Anda di halaman 1dari 16

BAGIAN SISTEM OPERASI

MAKALAH
SISTEM OPERASI

Oleh:
Sera Vika Eviana
NIM : 672018025

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2019
A Process Management
A.1. Proses
Proses adalah program yang sedang dieksekusi. Proses dapat juga didefinisikan
sebagai unit kerja terkecil yang secara individu memiliki sumber daya dan dijadwalkan oleh
sistem operasi. Proses berisi instruksi, data, program counter, register pemroses, stack data,
alamat pengiriman dan variabel pendukung lainnya.
A.2. Manajemen Proses
Manajemen Proses : rangkaian aktivitas perencanaan dan pengawasan kinerja suatu
proses. Bagian dari Manajemen Proses :
 Multiprogramming adalah kegiatan menjalankan beberapa program pada memori pada
satu waktu. multiprogramming sering digunakan dalam perangkat lunak.
 Multiprocessing adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang merujuk
kepada kemampuan pemrosesan komputer yang dilakukan secara serentak.
Multiprocessing sering diimplementasikan dalam perangkat keras (dengan menggunakan
beberapa CPU sekaligus)
 Distributed Processing adalah mengerjakan semua proses pengolahan data secara bersama
antara komputer pusat dengan beberapa komputer yang lebih kecil dan saling dihubungkan
melalui jalur komunikasi.
Untuk mengendalikan proses-proses yang saling berkompetisi setidaknya
ada tiga masalah yang dihadapi, yaitu:
 Mutual exclusion adalah konsep sedemikian sehingga hanya satu proses yang
boleh mengakses/menggunakan sebuah sumber daya yang tidak bisa dipakai
berbarengan, contohnya: printer, kartu jaringan, dan lain-lain.
 Deadlock adalah suatu kondisi dimana dua proses atau lebih saling menunggu
proses yang lain untuk melepaskan resource yang sedang dipakai. Karena
beberapa proses itu saling menunggu, maka tidak terjadi kemajuan dalam kerja
proses-proses tersebut. Deadlock adalah masalah yang biasa terjadi ketika
banyak proses yang membagi sebuah resource yang hanya boleh dirubah oleh
satu proses saja dalam satu waktu.
 Starvation adalah kondisi yang biasanya terjadi setelah deadlock. Proses yang
kekurangan resource (karena terjadi deadlock) tidak akan pernah mendapat
resource yang dibutuhkan sehingga mengalami starvation (kelaparan). Namun,
starvation juga bisa terjadi tanpa deadlock. Hal ini ketika terdapat kesalahan
dalam sistem sehingga terjadi ketimpangan dalam pembagian resouce. Satu
proses selalu mendapat resource, sedangkan proses yang lain tidak pernah
mendapatkannya.
A.3. Keadaan Proses
Tiap proses mungkin adalah satu dari keadaan berikut ini :
1. New : Proses sedang dibuat.
2. Running : Instruksi sedang dikerjakan.
3. Waiting : Proses sedang menunggu sejumlah kejadian untuk terjadi (seperti sebuah
penyelesaian I/O)
4. Ready : Proses sedang menunggu untuk ditugaskan pada sebuah prosesor.
5. Terminated : Proses telah selesai melaksanakan tugasnya / mengeksekusi.
A.4. Process Control Block (PCB).
Setiap proses digambarkan dalam sistem operasi oleh sebuah process control block
(PCB).
 Keadaan proses: Keadaan mungkin, new, ready, running, waiting, halted, dan juga banyak
lagi.
 Program counter: Counter mengindikasikan address dari perintah selanjutnya untuk
dijalankan untuk proses ini.
 CPU register: Register bervariasi dalam jumlah dan jenis, tergantung pada rancangan
komputer. Register tersebut termasuk accumulator, index register, stack pointer, general-
puposes register, ditambah code information pada kondisi apa pun. Besertaan dengan
program counter, keadaan/ status informasi harus disimpan ketika gangguan terjadi, untuk
memungkinkan proses tersebut berjalan/ bekerja dengan benar setelahnya (lihat Gambar 2-
3).
