DOTS Di Tempat Kerja PDF
DOTS Di Tempat Kerja PDF
SEA-TB-259
Distr: Umum
2
Ucapan Terimakasih:
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada saudara Budi Santoso, SKM
(Dinas Kesehatan Propinsi Lampung) yang membantu memasukkan gambar-
gambar sesuai dengan buku aslinya dan memperbaiki bahasa Indonesia.
Buku ini bukan merupakan publikasi resmi dari World Health Organization
(WHO) dan segala hak-hak dilindungi oleh organisasi ini. Buku ini boleh bebas
dibaca sebagai bahan acuan, diambil, diperbanyak ataupun diterjemahkan,
sebagian atau seluruhnya, tetapi tidak untuk diperdagangkan atau digunakan
maksud-maksud komersial.
3
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................... 5
8. Kesimpulan .................................................................................................... 33
4
Kata Pengantar
Saya menyerukan kerjasama sektoral dari berbagai pihak sebagai mitra yang
setia dan mempunyai tekat untuk melaksanakan gagasan ini ke depan dan
melaksanakan “DOTS di tempat kerja” untuk memenuhi panggilan
kemanusiaan,keperluan dunia usaha,tujuan nasional maupun target global untuk
memberantas penyakit tuberkulosis.
5
1
Tuberkulosis: suatu penyakit mematikan yang
menyerang semua orang
Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit yang telah berabad-abad menyerang
jutaan laki-laki,wanita dan anak-anak hampir seluruh belahan dunia, dan sampai
saat ini masih merupakan tantangan dan masalah kesehatan masyarakat kita,
menyebar ke semua orang dan membunuh lebih banyak orang dewasa daripada
penyakit infeksi lainnya.
Penyakit TB saat ini meledak dan menjadi mencuat dengan adanya epidemik
HIV/AIDS yang meluas menyerang benua Asia. HIV menurunkan sistem
pertahanan tubuh alamiah melawan penyakit. Individu-individu yang menderita
positif HIV lebih mudah terjangkit untuk menjadi TB aktif jika dibandingkan
dengan orang yang tidak terinfeksi HIV.
Angka kematian juga meningkat pada penderita HIV yang terinfeksi TB karena
imunitas mereka menurun secara drastis .Mereka juga mempunyai peluang
terjadi penyakit berulang walaupun telah sukses menyelesaikan pengobatan TB.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa TB mengancam terjadinya infeksi
oportunistik bagi orang yang telah terinfeksi HIV, sekitar sepertiga kematian
penderita AIDS di dunia disebabkan infeksi oportunistik TB dan terdapat sekitar
40% kematian AIDS terjadi di benua Asia.
6
Di 11 negara yang berada di Asia Tenggara oleh WHO dikatakan bahwa lebih
dari 2 juta penduduk diperkirakan telah mengalami infeksi ganda TB dan HIV dan
terdapat sekitar 50% - 82 % terdiagnosis di negara India,Myanmar, Nepal dan
Thailand. Dengan kata lain infeksi HIV telah menyebabkan situasi menjadi lebih
buruk.
Masalah lain yang perlu menjadi perhatian utama adalah sehubungan dengan
resistensi ganda obat anti tuberkulosis ( MDR-TB), kondisi ini mulai nampak di
sejumlah negara yang menyebabkan penanggulanganTB menjadi lebih rumit.
Pada kasus MDR-TB obat-obat utama anti TB tidak mempan lagi membunuh
kuman itu.Resistensi ini terjadi apabila pemberian obat yang tidak tepat,hanya
setengah-setengah atau tidak teratur. Pengobatan MDR-TB lebih sulit , sangat
mahal bagi penderita dan lebih toksis karena jangka waktu pengobatannya lebih
panjang, kadang membutuhkan pengobatan hingga dua tahun lamanya jika kita
bandingkan dengan pengobatan TB yang umumnya hanya enam bulan.
7
diceraikan dan bahkan dikucilkan. Pendapatan rumah tangga akan turun sebesar
20-30%. Si miskin akan menjadi lebih miskin.
