Anda di halaman 1dari 8

TUGAS AKHIR MODUL 3

MAKALAH PENGORGANISASIAN INFORMASI/


PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA

OLEH
NOFIKA, S.Pd
Sernopes : 19072541310142

PPGJ ANGKATAN 3 TAHUN 2019


LPTK UNIMED
PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sempurna yang di diciptakan Tuhan Yang Maha Esa,
karena selain dikaruniai fisik yang bagus juga dikaruniai otak sebagai modalitas utama
dalam proses berpikir dan berperilaku di samping hati sebagai pusat kendali dari
perasaan manusia. Oleh sebab itu, untuk mengetahui hakikat dirinya, manusia selalu
memikirkan apa, dan siapa dirinya, sehingga untuk menjawab berbagai pertanyaan
tersebut manusia berfilsafat untuk menemukan konsep teoritis dari pertanyaan-
pertanyaan itu.
Manusia memilki memori yang kemampuan dan kapasitas sangat besar, sehingga
tak terhitungkan besarnya. Akan tetapi tidak semua memanfaatkan kapasitas tersebut
seoptimal mungkin dan lebih banyak lagi yang memanfaatkan memori ini sekedarnya
saja, sehingga banyak ruang - ruang dalam memori seseorang yang tidak terisi serta
tidak diperlakukan dengan lebih baik karena berbagai factor Ingatan disebut juga
memory, Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara
pengalaman dengan masa lalu. Proses manusia memunculkan kembali tiap kejadian
pengalaman pada masa lalunya, membutuhkan kemampuan mengingat kembali yang
baik. Dengan adanya kemampuan mengingat pada manusia, maka ini menunjukan
bahwa manusia mampu menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-
pengalaman yang dialaminya (Walgito 2004). Menimbulkan kembali pengalaman-
pengalaman yang pernah dialami, sama halnya dengan memunculkan kembali sesuatu
yang pernah terjadi dan tersimpan dalam ingatan
Semua informasi yang kita peroleh terekam di dalam ingatan. Akan tetapi, tidak
semua informasi tersebut dapat bertahan lama dalam ingatan atau hilang karena ada
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ketika individu memperoleh suatu informasi,
secara tidak langsung otak akan memproses informasi tersebut. Apabila dalam
pemrosesan tersebut terdapat perhatian (attention) pada informasi yang diperoleh, maka
akan menghasilkan suatu pemahaman.
Teori pemrosesan informasi didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan
faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya proses informasi
kemudian diolah sehingga menciptakan suasanya yang terencana, dan suasana
pembelajaran yang mendukung (Ellen, 2016:225). Teori pemrosesan informasi ini
merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan,
dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini
menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat
dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan model pembelajara
tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses dalam otak melalui
beberapa indera.
Proses belajar berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar dari mata pelajaran
yang satu ke mata pelajaran yang lain atau dari kehidupan sehari-hari dari dalam dan
diluar lingkungan sekolah. Adanya pemindahan atau pengalihan ini menunjukkan bahwa
ada hasil belajar yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
memahami materi pelajaran yang lain. Hasil belajar yang diperoleh dan dapat
dipindahkan tersebut dapat berupa pengetahuan,kemahiran intelektual, keterampilan
motorik atau afektif dll..

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan teori pengolahan informasi ?
2. Bagaimana pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia?
3. Apa saja aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar ?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan
memahami:
1. Teori pengolahan informasi
2. Pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia
3. Aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar
PEMBAHASAN