 Informasi managemen memori: Informasi ini dapat termasuk suatu informasi sebagai nilai
dari dasar dan batas register, tabel page/ halaman, atau tabel segmen tergantung pada
sistem memori yang digunakan oleh sistem operasi (lihat Bab 4).
 Informasi pencatatan: Informasi ini termasuk jumlah dari CPU dan waktu riil yang
digunakan, batas waktu, jumlah akun, jumlah job atau proses, dan banyak lagi.
 Informasi status I/O: Informasi termasuk daftar dari perangkat I/O yang di gunakan pada
proses ini, suatu daftar open berkas dan banyak lagi.
 PCB hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan/ gudang untuk informasi apa pun yang
dapat bervariasi dari prose ke proses.
A.5. Penjadwalan Proses
1. Penjadualan Antrian (Scheduling Queue)
Ketika proses memasuki sistem, mereka diletakkan dalam antrian job. Antrian ini
terdiri dari seluruh proses dalam sistem. Proses yang hidup pada memori utama dan siap
dan menunggu/ wait untuk mengeksekusi disimpan pada sebuah daftar bernama ready
queue. Antrian ini biasanya disimpan sebagai daftar penghubung. Sebuah header ready
queue berisikan penunjuk kepada PCB-PCB awal dan akhir. Setiap PCB memiliki pointer
field yang menunjukkan proses selanjutnya dalam ready queue.
2. Penjadual / Scheduler
Sebuah proses berpindah antara berbagai penjadualan antrian selama umur hidupnya.
Sistem operasi harus memilih, untuk keperluan penjadualan, memproses antrian-antrian ini
dalam cara tertentu. Pemilihan proses dilaksanakan oleh penjadual yang tepat/ cocok.
Dalam sistem batch, sering ada lebih banyak proses yang diserahkan daripada yang dapat
dilaksanakan segera
3. Alih Konteks / Switch Context
Mengganti CPU ke proses lain memerlukan penyimpanan suatu keadaan proses lama
(state of old process) dan kemudian beralih ke proses yang baru. Tugas tersebut diketahui
sebagai alih konteks (context switch). Alih konteks sebuah proses digambarkan dalam
PCB suatu proses; termasuk nilai dari CPU register, status proses (lihat Gambar 7). dan
informasi managemen memori. Ketika alih konteks terjadi, kernel menyimpan konteks
dari proses lama kedalam PCB nya dan mengisi konteks yang telah disimpan dari process
baru yang telah terjadual untuk berjalan.
A.6. Kriteria Penjadualan
Dalam melakukan penjadualan proses, sistem operasi mempertimbangkan sejumlah
faktor antara lain:
a. Keadilan (fairness)
Proses-proses harus diperlakukan sama, yaitu mendapatkan jatah waktu
prosesor secara adil, namun tidak selalu jatah waktu yang sama. Selain itu perlu
dipastikan tidak terjadi starvation, yaitu terdapat proses yang tidak terlayani
dalam jangka waktu yang lama.
b. Efisiensi (Processor utilization)
Penjadualan menjaga agar prosesor terpakai secara terus menerus selama
masih ada proses yang aktif di antrian ready. Umumnya proses-proses yang
sedang menunggu inputan pengguna ataupun operasi I/O akan diblok dan
berstatus blocked, sehingga tidak ikut dalam penjadualan proses dan tidak
memboroskan siklus hidup prosesor.
c. Waktu tanggapan (Response time)
Waktu tanggapan diusahakan seminimal dan sependek mungkin. Waktu
tanggapan pada sistem interaktif adalah durasi waktu antara pengguna
memberikan input dengan sistem operasi memberikan output atau umpan balik
kepada pengguna. Faktor ini juga disebut dengan terminal response time. Pada
sistem real-time, response time merupakan durasi antara terjadinya suatu
kejadian, baik eksternal maupun internal, dengan saat sistem memberikan
tanggapan sehingga sering juga disebut dengan event response time.
