Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Kata Asma (Asthma) merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“terengah-engah” atau “sulit bernapas”. Lebih dari 2000 tahun lalu, Hippocrates
menggunakan kata Asma untuk menggambarkan sesak napas yang episodik/berulang.
Penyakit Asma menyebabkan pembengkakan dan penyempitan saluran pernapasan yang
membuat pasien susah bernapas.

Asma bronkial merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada anak maupun
dewasa di negara berkembang maupun negara maju. Sejak dua dekade terakhir, dilaporkan
bahwa prevalensi asma bronkial meningkat padaanak maupun dewasa. Prevalensi total asma
bronkial di dunia diperkirakan 7,2% (6% pada dewasa dan 10% pada anak). Prevalensi
tersebut sangat bervariasi pada tiap negara dan bahkan perbedaan juga didapat antar daerah di
dalam suatu negara. Prevalensi asma bronkial di berbagai negara sulit dibandingkan, tidak
jelas apakah perbedaan angka tersebut timbul karena adanya perbedaan kritertia diagnosis
atau karena benar-benar terdapat perbedaan.

Sebenarnya asma bronkial bukan termasuk penyakit yang mematikan , namun


morbiditas dan mortalitas asma bronkial relatif meningkat tiap tahunnya, menurut perkiraan
WHO, sekitar 300 juta orang menderita asma bronkial dan 255 ribu orang meninggal karena
asma bronkial di dunia pada tahun 2005 dan angka ini masih terus meningkat. Dilaporkan
pada bahwa tahun 1994 sekitar 5500 pasien asma bronkial meninggal di Amerika. Angka
kematian pada setiap kelompok usia meningkat pada tahun 1980-1995. Kematian akibat asma
bronkial pada semua usia meningkat 3,4% tiap tahun, sejak tahun 1980- 1998. Kematian
mencapai 3,8 per 1 juta anak pada tahun 1996, menurun menjadi 3,1 per 1 juta anak pada
tahun 1997, dan meningkat kembali 3,5 per 1 juta anak pada tahun 1998. Berdasarkan
laporan NCHS pada tahun 2000, terdapat 4487 kematian akibat penyakit asma bronkial atau
1,6 per 100.000 populasi. Penelitian multisenter di beberapa pusat pendidikan di Indonesia
mengenai prevalensi asma bronkial pada anak usia 13-14 tahun (SLTP) menghasilkan angka
prevalensi di Palembang 7,4%; di Jakarta 5,7%; dan di Bandung 6,7%.

1
BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTIFIKASI PASIEN

MR : 025545

Nama Lengkap : Tn. T

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal lahir : 30-06-1942

Umur : 75th

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pekerjaan : Petani

Pendidikan : SMA

Alamat : Lampung Selatan

II. ANAMNESIS

Diambil dari : Alloanamnesis dan auto anamnesis

MRS : 13 Desember 2017

Jam : 10.30

2
Keluhan Utama

 Sesak nafas sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit

Keluhan tambahan :

 Batuk berdahak

III. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Os mengatakan sesak nafas sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit,

sesak nafas timbul bila os terpapar debu atau udara dingin, namun tidak dipengaruhi oleh

aktivitas, posisi dan emosi, os juga mengeluh sesak nafasnya mengganggu aktivitas dan

tidur, keluhan disertai batuk berdahak, terkadang os juga sering merasa mual, tapi tidak

muntah, BAB dan BAK normal, tidak ada penurunan berat badan yang berarti, kedua

tangan dan kaki tidak kesemutan, os memiliki riwayat asma (+), gastritis (+), riwayat

alergi (+), riwayat DM (-), riwayat hipertensi (-), keringat malam (-), batuk berdarah (-),

suara mengi (+) , nyeri dada (-), tidur menggunakan dua bantal (-), darah(-). demam (-),

nyeri kepala (-), riwayat merokok (-)

Riwayat Kebiasaan

Riwayat merokok : disangkal

Riwayat minum alkohol : disangkal

Riwayat olahraga : disangkal

Riwayat makan : 2 kali sehari

IV. Riwayat penyakit dahulu

Cacar Malaria Batu ginjal/saluran kemih

Cacar air Disentri (hernia)