A. Teori Pengolahan Informasi


Pengolahan informasi merupakan proses mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat
sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. Penggolahan informasi
dapat pula dikatakan sebagai proses bagaimana respon individu terhadap informasi yang
di berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi
kognitif. Ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar
yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Teori pengolahan informasi
memiliki suatu perbedaan dengan teori belajar yaitu pada derajat penekanan pada soal
belajar. Teori pengolahan informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik pusat
penelitian yang utama melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang
diperoleh ataupun melihat kemampuan memori seorang individu. Penelitian pengolahan
informasi memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar. Belajar dan
pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.
Sistem Memori Manusia
Memori adalah sebuah wadah yang berisi data-data yang belum tentu saling
berkaitan. Naisser (1967) mengatakan bahwa memori manusia dipandang sebagai suatu
struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan. Memori
juga dapat dikatakan sebagai suatu alat yang berfungsi untuk menangkap, mengolah dan
menggunakannya di lain waktu ketika di butuhkan. Memori merupakan suatu sistem yang
rumit dengan banyak tahapannya dan saling berinteraksi. Ini berarti dalam memori
terdapat interaksi-interaksi antara data-data dan lapisan-lapisan atau tahapan-tahapan
yang ada di dalamnya.
Sebagian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga
(3) struktur memori yaitu:
a) Pencatatan Penginderaan (Sensoric Memori)
Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan diteruskan sebagai informasi
ke sistem memori selanjutnya. Informasi yang terdapat pada stimulus atau rangsangan
dari luar akan diterima manusia melalui panca inderanya. Informasi tersebut akan
tersimpan di dalam ingatan selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut akan
hilang lagi tanpa disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas atau
sekelebat yang didapat melalui panca indera ini biasanya disebut ’sensory memory’ atau
‘ingatan inderawi’. Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa,
seperti yang telah sering dalam proses pembelajaran pesan atau keterangan yang
disampaikan seorang guru dapat hilang seluruhnya dari ingatan para siswa jika pesan
atau keterangan tersebut terkategori sebagai pencatatan pengideraan.
b) Penyimpanan Jangka Pendek (Working Memory)
Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan berbeda dari
informasi yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Suatu informasi baru yang
mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai penyimpanan jangka pendek.
Dengan kata lain, penyimpanan jangka pendek tidak akan terbentuk di dalam otak siswa
tanpa adanya perhatian dari siswa terhadap informasi tersebut. Penyimpanan jangka
pendek ini dapat bertahan relatif lebih lama lagi yaitu sekitar 20 detik.
c) Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
Penyimpanan jangka panjang merupakan suatu proses penyimpanan informasi yang
permanen. Memori jangka panjang ini berasal dari memori jangka pendek yang selalu
diulang-ulang dan berkesan bagi individu sehingga informasi yang ia terima dapat bersifat
permanen dan bila suatu saat ia butuhkan maka akan teringat lagi. Informasi yang sudah
tersimpan di dalam penyipanan jangka panjang ini sulit untuk hilang.