d. Waiting time
Pada lingkungan sistem komputer konkuren berprosesor tunggal, dalam
suatu waktu hanya satu proses yang running, sedangkan proses-proses lainnya
menunggu di antrian ready. Waiting time merupakan durasi waktu yang
dihabiskan suatu proses dalam antrian ready selama siklus hidupnya. Secara
umum, algoritma penjadualan yang baik menghasilkan rata-rata waiting time
yang kecil untuk seluruh proses.
e. Turn around time
Terjadinya penjadualan menyebabkan waktu total yang dibutuhkan suatu
proses untuk menyelesaikan tugasnya menjadi lebih lama karena harus
menunggu jika prosesor dijadualkan ke proses lainnya. Turn around time
merupakan durasi waktu dari saat suatu proses mulai aktif dalam sistem sampai
proses tersebut selesai. Turn around time merupakan hasil penjumlahan antara
durasi eksekusi proses (running), durasi menunggu di antrian ready serta durasi
proses terblok (blocked). Durasi proses terblok tergantung pada faktor luar
seperti operasi I/O, interval penekanan keyboard oleh pengguna sehingga
umumnya tidak diperhitungkan dalam menganalisa suatu algoritma
penjadualan. Sama halnya dengan waiting time, umumnya rata-rata turn around
time yang kecil lebih dikehendaki.
f. Throughput
Throughput merupakan rata-rata proses yang dapat diselesaikan persatuan
waktu. Algoritma penjadualan yang baik memiliki nilai throughput yang tinggi.
Ini artinya algoritma penjadualan harus memastikan prosesor bekerja terus
menerus serta meminimalkan hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan
penyelesaian tugas proses, seperti proses switching. Jika process switching
terlalu sering terjadi, berarti waktu prosesor banyak tersisa untuk
backup/restore konteks prosesor dan bukannya mengeksekusi kode instruksi
proses.
A.7. Startegi Dasar Penjadualan Proses
Strategi penjadualan proses secara umum dibedakan menjadi dua kelompok
besar, yaitu penjadualan non-preemptive dan preemptive.
a. Non-preemptive (run-to-completion)
Pada strategi non-preemptive, begitu proses telah berjalan maka sistem
operasi maupun proses lain tidak dapat mengambil alih eksekusi prosesor.
Pengalihan hanya dapat terjadi jika proses yang running sudah selesai, baik
secara normal maupun abnormal. Strategi ini membahayakan sistem dan proses
lain, sebab jika proses yang sedang berjalan mengalami kegagalan, crash
ataupun looping tak berhingga maka sistem operasi menjadi tidak berfungsi dan
proses lain tidak mendapatkan kesempatan untuk dieksekusi. Strategi
penjadualan non-preemptive umumnya digunakan pada sistem batch atau
sekuensial.
b. Preemptive
Pada strategi preemptive, sistem operasi dan proses lain dapat mengambil
alih eksekusi prosesor tanpa harus menunggu proses yang sedang running
menyelesaikan tugasnya. Penjadualan preemptive merupakan fitur yang penting,
terutama pada sistem di mana proses-proses memerlukan tanggapan prosesor
secara cepat. Sebagai contoh adalah sistem real-time, di mana jika terjadi
interupsi dan tidak segera dilayani maka dapat berakibat fatal. Contoh lain
adalah sistem interaktif time-sharing, di mana pengguna sistem mengharapkan
tanggapan yang cepat dari sistem. Secara umum, sistem konkuren seperti sistem
operasi yang multitasking lebih menghendaki sistem penjadualan preemptive.
A.8. Operasi Proses
Sistem operasi dalam mengelola proses dapat melakukan operasi-operasi terhadap
proses, yaitu :
1. Penciptaan proses
 Memberi identitas proses
 Menyisipkan proses pada senarai atau tabel proses
 Menentukan prioritas awal proses
 Menciptakan PCB
 Mengalokasikan sumber daya awal bagi proses
2. Penghancuran/terminasi proses
 Sumber daya-sumber daya yang dipakai dikembalikan.
 Proses dihancurkan dari senarai atau tabel sistem.
