Anda di halaman 1dari 2

Nama : Afrizal Rahman Dhani

NIM : 16040284092

Kelas :2016B

Tugas Analisis Video Nyai

Sejarah Kebudayaan Indonesia

Tokoh:

Laki-Laki Belanda : sebagai pekerja di pemeritahan Hindia Belanda , yang mencoba


beradaptasi dengan adat ,budaya, bahasa dan kebiasaan masyarakat pribumi demi
keberlangsungan kegiatan perdagangan

Nyai: seorang perempuan Pribumi yang menikah dengan seseorang berkebangsaan Belanda
yang dijadikan sebagai penerjemah ,pemuas kebutuhan biologis, media beradaptasi dengan
lingkungan pribumi, pembantu rumah tangga, infiltrasi budaya dll

Tema:

Dampak Amalgamasi terhadap Kehidupan Nyai

Analisis

Kegiatan penjelajahan samudera yang dilakukan bangsa Eropa pada saat itu telah
menyebabkan bebaurnya masarakat luar dengan pribumi. Kelangsungan ini menciptakan
munculnya akulturasi budaya bahkan terjadi amalgamasi(perkawinan Silang) antara
penduduk lokal dengan pendatang. Misalnya dalam topik kali ini dalam lingkup
Pemerintahan Hindia Belanda. Yang mana pada saat itu para pendatang atau pedagang
Belanda tidak diperbolehkan membawa wanita dari Belanda ,sehingga sebagai pemuas
kebutuhan seksual orang Belanda akhirnya memilih menikahi masyarakat pribumi yang
kemudian disebut sebagai Nyai.

Selain sebagai pemuas kebutuhan pernikahan ini bertujuan sebagai media edukasi
atau memperoleh informasi terkait adat, budaya, kehidupan masyarakat pribumi dan juga
sebagai seorang penerjemah dalam kegiatan perdagangan. Pernikahan ini tidak berlansung
lama hanya sebagai teman tidur atau tempat beristirahat dan akan berakhir setelah pihak
Belanda menyelesaikan tugasnya. Para nyai juga tidak diperlakukan sebgaimana semestinya
seorang istri, dimana hanya sebagai dianggap pemuas seks dan pembantu rumah tangga.
Sehingga statusnya Bukan sebagai istri dengan suami namun dianggap sebagai budak dengan
majikannya. Hal ini mengakibatkan citra Nyai dicap buruk dari berbagai kalangan.

Bukan hanya pihak Belanda namun juga masyarakat pribumi juga memandangya
sebagai wanita murahan. Pandangan ini muncul karena masyarakat mengganggap bawasanya
seorang Nyai hanya menginginkan harta dan rela menukarnya dengan harga dirinya. Nyai
sering kali dicemooh sebagai wanita kotor, pelajur, dan lain lain. Sehingga selain mengalami
perlakuan buruk oleh Belanda mereka juga mengalami keterasingan di lingkungan
masyarakat pribumi. Selain Nyai seorang Indo (darah campuran) juga mengalami hal serupa,
dimana asal usul mereka juga dipertanyakan sebab pernikahan yang berlangsung tidak
didasari dengan hukum. Status sosial mereka juga lebih rendah dari Orang Belanda sendiri.
Para nyai juga tidak memiliki hak asuh anak anaknya.

Semakin berkembangnya teknologi pelayaran menyebabkan imigran mulai


berdatangan di pulau jawa diantaranya wanita Belanda. Hal ini menyebabkan keberadaan
Nyai mulai hilang, begitu pula dengan perkawinan silang. Dimana kali ini Nyai dianggap
sebagai penghasut yang menyesatkan laki laki Belanda.

Pada tahun 1925 sebelum kemerdekaan perkawinan silang mulai marak terjadi.
Dimana hampir sebagian besar perkawinan silang dilakukan resmi di pemerintahan Hindia
Belanda.sehingga memunculkan golongan elit-elit moderen Indonesia yang menyebabkan
bangsa indonisa tidak dipandang rendah oleh pihak asing. Dimana juga terjadi perkawinan
silang antara pria Pribumi dengan wanita Belanda. Sebagai contoh Dr Soetomo dan Syahrir
yang menikahi wanita Belanda

Setelah kemerdekaan, Bangsa Belanda diharuskan untuk berpulang ke asalnya masing


masing. Disisi lain kehidupan Nyai mengalami kebingungan dimana mereka harus memilih
tinggal di indonesia dengan cemoohan dan meninggalkan anak-anaknya atau mereka ikut ke
Belanda dengan keterasingan namun dengan anak-anaknnya

Anda mungkin juga menyukai