Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Diajukan guna memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh program
pendidikan profesi dokter
Oleh :
Pembimbing :
KEPANITERAAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
1
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan guna memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh program
pendidikan profesi dokter
Disusun oleh :
Pembimbing,
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan izin-Nya, maka tugas pembuatan Refleksi Kasus dengan judul “Luka
Lecet dan Luka Memar” dapat selesai pada waktunya. Pembuatan laporan kasus
ini merupakan salah satu tugas wajib yang harus dikerjakan dalam rangka
Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
Semarang.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis
berharap agar apa yang disajikan dalam laporan kasus ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman
4
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
Selain luka memar, luka lecet dapat mengungkapkan peristiwa yang
sebenarnya terjadi. Misalnya suatu luka lecet akibat jatuh ke aspal jalanan atau
tanah, terdapat aspal atau debu yang menempel di luka tersebut. bila telah
dilakukan pemeriksaan yang teliti ternyata tidak dijumpai benda asing tersebut,
dapat dipikirkan bahwa penyebab luka tersebut bukan terjadi akibat jatuh ke
aspal/tanah, tetapi akibat tindak kekerasan (Amir, 2005).
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1. Mekanik
2.2.1.1. Kekerasan Tajam
Kekerasan tajam disebabkan pisau, pedang, silet, gunting,
kampak, bayonet dan lain-lain. Senjata ini dapat menyebabkan luka
sayat, luka tikam dan luka bacok (Amir, 2005). Pada Kematian
yang disebabkan oleh benda tajam, walaupun tetap harus
8
difikirkan kemungkinan karena suatu kecelakaan, tetapi pada
umumnya karena suatu peristiwa pembunuhan atau peristiwa
bunuh diri (Dahlan, 2007).
Luka yang disebabkan oleh benda tajam dapat dibedakan
dari luka yang disebabkan oleh benda lainnya, yaitu dari keadaan
sekitar luka yang tenang tidak ada luka lecet atau luka memar, tepi
luka yang rata dan dari sudut-sudutnya yang runcing seluruhnya
atau hanya sebagian yang runcing serta tidak adanya jembatan
jaringan (Dahlan, 2007).
a. Luka Iris
Luka karena irisan senjata tajam yang menyebabkan luka
terbuka dengan pinggir rata, menimbulkan perdarahan banyak,
jarang disertai memar di pinggir luka, semua jaringan otot,
pembuluh darah, saraf dalam luka terputus, juga rambut.
Dalam pemeriksaan ini dibedakan dengan luka robek, sebab
pada luka robek jaringan ini masih ada yang utuhdan
disebut jembatan jaringan. Ukuran lebar luka sayat lebih
dari pada ukuran dalamnya luka (Dahlan, 2007). Luka sayat
tidak begitu berbahaya, kecuali luka sayat mengenai pembuluh
darah yang dekat ke permukaan seperti di leher, siku
bagian dalam, pergelangan tangan dan lipat paha (Apuranto,
2010).
b. Luka Tusuk
Luka yang mengenai tubuh melalui ujung pisau dan
benda tajam lainnya, dimana dalamnya luka melebihi lebar
luka. Pinggir luka dapat menunjukkan bagian yang tajam
(sudut lancip) dan tumpul (sudut tumpul) dari pisau berpinggir
tajam satu sisi (Amir, 2005).
c. Luka Bacok
Senjata tajam yang berat dan diayunkan dengan tenaga
akan menimbulkan luka menganga yang lebar disebut luka
9
bacok. Luka ini sering sampai ke tulang. Bentuknya hampir
sama dengan luka sayat tapi dengan derajat luka yang lebih
berat dan dalam. Luka terlihat terbuka lebar atau ternganga.
Perdarahan sangat banyak dan sering mematikan (Dahlan,
2007).
10
Bila kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka
memar terjadi pada jaringan longgar, seperti di daerah mata,
leher, atau pada orang lanjut usia, maka luas memar yang
tampak seringkali tidak sebanding dengan kekerasan,
dalam arti seringkali lebih luas, dan adanya jaringan
longgar tersebut memungkinkan berpindahnya ‘memar’
kedaerah yang lebih rendah, berdasarkan gravitasi (Dahlan,
2007).
Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan
informasi mengenai bentuk dari benda tumpul, ialah apa
yang dikenal dengan dengan istilah ‘Perdarahan tepi’
(marginal hemorrhages), misalnya bila tubuh korban
terlindas ban kendaraan, dimana pada tempat dimana
terdapat tekanan justru tidak menunjukkan kelainan,
perdarahan akan menepi sehingga terbentuk perdarahan tepi
yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah antara kedua
kembang ban yang berdekatan (Dahlan, 2007).
Luka Memar di punggung tangan dan jari memberi
petunjuk suatu luka tangkis (defensif, bertahan) pada
perkelahian. Luka memar di leher bisa sebagai petunjuk
pencekikan (Amir, 2005). Bersamaan dengan perjalanan
waktu, luka memar menyembuh dan terjadi perombakan zat
warna hemoglobin. Perubahan warna dalam penyembuhan
pada mayat bergerak dari tepi ke tengah yang memberikan
arti bahwa perlukaan tampak makin mengecil (Amir, 2005).
Memperkirakan umur luka memar :
Hari ke 1 : terjadi pembengkakan warna merah kebiruan
Hari ke 2 – 3 : warna biru kehitaman
Hari ke 4 – 6 : biru kehijauan–coklat
> 1 minggu-4 minggu : menghilang / sembuh
11
Lebam mayat atau livor mortis sering salah
diinterpretasikan dengan luka memar. Livor mortis merupakan
perubahan warna ungu kemerahan pada area mengikuti posisi
tubuh disebabkan oleh akumulasi darah oleh pembuluh darah
kecil secara gravitasi. Berikut ini perbedaan luka memar
dengan lebam mayat : (Vincent dan Dominick, 2001).