B. Pengorganisasian Informasi Dalam Ingatan Manusia


Informasi yang masuk kemudian diproses dan tersimpan berkaitan erat dengan
kemampuan kognisi seseorang (Frishammar, 2002). Dengan kata lain, pemrosesan
informasi dipengaruhi oleh faktor memori dan kognisi termasuk kecerdasan seseorang
(Frishammar, 2002).Resnick (1981) berpendapat bahwa dalam psikologi pemrosesan
informasi memfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana
pengetahuan dimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa
pemecahan masalah. Pemrosesan informasi didalam pikiran berlangsung terus-menerus
selama adanya informasi baru yang masuk dalam pikiran.
Teori proses masuknya rangsangan ke penyimpanan dan ingatan digambarkan
sebagai berikut(Surgenor, 2010):
Stimulus yang masuk melalui panca indra diterima oleh Sensory Memory, sensory
memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, dan
haptic) untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah.
Melalui perhatian yang selektif (selective attention) informasi dipindahkan ke dalam
kesadaran dan memori jangka pendek (short term memory), sedangkan informasi yang
tidak lolos attention dilupakan. Hubungan antara memori jangka pendek dan memori kerja
(working memory)masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek adalah
memori sadar maka maka memori kerja adalah setara dengan catatan post-it.Selanjutnya
dengan rehearsal and encoding informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka
panjag (Long Term Memory).
Contohnya saat kita ingin mengingat nomor telepon. Sebagai stimulus awal nomor
telepon ditangkap oleh pancaindra (bisa melalui telinga jika dalam bentuk suara, atapun
mata jika dalam bentuk tulisan). Nomor telepon yang ditangkap melalui pancaindra
disimpan di working memory. Saat kita mengingat nomor telepon untuk sesaat berarti kita
menyimpannya di short term memory. Ketika kita mengulang secara verbal secara terus
menerus dan sewaktu-waktu kerap diulang kembali (recalling) nomor tersebut akan
disimpan di memori jangka panjang (long term memory).
Contoh Pengorganisasian Informasi ke dalam ingatan manusia dalam hal ini peserta
didik dalam pembelajaran, yaitu selain pengulangan atau latihan, beberapa hal penting
yang harus diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan dapat diingat siswa
dengan mudah adalah:
a. Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa daripada sesuatu
yang tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat bilangan 17.081.945
akan jauh lebih mudah daripada proses mengingat bilangan 51.408.791 karena
bilangan pertama sudah dikenal para siswa, apalagi jika dikaitkan dengan hari
kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 yang dapat ditulis menjadi 17–08–1945.
b. Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat siswa
daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat susunan bilangan
4, 49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada mengingat bilangan berikut
yang sudah terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49.
c. Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada sesuatu
yang tidak menarik hatinya. Acara televisi yang menarik perhatian para siswa akan
memungkinkan para siswa untuk duduk berjam-jam di depan TV dan jalan
ceriteranya akan mampu mereka ingat dengan mudah. Namun hal yang sebaliknya
akan terjadi juga, yaitu suatu proses pembelajaran yang tidak menarik perhatian
mereka dapat menjadi beban bagi siswa dan tentunya juga bagi para guru.