Sektor industri akan mengalami kerugian besar.Di banyak tempat kerja, para
pekerja menjalankan kegiatannya di tempat yang kecil, lingkungan yang tidak
terlindungi sehingga memungkinkan resiko tinggi penyebaran kuman TB aktif ke
pekerja lain yang didekatnya. Pekerjaan di pertambangan, jasa
kontruksi,pembersihan batu dan pekerjaan yang serupa lainnya memberikan
kesempatan terpapar khususnya apabila terdapat debu selika maka
menyebabkan orang tersebut menjadi lebih rentan .
Fakta –fakta yang dapat diberikan tentang TB dalam hal ini adalah:
• 95% dari 20 juta penduduk dunia menderita tuberkulosis tinggal di negara
sedang berkembang.
• Nilai uang yang hilang akibat TB diperkirakan lebih dari 6 juta dollar AS
setiap tahun di wilayah South-East Asia.
• TB menyebabkan penurunan produktifitas pekerja sebesar 12 miliar dollar
AS setiap tahunnya.
• Penelitian menunjukkan rata-rata, seorang pekerja akan kehilangan 3-4
bulan hari kerjanya atau sebanding dengan kerugian potensial 20-30%
pendapat keluarga per tahun.
• 15 tahun dari pendapatan keluarga akan hilang sebagai konsekuensi
kematian muda dari penderita yang terkena.
8
2
DOTS : Cara terbaik menghentikan TB
9
Keberhasilan strategi ini dilaporkan oleh banyak negara di dunia dengan angka
kesembuhan tercatat lebih dari 80%.
10
Tempat Kerja:sangat cocok penerapan DOTS
Tempat kerja merupakan tempat yang sangat cocok untuk dilaksanakan program
TB dengan strategi DOTS. Strategi ini memperhatikan kesehatan kelompok
besar yang beresiko dalam populasi penduduk. TB menyerang segala umur,
tetapi terutama menyerang pada usia 20-45 tahun, baik laki-laki maupun
perempuan yang bekerja. Pada usia itu merupakan tahun-tahun yang sangat
produktif secara ekonomi.Dari 2,5 miliar orang yang bekerja di dunia ini
diperkirakan sekitar 10 juta mempunyai resiko terkena TB aktif dalam hidupnya.
Beberapa tempat kerja juga telah menawarkan suatu paket komprehensif dari
pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Umumnya tempat kerja apakah pabrik,industri skala kecil atau perusahaan bisnis
lainnya dimana mereka bekerja ,TB bukan hanya menghantui tenaga kerja yang
beresiko, tetapi juga berkembang menjadi tantangan dan bahan pemikiran oleh
pemilik perusahaan sehingga bisa mendapat cara penanggulangan yang murah
dan efektif. Strategi ini tentunya tidak hanya mengurangi penderitaan dan
kematian akibat TB, tetapi juga menurunkan secara drastis biaya yang
dikeluarkan akibat penyakit TB di tempat kerja tersebut.
11
Perumahan yang padat
Tentu ada tempat kerja yang tidak mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan
sama sekali. Umumnya mereka adalah populasi pekerja di daerah yang kondisi
tempat kerjanya tidak terorganisasi dengan baik, sebagian besar kondisi
kesehatan mereka memprihatinkan ditambah dengan rendahnya upah kerja
maupun jaminan keselamatan . Kelompok inilah yang sangat rentan terhadap
penyakit TB dan perlu mendapatkan perhatian kita. Dengan kerjama dari
program TB nasional,Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan kelompok
masyarakat peduli sosial maka diharapkan kebutuhan para pekerja akan akses
program DOTS dapat tercapai.
12
4
DOTS di tempat kerja :Menguntungkan semua pihak.
DOTS ditempat kerja memberikan gambaran yang unik sebagai contoh:” win-win
solution” memberikan manfaat kepada pemilik perusahaan, para pekerja,
keluarga, masyarakat dan juga negara.
TB telah memberikan dampak yang serius bagi pekerja. Hal ini dikarenakan
kesakitan yang berkepanjangan, sering tidak hadir dalam bekerja,hilangnya
pendapatan, bahkan mungkin pemutusan hubungan kerja dan terjadi
diskriminasi lainnya. Anggota keluarga juga akan menderita karena hal ini.
Keluarga menjadi resiko tinggi terinfeksi TB karena hidup serumah.