12
Memperkirakan umur luka lecet :
- Hari ke 1 – 3 : warna coklat kemerahan
- Hari ke 4 – 6 : warna pelan-pelan menjadi gelap dan
lebih suram
- Hari ke 7 – 14 : pembentukan epidermis baru
- Beberapa minggu : terjadi penyembuhan lengkap
Luka lecet juga harus dibedakan terjadinya, apakah
ante mortem atau post mortem. Berikut ini tabel yang
menunjukkan perbedaan dari keduanya :
Tabel 2. Perbedaan Luka Lecet Ante Mortem dan Post Mortem
ANTE MORTEM POST MORTEM
Coklat kemerahan Kekuningan
Terdapat sisa sisa-sisa epitel Epidermis terpisah sempurna dari dermis
Tanda intravital (+) Tanda intravital (-)
Sembarang tempat Pada daerah yang ada penonjolan tulang
13
cermat dari luka terbuka akibat benda tumpul dengan
demikian dapat sangat membantu penyidik khususnya
sewaktu dilakukannya rekonstruksi, demikian pula sewaktu
dokter dijadikan saksi di muka hakim (Dahlan, 2007).
14
ditimbulkan tekanan gas tidak sehebat yang dekat ke tulang (Amir,
2005). Dengan memahami akibat dari kelima komponen di
atas, maka dokter dapat melaporkan hasil pemeriksaan dan
kesimpulannya dalam VeR.
a. Luka Tembak Masuk
Bagian yang penting dalam pemeriksaan luka tembak
adalah pemeriksaan luka tembak masuk. Karena pengertian
luka tembak adalah penetrasi anak peluru kedalam tubuh,
maka perlu dikaji tentang yang terjadi pada waktu peluru
menembus kulit (Amir, 2005).
Selain luka masuk yang merobek tubuh, maka di pinggir
luka akan terbentuk cincin memar di sekeliling luka masuk
(contusion ring). Sebetulnya ini lebih tepat disebut luka lecet.
Diameter luka memar ini menggambarkan kaliber peluru yang
menembus. Oleh karena itu perlu diukur dengan teliti. Bila
cincin memar bulat berarti peluru menembus tegak lurus. Bila
lonjong maka peluru menembus miring. Arah dan sudut
kemiringan luka tembak masuk dapat ditentukan dari bagian
yang lebih lebar dari cincin memar (Amir, 2005).
Bentuk cincin memar bisa tidak teratur. Ini bisa
dihubungkan dengan kemungkinan peluru yang menembus
kulit tidak bulat lagi karena berubah bentuk, misalnya peluru
rikoset karena mengenai benda lain dulu seperti dinding,
pohon dan lain lain atau peluru mekar/memuai karena panas
atau peluru yang ujungnya sengaja dibelah (peluru dum – dum)
(Apuranto, 2010).
Pada penembakan yang mengenai tulang gepeng misalnya
tulang tengkorak, sternum, ilium, lubang luka berbentuk
corong dimana luka masuk lebih kecil dari luka keluar. Luka
tembak masuk pada tulang tengkorak terlihat lubang luka
pada tabula eksterna lebih kecil dibanding luka pada tabula
15
interna. Bila peluru keluar lagi maka lubang luka tabula interna
lebih kecil dari pada lubang luka pada tabula eksterna (Amir,
2005). Tembakan pada tulang panjang walaupun tidak
memberi gambaran yang khas tetap dapat merupakan petunjuk
dari mana peluru datang, yaitu dengan melihat fragmen tulang
yang terangkat atau terdorong, bila peluru datang dari sebelah
kanan maka peluru akan terdorong ke sebelah kiri Amir,
2005).
b. Luka Tembak Keluar
Bila tidak ditemukan cincin memar disekitar lubang luka,
maka ini merupakan patokan sebagai luka keluar. Pada luka
keluar bisa didapati jaringan lemak menghadap keluar,
walaupun kadang-kadang sulit memastikannya. Bentuk dan
besar luka keluar beragam, tergantung posisi peluru keluar
dan kecepatan menembus kulit. Lebih mudah memastikan bila
didapati serpihan tulang apalagi bila dibantu foto rontgent
(Amir, 2005).
Beberapa kemungkinan dapat terjadi :
- Luka tembak masuk lebih kecil dari luka keluar
Ini lebih sering karena waktu keluar,
daya tembus mengebor dari peluru berkurang
oleh adanya hambatan jaringan, sehingga membuat
luka lebih besar. Apalagi bila serpihan tulang ikut
melukai (Amir, 2005).
- Luka masuk dan keluar sama besar
Terjadi bila daya tembus peluru masih tinggi
dan hanya mengenai jaringan lunak (Amir, 2005).
- Luka masuk lebih besar dari luka keluar.
Dapat terjadi dimana sesuadah peluru
menembus masuk ke tubuh, daya tembusnya sangat
16
berkurang dan tenaga peluru keluar hanya cukup
untuk menembus kulit (Amir, 2005).
17
hampir tdk mungkin ditentukan secara pasti. Tembakan dari
jarak lebih dari 70 cm dianggap sebagai tembakan jarak
jauh, karena partikel mesiu biasanya tidak mencapai sasaran
lagi (Amir, 2005).
2.2.2. Fisika
2.2.2.1. Suhu
a. Terpapar suhu panas (Luka bakar)
Luka bakar terjadi akibat kontak kulit dengan benda
bersuhu tinggi. Kerusakan kulit yang terjadi bergantung
pada tinggi suhu dan lama kontak. Kontak kulit dengan
uap air panas selama 2 detik mengakibatkan suhu kulit pada
kedalaman 1 mm dapat mencapai 66 derajat celcius,
sedangkan pada ledakan bensin dalam waktu singkat
mencapai suhu 47 derajat celcius. Luka bakar sudah dapat
terjadi pada suhu 43-44 derajat celcius bila kontak terjadi
cukup lama (Apuranto, 2010)
Luka bakar dapat dikategorikan menjadi 4 derajat
yaitu :
- Derajat I eritema
- Derajat II vesikel dan bulla
- Derajat III nekrosis koagulatif
- Derajat IV karbonisasi
Kematian pada luka bakar dapat terjadi melalui
berbagai mekanisme :
- Syok neurogen, commotio neuro-vascularis
- Gangguan permeabilitas akibat pelepasan histamin dan
kehilangan NaCl kulit yang cepat (dehidrasi)
b. Terpapar suhu dingin
Kekerasan oleh benda bersuhu dingin biasanya dialami
oleh bagian tubuh yang terbuka; seperti misalnya tangan,
kaki, telinga atau hidung. Mula-mula pada daerah tersebut
18
akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah superfisial
sehingga terlihat pucat, selanjutnya akan terjadi paralisis
dari vasomotor kontrol yang mengakibatkan daerah tersebut
menjadi kemerahan. Pada keadaan yang berat dapat menjadi
gangrene (Apuranto, 2010)
19
persentuhan dengan benda tumpul. Dapat terjadi kematian akibat
efek arus listrik yang melumpuhkan susunan syaraf pusat,
menyebabkan fibrilasi ventrikel. Kematian juga dapat terjadi
karena efek ledakan atau efek dari gas panas yang ditimbulkannya.