3. Penundaan proses
4. Pelanjutan kembali proses
5. Pengubahan prioritas proses
6. Memblok proses
7. Membangunkan proses
8. Menjadwalkan proses
9. Memungkinkan proses berkomunikasi dengan proses lain
A.9. Hubungan Antara Proses
1. Proses yang Kooperatif
Proses yang bersifat simultan (concurrent) dibedakaan menjadi yaitu proses
independent dan proses kooperatif. Suatu proses dikatakan independen apabila proses tersebut
tidak dapat terpengaruh atau dipengaruhi (tidak membagi data baik sementara/ tetap) oleh
proses lain yang sedang dijalankan pada sistem. Sedangkan proses kooperatif adalah proses
yang dapat dipengaruhi atau pun terpengaruhi (dapat membagi datanya) oleh proses lain yang
sedang dijalankan dalam sistem.Ada empat alasan untuk penyediaan sebuah lingkungan yang
memperbolehkan terjadinya proses kooperatif:
a. Pembagian informasi: apabila beberapa pengguna dapat tertarik pada bagian informasi
yang sama (sebagai contoh, sebuah berkas bersama), kita harus menyediakan sebuah
lingkungan yang mengizinkan akses secara terus menerus ke tipe dari sumber-sumber
tersebut.
b. Kecepatan penghitungan/ komputasi: jika kita menginginkan sebuah tugas khusus untuk
menjalankan lebih cepat, kita harus membagi hal tersebut ke dalam subtask, setiap bagian
dari subtask akan dijalankan secara parallel dengan yang lainnya. Peningkatan kecepatan
dapat dilakukan hanya jika komputer tersebut memiliki elemen-elemen pemrosesan ganda
(seperti CPU atau jalur I/O).
c. Modularitas: kita mungkin ingin untuk membangun sebuah sistem pada sebuah model
modular-modular, membagi fungsi sistem menjadi beberapa proses atau threads.
d. Kenyamanan: bahkan seorang pengguna individu mungkin memiliki banyak tugas untuk
dikerjakan secara bersamaan pada satu waktu. Sebagai contoh, seorang pengguna dapat
mengedit, mencetak, dan meng-compile secara paralel.
2. Komunikasi Proses Dalam Sistem
IPC menyediakan sebuah mekanisme untuk mengizinkan proses-proses
untuk berkomunikasi dan menyelaraskan aksi-aksi mereka tanpa berbagi ruang
alamat yang sama. IPC adalah penyedia layanan terbaik dengan menggnakan
sebuah sistem penyampaian pesan, dan sistem-sistem pesan dapat diberikan
dalam banyak cara. Sistem Penyampaian Pesan
 Fungsi dari sebuah sistem pesan adalah untuk memperbolehkan komunikasi
satu dengan yang lain tanpa perlu menggunakan pembagian data.
 Berikut ini ada beberapa metode untuk mengimplementasikan sebuah jaringan
dan operasi pengiriman/ penerimaan secara logika:
o Komunikasi langsung atau tidak langsung.
o Komunikasi secara simetris/ asimetris.
o Buffer otomatis atau eksplisit.
o Pengiriman berdasarkan salinan atau referensi.
o Pesan berukuran pasti dan variabel.
A.10. Thread
Thread, atau kadang-kadang disebut proses ringan (lightweight), adalah
unit dasar dari utilisasi CPU. Di dalamnya terdapat ID thread, program counter,
register, dan stack. Dan saling berbagi dengan thread lain dalam proses yang
sama. Keuntungan
1. Tanggap: Multithreading mengizinkan program untuk berjalan terus walau pun pada
bagian program tersebut di block atau sedang dalam keadaan menjalankan operasi yang
lama/ panjang. Sebagai contoh, multithread web browser dapat mengizinkan pengguna
berinteraksi dengan suatu thread ketika suatu gambar sedang diload oleh thread yang lain.
2. Pembagian sumber daya: Secara default, thread membagi memori dan sumber daya dari
proses. Keuntungan dari pembagian kode adalah aplikasi mempunyai perbedaan aktifitas
thread dengan alokasi memori yang sama.
