Lokasi Wawancara Hipertensi yaitu Lokasi Wawancara Diabetes Melitus yaitu JL.poros rembo’-rembo’, Kec. Bittuang, Lem. Sasak, Dusun Luya. IV.2 Hasil Wawancara Berdasarkan hasil wawancara pasien asma di luya dimana pasien akan diwawancara tentang database pasien, riwayat penyakit, life style, pengetahuan pasien tentang penyakitnya, pengobatan yang dijalani, masalah terkait obat, dan kepatuhan pasien. Berdasarkan hasil wawancara pasien asma yaitu database pasien yang terdiri dari nama pasien, alamat pasien, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan berat badan pasien. Dari hasil wawancara, database pasien telah lengkap dimana alamat pasein yaitu di luya kelurahan Sasak, berumur 70 tahun, pendidikan tidak sekolah, pekerjaan yaitu ibu rumah tangga, kemudian berat badan 42kg. Berdasarkan hasil wawancara pasien asma yaitu riwayat penyakit pasien yang terdiri dari sejak kapan terdiagnosa asma, informasi diagnosa asma, rutin atau tidak kontrol, dan derajat asthma. Dari hasil wawancara asma dimana pasien terdiagnosa asma yaitu sejak tahun 2003 sampai sekarang, pasien terdiagnosa penyakit asma sejak berumur 37 tahun, informasi diagnosa asma yaitu dari dokter, pasien jarang kontrol karena pasien hanya melakukan kontrol pada saat penyakit pasien kambuh, kemudian derajat asthma pasien dimana penyakit pasien kambuh pada saat pasien melakukan aktivitas kerja berat, alergi debu dan dingin. Berdasarkan hasil wawancara pasien asma yaitu faktor resiko yang terdiri dari keturunan, alergi, lingkungan, kerja berat, infeksi saluran nafas, merokok, konsumsi obat NSAID, dan stress. Dari hasil wawancara dimana pasien alergi terhadap dingin, debu, pasien melakukan aktifitas kerja berat, pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi NSIAD dan pasien tidak stress. Berdasarkan hasil wawancara pasien asma yaitu pengetahuan pasien tentang penyakitnya yang terdiri dari infromasi tentang penyakit, dan keluhan pasien. Dari hasil wawancara pasien asma dimana pasien tahu informasi tentang penyakitnya yaitu pada saat pasien melalukan pekerjaan berat, debu, dan merasa dingin penyakit pasien langsung kambuh. Keluhan yang sering di alami oleh pasien yaitu sakit kepala. Berdasarkan hasil wawancara pasien asma yaitu pengobatan yang dijalani yaitu sejak kapan berobat, berapa kali kontrol ke dokter, penggunaan obat herbal, jenis obat yang dikonsumsi, dan dosis obat. Dari hasil wawancara pasien asma dimana pasein berobat sejak pasien terdiagnosa asma dari tahun 2004 sampai 2019, pasein melakukan kontrol apabila penyakit pasien kambuh, pasien tidak mengkonsumsi obat herbal, kemudian pasien mengkonsumsi obat salbutamol dengan dosis 3 x 1 perhari. Berdasarkan hasil wawancara pasien asma yaitu kepatuhan pasien yang terdiri dari kepatuhan kontrol asma, dan kepatuhan berobat. Dari hasil wawancara pasien asma patuh kontrol dan berobat, dimana pasein patuh kontrol tekanan darah ke dokter dan pada saat obat pasien habis, pasien langsung ke dokter untuk kontrol dan mengambil obat. Uraian obat salbutamol yaitu, sebagai berikut: Nama Obat Uraian Obat Salbutamol Mekanisme obat : agonis reseptor beta2 dengan beberapa aktivitas beta 1: mengendurkan otot polos bronkil dengan efek kecil pada detak jantung Indikasi :untuk pengobatan atau pencengahan bronkospasme pada pasien dengan penyakit jalan nafas obstruktif reversible. Kontraindikasi : hipersensitif terhadap albuterol dan hipersensitivitas parah terhadap protein susu. Dosis : tablet dan syrup: 2-4 mg PO q6-8hr, tidak melebihi 32mg/hari. Interaksi : beta-bloker: bronkospasme yang parah dapat diproduksi pada pasien yang menggunakan albuterol. Digoxin: Albuterol dapat menurunkan kadar digoxin serum. Diuretik: perubahan EKG dan hipokalemia yang berhubungan dengan diuretic ini dapat memburuk dengan pemberian bersama albuterol. Efek samping : reaksi yang merugikan seperti hipertensi, angina, vertigo, stimulasi system saraf pusat, insomnia, sakit kepala, asidosis metabolit, dan pengeringan.