Pada korban mati sering ditemukan adanya arborescent mark
(percabangan pembuluh darah terlihat seperti percabangan pohon),
metalisasi benda-benda dari logam yang dipakai, magnetisasi
benda-benda dari logam yang dipakai. Pakaian korban terbakar
atau robek-robek.Luka akibat radiasi dan trauma akustik
sangat jarang terjadi dan umumnya tidak berkaitan dengan ilmu
kedokteran forensic (Apuranto, 2010)
2.2.3. Kimiawi
Trauma kimia sebenarnya hanya merupakan efek korosi
dari asam kuat dan basa kuat. Asam kuat sifatnya
mengkoagulasikan protein sehingga menimbulkan luka korosi
yang kering, keras seperti kertas perkamen, sedangkan basa
kuat bersifat membentuk reaksi penyabunan intra sel
sehingga menimbulkan luka yang basah, licin dan kerusakan
akan terus berlanjut sampai ke dalam. Karena biasanya bahan
kimia asam atau basa terdapat dalam bentuk cair (larutan pekat),
maka bentuk luka biasanya sesuai dengan mengalirnya bahan
cair tersebut (Dahlan, 2007).
20
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang
bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.
(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana
Pasal 352
(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka
penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan
untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam,
sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama
tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang
melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya,
atau menjadi bawahannya.
(2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 90
Luka berat berarti:
(1) Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan
akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut
(2) Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan
atau pekerjaan pencarian;
(3) Kehilangan salah satu pancaindera;
(4) Mendapat cacat berat;
(5) Menderita sakit lumpuh;
(6) Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
(7) Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan (KUHP).
21
2.4 Konteks Peristiwa Penyebab Luka
Latar belakang terjadinya luka dapat disebabkan peristiwa
permbunuhan, bunuh diri, atau kecelakaan (Dahlan, 2007).
a. Pembunuhan
Ciri - ciri lukanya adalah :
- Lokasi luka di sembarang tempat, yaitu di daerah mematikan
maupun tidak mematikan
- Lokasi tersebut didaerah yang dapat dijangkau maupun yang
tidak dapat dijangkau oleh korban
- Pakaian yang menutupi daerah luka ikut robek terkena senjata
- Dapat ditemukan luka tangkisan (defensive wounds), yaitu pada
korban yang sadar ketika mengalami serangan. Luka tangkisan
tersebut terjadi akibat refleks menahan serangan sehingga
letak luka tangkisan biasanya pada lengan bawah bagian luar.
b. Bunuh diri
Ciri-ciri lukanya adalah:
- Lokasi luka pada daerah yang dapat mematikan secara cepat
- Lokasi tersebut dapat dijangkau oleh tangan yang bersangkutan
- Pakaian yang menutupi luka tidak ikut robek oleh senjata
- Ditemukan luka-luka percobaan (tentative wounds)
Luka percobaan dapat terjadi karena yang bersangkutan
massih ragu-ragu atau karena sedang memilih letak senjata yang
pas sambil mengumpulkan keberaniaaannya, sehingga
ciri-ciri luka percobaan adalah :
- Jumlahnya lebih dari satu
- Lokasinya disekitar luka yang mematikan
- Kualitas lukanya dangkal
- Tidak mematikan
c. Kecelakaan
Jika ciri-ciri luka yang ditemukan ridak
menggambarkan pembunuhan atau bunuh diri maka
22
kemungkinannya adalah akibat kecelakaan. Untuk lebih
memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan di tempat kejadian
(Dahlan, 2007).
23
tegak lurus maka bentuk luka akan menganga, tetapi jika
arah luka sejajar dengan serabut elastis maka bentuk luka
tidak begitu menganga (Dahlan, 2007).
b. Retraksi vaskuler.
Bentuk retraksi vaskuler tergantung dari jenis
trauma, yaitu:
1. Pada trauma suhu panas, bentuk reaksi
intravitalnya berupa : Eritema (kulit berwarna
kemerahan), Vesikel atau bulla.
2. Pada trauma benda keras dan tumpul, bentuk
intravital berupa : Kontusio atau memar (Dahlan,
2007).
c. Reaksi mikroorganisme (infeksi)
Jika tubuh dari orang masih hidup mendapat trauma
maka pada daerah tersebut akan terjadi aktivitas biokimiawi
berupa : Kenaikan kadar serotinin (kadar maksimal terjadi
10 menit sesudah trauma). Kenaikan kadar histamin (kadar
maksimal terjadi 20-30 menit sesudah trauma). Kenaikan
kadar enzim yang terjadi beberapa jam sesudah trauma
sebagai akibat dari mekanisme pertahanan jaringan
(Dahlan, 2007).
2. Organ dalam masih berfungsi saat terjadi trauma
Jika organ dalam (jantung atau paru) masih dalam
keadaan berfuungsi ketika terjadi trauma maka tanda-
tandanya antara lain :
a. Perdarahan hebat (profuse bleeding)
Trauma yang terjadi pada orang hidup akan
menimbulkan perdarahan yang banyak sebab jantung masih
bekerja terus-menerus memompa darah lewat luka.
Berbeda dengan trauma yang terjadi sesudah mati sebab
keluarnya darah secara pasif karena pengaruh gravitasi
24
sehingga jumlah lukanya tidak banyak. Perdarahan pada
luka intravital dibagi 2, yaitu :
- Perdarahan internal
Mudah dibuktikan karena darah tertampung
dirongga badan (rongga perut, rongga panggul,
rongga dada, rongga kepala dan kantong
perikardium) sehingga dapat diukur pada waktu
otopsi (Dahlan, 2007).