Berkurangnya pendapatan keluarga yang tentunya akan berpengaruh dengan
kesehatan dan kesejahteraan mereka. Sebagai contoh: anak-anak dari keluarga
yang terkena TB akan putus sekolah karena mereka harus mencari tambahan
pendapatan keluarga,
TB menyebar dengan mudah dari orang yang terinfeksi ke orang lain sekitar
yang terdekat , dan biasanya mempunyai sistem ventilasi kurang memadai dan
tempat kerja yang sempit. Diperkirakan seorang penderita TB infeksius akan
menularkan 20 orang lain dalam suatu kehidupannya setiap tahun.
Penderita TB yang tidak diobati atau diobati dengan tidak tepat akan
memberikan resiko lebih besar bagi pekerja lainnya.
13
Di lain pihak pengobatan TB dengan pendekatan DOTS dapat menghemat biaya
bagi pemilik perusahaaan sedikitnya 10 dollar AS setiap pasien. Berkurangnya
kematian akibat TB berarti industri juga dapat menghemat pengeluaran yang
digunakan untuk menyewa tenaga dan melatih pegawai baru .
14
mendapatkan keuntungan dari program pendidikan yang dilaksanakan di tempat
kerja untuk mengurangi stigma dan diskriminasi bagi mereka yang terinfeksi.
15
5
Pelaksanaan DOTS di tempat kerja
16
termasuk di dalamnya konseling sebelum dan sesudah test yang dilakukan oleh
para konselor terlatih.
Jika fasilitas kesehatan di tempat kerja tersebut tidak tersedia, maka para
majikan harus menyediakan akses bagi para pekerja/karyawannya yang
menderita TB untuk berobat ke fasilitas DOTS terdekat dan memperoleh
konsultasi dengan petugas kesehatan tentang program TB nasional.
Pada kasus HIV yang terinfeksi TB, perlu dipikirkan bahwa pemberian
obat-obatan lain yang akan mengurangi insiden infeksi oportunistik.
17
Menciptakan suasana lingkungan yang aman di tempat kerja
Penularan lewat udara dari kuman-kuman TB-lah yang banyak menyebabkan
orang terjangkit dengan penyakit TB ,hal ini dapat terjadi pada saat para pekerja
berada di ruangan kecil dan pengap. Mereka yang bekerja di pertambangan,
pekerja bangunan dan pekerjaan dengan tingginya tingkat debu selika juga
merupakan resiko tinggi dan oleh karenanya perlu perlindungan lingkungan
khususnya sistem yang membantu aliran udara yang bersih masuk ke dalam
lingkungan kerja.
Membentuk kerjasama
DOTS di tempat kerja harus berkerjasama secara erat dengan program TB
nasional, memberikan jaminan bahwa kebijakan nasional dan petunjuknya
sesuai cara untuk diagnosis dan pengobatan.Kerjasama dengan serikat pekerja
sangatlah berguna untuk mendapatkan dukungan program dan umpan balik
pelaksanaannya.Pada tempat kerja yang tidak tersedia pelayanan kesehatan,
kerjasama dengan fasilitas kesehatan pemerintah setempat harus dijalin dan
dibentuk. Semua bentuk kemitraan ini harus didasarkan dengan saling percaya
dan pengertian.Kerjasama hanya akan berhasil apabila kemitraan sejajar antara
mitra yang ada dan mempunyai perasaan memiliki program tersebut.
18
Memperkuat pendidikan dan promosi kesehatan
Program pendidikan dan informasi diperlukan untuk meningkatkan kesadaran
bagi para pekerja tentang TB dan penyakit umum lainnya , merupakan bagian
dari kegiatan-kegiatan yang ada di tempat kerja.Para pekerja harus dengan
mudah dapat mengakses bahan-bahan informasi tersebut dalam bahasa yang
mudah dimengerti atau yang sering digunakan dalam tempat kerjanya.
Pada kasus TB, diperlukan usaha-usaha khusus untuk membuka hal-hal tentang
penyakit ini dan menghilangkan stigma yang melekat. Perlu menjelaskan tanda
dan gejala penyakit TB serta mengajak para pekerja untuk datang diperiksa jika
mereka mempunyai gejala seperti disampaikan.Pesan harus jelas:
19
Kegiatan pendidikan dan informasi
Melaksanakan pemantauan dan evaluasi
Program harus diawasi dengan ketat untuk menjaga kualitas dan keteraturannya
agar kita dapat mengambil tindakan segera jika terjadi masalah dalam
pelaksanaannya. Kemajuan dari setiap pasien harus dinilai/ dievaluasi secara
teratur dan pasien yang mangkir harus segera dilacak.