3
Difteri Hepatitis Penyakit prostat

Batuk rejan Tifus abdomen Wasir

Campak Hipotensi Diabetes

Influenza Sifilis Alergi

Tonsilitis Gonore Tumor

DBD Hipertensi Penyakit Jantung Koroner

Demam rematik akut Ulkus ventrikulus Asma Bronkhial

Pneumonia Ulkus duodeni Gagal Ginjal Kronik

Pleuritis Gastritis HIV

Tuberkulosis Batu empedu Thypoid

V. Riwayat Penyakit Keluarga

Hubungan Diagnosa Keadaan Kesehatan Penyebab Meninggal

Kakek - - -

Nenek - - -

Ayah - - -

Ibu Asma bronkial - -

Suami - - -

Anak-anak - - -

VI. Riwayat sosial ekonomi

Os adalah seorang petani, os mengaku jarang meluangkan waktu untuk olahraga,

dan os tinggal di rumah bersama istri.

4
VII. Riwayat gizi

Sebelum sakit, os makan tidak teratur empat hingga lima kali sehari dengan

nasi, sayur, tahu, tempe, terkadang telur dan ikan. Jarang mengkonsumsi buah-

buahan. Beberapa hari terakhir sejak sakit nafsu makan pasien menurun, makan

dalam jumlah sedikit.

VIII. Riwayat Makanan

Frekuensi/ hari : 4 kali sehari

Jumlah/ hari :-

Variasi/ hari :-

Nafsu makan : menurun

II. ANAMNESIS SISTEM

Kulit

Kulit kering Turgor menurun Keringat malam

Kuku pucat (+) Kuning/ikterus Ptekie

Lain-lain

Kepala

Trauma Sakit kepala

Sinkop Nyeri sinus

5
Mata

Perdarahan Konjungtiva anemis

Sekret Cekung

Ikterik Ketajaman penglihatan

Telinga

Nyeri Tinitus

Sekret Gangguan pendengaran

Kehilangan pendengaran

Hidung

Trauma Gejala penyumbatan

Nyeri Gangguan penciuman

Sekret Pilek

Epistaksis

Mulut

Bibir (sariawan) Lidah kotor

Gusi Gangguan pengecapan

Selaput Kering Stomatitis

6
Tenggorokan

Nyeri tenggorokan Perubahan suara

Leher

Benjolan kanan Nyeri leher

Dada (Jantung/Paru)

Nyeri dada Sesak nafas

Berdebar Batuk darah

- Ortopnoe - Batuk

Abdomen (Lambung/Usus)

Rasa kembung Perut membesar

Mual Wasir

Muntah BAB cair

Muntah darah Tinja berdarah

Sukar menelan Tinja berlendir

Nyerie pigastrium Tinja berwarna hitam

Saluran kemih/ Alamat kelamin

Disuria Kencing nanah

Stranguri Kolik

7
Poliuri Oliguria

Polaksuria Anuria

Hematuria Retensi urin

Kencing batu Kencing menetes

Ngompol Penyakit prostat

Saraf dan Otot

Anestesi Sukar menggigit

Parastesi (kedua tungkai) Ataksia

Otot lemah Hipo/ hiper-esthesia

Kejang Pingsan

Afasia Kedutan (tiek)

Amnesia Pusing (vertigo)

Lain-lain Gangguan bicara (disartri)

Ekstremitas

Bengkak Deformitas

Nyeri sendi Sianosis

Ptekie Sembab kedua tungkai

III. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : CM

8
Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 82 x/menit, reguler, isi, tegangan cukup