3. Ekonomis: Mengalokasikan memori dan sumber daya untuk membuat proses adalah
sangat mahal. Alternatifnya, karena thread membagi sumber daya dari proses, ini lebih
ekonomis untuk membuat threads.
4. Pemberdayaan arsitektur multiprosesor: Keuntungann dari multithreading dapat
ditingkatkan dengan arsitektur multiprosesor, dimana setiap thread dapat jalan secara
parallel pada prosesor yang berbeda. Pada arsitektur prosesor tunggal, CPU biasanya
berpindah-pindah antara setiap thread dengan cepat, sehingga terdapat ilusi paralelisme,
tetapi pada kenyataannya hanya satu thread yang berjalan di setiap waktu.
Implementasi Multithreading
 Model many to one: memetakan beberapa user level thread hanya ke satu buah kernel
thread.
 Model one to one: memetakan setiap user thread ke dalam satu kernel thread. berakhir.
 Model many to many: mengizinkan pengembang untuk membuat user thread
sebanyak mungkin, konkurensi tidak dapat tercapai karena hanya satu thread
yang dapat dijadualkan oleh kernel dalam satu waktu.
B Memory Management
B.1. Manajemen Memori
Memory manajement adalah tindakan mengelola memori komputer. Kebutuhan utama
manajemen memori adalah untuk menyediakan cara untuk secara dinamis mengalokasikan
bagian-bagian dari memori untuk program atas permintaan mereka, dan membebaskan untuk
digunakan kembali ketika tidak lagi diperlukan.
B.2. Alamat Memori
a. Alamat memori mutlak (alamat fisik)
Sel memori pada memori kerja adalah sumber daya berbentuk fisik, sehingga untuk
mencapai sel memori ini digunakan kata pengenal. Maka disebutlah alamat fisik dan karena
nomor alamat fisik ini bersifat mutlak (nomor setiap sel adalah tetap), maka disebut juga
alamat mutlak.
b. Alamat memori relatif (alamat logika)
Alamat memori yang digunakan oleh program / data berurutan / berjulat. Jika kita
menggunakan alamat 1, maka kitapun menggunakan alamat 2,3, … dan untuk 1 informasi jika
alamat awalnya 0 dan alamat lainnya relatif terhadap alamat awal 0 ini, maka dinamakan
alamat relatif. Dan alamat tersebut adalah logika dari untaian alamat yang menyimpan
informasi maka dikenal alamat memori logika. Contoh : alamat awal relatif 0, alamat awal
fisik 14726, maka selisihnya = relokasinya = 14726-0 = 14726.
B.3. Fungsi Manajemen Memori
 Mengelola informasi yang dipakai dan tidak dipakai.
 Mengalokasikan memori ke proses yang memerlukan.
 Mendealokasikan memori dari proses telah selesai.
 Mengelola swapping atau paging antara memori utama dan disk.
B.4. Partisi Memori
Partisi memori adalah pembagian harddisk menjadi beberapa bagian yang digunakan
untuk mempermudah manajemen file.

1. Fixed Partitioning
 Pembagian memori ditentukan di awal dan tidak dapat dirubah
 Ukuran partisi bisa sama (equal-size) atau berbeda (unequal-size)
Kesulitan yang dihadapi :
- Ukuran program > ukuran partisi
- Penggunaan memori yang tidak efisien
- Internal Fragmentation
Contoh OS yang menggunakan : IBM OS/MFT (Multiprogramming with a Fixed
Number of Tasks)
2. Dynamic Partitioning
Dalam dynamic memory partitioning, memori dipartisi menjadi bagian-bagian
dengan jumlah dan besar yang tidak tentu. Alokasi memori ditentukan saat runtime
 Setiap proses diberikan alokasi sesuai yang dibutuhkan
Kesulitan yang dihadapi :
- External Fragmentation
- Ruang kosong di memori banyak, tetapi terbagi-bagi
B.5. Syarat Pengelolaan Memori
 Relokasi
Prosesor dan sistem operasi harus dapat mentransfer memory referensi ( dalam bentuk
kode program ) ke alamat fisik yang mengalokasikan program dalam memory utama.
 Proteksi
User tidak boleh mengakses beberapa bagian dari wilayah sistem operasi.
