Dengan mememanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Esa karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas pemubuatan
makalah yang berjudul “Alkaloid dan Glikosida ” dengan lancar.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan para pembaca mengenai karakter senyawa ,prosedur
umum,prosedur khusus isolasi target,hasil dan kesimpulan senyawa alkaloid.
Penyusun juga menyadari sepenuhnya didalam tugas ini tedapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kita harapkan. Untuk itu, penyusun
mengharapkan kritik,saran,dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan
datang, mengingat tidak adak sesuatu yang sempurna tanpa sran yang
membangun.
Melalui kata pengatar ini penyusun telebih dahulu meminta maaf
dan memohon pemakluman bila mana terdapat kesalahan pada makalah
ini.Dan dengan ini penulis mepersembahkan makalah ini dengan rasa
terima kasih dan semoga dapat meberikan manfaat bagi para pembacanya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
BAB ALKALOID
2
DAFTAR ISI
GLIKOSIDA
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 19
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 20
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 20
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi glikosida ............................................................................... 21
2.2 Sifat dan pembagian glikosida ........................................................... 27
2.3 Biosintesis glikosida .......................................................................... 36
2.4 Contoh simplisia ................................................................................ 37
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA …...................................................................................46
3
ALKALOID
BAB I
PENDAHULUAN
4
mengetahui senyawa kimia yang bermanfaat sebagai obat. ndonesia merupakan
salah satu negara beriklim tropis yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang kaya
sumber alam terutama tumbuh-tumbuhan yang sangat beraneka ragam.
Beberapa jenis tumbuhan digunakan sebagai ramuan obat yang penggunaanya
didasarkan secara turun-temurun maka para peneliti kimia telah melakukan
penyelidikan terhadap kandungan kimia tanaman tersebut. Ilmu yang
mempelajari zat yang berkhasiat dalam tumbuhan meliputi identifikasi, isolasi
serta penetapan kadarnya dikenal dengan ilmu fitokimia.
Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah
menggunakan obat-obatan yang mengandung alkaloid dalam minuman,
kedokteran, teh dan racun.
Obat-obat yang pertama ditemukan secara kimia adalah opium, getah
kering Apium Papaver somniferum. Opium telah digunakan sebagai obat-obatan
dan sifatnya sebagai analgetik dan narkotik sudah diketahui. Pada tahun 1803,
Derosne mengisolasi alkaloid semi murni dari opium dan diberi nama narkotin.
Seturner pada tahun 1805 mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap opium
dapat berhasil mengisolasi morfin. Selain itu, pada tahun 1817-1820 di
Laboratorium Pelletier dan Caventon di Fakultas Farmasi di Paris, melanjutkan
penelitian dibidang kimia alkaloid yang menakjubkan. Diantara alkaloid yang
diperoleh dalam waktu singkat tersebut adalah Stikhnin, Emetin, Brusin,
Piperin, kaffein, Quinin, Sinkhonin dan Kolkhisin.
Menurut Cordell (1981), sebagian besar sumber alkaloid adalah tanaman
berbunga (angiospermae). Kebanyakan famili tanaman yang mengandung
alkaloid adalah liliaceae, solamae, solanace dan rubiacea. Karena alkaloid
sebagai suatu kelompok senyawa yang terdapat sebagian besar pada tanaman
berbunga, maka para ilmuwan sangat tertarik pada sistematika aturan tanaman.
Kelompok tertentu alkaloid dihubungkan dengan famili tanaman tertentu.
5
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakter senyawa alkaloid?