- Perdarahan eksternal
Darah yang tumpah di tempat kejadian, yang
hanya dapat disimpulkan jika pada waktu otopsi
ditemukan tanda-tanda anemis (muka dan organ-
organ dalam pucat) disertai tanda-tanda limpa
melisut, jantung dan nadi utama tidak berisi
darah (Dahlan, 2007).
b. Emboli udara
Terdiri atas emboli udara venosa (pulmoner) dan
emboli udara arterial (sistemik). Emboli udara venosa
terjadi jika lumen dari vena yang terpotong tidak
mengalami kolap karena terfiksir dengan baik, seperti
misalnya vena jugularis eksterna atau subclavia. Udara
akan masuk ketika tekanan di jantung kanan negatif.
Gelembung udara yang terkumpul di jantung kanan dapat
terus menuju ke daerah paru-paru sehingga dapat
mengganggu fungsinya (Dahlan, 2007).
Emboli arterial dapat terjadi sebagai kelanjutan
dari emboli udara venosa pada penderita foramen ovale
persisten atau sebagai akibat dari tindakan pneumotorak
artifisial atau karena luka-luka yang menembus paru-paru.
kematian dapat terjadi akibat gelembung udara masuk
pembuluh darah koroner atau otak (Dahlan, 2007).
25
c. Emboli lemak
Emboli lemak dapat terjadi pada trauma tumpul
yang mengenai jaringan berlemak atau trauma yang
mengakibatkan patah tulang panjang. Akibatnya jaringan
jaringan lemak akan mengalami pencairan dan kemudian
masuk kedalam pembuluh darah vena yang pecah menuju
atrium kanan, ventrikel kanan dan dapat terus menuju
daerah paru-paru (Apuranto, 2007).
d. Pneumotorak
Jika dinding dada menderita luka tembus atau paru-
paru menderita luka, sementara paru-paru itu sendiri tetap
berfungsi maka luka berfungsi sebagai ventil. Akibatnya,
udara luar atau udara paru-paru akan masuk ke rongga
pleura setiap inspirasi. Semakin lama udara yang masuk
ke rongga pleura semakin banyak yang pada akhirnya
akan menghalangi pengembangan paru-paru sehingga pada
akhirnya paruparu menjadi kolaps (Erlando, 2013).
e. Emfisema kulit
Jika trauma pada dada mengakibatkan tulang iga
patah dan menusuk pau-paru maka pada setiap ekspirasi
udara, paru-paru dapat masuk ke jaringan ikat di
bawah kulit. Pada palpasi akan terasa ada krepitasi
disekitar daerah trauma. Keadaan seperti ini tidak
mungkin terjadi jika trauma terjadi sesudah orang
meninggal (Dahlan, 2007).
b. Umur Luka
Untuk mengetahui kapan kapan terjadi kekerasan, perlu
diketahui umur luka. Tidak ada satupun metode yang digunakan
untuk menilai dengan tepat kapan suatu kekerasan (baik pada
korban hidup atau mati) dilakukan mengingat adanya faktor
individual, penyulit (misalnya infeksi, kelainan darah, atau
26
penyakit defisiensi) (Dahlan, 2007). Ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk memperkirakannya, yaitu dengan melakukan :
1. Pemeriksaan Makroskopik
2. Pemeriksaan mikroskopik
3. Pemeriksaan histokemik
27
adalah arah dimana epidermis bergulung, tanda yang kedua adalah
hubungan kedalaman pada luka yang menandakan ketidakteraturan benda
yang mengenainya.
2.6.1 Mekanisme Luka Lecet
Lecet sering dihasilkan dari pergerakan permukaan epidermis kulit ke
permukaan yang lebih kasar atau runcing, contohnya pukulan tangensial
dengan arah horizontal vertikal atau diseret di atas permukaan yang kasar.
Dengan demikian luka epidermis superfisial yang mengerut pada salah satu
ujung luka, dapat menunjukkan arah perjalanan permukaaan epidermis dari
permukaan lawan.
Pola dari luka lecet lebih jelas daripada memar karena luka lecet sering
terlihat cukup jelas terhadap bentuk objek yang menyebabkan luka yang sekali
ditimbulkan.
2.6.2. Jenis Luka Lecet
Sesuai mekanisme terjadinya luka lecet dibagi menjadi 3 jenis:
a. Luka lecet gores (scratch)
Diakibatkan oleh benda runcing, misal kuku jari, yang menggeser lapisan
permukaan kulit (epidermis) dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat
sehingga dapat menunjukkan arah kekerasan yang terjadi.
28
b. Luka lecet serut (graze)
Variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan
permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan ditentukan dengan melihat letak
tumpukan epitel.
Gambar 3.Luka lecet tekan pada sisi depan jari kaki kiri.
29
d. luka lecet geser (friction abrasion)
luka lecet geser disebabkan oleh tekanan linear pada kulit disertai gerakan
bergeser, misalnya luka pada kasus gantung atau jerat serta pada korban pecut.
30
dan sel inflamasi kronis sekarang mulai muncul.Epitel atasnya menjadi
semakin hiperplastik, dengan pembentukan keratin. Tahap ini yang paling
menonjol selama 9 sampai 12 hari setelah cedera.
4. Regresi dari epitel dan granulasi jaringan
Tahap ini dimulai sekitar 12 hari. Selama fase ini,epitel
diremodelling dan menjadi lebih tipis dan bahkan atrofik. Serat kolagen,
yang mulai muncul di fase granulasi subepidermal terlambat, sekarang
mulai muncul.Mula-mula bekuan darah mengisi luka dan anyaman fibrin
terbentuk. Granulosit dan monosit fagositik mulai proses pembersihan.
Tunas kapiler dan fibroblast dengan cepat berproliferasi ke bekuan darah.