Laporan-laporan dikirim secara teratur dan dibuat dalam bentuk format standar
program TB nasional dan sesuai manajemen perusahaan itu.
20
5.2 Mengembangkan peluang yang ada.
Sektor bisnis mempunyai populasi tertentu dan oleh karenanya akan lebih
mudah dilakukan advokasi begitu juga untuk diminta keikutsertaannya dalam
program yang baru. Sistem komunikasi dan manajemen serta sistem
pengawasan dan pencacatan pelaporan haruslah dilaksanakan di tempat ini. Di
banyak tempat, para pekerja membentuk perkumpulan, membuat suatu wadah
resmi untuk dapat mencentuskan pandangan maupun keinginanya. Program
pelatihan dan pendidikan akan memberikan kesempatan lebih jauh keikut
sertaan para pekerja dalam program DOTS.
21
5.3 Langkah-langkah penerapan DOTS di tempat kerja
Advokasi
Sebagaimana suatu gagasan baru, usaha-usaha dalam bidang advokasi
sangatlah dibutuhkan dalam meyakinkan sektor terkait , manajemen dari
berbagai tingkatan ,petugas kesehatan,para pekerja , serikat pekerja dan hal-hal
yang diinginkan kedua belah pihak, serta keuntungan /keunggulan program
DOTS.Hal ini diperlukan suatu penyebaran informasi yang lebih luas dan
pemberian bahan-bahan pendidikan ,yang dapat dilakukan melalui pertemuan-
pertemuan dan saluran-saluran komunikasi, menjelaskan bahaya penyakit TB
jika tidak terdiagnosa dan tidak diobati serta menjelaskan bahwa program DOTS
ini akan memberikan keuntungan bagi ke dua belah pihak para pekerja dan
pemilik perusahaan.
Membuat Kebijakan
Kebijakan tentang DOTS di tempat kerja sebaiknya dibuat disesuaikan dengan
kebijakan nasional sebagaimana saat ini, juga memperhatikan prinsip-prinsip
bagaimana pelaksanaannya dan kesinambungannya. Hal ini penting untuk dapat
tetap mengajak semua instansi terkait termasuk di dalamnya lembaga swadaya
masyarakat dan perwakilan –perwakilan serikat pekerja dalam hal ini akan
menyakinkan kita bahwa kebijakan ini telah menyatu antara para pekerja dan
manajemen itu sendiri. Kebijakan sebaiknya memperhatikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan terkait yang berhubungan dengan masalah
diskriminasi dankerahasiaan.Tentunyadiperlukan kemudahan dalam
mengakses pelayanan DOTS dan diberikan secara cuma-cuma.
22
• Batuk persisten tiga minggu atau lebih merupakan gejala yang penting
dari TB paru. Dahak yang dikeluarkan khususnya disertai bercak darah
juga merupakan tanda penting lainnya.
• Suspek TB juga dapat disertai kehilangan berat badan,hilangnya napsu
makan, dan berat badan, keringat di malam hari dan demam meriang,
gejala umum lemah dan letih,nyeri dada serta sesak napas.
• Diagnosis TB dikonfirmasikan melalui pemeriksaan hapusan dahak
dengan menggunakan mikroskop untuk melihat kuman TB. Foto dada
dengan sinar x juga dapat membantu dalam diagnosa ,tetapi pemeriksaan
dahak adalah yang utama.
Penemuan kasus TB menular secara dini dan tepat, sangatlah penting untuk
mencegah penyebaran kuman TB. Hal ini akan mencegah kesakitan yang lebih
lama,kegagalan pengobatan dan terjadinya penyakit TB dengan resistensi ganda
(Multi-drug resistant TB).
Apabila fasilitas diagnosis tidak tersedia di tempat kerja, maka kasus suspek
sebaiknya dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan ini.
Sangatlah penting membuat hubungan yang baik antara para pekerja dan
fasilitas kesehatan dan membuat kebijakan ini diketahui oleh mereka, khususnya
untuk tetap menjaga kerahasiaan.