2. Bagaimana prinsip dasar pembentukan alkaloid?
3. Klasifikasi dari alkanoid?
4. Apa saja fungsi dari alkanoid?
5. Tanaman apa saja yang yang mengandung senyawa alkanoid?
6. Bagaimana prosedur umum dan khusus isolasi target hasil dan kesimpulan dari
senyawa alkaloid
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui karakter dari senyawa alkaloid
2. Untuk mengetahui dan memahami prosedur umum dan prosedur khusus
isolasi target
3. Untuk mengetahui tanaman apa saja yang mengndung senyawa
alkanoid
4. Untuk memenuhi nilai tugas Farmakognosi
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
alkaloid dan alkaloid bebas biasanya berupa senyawa padat, berbentuk kristal
tidak berwarna (berberina dan serpentina berwarna kuning). Alkaloid sering kali
optik aktif, dan biasanya hanya satu dari isomer optik yang dijumpai di alam,
meskipun dalam beberapa kasus dikenal campuran rasemat, dan pada kasus lain
satu tumbuhan mengandung satu isomer sementara tumbuhan lain mengandung
enantiomernya (Gritter, 1995).
8
Reaksi-reaksi sekunder lain seperti metilasi dari atom oksigen
menghasilkan gugus metoksil dan metilasi nitrogen menghasilkan gugus N-
metil ataupun oksidasi dari gugus amina. Keragaman struktur alkaloid
disebabkan oleh keterlibatan fragmen-fragmen kecil yang berasal dari jalur
mevalonat, fenilpropanoid dan poliasetat.
Dalam biosintesa higrin, pertama terjadi oksidasi pada gugus amina yang
diikuti oleh reaksi Mannich yang menghasilkan tropinon, selanjutnya terjadi
reaksi reduksi dan esterifikasi menghasilkan hiosiamin (2).
9
Beberapa pendapat mengenai kemungkinan perannya dalam tumbuhan sebagai
berikut (Gritter, 1995):
a. Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat
dalam hewan (salah satu pendapat yang dikemukan pertama kali, sekarang
tidak dianut lagi).
b. Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai tandon penyimpanan nitrogen
meskipun banyak alkaloid ditimbun dan tidak mengalami metabolisme lebih
lanjut meskipun sangat kekurangan nitrogen.
c. Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi tumbuhan dari serangan
parasit atau pemangsa tumbuhan. Meskipun dalam beberapa peristiwa bukti
yang mendukung fungsi ini tidak dikemukakan, mungkin merupakan konsep
yang direka-reka dan bersifat ‘manusia sentris’.
d. Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh, karena dari segi struktur,
beberapa alkaloid menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa alkaloid
merangasang perkecambahan yang lainnya menghambat.
e. Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian besar bersifat
basa, dapat mengganti basa mineral dalam mempertahankan kesetimbangan
ion dalam tumbuhan.
Salah satu contoh alkaloid yang pertama sekali bermanfaat dalam bidang
medis adalah morfin yang diisolasi tahun 1805. Alkaloid diterpenoid yang
diisolasi dari tanaman memiliki sifat antimikroba. Solamargine, suatu
glikoalkoid dari tanaman berri solanum khasianum mungkin bermanfaat
terhadap infeksi HIV dan infeksi intestinal yang berhubungan dengan AIDS.
Ketika alkaloid ditemukan memiliki efek antimikroba temasuk terhadap
Giarde dan Entamoeba, efek anti diare utama mereka kemungkinan disebabkan
oleh efek mereka pada usus kecil. Berberin merupakan satu contoh penting
alkaloid yang potensial efektif terhadap typanosoma dan plasmodia. Mekanisme
kerja dari alkaloid kuartener planar aromatik seperti berberin dan harman
dihubungkan dengan kemampuan mereka untuk berinterkalasi dengan DNA.
10
Berikut adalah beberapa contoh senyawa alkaloid yang telah umum
dikenal dalam bidang farmakologi :
Senyawa Alkaloid
Aktivitas Biologi
(Nama Trivial)
Morfin Analgesik
Kokain Analgesik
Saponin Antibakteri
11
Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme, mulai dari bakteria, fungi
(jamur), tumbuhan, dan hewan. Ekstraksi secara kasar biasanya dengan mudah
dapat dilakukan melalui teknik ekstraksi asam-basa. Rasa pahit atau getir yang
dirasakan lidah dapat disebabkan oleh alkaloid. Istilah "alkaloid" (berarti "mirip
alkali", karena dianggap bersifat basa) pertama kali dipakai oleh Carl Friedrich
Wilhelm Meissner (1819), seorang apoteker dari Halle (Jerman) untuk menyebut
berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa
(pada waktu itu sudah dikenal, misalnya, morfina, striknina, serta solanina).