Tumas kapiler mengeluarkan enzim litik untuk memecah fibrin dan
memungkinkan pembentukan anyaman. Tunas itu kemudian mengalami
kanalisasi, membentuk lengkung vaskuler yang menghasilkan penyediaan
darah yang kaya zat gizi, oksigen, granulosit, dan monosit yang
dibutuhkan untuk menghilangkan jaringan mati dan bekuan darah. Sel
polimorfonuklear yang banyak dalam jaringan intersisiel menghasilkan
perlawanan primer terhadap infeksi dan juga ikut mengeluarkan nanah dari
jaringan granulasi pada saat sel mati dibersihkan. Fibroblast yang
berproliferasi menyertai pembuluh ini dan mulai menimbun kolagen.
Dalam waktu 4-6 hari, jaringan granulasi sehat berwarna merah
muda membentuk dasar untuk menyokong dan memberi makan epitelium
yang meluas (atau cangkokan kulit). Sejalan dengan waktu, fibroplasia
akan terus berlangsung dan terjadi ikatan. Banyak pembuluh darah yang
atropi. Dengan adanya penyembuhan akhir, akan terbentuk jaringan parut
putih yang tertutup selapis tipis epitelium.
31
BAB III
LAPORAN KASUS
32
Lampiran Visum et Repertum
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
Nomor : R/19/VER/X/2018/Biddokkes
Atas permintaan tertulis dari Kepala Kepolisian Resor ………. melalui suratnya tanggal …..
2019 Nomor Polisi: ......... yang ditandatangani oleh ………., NRP …….. dan diterima tanggal
……. 2019, maka dengan ini saya, AKBP dr. Ratna Relawati, Sp.KF, M.Si. Med, sebagai dokter
yang bekerja di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang Polda Jawa Tengah menerangkan bahwa
pada tanggal 30 Mei 2019, pukul 07.30 WIB, bertempat RSUD KRT Setjonegoro Jalan Rumah
Sakit Nomor 1, Kelurahan Wonosobo Baru, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo,
Provinsi Jawa Tengah, telah memeriksa jenazah, yang berdasarkan surat tersebut melakukan
penyidikan pada mayat laki-laki dengan identitas yang ditemukan di Gunung Sikembang Desa
Lengkong Kecamatan ………, Kabupaten Wonosobo pada hari Selasa tanggal 28 Mei 2019,
sekira pukul 01.00 WIB.---------------------------------------------------------------------------------------
---------------
33
a. Jenis kelamin: laki-laki. --------------------------------------------------------------------------
b. Umur: kurang lebih empat puluh sampai lima puluh tahun. --------------------------------
c. Panjang badan: seratus lima puluh tujuh sentimeter. -----------------------------------------
d. Warna kulit: sawo matang. -----------------------------------------------------------------------
e. Ciri rambut: warna hitam, lurus, pendek. ------------------------------------------------------
2. Identitas Khusus: ------------------------------------------------------------------------------------
a. Tato: tidak ada.-----------------------------------------------------------------------------------
b. Jaringan parut: tidak ada.-----------------------------------------------------------------------
c. Cacat fisik: tidak ada.----------------------------------------------------------------------------
d. Tahi Lalat: tidak ada.---------------------------------------------------------------------------
e. Pakaian: tidak ada ------------------------------------------------------------------------------
f. Perhiasan: tidak ada.-----------------------------------------------------------------------------
g. Pembungkus jenazah:----------------------------------------------------------------------------
1) Jenazah terbungkus kain kafan dengan enam tali ikatan, bahan katun, warna putih:
a) Tali pertama panjang seratus empat belas sentimeter, lebar enam sentimeter.--
b) Tali kedua berukuran panjang seratus lima puluh enam sentimeter, lebar enam
sentimeter.---------------------------------------------------------------------------------
c) Tali ketiga berukuran panjang dua ratus dua puluh sembilan sentimeter, lebar
enam sentimeter.-------------------------------------------------------------------------
d) Tali keempat berukuran panjang seratus tujuh belas sentimeter, lebar enam
sentimeter.---------------------------------------------------------------------------------
e) Tali kelima berukuran panjang seratus delapan belas sentimeter, lebar lima
sentimeter.---------------------------------------------------------------------------------
f) Tali keenam berukuran panjang seratus lima belas sentimeter, lebar lima
sentimeter.---------------------------------------------------------------------------------
2) Terdapat kain pembungkus jenazah bahan katun, warna putih:------------------------
a) Pembungkus pertama ukuran panjang dua ratus lima puluh empat sentimeter,
lebar seratus empat belas sentimeter.--------------------------------------------------
b) Kain pembungkus kedua ukuran panjang dua ratus empat puluh tujuh
sentimeter, lebar seratus dua belas sentimeter.---------------------------------------
c) Kain pembungkus keempat ukuran panjang seratus lima belas sentimeter,
34
lebar dua puluh lima sentimeter. ------------------------------------------------------
d) Kain pembungkus kelima ukuran panjang seratus tiga belas sentimeter, lebar
seratus dua belas sentimeter. -----------------------------------------------------------
e) Kain pembungkus keenam ukuran panjang seratus enam puluh tujuh
sentimeter, lebar seratus lima belas sentimeter terdapat lubang dengan panjang
enam puluh enam sentimeter, lebar enam belas sentimeter.----------------------
f) Kain ketujuh ukuran panjang seratus sebelas sentimeter, lebar lima puluh
delapan sentimeter.-----------------------------------------------------------------------
h. Perhiasan : tidak ada.----------------------------------------------------------------------------
i. Lain-lain : terdapat kapas pada leher, dada, perut, alat kelamin, dan anggota gerak.---
B. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU TERJADINYA KEMATIAN :-------
1. Lebam Mayat: pada tengkuk, punggung, pinggang, bokong dan anggota gerak, tidak
hilang dengan penekanan ------------------------------------------------------------------------------
2. Kaku Mayat: pada kelopak mata, rahang bawah, anggota gerak atas dan bawah.------------
3. Pembusukan: terdapat tanda pembusukan lanjut berupa, warna kehitaman pada wajah,
pelebaran pembuluh darah pada wajah, leher, dan dada, pengelupasan kulit ari di
beberapa bagian tubuh, tampak cairan pembusukan pada hidung dan mulut.----------------
C. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN LUAR: -------------------------------------
1. Permukaan Kulit Tubuh:-------------------------------------------------------------------------------
a. Kepala: ----------------------------------------------------------------------------------------------
1) Daerah berambut: tidak ada tanda kekerasan. ---------------------------------------------
2) Wajah: ------------------------------------------------------------------------------------------
a) Dahi : terdapat beberapa luka lecet pada dahi sisi kiri, luka lecet terbesar,
bentuk tidak teratur dengan ukuran panjang tiga sentimeter, lebar nol koma
lima sentimeter batas tidak tegas warna merah kehitaman. Luka lecet
terkecil, bentuk tidak teratur dengan ukuran panjang nol koma tiga
sentimeter, lebar nol koma dua sentimeter batas tidak tegas, warna merah
kehitaman. --------------------------------------------------------------------------------
b) Pelipis : terdapat dua buah luka lecet pada pelipis kiri.----------------------------
i. Luka lecet pertama, bentuk tidak teratur, dengan ukuran panjang tujuh
sentimeter, lebar nol koma dua sentimeter, batas tidak tegas, warna merah
35
kehitaman.---------------------------------------------------------------------------
ii. Luka lecet kedua, bentuk tidak teratur, dengan ukuran panjang empat
sentimeter, lebar nol koma dua sentimeter, batas tidak tegas warna merah
kehitaman. --------------------------------------------------------------------------
b. Leher: tidak didapatkan tanda kekerasan ------------------------------------------------------
c. Bahu: tidak didapatkan tanda kekerasan. ------------------------------------------------------
d. Dada: tidak didapatkan tanda kekerasan. ------------------------------------------------------
e. Punggung: tidak didapatkan tanda kekerasan. ------------------------------------------------
f. Pinggang: tidak didapatkan tanda kekerasan.-------------------------------------------------
g. Perut: tidak didapatkan tanda kekerasan. ------------------------------------------------------
h. Bokong: tidak didapatkan tanda kekerasan. ---------------------------------------------------
i. Dubur: -----------------------------------------------------------------------------------------------
1) Lingkaran dubur: tidak ada tanda kekerasan. ----------------------------------------------
2) Liang dubur: tidak ada tanda kekerasan.---------------------------------------------------
j. Anggota gerak:-------------------------------------------------------------------------------------
1) Anggota gerak atas: jaringan luar kuku berwarna kehitaman. --------------------------
a) Kanan : tidak didapatkan tanda kekerasan.------------------------------------------
b) Kiri : tidak didapatkan tanda kekerasan.----------------------------------------------
2) Anggota gerak bawah: -----------------------------------------------------------------------
a) Kanan : terdapat kulit berwarna kehitaman dari lutut hingga ibu jari tungkai
kanan, bentuk tidak teratur, dengan ukuran panjang lima puluh tiga
sentimeter, lebar sembilan sentimeter, disertai pengelupasan kulit dengan
jaringan dibawah kulit berwarna pucat. ----------------------------------------------
b) Kiri : terdapat tiga buah luka lecet pada mata kaki kiri bagian dalam.------------
i. Luka lecet pertama, bentuk tidak teratur, dengan ukuran panjang satu
koma lima sentimeter, lebar nol koma sembilan sentimeter, batas tidak
tegas, warna merah kehitaman. ---------------------------------------------------
ii. Luka lecet kedua, bentuk tidak teratur, dengan ukuran panjang nol koma
empat sentimeter, lebar nol koma tiga sentimeter, batas tidak tegas, warna
merah kehitaman. -------------------------------------------------------------------
iii. Luka lecet ketiga, bentuk tidak teratur, dengan ukuran panjang nol koma
36
empat sentimeter, lebar nol koma empat sentimeter, batas tidak tegas,
warna merah kehitaman. ------------------------------------------------------------
2. Bagian Tubuh Tertentu: --------------------------------------------------------------------------------
a. Mata: ------------------------------------------------------------------------------------------------
1) Alis mata: warna hitam, tidak ada kelainan. -----------------------------------------------
2) Bulu mata: warna hitam, tidak ada kelainan. ----------------------------------------------
3) Kelopak mata: tidak ada kelainan. ----------------------------------------------------------
4) Selaput kelopak mata: tidak ada kelainan. -------------------------------------------------
5) Selaput bening mata: tidak ada kelainan. ---------------------------------------------------
6) Selaput biji mata: tidak ada kelainan. -------------------------------------------------------
7) Manik mata: bentuk bundar, tidak ada kelainan -------------------------------------------
8) Pelangi mata: warna coklat kehitaman. -----------------------------------------------------
b. Hidung: ---------------------------------------------------------------------------------------------
1) Bentuk hidung: tidak ada kelainan. ---------------------------------------------------------
2) Permukaan kulit hidung: tidak didapatkan tanda kekerasan. ----------------------------
3) Lubang hidung: tidak didapatkan tanda kekerasan. ---------------------------------------
c. Telinga: ---------------------------------------------------------------------------------------------
1) Bentuk telinga: tidak ada kelainan.----------------------------------------------------------
2) Permukaan kulit telinga: tidak didapatkan tanda kekerasan. ----------------------------
3) Lubang telinga: tidak didapatkan tanda kekerasan. ---------------------------------------
d. Mulut: -----------------------------------------------------------------------------------------------
1) Bibir: tidak didapatkan tanda kekerasan. --------------------------------------------------
2) Selaput lendir mulut : tidak didapatkan tanda kekerasan.. -------------------------------
3) Lidah: tidak didapatkan tanda kekerasan.--------------------------------------------------
e. Gigi geligi: -----------------------------------------------------------------------------------------