Suhu : 36,5ºc

Pernapasan : 28 x/m

Berat Badan : 60 kg

Tinggi badan (cm) : 167 cm

Sianosis :-

Edema umum :-

Aspek Kejiwaan

Tingkah laku : wajar/gelisah/tenang/hipoaktif/hiperaktif

Alam perasaan :Biasa/sedih/gembira/cemas/takut/marah

Proses pikir : wajar/cepat/gangguan waham/fobia/obsesi

Status generalisata

Kulit

Warna : sawo matang Efloresensi :-

Jaringan parut :- Pigmentasi :-

Pertumbuhan rambut : sedikit Pembuluh darah:-

Suhu raba : - Lembab/kering: -

Keringat umum :normal Turgor :-

Kepala

Ekspresi wajah :+ Simetris muka :+

Rambut :distribusi normal

9
Mata

Eksolftalmus : - Enoftalmus :-

Cekung : - Lensa : normal

Konjungtiva : anemis +/+ Visus : normal

Sklera : anikterik Gerakan mata : normal

Lap.penglihatan : - Tekanan bola mata :-

Deviatio konjungtiva : - Nistagmus :-

Telinga

Tuli : - Selaput pendengaran :-

Lubang : - Penyumbatan :-

Serumen : - Perdarahan :-

Hidung

Trauma :-

Nyeri :-

Sekret :-

Pernafasan cuping hidung :+

Mulut

Bibir :- Tonsil :-

Langit-langit :- Bau nafas :-

Trismus :- Lidah : atrofi papil lidah

Faring :-

10
Leher

Tekanan vena jugularis : JVP 5-2 mmHg

Kelenjar tiroid : tidak tampak pembesaran

Kelenjar limfe : tidak tampak pembesaran

Kelenjar getah bening

Submandibula :tidak ada pembesaran Leher : tidak ada pembesaran

Supraklavikula :tidak ada pembesaran Ketiak : tidak ada pembesaran

Lipat paha :tidak ada pembesaran

Thorax

Bentuk : normal

Sela iga : tidak melebar

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tampak

Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 linea midklavikula sinistra

Perkusi

Jantung atas : ICS 2 linea parasternal sinistra

Jantung kiri : ICS 4 linea midclavicula sinistra

Jantung kanan : ICS 4 linea sternalis dekstra

Auskultasi : BJ I-II regular, bising (-)


Kesan : normal

11
PULMO

Depan Dextra Sinistra

I:Simetris, retraksi dinding dada (-) Inspeksi:Simetris, retraksi dinding


Palpasi :Stem fremitus kanan = kiri dada (-)
Palpasi :Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi:Sonor di kedua lapangan
paru Perkusi:Sonor di kedua lapangan
paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler,
suara tambahan : wheezing (+), Auskultasi: suara dasar vesikuler,
ronchi(-) suara tambahan: Suara
: wheezing
dasar (+),
: Vesikuler
ronchi(-)

Belakang Inspeksi:Simetris, retraksi dinding Inspeksi:Simetris, retraksi dinding


dada (-) dada (-)
Palpasi :Stem fremitus kanan = kiri Palpasi :Stem fremitus kanan = kiri

Perkusi:Sonor di kedua lapangan Perkusi:Sonor di kedua lapangan


paru paru

Auskultas: suara dasar vesikuler, Auskultasi: suara dasar vesikuler,


suara tambahan : wheezing (+), suara tambahan : wheezing (+),
ronchi(-) ronchi(-)

Abdomen

Inspeksi : datar
Auskultasi : BU (+) 6kali/menit

Perkusi : Timpani, Pekak alih (-), Pekak sisi (-)

Palpasi : Supel, NT (+) epigastrium, Hepar : tidak teraba, Lien :


tidak teraba, Tes undulasi (-)

12
Ekstremitas

Superior Inferior

Akral dingin (-/-) (-/-)

Edema (-/-) (-/-)

Sianosis (-/-) (-/-)

Pucat (-/-) (-/-)

IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG


X. Laboratorium : 14 Desember 2017

HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Lk: 14-18 gr%
Hemoglobin 13,8
Wn: 12-16 gr%
Leukosit 7.100 4500-10.700 ul
Hitung jenis leukosit
 Basofil 0 0-1 %
 Eosinofil 0 1-3%
 Batang 1 2-6 %
 Segmen 52 50-70 %
 Limposit 40 20-40 %
 Monosit 7 2-8 %
Lk: 4.6- 6.2 ul
Eritrosit 4,8
Wn: 4.2- 5,4 ul
Lk: 50-54 %
Hematokrit 39
Wn: 38-47 %
Trombosit 244.000 159.000-400.000 ul
MCV 88 80-96 fl
MCH 29 27-31 pg
MCHC 32 32-36 g/dl

13
Resume
Tn.T, 75 tahun datang ke IGD RSPBA pada tanggal 13 Desember 2017 dengan keluhan

sesak nafas sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, sesak nafas timbul bila pasien terpapar

debu dan udara dingin, keluhan disertai batuk berdahak, lemas, nyeri perut, mual, penurunan

nafsu makan. Keluhan lainnya seperti nyeri kepala yang berat, rasa berputar, muntah,

gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan pencernaan, kejang dan pingsan

disangkal. Kemudian os langsung di bawa ke RSPBA pada hari itu juga.