Hingga sekarang dikenal sekitar 10.000 senyawa yang tergolong alkaloid dengan
struktur sangat beragam, sehingga hingga sekarang tidak ada batasan yang jelas
untuknya.
Cokelat adalah makanan yang diolah dari biji kakao. Cokelat
mengandung alkaloid-alkaloid seperti teobromin, fenetilamina, dan anandamida
yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh. Kandungan-kandungan ini banyak
dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak. Menurut ilmuwan, cokelat
jika dimakan dalam jumlah normal secara teratur dapat menurunkan tekanan
darah.
Tembakau mengandung senyawa alkaloid, diantaranya adalah nikotin.
Nikotin termasuk dalam golongan alkaloiod yang terdapat dalam famili
Solanaceae. Nikotin dalam jumlah banyak terdapat dalam tanaman tembakau,
sedang dalam jumlah kecil terdapat pada tomat, kentang dan terung. Nikotin dan
kokain dapat pula ditemukan pada daun tanaman kota. Kadar nikotin berkisar
antara 0,6-3,0 % dari berat kering tembakau, dimana proses biosintesisnya terjadi
di akar dan terakumulasi pada daun tembakau. Nikotin terjadi dari biosintesis
unsur N pada akar dan terakumulasi pada daun. Fungsi nikotin adalah sebagai
bahan kimia antiherbivora dan adanya kandungan neurotoxin yang sangat sensitif
bagi serangga, sehingga nikotin digunakan sebagai insektisida pada masa lalu.
Kecubung adalah tumbuhan penghasil bahan obat-obatan yang telah
dikenal sejak ribuan tahun,di antaranya Datura Stramonium, Datura tatura, dan
12
Brugmansia suaviolens, namun daya khasiat masing-masing jenis kecubung,
berbeda-beda. Penyalahgunaan kecubung memang sering terjadi, sehingga bukan
obat yang didapat malah racun (menyebabkan pusing) yang sangat berbahaya.
Hampir seluruh bagian tanaman kecubung dapat dimanfaatkan sebagai obat. Hal
ini disebabkan seluruh bagiannya mengandung alkaoida atau disebut hiosamin
(atropin) dan scopolamin, seperti pada tanaman Atropa belladona.Alkahoid ini
bersifat racun sehingga pemakaiannya terbatas pada bagian luar. Biji kecubung
mengandung hiosin dan lemak, sedangkan daunnya mengandung kalsium
oksalat. Berkhasiat mengobati rematik, sembelit, asma, sakit pinggang, bengkak,
encok, eksim, dan radang anak telinga.
Kopi juga termasuk ke dalam tanaman yang mengandung senyawa
alkaloid. Kopi terkenal akan kandungan kafeinnya yang tinggi. Kafein kopi
merupakan senyawa hasil metabolisme sekunder golongan alkaloid dari tanaman
kopi dan memilik rasa yang pahit.
Buah pare dalam bahasa latin disebut Momordica charantia L berasal dari
kawasan Asia Tropis. Buahnya mengandung albiminoid, karbohidrat, dan zat
warna, daunnya mengandung momordisina, momordina, karantina, resin, dan
minyak lemak. Bijinya mengandung saponin, alkaloid, triterprenoid, dan asam
momordial. Manfaat buah ini dapat merangsang nafsu makan, menyembuhkan
batuk, memperlancar pencernaan, membersihkan darah bagi wanita yang baru
melahirkan, dapat menyembuhkan penyakit kuning, juga cocok untuk
menyembuhkan mencret pada bayi.