23
Pada fase permulaan tahap intensif yang diberikan selama 2 bulan akan
membunuh kuman TB dengan cepat. Pada akhir phase ini, gejalanya biasanya
berkurang bahkan hilang. Kemudian diberikan fase lanjutan selama paling
sedikit 4 hingga 6 bulan untuk membasmi kuman-kuman TB yang tersisa yang
mungkin dapat menyebabkan kekambuhan dari penyakit ini.
Sangatlah penting obat diberikan sesuai dengan pemberian terapi jangka pendek
selama 6 bulan dan diberikan sesuai standar pengobatan TB seperti yang
direkomendasikan oleh program TB nasional serta obat yang diberikan tersebut
harus dalam kualitas yang baik.
Kualitas obat yang jelek dapat mengakibatkan putus pengobatan atau dapat
berkembang menjadi penyakit TB dengan kekebalan obat ganda.
Salah satu cara yang sangat efektif mencegah kegagalan pengobatan adalah
dengan mengawasi langsung pasien meminum obat anti tuberkulosis yang
diberikan. Hal ini dapat dilakukan di pusat-pusat pelayanan DOTS.Peran ini
biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan, dan bagi yang jauh dari pusat
pelayanan DOTS dapat dilakukan oleh tenaga sukarela yang berasal dari
masyarakat/kader. Diharapkan pula pengawas minum obat (PMO) juga mengerti
tentang hal-hal mendasar tentang program DOTS.
Faktor utama yang lain bahwa pasien diharapkan dapat meminum obat secara
teratur dan mereka harus diyakinkan bahwa pengobatan TB diberikan setiap hari
pada fase awal dan diberikan secara berkala setiap minggu pada fase lanjutan
hingga jangka waktu 6 hingga 8 bulan. Hal ini diperlukan suatu komunikasi
interpersonal yang baik, menjelaskan kepada pasien obat apa harus diminum
dan untuk berapa lama.Penting pula dijelaskan mengapa mereka tidak boleh
putus berobat. Yakinkan bahwa kemungkinan-kemungkinan efek samping obat
dapat saja terjadi dan segera dilaporkan kepada petugas sehingga masalah
dapat diatasi.
Pelayanan dan obat diberikan secara cuma-cuma bagi penderita,pusat
pelayanan DOTS haruslah mudah dijangkau dan nyaman untuk dikunjungi.
Petugas diberikan gaji dan jaminan lainnya. Hal ini semua akan menunjang
keberhasilan dalam pengobatan penderita.
24
Menjamin kualitas dan ketersedian obat anti TB
Kebutuhan obat harus realitis dan penggadaannya direncanakan dengan baik
sehingga memberikan jaminanan ketersediaan obat atau suplai obat tidak
terputus.Kerjasama yang erat antara program TB nasional sangatlah penting
untuk mendapatkan obat dengan kualitas baik dan harga yang murah.
Segala macam usaha melaksanakan DOTS ini menjadi sia-sia jika langkah-
langkah dasar ini diabaikan.
Sistem pencatatan dan pelaporan harus sama dengan program TB nasional dan
kerjasama dalam hal ini sangat dibutuhkan termasuk di dalamnya adalah:
Pencatatan
• Membuat catatan laboratorium untuk suspek dan penderita TB.
• Mengisi kartu pasien untuk setiap kasus yang diobati.
25
- paduan obat TB dan dosisnya
- tanggal mulai berobat
- hasil pemeriksaan sputum
- nomor register TB
- nama pusat kesehatan/puskesmas yang memberikan obat
- jadwal follow up.
Pelaporan
Sistem pelaporan sesuai standar WHO termasuk didalamnya catatan
laboratorium dan catatan pengobatan,laporan triwulan penemuan kasus dan
hasil pengobatan.Laporan dikirim secara teratur ke program TB nasional.
26
Contoh penanggulangan TB di industri besar
Antara tahun 1999 dan 2001, jumlah kasus TB meningkat sekitar 8% setiap
tahunnya. Hal ini menyebabkan meningkat tajam pengeluaran perusahaan
tersebut sehubungan masalah TB di sana. Untuk satu penderita, perusahaan
mengeluarkan biaya sebesar 2 775 dollar AS dan hilangnya produktifitas tenaga
kerja rendahan/buruh berkisar 410 dollar AS per kasus.
