Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1 Lokasi Wawancara Hipertensi


Lokasi Wawancara Hipertensi yaitu Lokasi Wawancara Diabetes Melitus yaitu
JL.poros rembo’-rembo’, Kec. Bittuang, Lem. Sasak, Dusun Luya.
IV.2 Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara pasien asma di luya dimana pasien akan diwawancara
tentang database pasien, riwayat penyakit, life style, pengetahuan pasien tentang
penyakitnya, pengobatan yang dijalani, masalah terkait obat, dan kepatuhan pasien.
Berdasarkan hasil wawancara pasien asma yaitu database pasien yang terdiri dari
nama pasien, alamat pasien, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan berat badan
pasien. Dari hasil wawancara, database pasien telah lengkap dimana alamat pasein yaitu di
luya kelurahan Sasak, berumur 70 tahun, pendidikan tidak sekolah, pekerjaan yaitu ibu
rumah tangga, kemudian berat badan 42kg.
Berdasarkan hasil wawancara pasien asma yaitu riwayat penyakit pasien yang
terdiri dari sejak kapan terdiagnosa asma, informasi diagnosa asma, rutin atau tidak
kontrol, dan derajat asthma. Dari hasil wawancara asma dimana pasien terdiagnosa asma
yaitu sejak tahun 2003 sampai sekarang, pasien terdiagnosa penyakit asma sejak berumur
37 tahun, informasi diagnosa asma yaitu dari dokter, pasien jarang kontrol karena pasien
hanya melakukan kontrol pada saat penyakit pasien kambuh, kemudian derajat asthma
pasien dimana penyakit pasien kambuh pada saat pasien melakukan aktivitas kerja berat,
alergi debu dan dingin.
Berdasarkan hasil wawancara pasien asma yaitu faktor resiko yang terdiri dari
keturunan, alergi, lingkungan, kerja berat, infeksi saluran nafas, merokok, konsumsi obat
NSAID, dan stress. Dari hasil wawancara dimana pasien alergi terhadap dingin, debu,
pasien melakukan aktifitas kerja berat, pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi NSIAD
dan pasien tidak stress.
Berdasarkan hasil wawancara pasien asma yaitu pengetahuan pasien tentang
penyakitnya yang terdiri dari infromasi tentang penyakit, dan keluhan pasien. Dari hasil
wawancara pasien asma dimana pasien tahu informasi tentang penyakitnya yaitu pada saat
pasien melalukan pekerjaan berat, debu, dan merasa dingin penyakit pasien langsung
kambuh. Keluhan yang sering di alami oleh pasien yaitu sakit kepala.
Berdasarkan hasil wawancara pasien asma yaitu pengobatan yang dijalani yaitu
sejak kapan berobat, berapa kali kontrol ke dokter, penggunaan obat herbal, jenis obat yang
dikonsumsi, dan dosis obat. Dari hasil wawancara pasien asma dimana pasein berobat
sejak pasien terdiagnosa asma dari tahun 2004 sampai 2019, pasein melakukan kontrol
apabila penyakit pasien kambuh, pasien tidak mengkonsumsi obat herbal, kemudian pasien
mengkonsumsi obat salbutamol dengan dosis 3 x 1 perhari.
Berdasarkan hasil wawancara pasien asma yaitu kepatuhan pasien yang terdiri dari
kepatuhan kontrol asma, dan kepatuhan berobat. Dari hasil wawancara pasien asma patuh
kontrol dan berobat, dimana pasein patuh kontrol tekanan darah ke dokter dan pada saat
obat pasien habis, pasien langsung ke dokter untuk kontrol dan mengambil obat.
Uraian obat salbutamol yaitu, sebagai berikut:
Nama Obat Uraian Obat
Salbutamol Mekanisme obat : agonis reseptor beta2 dengan beberapa aktivitas
beta 1: mengendurkan otot polos bronkil dengan efek kecil pada detak
jantung
Indikasi :untuk pengobatan atau pencengahan bronkospasme pada
pasien dengan penyakit jalan nafas obstruktif reversible.
Kontraindikasi : hipersensitif terhadap albuterol dan hipersensitivitas
parah terhadap protein susu.
Dosis : tablet dan syrup: 2-4 mg PO q6-8hr, tidak melebihi 32mg/hari.
Interaksi : beta-bloker: bronkospasme yang parah dapat diproduksi
pada pasien yang menggunakan albuterol. Digoxin: Albuterol dapat
menurunkan kadar digoxin serum. Diuretik: perubahan EKG dan
hipokalemia yang berhubungan dengan diuretic ini dapat memburuk
dengan pemberian bersama albuterol.
Efek samping : reaksi yang merugikan seperti hipertensi, angina,
vertigo, stimulasi system saraf pusat, insomnia, sakit kepala, asidosis
metabolit, dan pengeringan.

Anda mungkin juga menyukai