13
2.6 Prosedur umum dan prosedur khusus isolasi target
(Widi, 2007)
14
b. Prosedur Khusus Pengujian Alkaloid
Dua metode yang paling banyak digunakan untuk menyeleksi tanaman
yang mengandung alkaloid. Prosedur Wall, meliputi ekstraksi sekitar 20 gram
bahan tanaman kering yang direfluks dengan 80% etanol. Setelah dingin dan
disaring, residu dicuci dengan 80% etanol dan kumpulan filtrat diuapkan. Residu
yang tertinggal dilarutkan dalam air, disaring, diasamkan dengan asam klorida
1% dan alkaloid diendapkan baik dengan pereaksi Mayer atau dengan
Siklotungstat. Bila hasil tes positif, maka konfirmasi tes dilakukan dengan cara
larutan yang bersifat asam dibasakan, alkaloid diekstrak kembali ke dalam larutan
asam. Jika larutan asam ini menghasilkan endapan dengan pereaksi tersebut di
atas, ini berarti tanaman mengandung alkaloid. Fasa basa berair juga harus diteliti
untuk menentukan adanya alkaloid quartener.
Prosedur Kiang-Douglas agak berbeda terhadap garam alkaloid yang
terdapat dalam tanaman (lazimnya sitrat, tartrat atau laktat). Bahan tanaman
kering pertama-tama diubah menjadi basa bebas dengan larutan encer amonia.
Hasil yang diperoleh kemudian diekstrak dengan kloroform, ekstrak dipekatkan
dan alkaloid diubah menjadi hidrokloridanya dengan cara menambahkan asam
klorida 2 N. Filtrat larutan berair kemudian diuji terhadap alkaloidnya dengan
menambah pereaksi mayer,Dragendorff atau Bauchardat. Perkiraan kandungan
alkaloid yang potensial dapat diperoleh dengan menggunakan larutan encer
standar alkaloid khusus seperti brusin.
Beberapa pereaksi pengendapan digunakan untuk memisahlkan jenis
alkaloid. Pereaksi sering didasarkan pada kesanggupan alkaloid untuk bergabung
dengan logam yang memiliki berat atom tinggi seperti merkuri, bismuth, tungsen,
atau jood. Pereaksi mayer mengandung kalium jodida dan merkuri klorida dan
pereaksi Dragendorff mengandung bismut nitrat dan merkuri klorida dalam nitrit
berair. Pereaksi Bouchardat mirip dengan pereaksi Wagner dan mengandung
kalium jodida dan jood. Pereaksi asam silikotungstat menandung kompleks
silikon dioksida dan tungsten trioksida. Berbagai pereaksi tersebut menunjukkan
15
perbedaan yang besar dalam halsensitivitas terhadap gugus alkaloid yang
berbeda. Ditilik dari popularitasnya, formulasi mayer kurang sensitif
dibandingkan pereaksi wagner atau dragendorff.
Kromatografi dengan penyerap yang cocok merupakan metode yang
lazim untuk memisahkan alkaloid murni dan campuran yang kotor. Seperti
halnya pemisahan dengan kolom terhadap bahan alam selalu dipantau dengan
kromatografi lapis tipis. Untuk mendeteksi alkaloid secara kromatografi
digunakan sejumlah pereaksi. Pereaksi yang sangat umum adalah pereaksi
Dragendorff, yang akan memberikan noda berwarna jingga untuk senyawa
alkaloid. Namun demikian perlu diperhatikan bahwa beberapa sistem tak jenuh,
terutama koumarin dan α-piron, dapat juga memberikan noda yang berwarna
jingga dengan pereaksi tersebut. Pereaksi umum lain tetapi kurang digunakan
adalah asam fosfomolibdat, jodoplatinat, uap jood, dan antimon (III) klorida.