27
Pengawasan minum obat secara langsung dilakukan selama masa pengobatan
itu. Angka kesembuhan mencapai 88% dan penemuan kasus baru terus
meningkat selama lebih 10 tahun ini.
Elemen yang unik dari program TB disini adalah sangat terkait dengan program
TB/HIV di perusahaan itu.Di satu sisi, pekerja yang terinfeksi HIV menjalani
program penemuan kasus TB secara aktif dan dilain pihak, semua pasien TB
diajak untuk mengikuti program pemeriksaan dan konseling HIV secara sukarela
(VCT). Penelitian yang menganalisa cost benefits daripada pendekatan ini
menggambarkan bahwa HIV-VCT program yang dikombinasikan dengan
program penemuan dan pencegahan TB perusahaan akan mengeluarkan biaya
sebesar 90 dollar AS bagi setiap pekerja dan hal ini telah menghasilkan
keuntungan sebesar 105 dollar AS untuk setiap pekerja dan dapat mencegah
TB aktif sebesar 50% dari pekerja yang menderita HIV positif.
Elemen unik lainnya dari program TB di AngloGold adalah para pekerja dan
keluarganya dapat diberikan pengobatan dan pemeriksaan diagnosis secara
cuma-cuma. Pelayanan terus diberikan walau mereka menderita TB dan pekerja-
pekerja juga menerima gaji yang normal selama mereka mendapat pengobatan
TB.
Industri sepatu olah raga Youngone adalah perusahaan milik Korea yang
dibangun pada tahun 1988. Chittangong Export Processing Zone di Bangladesh
merupakan yang terbesar dan menyerap tenaga sebanyak 22 000 pekerja, 85%
adalah wanita yang berusia 18-30 tahun.
Tim terdiri dari 10 dokter,15 perawat dan 40 konselor kesehatan yang dilatih
untuk penemuan kasus dan manajemen TB. Para konselor mengajak pekerja
yang menderita batuk lebih dari 3 minggu dan kehilangan napsu makan untuk
datang dilakukan pemeriksaan TB. Mereka kemudian dirujuk ke rumah sakit
pemerintah setempat untuk didiagnosa. Laboratorium di tempat kerja juga
tersedia untuk pengumpulan dahak dan pemeriksaan mikroskopis.
28
Program penyuluhan kesehatan memperhatikan beberapa isu yang ada
misalnya takut akan TB,stigmatisasi dan diskriminasi serta juga aspek-aspek
lainnya untuk pencegahan dan pemberantasan penyakit ini.Melalui kunjungan
rumah, para konselor memberikan dorongan agar pasien dapat menyelesaikan
pengobatannya.Mereka juga merujuk kasus suspek dari keluarga pasien yang
telah terdiagnosa TB ke fasilitas kesehatan milik pemerintah yang terdekat.
Pada tahun 2002, ada 100 penderita TB terdiagnosa. Dari kasus-kasus ini
terdapat 35 orang dengan hasil pemeriksaan dahaknya positif (BTA positif).
Semua kasus mengalami konversi pada akhir bulan ke dua pengobatan dan
didapat angka kesembuhan yang mengesankan mencapai 88%.
Apa yang unik dari gagasan ini adalah adanya komitmen yang kuat dari
manajemen untuk pemberantasan TB, dengan kebijakan perusahaan yang jelas
mengatakan bahwa tak satupun pekerja akan dikeluarkan karena hanya alasan
menderita TB. Para pekerja diijinkan kembali bekerja setelah 2 hingga 3 minggu
meminum obat pada fase awal atau apabila pemeriksaan dahaknya telah
menjadi negatif. Semua penderita TB diberikan obat dengan pengawasan
langsung dari pusat kesehatan perusahaan dan tak satu pun kasus yang putus
berobat.
29
7
Memperkuat Kemitraan
30
• Membantu dalam mengarahkan dan memberikan penyebaran informasi
tentang suksesnya gagasan ini.
Para pekerja merupakan mitra kerja yang penting dalam menjamin keberhasilan
”DOTS di tempat kerja”. Mereka memberikan keuntungan terbesar dari
gagasan/inisiatif ini,peran mereka disini adalah:
• Mencari orang yang batuk lebih dari 3 minggu.