1) Rahang atas :---------------------------------------------------------------------------------
a. Kanan : lengkap, jumlah delapan buah, gigi geraham belakang ketiga ada.----
b. Kiri : lengkap, jumlah delapan buah, gigi geraham belakang ketiga ada.-------
2) Rahang bawah : ------------------------------------------------------------------------------
a. Kanan : tidak lengkap, jumlah tujuh buah, gigi geraham belakang pertama
tidak ada, gigi geraham belakang ketiga ada.---------------------------------------
37
b. Kiri : tidak lengkap, jumlah tujuh buah, gigi geraham kedua tidak ada, gigi
geraham belakang ketiga ada.---------------------------------------------------------
f. Alat Kelamin: laki-laki. --------------------------------------------------------------------------
1) Pelir: sudah disunat, tidak ada kelainan.---------------------------------------------------
2) Kantung pelir: teraba dua buah biji pelir dalam kantong pelir, tidak ada kelainan.--
3. Tulang-Tulang: -----------------------------------------------------------------------------------------------------
a. Tulang tengkorak: tidak didapatkan tanda kekerasan. ---------------------------------------
b. Tulang belakang: tidak didapatkan tanda kekerasan. ----------------------------------------
c. Tulang dada: tidak didapatkan tanda kekerasan. ----------------------------------------------
d. Tulang punggung: tidak didapatkan tanda kekerasan. ---------------------------------------
e. Tulang panggul: tidak didapatkan tanda kekerasan.------------------------------------------
f. Tulang anggota gerak: tidak didapatkan tanda kekerasan. ----------------------------------
D. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN DALAM: ----------------------------------
1. Rongga Kepala: -----------------------------------------------------------------------------------------
a. Kulit kepala bagian dalam: tidak ada kelainan. -----------------------------------------------
b. Selaput keras otak : tidak ada kelainan.-------------------------------------------------------
c. Otak besar: permukaan licin, perabaan kenyal. Terdapat resapan darah hampir pada
pada seluruh bagian otak besar, dengan ukuran panjang dua puluh dua sentimeter,
lebar delapan belas sentimeter, tinggi lima sentimeter, pada pengirisan terdapat bintik
perdarahan.----------------------------------------------------------------------------------------
d. Otak kecil: warna putih, permukaan licin, perabaan lunak. Dengan ukuran panjang
tujuh sentimeter, lebar enam sentimeter, tinggi dua sentimeter, pada pengirisan
terdapat bintik perdarahan. ---------------------------------------------------------------------
2. Leher Bagian Dalam: -----------------------------------------------------------------------------------
a. Lidah : tidak ada kelainan.-----------------------------------------------------------------------
b. Kulit leher bagian dalam : tidak terdapat tanda kekerasan ----------------------------------
c. Otot leher bagian dalam : tidak terdapat tanda kekerasan. ----------------------------------
d. Pembuluh darah besar : tampak kosong.-------------------------------------------------------
e. Tulang pangkal lidah : tidak ada tanda kekerasan.-------------------------------------------
f. Tulang rawan gondok ; tidak ada tanda kekerasan.-------------------------------------------
g. Kerongkongan : tidak ada kelainan.------------------------------------------------------------
38
h. Tenggorokan : tidak ada kelainan. -------------------------------------------------------------
1. Rongga Dada: -------------------------------------------------------------------------------------------
a. Kulit bagian dalam : tidak terdapat tanda kekerasan.-----------------------------------------
b. Otot dinding dada : tidak terdapat tanda kekerasan.------------------------------------------
c. Tulang dada : tidak terdapat tanda kekerasan..------------------------------------------------
d. Tulang-tulang iga : tidak terdapat tanda kekerasan.------------------------------------------
e. Paru: tidak ada tanda kekerasan.----------------------------------------------------------------
1) Kanan : terdiri dari tiga baga, warna merah kehitaman, perabaan seperti spons,
dengan ukuran panjang lima belas sentimeter, lebar enam sentimeter , tinggi
empat koma lima sentimeter, pada pengirisan tampak buih bercampur darah
warna kehitaman.----------------------------------------------------------------------------
2) Kiri : terdiri dari dua baga, warna merah kehitaman, perabaan seperti spons,
dengan ukuran panjang lima belas sentimeter, lebar enam setimeter, tinggi empat
koma lima sentimeter. Pada pengirisan tampak buih campur darah warna
kehitaman.------------------------------------------------------------------------------------
f. Jantung : warna merah kecokelatan, perabaan lunak. Tampak pelebaran pembuluh,
dengan ukuran panjang tujuh belas sentimeter, lebar dua belas sentimeter, tinggi
empat sentimeter. --------------------------------------------------------------------------------
1) Kandung jantung: terdapat cairan kandung jantung warna merah kehitaman
sebanyak dua mililiter.---------------------------------------------------------------------
2) Jantung kanan: katup antara serambi dan bilik kanan berjumlah tiga buah katup,
dengan ukuran lingkar katup kanan empat belas sentimeter. Tebal otot jantung
kanan satu sentimeter. Katup pembuluh nadi paru berjumlah tiga buah katup,
dengan ukuran lingkar katup pembuluh nadi paru enam sentimeter. ----------------
3) Jantung kiri: tampak bercak keputihan pada jantung., katup antara serambi dan
bilik kiri berjumlah dua buah katup, dengan ukuran lingkar katup jantung kiri
delapan sentimeter. Tebal otot jantung kiri dua sentimeter. Katup pembuluh nadi
utama berjumlah dua buah katup, dengan lingkar katup pembuluh nadi utama
enam sentimeter.-----------------------------------------------------------------------------
2. Rongga Perut: -------------------------------------------------------------------------------------------
a. Kulit perut bagian dalam : tidak terdapat tanda kekerasan.--------------------------------------
39
b. Rongga perut : tidak terdapat tanda kekerasan.----------------------------------------------------
c. Lambung : warna merah kehitaman, dengan panjang lengkung besar empat puluh dua