Kebanyakan alkaloid bereaksi dengan pereaksi-pereaksi tersebut tanpa
membedakan kelompok alkaloid. Sejumlah pereaksi khusus tersedia untuk
menentukan atau mendeteksi jenis alkaloid khusus. Pereaksi Ehrlich (p-
dimetilaminobenzaldehide yang diasamkan) memberikan warna yang sangat
karakteristik biru atau abu-abu hijau dengan alkaloid ergot. Perteaksi serium
amonium sulfat (CAS) berasam (asam sulfat atau fosfat) memberikan warna yang
berbeda dengan berbagai alkaloid indol. Warna tergantung pada kromofor
ultraungu alkaloid.
Campuran feriklorida dan asam perklorat digunakan untuk mendeteksi
alkloid Rauvolfia. Alkaloid Cinchona memberikan warna jelas biru fluoresen
pada sinar ultra ungu (UV) setelah direaksikan dengan asam format dan
fenilalkilamin dapat terlihat dengan ninhidrin. Glikosida steroidal sering
dideteksi dengan penyemprotan vanilin-asam fosfat.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya
mempunyai kemampuan bioaktivitas dan berfungsi sebagai pelindung
tumbuhan dari gangguan hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau
lingkungannyaAlkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat
basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen)
dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau
aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada
manusia dan hewan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Cordell, Geoffrey A. 1981. Introduction to Alkaloids. John Wiley & Sons : New York
Widi, Restu Kartiko. 2007. Penjaringan dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam
Batang Kayu Kuning (Arcangelisia Flava Merr) (Screening and Identification
of Alkaloid Compounds in Kayu Kuning Stem (Arcangelisia Flava Merr)).
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 8 No. 1
18
GLIKOSIDA
BAB I
PENDAHULUAN
obat yang berasal dari tanaman dan zat-zat aktif lainnya, termasuk yang berasal
dari dunia mineral dan hewan. Saat ini, peranan ilmu farmakognosi sangat banyak
tanaman yang dijadikan obat tentu saja adalah tanaman yang memiliki kandungan
atau zat-zat yang dapat bermanfaat bagi kesehatan dan kesembuhan tubuh.
Salah satu zat aktif yang banyak ditemukan di alam dan juga di tumbuhan
adalah glikosida. Glikosida adalah zat aktif yang termasuk dalam kelompok
metabolit sekunder. Secara umum, arti penting glikosida bagi manusia adalah
untuk sarana pengobatan dalam arti luas yang beberapa diantaranya adalah sebagai
permukaan.
19
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
20
BAB II
PEMBAHASAN
Glikosida merupakan senyawa yang terdiri atas dua bagian senyawa, yaitu
senyawa gula (glikon) dan senyawa bukan gula (aglikon/genin). Kedua senyawa
Glikosida berbentuk kristal atau amorf. Umumnya mudah larut dalam air
atau etanol encer (kecuali pada glikosida resin). Oleh karena itu, banyak sediaan-
STRUKTUR GLIKOSIDA
GLIKON O AGLIKON
dan steroid. Bagian aglikon atau genin terdiri dari berbagai macam senyawa
21
Jembatan glikosida yang menghubungkan glikon dan aglikon ini sangat
mudah terurai oleh pengaruh asam, basa, enzim, air, dan panas. Bila kadar asam
atau basa semakin pekat, ataupun bila semakin panas lingkungannya, maka
glikosida akan semakin cepat terhidrolisis. Pada saat glikosida terhidrolisis maka
molekul akan pecah menjadi dua bagian yaitu glikon dan aglikon. Dalam bentuk
glikosida, senyawa ini larut dalam pelarut polar seperti air. Namun, bila sudah
terurai maka aglikonnya tidak larut dalam air melainkan larut dalam pelarut
organik nonpolar. Fungsi glikosida, Secara umum arti penting glikosida bagi
manusia adalah untuk sarana pengobatan dalam arti luas yang beberapa
mengganggu
22
Sagrada dan Frangula yang mengandung glikosida turunan antrakinon
emodin.
bentuk ikatan glikosides ini tidak dapat diangkut dari sel satu ke sel yang lain,
Pada tahun 1915, Geris mengatakan bahwa proses sintesa senyawa glokosida
metabolisme.