• Membantu yang lain termasuk anggota keluarganya untuk diperiksa
apabila mereka mempunyai gejala TB.
• Menyelesaikan pengobatan yang diberikan.
• Secara sukarela membantu teman-temannya dan anggota keluarganya
menjadi pengawas minum obat.
• Membantu memerangi stigma sosial karena penyakit tuberkulosis.
Gagasan kemitraan ini pada tingkat dunia disebut ”Stop TB” kemitraan ini
mencerminkan kerjasama dari instansi terkait yang ada dalam penanggulangan
TB (*di Indonesia kita sebut: Gerdunas –Gerakan Terpadu Penanggulangan TB
Nasional). Kemitraan ini menyokong negara-negara melaksanakan mandat
untuk pemberantasan TB. Sebagai contoh: Forum Ekonomi Dunia (World
Economic Forum) memberikan dukungan bagi pemilik perusahaan dalam
kegiatan-kegiatannya memerangi TB, HIV/AIDS dan malaria. ILO (organisasi
Buruh Internasional) mempromosikan hak-hak para pekerja termasuk di
dalamnya hak kesehatan dan WHO (Badan Kesehatan Sedunia) memberikan
bantuan teknis kepada program nasional dalam penerapan DOTS. Prioritas
utama saat ini adalah kemitraan ”Stop TB” digunakan untuk memperluas
program DOTS ini ke seluruh penduduk yang beresiko.
31
TARGET STOP TB
Gagasan kemitraan saat ini diwujudkan dalam bantuan dana dunia (Global Fund)
untuk memerangi AIDS,TB dan Malaria (GF ATM). Dana ini diberikan khusus
untuk menanggulangi 3 penyakit utama penyebab kemiskinan . Pada
penggulangan TB , Global Fund memberikan penyediaan sumber daya untuk
dapat memperluas akses pelayanan kesehatan dan memperbaiki pelaksanaan
DOTS di negara –negara terutama yang mempunyai beban TB besar.
32
8
Kesimpulan
Dampak dari program TB ini adalah dalam dan luas. Penyakit ini tidak hanya
memperberat masalah kesehatan dan kehidupan tetapi juga menyebabkan
hilangnya pendapatan nasional dan keuntungan dari perusahaan. Dengan
menyebarnya HIV , epidemik TB makin subur dan keadaan menjadi lebih buruk.
Wilayah South-East Asia mempunyai beban yang besar masalah TB di dunia ini.
DOTS telah mencapai kesuksesan yang berarti di beberapa tempat di wilayah
ini. Walupun demikian ,usaha-usaha lain masih diperlukan untuk memperluas
jangkauan dan mencapai target pelayanan ke seluruh populasi penduduk yang
ada di tahun 2005.
Tugas ini merupakan tugas besar yang tidak dapat dilakukan oleh pemerintah
sendiri. Kerjasama dengan berbagai macam sektor baik swasta dan umum
sangatlah dibutuhkan.Disini kerjama dengan sektor lainnya merupakan langkah
yang sangat effektif. Kerjasama lintas sektor telah nyata menjadi batu loncatan
dalam penanggulangan TB.
33
kesehatan bagi para pekerjanya. DOTS dapat diterapkan pada pelayanan yang
ada dalam keharmonisan dan kerjasama dengan program TB nasional, panduan
ini menjadi kerangka dasar dan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat
dalam pelaksanaan program ini. Di tempat yang tidak mempunyai fasilitas
kesehatan pengaturannya dapat dibuat dengan merujuk ke pusat-pusat DOTS
terdekat (Puskesmas) untuk mendapatkan pelayanan diagnostik bagi suspek TB
dan juga menjamin pasien yang telah diagnosa tersebut diawasi dan dimonitor
hingga selesai pengobatan.
Membangun DOTS di tempat kerja berarti ”kita melakukan sesuatu yang benar,di
tempat yang sesuai dan merupakan cara yang tepat”. Program ini merupakan
investasi yang menghasilkan keuntungan yang besar baik dari segi bisnis serta
juga akan meningkatkan kesan yang baik tentang perusahaan itu bahwa
organisasinya memperhatikan kesejahteraan bagi para pekerjanya dan keluarga
mereka. Lebih daripada itu bahwa pelaksanaan DOTS di tempat kerja akan
memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
34