Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sehat 2010 telah diupayakan oleh pemerintah secara serius adalah
angka prevalensi angka kejadian gangguan gizi seperti masalah Kurang Energi
Sampai saat ini anemia gizi masih merupakan salah satu masalah gizi
utama yang diderita oleh ibu hamil dan wanita pada umumnya. (Wijiastuti, 2006).
Wanita terutama remaja mempunyai resiko tinggi untuk mengalami anemia, hal
ini dikarenakan pada masa ini terjadi peningkatan kebutuhan akibat pertumbuhan
fisik yang cepat serta adanya kehilangan darah melalui menstruasi. Hal ini perlu
menjadi perhatian tenaga kesehatan dan diri pribadi remaja putri itu sendiri,
yang akan datang dan menentukan kualitas generasi selanjutnya, karena kelak
akan menjadi ibu dan atau tenaga kerja yang sehat dan berkualitas.(1)
1
2
pada remaja ini akan berdampak pada prestasi belajar siswi karena anemia pada
mengakibatkan menurunnya prestasi belajar. Anemia gizi pada balita dan anak
fisik, motorik, mental dan kecerdasan juga terhambat, daya tangkap belajar
berkurang.(3)
disebabkan oleh kekurangan zat gizi (khususnya zat besi) yang diperlukan untuk
kekurangan zat besi (Fe) sehingga disebut anemia kekurangan zat besi atau
Organization (WHO) ada 1,62 miliar orang (24,8%) yang terkena anemia dan
untuk anak sekolah sebanyak 33%. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga (2001), prevalensi angka kejadian anemia pada anak usia sekolah dan
remaja sekitar 26,5% dan Wanita Usia Subur (WUS) berkisar 40%. Jumlah kasus
remaja putri dari berbagai wilayah di Indonesia, yaitu Bogor sebanyak 44%,
jumlah siswi xxx orang dengan prevalensi angka kejadian anemia mencapai xx%
makanan yang salah, penyakit infeksi, pendarahan dan infestasi cacing, tidak
cukup persediaan pangan, pola asuh anak dan ibu hamil, dan juga pelayanan
kesehatan dasar yang tidak memadai. Selain itu, tingkat pengetahuan gizi
remaja putri tentang anemia masih rendah. Sedangkan menurut Sunarko (2002)
dan Wijiastuti (2006), sebab mendasar anemia yaitu masalah sosial ekonomi yaitu
lokasi geografis yang sulit. Menurut Wijiastuti (2006), dikatakan bahwa tidak
sarapan pagi juga termasuk salah satu faktor anemia. Pada remaja putri dan remaja
yang suka jajan lebih banyak (18,5%) menderita anemia dibandingkan dengan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
berhubungan dengan status anemia remaja putri pada SMP 8 di wilayah Kerja
(frekuensi haid, lama haid, dan banyaknya darah haid) pada remaja putri di
remaja- remaja putri di SMP 8 pada wilayah Kerja Puskesmas Bontang Selatan
D. Manfaat Penelitian
faktor yang berhubungan dengan status anemia pada remaja putri siswi di
Selatan.
Bontang Selatan 2.
Bagi Masyarakat
masyarakat, terutama remaja putri itu sendiri tentang masalah anemia pada remaja
Bagi Penulis
lain untuk melalukan penelitian lebih lanjut mengenai anemia gizi besi pada