4. Proses glikosida untuk menjaga diri terhadap pengaruh luar yang menggangu.
untuk menjaga diri terhadap serangan serangga atau binatang lain dan untuk
23
5. Glikosida sebagai petunjuk sistimatik. Adanya glikosida didalam tanaman,
meskipun masih sangat tersebar, dapat digunakan sebagai salah satu cara
maupun dari glikosidanya sendiri. Sebab ada beberapa glikosida, aglikon atau
didalam waktu 24 jam tidak terdapat perubahan yang berarti pada kadar
glikosida baik ditinjau dari sudut biologi maupun secara kimiawi. Juga pada
tanaman yang ditempatkan pada tempat yang gelap selama 24 jam, tidak ada
diri, dan kesehatan. Glikosida sendiri pada tanaman terdapat pada daun, biji, kulit,
batang, akar, rhizome, bunga dan buah. Oleh karena terbentuknya dalam tanaman
dan merupakan produk antara maka kadar glikosida sangat tergantung pada
beracun HCN pada glikosida sianogenik. Secara umum, arti penting glikosida bagi
24
Pada tumbuhan diduga mempunyai kegunaan sebagai berikut.
A. Di bidang Farmasi
1. Bahan obat
a. Obat jantung
c. Strophantus (semen)
d. Convalaria, dll
Pencahar
a. Senna
b. Aloe
c. Cascara sagrada
25
terdapat sebagai glikosida (mengandung glukosa pada rantai
sampingnya).
C. Sebagai sayuran
o Terong
o Pare
1. Enzim dalam simplek harus diinaktivasi dulu dengan cara pemanasan > 60o C
2. Ekstraksi dengan pelarut yang sesuai, ekstraksi dengan air/ etanol encer/
methanol
dengan pelarut etanol 80% atau eter sampai pelarut tidak berwarna.
26
6. Hasil yang berupa perkalot dipekatkan dengan menambahkan Pb
disaring
lalu disaring
1. Sifat Glikosida
Tidak dapat mereduksi larutan Fehling, tapi setelah dihidrolisa gula dapat
27
2. Pembagian Glikosida
farmakologinya.
2. Saponin
3. Glikosida antrakinon
4. Glikosida resin
5. Tanin
6. Aneka glikosida (zat aroma, tonika, zat pahit, dan zat warna)
lain-lain).
28
c. Pembagian menurut Claus
Golongan kardioaktif
Golongan Antrakinon
Golongan Saponin
Golongan Sanopora
Golongan Isotiosianat
Golongan Flavonol
Golongan Alkohol
Golongan Aldehid
Golongan Fenol
d. Pembagian Lainnya
1. Glikosida Fenol
2. Glikosida Alkohol
Saponin steroid
29
3. Glikosida Sianhidrin (glikosida pada resaceae dan Linanceae)
seterusnya.
demikian ada juga beberapa gula jenis lain yang dijumpai menempel pada
glikosida misalnya ramnosa, digitoksosa dan simarosa. Bagian aglikon atau genin
hidroksi dari gula yang mengalami kondensasi dengan gugus hidroksi dari
kondensasi di dalam molekul gula itu sendiri membentuk lingkaran oksida. Oleh
karena itu gula terdapat dalam dua konformasi, yaitu bentuk alfa dan bentuk beta
maka bentuk glikosidanya secara teoritis juga memiliki bentuk alfa dan bentuk
beta. Namun dalam tanaman ternyata hanya glikosida bentuk beta saja yang
terkandung didalamnya. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa emulsion dan
30
enzim alami lain hanya mampu menghidrolisis glikosida yang ada pada bentuk
beta.