Sebelumnya pasien sudah pernah mengalami keluhan yang sama. Os mepunyai riwayat

asma sejak ± 12 tahun yang lalu. Terdapat keluarga yang mengalami keluhan yang sama.

Riwayat merokok (-), konsumsi alkohol (-).

Pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, GCS E4V5M6, tekanan darah : 130/80

mmHg, Nadi 82 x/menit, RR 28 x/menit dan Suhu 36,9 0C. Frekuensi pernafasan meningkat,

auskultasi didapatkan ekspirasi memanjang, wheezing (+).

Daftar masalah

Anamnesis :

Sesak nafas

Batuk berdahak

Mual , lemas

Nyeri ulu hati

Pemeriksaan fisik :

TD : 13/80 mmHg

14
RR : 28

Nyeri tekan epigastrium

Wheezing (+)

Pemeriksaan Lab

13 desember 2017

 Hematokrit : 39

DIAGNOSIS

Asma Bronkial

XVI. DIAGNOSIS BANDING

- Bronkitis Kronik

- Emfisema paru

XVII. PENATALAKSANAAN

Non Farmakologis

 O2 3 liter/menit
 Tirah baring, hindari pencetus yang dapat memicu timbul sesak

Farmakologis
 IVFD RL xx tpm/mikro
 Nebu combivent (COMBInasi VENtolin dan IpraTropium Bromide) + NaCL
1cc 2x1
 Rantidin 2x1 amp
 Ketorolac 2x1 amp
 Paracetamol 3x1 tab
 Ambroxol syr 3x1c
 Omeprazol 1x1 vial

15
 Sucralfat 3x1c
 Ondancentron 2x1 amp
XVIII. RENCANA PEMERIKSAAN

- Radiologi Thoraks
- Tes prick test kulit
- Pemeriksaan IgE

XIX. PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : dubia ad bonam

16
ANALISIS KASUS

1. Mengapa pasien ini di diagnosa asma bronkial?

Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut
otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi
alveolus. Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea
dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Ada beberapa hal
yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial :
genetik, alergen, perubahan cuaca, stress, lingkungan kerja.
Ada 2 faktor yang berperan penting untuk terjadinya asma, yaitu faktor genetik dan
lingkungan. Beberapa proses terjadi asma :
a. Sensitisasi, yaitu seseorang dengan resiko genetik dan lingkungan apabila terpajan
dengan pemicu maka akan timbul sensitisasi pada dirinya.
b. Seorang yang telah mengalami sensitisasi belum tentu menjadi asma. Apabila
seseorang yang telah mengalami sensitisasi pada saluran nafasnya. Berhubungan
dengan hipereaktifitas bronkus.
c. Setelah mengalami inflamasi maka bila seseorang terpajan oleh pencetus maka terjadi
serangan asma (mengi)
Pada pasien ini, os telah mengalami asma lebih dari 12 tahun. Dengan gejala sesak
nafas, batuk berdahak, lemas, penurunan nafsu makan, terganggunya aktivitas dan tidur, dan
pada pemeriksaa fisik paru, auskultasi mengi (+).

2. Bagaimana pathogenesis asma bronkial?


Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan
sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-
benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara
sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah
antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila
reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast
yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus
kecil.

17
Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat,
alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini
akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi
lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek
gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding
bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme
otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat
meningkat. Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama
inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar
bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah
akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi.

18
BAB III

KESIMPULAN

Asma bronchial adalah gangguan fungsi aliran udara paru yang ditandai oleh
kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsangan dengar karakteristik bronkospasme,
hiper sekresimukosa dan infeksi saluran pernafasan.

Asma dapat timbul pada berbagai usia, gejalanya bervariasi dari ringan sampai berat
dan dapat dikontrol dengan berbagai cara. Gejala asma dapat ditimbulkan oleh berbagai
rangsangan antara lain infeksi, alergi, obat-obatan, polusi udara, bahan kimia, beban kerja
atau latihan fisik, bau-bauan yang merangsang dan emosi.

19
20

Anda mungkin juga menyukai