sentimeter, panjang lengkung kecil dua puluh sentimeter, lambung berisi makanan yang
sudah membubur warna kehitaman.-----------------------------------------------------------------
d. Tirai usus : tidak terdapat tanda kekerasan.--------------------------------------------------------
e. Usus besar : tampak pucat, tidak terdapat tanda kekerasan. -------------------------------------
f. Usus halus : tampak pucat, tidak terdapat tanda kekerasan. -------------------------------------
g. Hati : warna merah kehitaman, permukaan licin, perbaan kenyal, dengan ukuran panjang
tiga puluh tiga sentimeter, lebar tujuh belas sentimeter, tinggi enam sentimeter, pada
pengirisan tampak buih halus dan darah warna kehitaman.-------------------------------------
h. Limpa : warna merah kehitaman, perabaan kenyal, panjang empat belas sentimeter, lebar
delapan sentimeter, tinggi tiga sentimeter. Pada pengirisan tidak ada kelainan. -------------
i. Kelenjar liur perut : warna kuning pucat, dengan ukuran panjang dua puluh dua
sentimeter, lebar empat koma lima sentimeter, tinggi dua sentimeter. Pada pengirisan
tidak ada kelainan.-------------------------------------------------------------------------------------
j. Ginjal : selaput pembungkus ginjal mudah dilepas, warna merah pucat, perabaan kenyal.-
1) Kanan : ukuran panjang sebelas sentimeter, lebar lima koma lima sentimeter, tinggi
dua sentimeter. Pada pengirisan tidak ada kelainan. -----------------------------------------
2) Kiri : ukuran panjang sebelas koma lima sentimeter, lebar enam sentimeter, tinggi dua
koma lima sentimeter. Pada pengirisan tidak ada kelainan.---------------------------------
k. Anak ginjal: --------------------------------------------------------------------------------------------
1) Kanan : warna kuning, dengan ukuran panjang delapan sentimeter, lebar dua
sentimeter, tinggi satu sentimeter. Tidak ada kelainan.--------------------------------------
2) Kiri : warna kuning, dengan ukuran panjang tujuh koma lima sentimeter, lebar tiga
sentimeter, tinggi satu sentimeter. Tidak ada kelainan.-------------
E. FAKTA DARI PEMERIKSAAN PENUNJANG: ---------------------------------------------------
Untuk menambah fakta – fakta yang diperlukan, maka saya mengambil sampel dari jenazah
untuk pemeriksaan: --------------------------------------------------------------------------------------------
1. Darah : darah dalam pembuluh darah lipat paha kiri, dan darah dalam jantung ---------
2. Pemeriksaan patologi anatomi : paru-paru, selaput otak keras, selaput otak lunak, otak
besar, otak kecil, bagian jantung dengan bercak keputihan, bagian jantung dengan
40
bitnik kemerahan, kulit tungkai bawah bagian depan kanan, hati, limpa, ginjal kanan,
ginjal kiri, anak ginjal.-----------------------------------------------------------------------------
--------
3. Pemeriksaan toksikologi: cairan isi lambung, otak besar.------------------------------------
KESIMPULAN -------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari fakta- fakta yang didapatkan dari pemeriksan luar dan dalam atas jenazah tersebut maka
saya simpulkan bahwa telah diperiksa jenazah seorang laki-laki, usia kurang lebih empat puluh
tahun hingga lima puluh tahun, kulit sawo matang. Dari hasil pemeriksaan didapatkan luka
akibat kekerasan tumpul berupa lecet pada dahi, pelipis dan anggota gerak bawah. Didapatkan
perdarahan pada otak besar, terdapat bercak putih dan bintik perdarahan pada jantung.
Didapatkan tanda pembusukan lanjut. Sebab kematian akibat perdarahan otak yang
menyebabkan kerusakan otak. Perkiraan waktu kematian dua puluh empat jam sampai empat
puluh delapan jam sebelum pemeriksaan dilakukan. ------------------------------------------------------
PENUTUP --------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Demikianlah keterangan tertulis itu saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat sumpah
sewaktu menerima jabatan sebagai dokter. ------------------------------------------------------------------
41
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pada pemeriksaan luar kasus ini di temukan tanda – tanda kekerasan tumpul
pada dahi, pelipis, anggota gerak bawah.
a. Pada dahi terdapat beberapa luka lecet pada dahi sisi kiri, luka lecet
terbesar, bentuk tidak teratur dengan ukuran panjang tiga sentimeter,
lebar nol koma lima sentimeter batas tidak tegas warna merah kehitaman.
Luka lecet terkecil, bentuk tidak teratur dengan ukuran panjang nol koma
tiga sentimeter, lebar nol koma dua sentimeter batas tidak tegas, warna
merah kehitaman.
b. Pada pelipis terdapat dua buah luka lecet pada pelipis kiri. Luka
lecet pertama, bentuk tidak teratur, dengan ukuran panjang tujuh
sentimeter, lebar nol koma dua sentimeter, batas tidak tegas,
warna merah kehitaman.
42
Luka lecet terkecil, bentuk tidak teratur dengan ukuran panjang
nol koma tiga sentimeter, lebar nol koma dua sentimeter batas
tidak tegas, warna merah kehitaman.
43
d. Pada anggota gerak bawah kiri terdapat tiga buah luka lecet
pada mata kaki kiri bagian dalam. Luka lecet pertama, bentuk
tidak teratur, dengan ukuran panjang satu koma lima sentimeter,
lebar nol koma sembilan sentimeter, batas tidak tegas, warna
merah kehitaman. Luka lecet kedua, bentuk tidak teratur,
dengan ukuran panjang nol koma empat sentimeter, lebar nol
koma tiga sentimeter, batas tidak tegas, warna merah kehitaman.
Luka lecet ketiga, bentuk tidak teratur, dengan ukuran panjang
nol koma empat sentimeter, lebar nol koma empat sentimeter,
batas tidak tegas, warna merah kehitaman.
44
2. Pada pemeriksaan dalam kasus ini di temukan kelainan pada otak besar, otak
kecil dan jantung
a. Otak besar, permukaan licin, perabaan kenyal. Terdapat resapan
darah hampir pada pada seluruh bagian otak besar, dengan
ukuran panjang dua puluh dua sentimeter, lebar delapan belas
sentimeter, tinggi lima sentimeter, pada pengirisan terdapat
bintik perdarahan.
45
b. Otak kecil, warna putih, permukaan licin, perabaan lunak.
Dengan ukuran panjang tujuh sentimeter, lebar enam sentimeter,
tinggi dua sentimeter, pada pengirisan terdapat bintik
perdarahan
46
sentimeter. Tebal otot jantung kiri dua sentimeter. Katup
pembuluh nadi utama berjumlah dua buah katup, dengan
lingkar katup pembuluh nadi utama enam sentimeter
47
BAB V
KESIMPULAN
48
DAFTAR PUSTAKA
49
50