GLIKOSIDA SAPONIN
dalam air dan membui bila dikocok. Saponin merupakan senyawa berasa pahit
selaput lendir. Saponin juga bersifat bisa menghancurkan butir darah merah
lewat reaksi hemolisis, bersifat racun bagi hewan berdarah dingin, dan banyak
dipelajari lebih lanjut. Saponin yang berpotensi keras atau beracun seringkali
perhidrofenantren
perhidrofenantren.
31
GLIKOSIDA ANTRAKINON
yang memiliki gugus karbonil pada kedua atom C yang berseberangan (atom C9
dan C10) atau hanya C9 (antron) dan C9 ada gugus hidroksil (antranol). Adapun
baik dalam keadaan bebas maupun sebagai glikosida. Penelitian lebih lanjut
tereduksi, misalnya oksantron, antranol, dan antron. Termasuk juga produk lain
seperti senyawa yang terbentuk dari dua molekul antron, yaitu diantron.
Senyawa-senyawa ini dapat dalam keadaan bebas (tidak terikat dengan senyawa
gula dalam bentuk glikosida) dapat pula dalam bentuk glikosida dimana turunan
GLIKOSIDA SIONAGENIK
32
reaksi biokimia dalam tanaman .Rumus bangun glikosida sianogenik secara
untuk melindungi kecambah yang masih muda agar tidak dimakan siput dan
keong.
GLUKOSINOLAT
yakni: (1). glukosinolat alifatik (contoh: sinigrin), terbentuk dari asam amino
33
Senyawa-senyawa tersebut merupakan racun bagi serangga yang bukan
GLIKOSIDA SIANOPORA
GLIKOSIDA ISOTIOSIANAT
glikosida ini adalah sinigrin (Brassica nigra = black mustard), sinalbin (Sinapis
GLIKOSIDA FLAVONOL
dan merupakan pigmen kuning yang tersebar luas diseluruh tanaman tingkat
paling dikenal.
34
GLIKOSIDA ALKOHOL
Salisin adalah glikosida yang diperoleh dari beberapa spesies Salix dan
Populus.
GLIKOSIDA ALDEHIDA
GLIKOSIDA LAKTON
glikosida dari turunan hidroksi kumarin ditemukan dalam bahan tanaman seperti
skimin dan Star anise Jepang, aeskulin dalam korteks horse chestnut, daphin
GLIKOSIDA FENOL
senyawa fenol. Arbutin yang terkandung dalam uva ursi dan tanaman Ericaceae
jeruk juga dapat digolongkan sebagai glikosida fenol. Uva ursi adalah daun
kering dari Arctostaphylos uva ursi (Famili Ericaceae). Tanaman ini merupakan
35
semak yang selalu hijau merupakan tanaman asli dari Eropa, Asia, Amerika
disebut juga metilglukosida. Ada dua senyawa yang terbentuk dari reaksi ini, yaitu
atau metil-β-D-glukopiranosida. Kedua senyawa ini berbeda dalam hal rotasi optic,
kelarutan serta sifat fisika lainnya. Dengan hidrolisis, metil glikosida dapat diubah
menjadi karbohidrat dan metilalkohol. Glikosida banyak terdapat dalam alam, yaitu
pada tumbuhan. Bagian yang bukan karbohidrat dalam glikosida ini dapat berupa
metilalkohol, gliserol atau lebih kompleks lagi misalnya sterol. Di samping itu
antara sesama monosakarida dapat terjadi ikatan glikosida, misalnya pada molekul
(transfer) gugusan uridilil dari uridin trifosfat (UTP) ke suatu gula-l-fosfat. Enzim-
enzim yang bertindak sebagai katalisator pada reaksi ini adalah uridilil transferase
dan telah dapat diisolasi dari binatang, tanaman dan mikroba. Sedang gula
fosfatnya dapat pentosa, heksosa dan turunan gula lainnya. Pada tingkat reaksi
pemindahan (transfer) gula dari uridin difosfat kepada akseptor tertentu (aglikon)
36
b. UDP – Gula + akseptor Akseptor – gula + UDP (glikosida)
Apabila glikosida telah terbentuk, maka suatu enzim lain akan bekerja
bagian disakarida. Enzim serupa terdapat pula dalam tanaman yang mengandung
glikosida lainnya yang dapat membentuk bagian di-, tri- dan tetrasakarida dari
a) Glikosida antrakoinon
Cortex, Rhamni Frangulae Cortex, Aloe, Rhei Radix, dan Sennae Folium.