 Sharing
Memory skunder pada manajemen memory dapat mengontrol sharing area pada
memory utama.
 Organisasi Logika
Sistem oerasi dan hardware berusaha untuk dapat berhubungan dengan user program
dalamsatu modul.
 Organisasi fisik
Harus ada pengaturan yang jelas antara memory utama dngan memory skunder pada
Longterm scheduling.
B.6. Resources Monitor

 Hardware Reserved : Hardware berisi memori yang digunakan oleh BIOS dan beberapa
driver lainnya
 In Use : Memori yang digunakan oleh proses driver atau sistem operasi
 Modified : Memori yang isinya harus ditulis untuk disk, sebelum dapat digunakan untuk
tujuan lain
 Standby : Memori yang berisi data dan kode rahasia yang tidak aktif digunakan
 Free : Mmoei yang tidak mengandung data yang berharga, dan yang akan digunakan
pertama saat proses, sistem operasi, atau driver perlu lebih banyak memori.
C File System Management
C.1. Manajemen File
File system atau disebut juga dengan manajemen file adalah suatu metode dan
struktur data yang dipakai oleh sistem operasi untuk mengatur serta menorganisir file yang
terdapat pada disk atau partisi disk. Manajemen file (File system) ini dapat diartikan sebagai
disk atau partisi yang dipakai untuk menyimpan file-file dalam cara tertentu.
C.2. Manfaat Manajemen File
 Meminimalisir Resiko Kehilangan File
 Memudahkan Pencarian File
 Mengetahui File yang tak Terpakai
C.3. Fungsi Manajemen File
 Memudahkan cara kerja atau mekanisme pemakaian file secara bersama
 Kemudahan dalam membuat, mengedit, dan menghapus file
 Kemudahan dalam melakukan Backup dan recovery untuk antisipasi kehilangan file akibat
kecelakaan atau upaya orang lain untuk merusak/ menghancurkan file
 User dapat mengacu file dengan simbolik (symbolic name) tidak menggunakan penamaan
yang mengacu pada perangkat fisik
 Data dapat disimpan dengan aman dan rahasia pada lingkungan yang sensitif
 Tampilan antar muka yang user-friendly pada sistem file akan memudahkan penggunanya
C.4. Sasaran Manajemen File
Manajemen file memiliki beberapa sasaran yang dapati dilihat pada daftar berikut ini:
 Untuk menjamin atau memenuhi kebutuhan yang berasal dari manajemen data yang
diperuntukan bagi pemakai atau user
 Untuk menjamin data pada file adalah valid
 Untuk mengoptimasi kinerja
 Untuk Menyediakan dukungan atau support masukan (input)/keluaran (output) berbagai
tipe perangkat penyimpanan
 Untuk meminimalkan atau menghilangkan/mengeliminasi potensi terjadinya kehilangan
atau perusahaan data
 Untuk menyediakan sekelompok atau sekumpulan rutin interface masukan
(input)/keluaran (output)
 Untuk menyediakan support atau dukungan masukan (input) dan keluaran (output) banyak
pemakai (user) di sistem multiuser.

C.5. Arsitektur Manajemen File


a. Sistem Akses
Ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan cara sebuah data yang disimpan
pada file dapat diakses.
b. Manajemen File
Ini adalah segala hal yang berkaitan dengan penyediaan mekanisme operasi pada file.
Misalnya; penyimpanan, pengacuan, pemakaian bersama, dan pengamanan.
c. Manajemen Ruang Penyimpanan
Ini berkaitan dengan alokasi ruang untuk penyimpanan file tersebut pada perangkat
penyimpanan.
d. Mekanisme Integritas File
Ini berkaitan dengan jaminan informasi pada file yang tidak terkorupsi (corrupt file).
C.6. Konsep Manajemen File
Konsep manajemen file yang terpenting di sistem operasi adalah:
 File: Abstraksi penyimpanan dan pengambilan informasi pada disk. Abstraksi ini membuat
pemakai tidak dibebani rincian cara dan letak penyimpanan informasi, serta mekanisme
kerja perangkat penyimpanan data.
