeluaran untuk memberikan jaminan
kesejahteraan bagi para pekerja yang menderita TB serta berdampak ekonomi
serius bagi keluarganya. Lebih daripada itu kasus menular yang tak terobati
dapat menyebarkan penyakit ini kepada para pekerja lainnya dan tentunya
menjadikan masalah di tempat kerja.

DOTS di tempat kerja mempunyai nilai keuntungan dan kemanusiaan.Banyak


pekerja dan khususnya mereka yang bekerja sebagai buruh kasar di sektor
besar yang tak terorganisasi berasal dari strata sosial –ekonomi yang lebih
rendah, kurang sekali dapat mengakses dan tak mampu membayar pelayanan
kesehatan. DOTS di tempat kerja menawarkan kepada pekerja-pekerja jaminan
kesembuhan dari penyakit ini dan menghilangkan penderitaan panjang dan
bahkan kematian.Tempat kerja lebih sehat berarti produktifitas lebih besar dan
keuntunganpun bertambah.

Banyak peluang yang ada untuk pelaksanaan DOTS haruslah dimanfaatkan. Di


beberapa perusahaan,infrastruktur telah tersedia untuk memberikan pelayanan

33
kesehatan bagi para pekerjanya. DOTS dapat diterapkan pada pelayanan yang
ada dalam keharmonisan dan kerjasama dengan program TB nasional, panduan
ini menjadi kerangka dasar dan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat
dalam pelaksanaan program ini. Di tempat yang tidak mempunyai fasilitas
kesehatan pengaturannya dapat dibuat dengan merujuk ke pusat-pusat DOTS
terdekat (Puskesmas) untuk mendapatkan pelayanan diagnostik bagi suspek TB
dan juga menjamin pasien yang telah diagnosa tersebut diawasi dan dimonitor
hingga selesai pengobatan.

Membangun DOTS di tempat kerja berarti ”kita melakukan sesuatu yang benar,di
tempat yang sesuai dan merupakan cara yang tepat”. Program ini merupakan
investasi yang menghasilkan keuntungan yang besar baik dari segi bisnis serta
juga akan meningkatkan kesan yang baik tentang perusahaan itu bahwa
organisasinya memperhatikan kesejahteraan bagi para pekerjanya dan keluarga
mereka. Lebih daripada itu bahwa pelaksanaan DOTS di tempat kerja akan
memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

34

Anda mungkin juga menyukai