Kecuali itu Chrysa robin dan Cochineal (Coccus cacti) juga mengandung
turunan antrakinon, akan tetapi tidak digunakan sebagai obat pencahar karena
obat luar atau hanya digunakan sebagai zat warna (Cochineal, Coccus
berikut:
37
Tempat tumbuh: Untuk C. acutifolia tumbuh liar di lembah sungai Nil
dimer yang aglikonnya terdiri dari aloe-emodin dan latau rein. Kadar
senidin B). Kandungan lain yang lebih kecil kadarnya adalah senosida
Arab. Daunnya mirip dengan sena namun lebih panjang dan lebih
38
Penggunaan: Sebagai katartika dengan takaran 2 g sekali pakai. Sering
teh pelangsing.
Produk: HerbalaxR
ekstrak.
39
berbagai turunan (derivates) diantron lainnya, yaitu palmidin A, B, dan
C.
carniolica.
Kandungan kimia. Bubur kasia mengandung gula 50%, zat warna, dan
minyak atsiri. Bubur ini mengandung rein dan senyawa mirip senidin.
Ieukoantosianidin.
antitussive.
40
Pengumpulan dan persiapan. Dahulu diperkirakan akar ditumbuhkan
atau ditanam didataran tinggi (lebih dari 3000 m) dan digali pada
musim gugur atau musim semi saat berumur 6-10 tahun. Didekortisasi
Kong. Kualitas yang lebih bagus dibungkus dalam kotak kayu kecil
yang berisi 280 lb atau 50 kg, dan kualitas yang lebih jelek dalam tas.
berikut :
41
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan dengan bunga)
Ordo: Asparagales
Famili: Asphodelaceae
Genus: Aloe
Dari klasifikasi lidah buaya di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa
lidah buaya merupakan tanaman perdu yang basah. Bagian batangnya bengkok
bagian daunnya bergerigi dan mampu mencapai panjang 15 cm. Bagian dalam
daun lidah buaya ini dipenuhi getah dan daging berlendir tanpa warna.
Teksturnya kenyal dan cenderung tebal mudah hancur. Sementara itu, bagian
bunga lidah buaya memiliki bentuk seperti terompet atau bertabung. Ukurannya
berkisar di angka 2 sampai 3 cm. Warna bunga lidah buaya ini kuning
tangkai yang sedikit menjulang. Terakhir, bagian akar lidah buaya yang
b) Glikosida Sianogenik
42
.Salah satu tanaman yang mengandung glikosida sianogenik adalah :
Ordo : Euphorbianceas
Genus : Manihot
c) Glikosinolat
dalam family brassicaceae antara lain kubis, kecamba dan mustard. Salah satu
Biji Sawi
43
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo: Capparales
Genus: Brassica
liquorice root, atau radix liquiritiae adalah akar dan batang bawah tanah
dipanen adalah buah yang belum masak , tetapi sudah tumbuh sepenuhnya,
yaitu bila ujung atas buah telah berubah warnanya dari hijau menjadi kuning
44
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas dua bagian senyawa, yaitu senyawa gula
2. Sifat-sifat glikosida yaitu mudah larut dalam air, mudah terurai dalam keadaan lembab,
dan lingkungan asam, berbentuk kristal tak berwarna, pahit, dan dapat dihidrolisa
dengan adanya enzim dan air dan asam. Pembagian glikosida adalah antrakoinon,
45
DAFTAR PUSTAKA
1. Gunawan, Didik. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar Swadaya.
Jakarta.
UNHAS. Makassar.
46