 Direktori: Yang berisi informasi tentang file. Dibanyak informasi berkaitan dengan
penyimpanan. Direktori ialah file, yang dimiliki sistem operasi dan dapat diakses secara
terus menerus di sistem operasi. User atau pemakaia memanipulasi data yang merujuk
sebagai file atau direktori. User tidak dibebani dengan masalah penyimpanan, manipulasi
perangkat dan sebagainya.

C.7. Tipe File Yang Ada Pada Sistem Operasi


Ada 3 tipe file didalam sistem operasi yaitu:
 File Reguler: File yang isinya informasi, terdiri atas file ASCII dan biner. File ACSII
berisikan baris teks, sedangkan file biner berupa exe yang mempunyai struktur internal
yang hanya diketahui oleh sistem operasi. Struktur internalnya file biner hasil program
aplikasi, hanya diketahui oleh program aplikasi yang menggunakan file tersebut.
 File Direktori: Merupakan file yang dipunyai sistem untuk mengelola struktur sistem file.
File ini berisikan informasi mengenai file-file yang termasuk dalam direktori itu.
 File Spesial: Merupakan nama logik perangkat masukan (input)/ keluaran (output) yang
dapat dipandang sebagai file. Pemakai atau user dihindarkan dari kesulitan operasi
perangkat masukan/keluaran.
C.8. Cara Manajemen File yang Efektif
Dampak bila tidak ada manajemen file adalah tidak adanya keteraturan pada file yang
disimpan. Menurut beberapa situs bisnis besar, ada beberapa cara untuk meningkatkan
efektifitas filing manajemen, misalnya:
a. Membangun Sistem “Document Filing” dan Juga Penamaannya
Kalau anggota Anda selalu convert file secara manual, baiknya mulai menejemen file
dengan pemberian format nama penyimpanan. Anda harus memastikan mereka tahu dimana
menyimpan file yang benar.
Sebaiknya pisahkan jenis-jenis surat mulai dari invoice dan file penting lainnya. Pastikan
format penyimpanan dokumen ini juga memberikan deskripsi yang cukup supaya tidak pelru
membuka satu-satu.
b. Mulai Pikirkan Soal Konversi File Sekaligus
Dengan bertumbuhnya sebuah bisnis, tentu saja Anda akan membutuhkan teknik
konversi file yang tepat. Jumlah file yang sangat besar tidak memungkinkan untuk di simpan
dalam sebuah lokasi. Anda bisa menggunakan berbagai batch documen conversiona products
yang tersedia.
c. Berhenti Menggunakan Converter Gratisan
File converter gratisan biasanya ditujukan untuk kebutuhan personal dan pastinya
fiturnya terbatas. Kalau Anda menggunakannya untuk skala besar, tentu saja akan ada banyak
masalah yang muncul,seperti:
 Security – ketika menggunakan fitur gratisan, Anda tidak tahu benar proses konversi
benar-benar aman atau tidak.
 Keterbatasan – Tidak semua tool gratis yang tersedia 100% gratis. Beberapa fitur
mengharuskan Anda mengeluarkan uang. Atau kalau pun gratis, akan ada watermark di
dokumen Anda.
 Permasalahan setting dan terbatasnya opsi menu
d. Menguasai Windows Explorer
Umumnya perusahaan menggunakan Windows, nah disini letak permasalahannya.
Banyak orang yang kurang menguasai navigasinya.
e. Simpan Data di Lokasi yang Sama
Sisakan satu lokasi penting khusus untuk penyimpanan file. Pengertian manajemen
file adalah mengklasifikasikan dan penempatan file dengan benar. Nah, buatlah folder
(baca: pengertian folder) spesifik yang memudahkan Anda untuk menemukan file yang
diinginkan. Jangan pernah mencampurnya.
f. Menggunakan Shortcuts
Manfaatkan fitur Shortcuts untuk mengakses folder yang paling sering dikunjungi.