C. Aplikasi Teori Pengolahan Informasi Dalam Belajar


Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa memori manusia
itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah
menjadi suatu sandi-sandi informasi dan keterampilan bagi penyimpananya untuk di
pelajari. Dalam hal ini individu diartikan sebagai suatu objek yang memiliki kemampuan
untuk menghasilkan suatu penyeleksian, pengorganisasian dan pengubahan terhadap
informasi yang di dapat menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk memudahkan
individu dalam proses belajar yang akan dijalani dirinya.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil
sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya. Ini
menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik adalah hal utama
yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai dari peserta didik, dalam hal
ini menyangkut aspek perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah dijelaskan pada
pembahasan di atas, bahwa komponen belajar adalah perhatian yang ditujukan pada
stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival).
Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran
yaitu (a) membimbing untuk menerima stimulus, (b) memperlancar pengkodean, (c)
memperlancar penyimpanan dan retrieval. Ketiganya merupakan kesatuan yang harus
dilakukan secara berurutan dan akan selalu mempengaruhi hasil yang akan oleh peserta
didik.
Membimbing peserta didik untuk penerimaan stimulus dapat dilakukan pendidik dengan
(1) memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang di pilih. Dalam hal ini pendidik
akan memberikan perhatian khusus terhadap siswa mengenai stimulus-stimulus yang akan
dipilih. Jadi dengan demikian siswa/peserta didik akan lebih terkosentrasi pada stimulus
yang telah ditentukan.
(2) Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu. Dalam pengenalan awal
stimulus melalui pengkodean yaitu bagaimana individu mengubah stimulus yang ada
sehingga dapat di simpan dan pada waktu yang lain dapat dimunculkan kembali dengan
mudah. Dalam pengkodean ini akan terjadi proses pengulangan dan menghubungkan
dengan informasi lama yang sudah tertanam dalam memori manusia.
Memperlancar pengkodean adalah bagian yang penting dalam penggorganisasian
informasi dalam pembelajaran. Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru
untuk di simpan kedalam memori jangka panjang. Proses ini menghendaki adanya
tranformasi informasi menjadi kode ringkasan guna memudahkan dan mengingat kembali
informasi tersebut di kemudian hari. Ada 2 (dua) rancangan yang berbeda yang dapat
memudahkan pengkodean yaitu dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara
titian ingatan sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan
dalam proses penyimpanan pada memori kerja peserta didik. Rancangan ini disebut
bantuan berbasis pembelajaran, contohnya: penggunaan sinonim untuk kata-kata yang
sulit dalam pertanyaan ulangan, akronim untuk belajar asosiasi yang sifatnya sembarang.
Rancangan yang lain berfungsi untuk memberikan kesempatan terjadinya elaborasi
(pengubahan) yang dihasilkan peserta didik. Rancangan ini disebut bantuan berbasis
peserta didik. Dalam hal ini peserta didik diberikan suatu kesempatan untuk melakukan
pengubahan informasi dengan caranya sendiri agar mudah untuk diingat dan dimunculkan
kembali.
Memperlancar penyimpanan dan retrieval sangat penting karena hal ini dapat
meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan datang. Ini dapat
ditujukan berupa irama, bunyi, sajak, kata-kata pokok, citra visual dan sebagainya, yang
semuanya memberikan pengisyaratan untuk maksud retrival bagi peserta didik dalam
proses belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan peserta didik keduanya juga
memberikan sumbangan yang besar dalam proses mengingat kembali terhadap informasi
yang sudah tersimpan dalam memori menusia. Proses pemunculan kembali apa yang telah
tersimpan atau dsimpan dalam memori manusia dianalogikan dengan mekanisme
penelusuran. Maksud dari hal itu juga dapat dikatakan bahwa retrival dikatakan sebagai
suatu proses pemunculan informasi yang tersimpan dalam long term memory (ingatan
jangka panjang) melalui suatu penelusuran dan penyeleksian terhadap informasi yang akan
dimunculkan.
Menanggapi penjelasan di atas Norman dan Bobrow, mengemukakan dua tahapan
dalam melaksanakan penelusuran, yaitu:
(a) Tahap pertama : menetapkan informasi yang diinginkan atau yang ingin dimunculkan
dari dalam ingatan (retrival). Berarti dalam tahap ini individu melakukan suatu
peenyeleksian terhadap informasi-informasi yang ada pada memorinya dan memilih sesuai
apa yang akan di munculkan.
(b) Tahap kedua : penelusuran yang sebenarnya yaitu dapat dikatakan hal yang
mencakup tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-informasi yang
terkait di dalamnya, sampai informai yang diinginkan didapatkan atau di munculkan
kembali.asumsi yang di pakai dalam hal ini adalah bahwa ingatan terdiri dari struktur
informasi yang terorganisasi dan dan proses penelusurannya bergerak secara herarkis,
dari informasi yang paling umum dan eksklusif ke informasi yang umum dan rinci, sampai
pada informasi yang ingin diinginkan atau di munculkan kembali dapat didapatkan oleh
individu.
SIMPULAN

Kesimpulan

1. Memori adalah koleksi potongan-potongan kecil informasi yang terlepas-lepas dan


tidak saling berkaitan
2. Faktor-faktor Ingatan (Memori) yaitu faktor individu, faktor sesuatu yang harus di
ingat adalah sesuatu yang memiliki organisasi dan struktur yang jelas, mempunyai
arti, mempunyai keterkaitan dengan individu, mempunyai intensitas rangsangan
yang cukup kuat dan faktor lingkungan.
3. Kemampuan Memori dapat meningkatkan pengulangan/rekan, hubungan dengan
hal-hal lain.
4. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang
diterima individu dari lingkungan.
5. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric
Memori), Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan
Jangka Panjang (Long Term Memory)
6. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke
stimulus, Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, B.F. 1980. The Complete Thinker: A Handbook of Theniques For Creative and
Critical Problem Solving. New Jersey: Englewood Cliffs

Karwono dan Heni Mularsih. 2010. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber
Belajar. Ciputat: Penerbit Cerdas Jaya.

Markowitz, K. & Jensen, E. 2002. Otak Sejuta Gigabyte. Bandung: Kaifa.

Muhibbin Syah. 2001. Psikologi belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu.


Rasyad, A. 2003. Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Anda mungkin juga menyukai