Ketimbang harus masuk ke folder dalam folder, ini tentu sangat pusing. Hal ini juga bisa
mengurangi resiko duplikasi penyimpanan file.
g. Shared Document
Shared document sejenis Dropbox, Google Drive, One drive dan sejenisnya akan
memudahkan siapapun untuk menyimpan dan meng-update file dimana pun dan kapan pun
tanpa harus repot ke kantor.
D Device Management
D.1. Manajemen Device
Sistem Operasi memiliki tugas untuk melakukan manajemen device yaitu melakukan
kontrol terhadap operasi input output (I/O) seperti mengambil data input dari keyboard untuk
diproses lebih lanjut di prosessor.Selain itu sistim operasi juga bertugas untuk mengelola
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) dari sistem I/O. Manajemen
device sendiri memiliki beberapa fungsi yang diimplementasikan pada lapisan kernel I/O.
D.2. Fungsi Manajemen Device
Adapun fungsi-fungsi manajemen device tersebut adalah:
a. Scheduling
Manajemen device berfungsi untuk melakukan scheduling atau penjadwalan
penggunaan suatu piranti I/O. Jika suatu proses akan menggunakan suatu piranti, maka proses
tersebut akan melakukan sistem call kepada sistim operasi.
Selanjutnya sistem call akan membuat I/O request dan jika piranti I/O yang hendak
diakses sedang sibuk, maka request tersebut akan dimasukkan ke dalam antrian piranti I/O
yang bersangkutan.
b. Buffering
Manajemen device berfungsi untuk melakukan buffer, yaitu menampung sementara
data operasi I/O. Keuntungan menggunakan buffering adalah sebagai berikut:
1. Mengatasi perbedaan kecepatan antar piranti I/O.
2. Mengatasi perbedaan bandwidth transfer antar piranti I/O.
3. Mempertahankan semantic penyalinan data.
c. Caching
Untuk mempercepat eksekusi suatu proses dan piranti I/O maka manajemen device
akan melakukan caching untuk menampung salinan data dari suatu piranti I/O. Konsep
caching memakai memori kecepatan tinggi untuk menampung salinan data dari suatu piranti
I/O
d. Spooling
Spooling dilakukan agar suatu proses yang tidak mendapatkan sumber daya tidak
berubah statusnya menjadi blocked. Kernel I/O akan menampung terlebih dahulu data yang
hendak dikirimkan ke piranti I/O dan menempatkannya dalam suatu antrian.
Jika piranti I/O tersebut sudah tidak sibuk, maka data yang berada pada antrian akan
dikirimkan pada piranti I/O tersebut. Spooling ini dilakukan pada printer, plotter, dan alat
pencetak lainnya.

Printer
e. Device reservation
Device reservation dilakukan untuk memastikan agar selama pengaksesan piranti I/O
tidak terjadi intervensi dari proses lain.
Kernel I/O bertanggung jawab memelihara dan mengaudit status serta pemakaian suatu
piranti I/O sehingga tidak terjadi proses yang tumpang tindih.
Selain itu kernel I/O juga memastikan pemakaian dan reservasi yang dilakukan tidak
membuat kondisi deadlock terhadap sistim komputer.
f. Error handling
Kernel bertugas untuk menangani error atau kerusakan data yang masih dapat
diperbaiki serta memulihkan keadaan yang bermasalah dan mencatatnya untuk dilaporkan
pada user.
E Sumber
 http://student.blog.dinus.ac.id/mazin/2016/12/14/manajemen-proses-pada-sistem-operasi/
 http://osindra16.blogspot.com/2012/
 file:///C:/Users/dell/Downloads/Sistem_Operasi_Bahan_Kuliah_IKI-20230.pdf
 https://socs.binus.ac.id/2019/02/28/memory-management/
 https://www.slideshare.net/LukmanulhakimAlmamalik/bahan-ajar-sistemoperasi-
54673596
 https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/06/pengertian-manajemen-file-manfaat-
fungsi-sasaran-arsitektur-konsep-tipe-lengkap.html#Sistem_Akses
 https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/komputer/pengertian-manajemen-file.html
 https://azuharu.net/fungsi-manajemen-device-pada-sistim-komputer/

Anda mungkin juga menyukai