Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jantung adalah organ berupa otot berbentuk kerucut.Fungsi utama jantung adalah
untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara mengembang dan menguncup
yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal dari susunan saraf
otonom.Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktural jantung yang kemungkinan
terjadi sejak lahir dan beberapa waktu setelah bayi dilahirkan.Anak adalah merupakan
potensi dan penerus dari cita – cita bangsa untuk melanjutkan pembangunan sehingga
anak perlu dicaga agar terhindar dari penyakit.
Angina Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan
(kontriksi ) didaerah jantung. ( Brenda Walters. 2003 ). Angina Pektoris adalah nyeri
dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miokardium. (
Maryllin E. Doengoes. 2002 Hal 73 ). Angina Pektoris merupakan suatu penyakit
berbahaya yang timbul karena penyempitan arteri yang menyalurkan darah ke otot-otot
jantung. ( Dr.John F.Knight. 1997 ).

B. TUJUAN
Tujuan umum
- Mahasiswa keperawatan mampu memahami asuhan keperawatan angina pectoris
Tujuan khusus
- Mahasiswa keperawatan dapat :
1. Menjelaskan pengertiannya
2. Menjelaskan anatomi dan fisiologinya
3. Menyebutkan penyebabnya
4. Menyebutkan gambaran klinisnya
5. Menjelaskan patofisiologinya
6. Menjelaskan WOC nya
7. Menjelaskan pemeriksaan penunjang dan diaonostiknya
8. Menyebutkan komplikasinya
9. Menjelaskan prenatal
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGERTIAN
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan
sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali
menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila
aktifitas berhenti. (Anwar,Bahri,2009).
Angina pektoris tak stabil didefinisikan sebagai perasaan tidak enak di dada (chest
discomfort) akibat iskemia miokard yang datangnya tidak tentu, dapat terjadi pada waktu
sedang melakukan kegiatan fisik atau dalam keadaan istirahat. Perasaan tidak enak ini
dapat berupa nyeri, rasa terbakar atau rasa tertekan. Kadang-kadang tidak dirasakan di
dada melainkan di leher, rahang bawah, bahu, atau ulu hati (Kabo dan Karim, 2008).
Angina pektoris tak stabil adalah suatu spektrum dari sindroma iskemik miokard
akut yang berada di antara angina pektoris stabil dan infark miokard akut (Anwar, 2004).

2. ANATOMI FISIOLOGI
A. Jantung
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dengan basisnya
diatas dan puncaknya dibawah, apexnya miring ke sebelah kiri. Berat jantung + 300
gram. Jantung terletak dalam mediastinum di rongga dada yaitu diantara kedua paru-
paru.
Jantung terbagi dua oleh sebuah septum yaitu kiri dan kanan. Setiap belahan
jantung terbagi lagi menjadi atrium dan ventrikel yang masing-masing di pisahkan
oleh sebuah katup. Sebelah kanan disebut katup trikuspidalis dan sebelah kiri di sebut
katup bikuspidalis atau katup mitral.
Jantung juga di selaputi oleh sebuah membrane yaitu pericardium, yang terdiri
dari pericardium visceral (lapisan dalam) dan pericardium parietal (lapisan luar).
Diantara kedua selaput atau lapisan pericardium di pisahkan oleh cairan serosa yang
berfungsi mengurangi gesekan pada gerakan memompa dari jantung. Perikardium
visceral melekat langsung pada permukaan jantung, sedangkan pericardium pariental
melekat pada tylang dada di sebelah depan dan pada kolumna vertebralis di sebelah
Belakang. Jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu epikardium (lapisan luar),
miocardium (lapisan tengah) dan Endokardium (lapisan dalam).
B. Atrium kanan
Atrium kanan yang berdinding tipis berfungsi sebagai tempat penyimpanan
darah dan sebagai penyalur darh dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel
kanan dan kemudian ke paru-paru. Darah yang berasal dari pembuluh vena masuk ke
dalam atrium kanan merlaui vena cava superior, inferior dan sinus koronaria.
C. Ventrikel kanan
Pada kontraksi ventrikel harus menghasilkan kekuatan untuk dapat memompakan
darah yang diterimanya dari atrium ke sirkulasi pulmonar atupun sirkulasi sistemik.
Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik guna menghasilkan kontraksi
bertekanan rendah, yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteri pulmonaris.
Sirkulasi pulmonary merupakan system aliran darah bertekanan rendah dengan
resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel kanan di
bandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah ventrike kiri.
D. Atrium kiri
Atrium kiri menerima darah yang sudah di oksigenisasi dari paru-paru melalui ke
empat vena pulmonalis. Antara vena pulmonalis dan atrium kiri tidak ada katup sejati.
Karena itu perubahan tekanan dalam atrium kiri mudah membalik retrograde ke
dalam pembuluh paru-paru. Peningkatan tekanan atrium kiri yang akut akan
menyebabkan bendungan paru-paru. Atrium kiri berdinding tipis dan bertekanan
rendah. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitral.
E. Ventrikel kiri
Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi
tahanan sirkulasi sistemik dan mempertahankan aliran darah ke jaringan perifer.
Ventrikel kiri mempunyai otot-ppoto yang tebal dan bentuknya yang menyerupai
lingkaran, mempermudah pembentukan tekanan yang tinggi selama ventrikel
berkontraksi. Pada kontraksi tekanan ventrikel kiri meningkat 5X lebih tinggi
daripada tekanan ventrikel kanan.
F. Arteria koronaria
Arteria koronaria merupakan cabang pertama daro aorta yang kemudian
bercabang-cabang lagi menjadi arteri yang lebih kecil yang mengitari jantung. Darah
yang kembali dari jantung di kumpulakan aleh sinus koronaria dan langsung kembali
ke dalam atrium kanan. Aretiria koronaria berfungsi untuk memperdarahi jantung.
G. Pembuluh darah
Pembuluh darah yang berada di sekitar jantung dan membantu dalam proses sirkulasi
adalah :
1. Aorta
Pembuluh darah yang membawa dfarah keluar ventrikel kiri.
2. Arteri Pulmonalis
Merupakan pembuluh darah yang membawa darah kotor keluar dari ventrikel
kanan menuju paru-paru.
3. Vena pulmonalis
Merupakan pembuluh darah yang membawa darah bersih dari paru-paru ke atrium
kiri jantung.
4. Vena cava superior dan vena cava inferior.

3. KLASIFIKASI
Angina Pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu iskemik miokard
tanpa adnya infark.Klasifikasi klinis angina pada dasarnya berguna untuk mengevaluasi
mekanisme terjadinya iskemik. Walaupun patogenesa angina mengalami perubahan dari
tahun ke tahun,akan tetapi pada umumnya dapat dibedakan 3 tipe angina yaitu:
1. Classical effort angina(angina klasik)
Pada nekropsi biasanya didapatkan arterosklerosis koroner.Pada keadaan ini,obstruksi
koroner tidak selalu menyebabkan terjadinya iskemik seperti waktu istirahat.Akan
tetapi,bila kebutuhan aliran darah melewati jumlah yang dapat melewati obstruksi
tersebut,maka terjadi iskemik dan timbul gejala angina.Angina pectoris akan timbul
pada setiap aktivitas yang dapat meningkatkan denyut jantung,tekanan darah,dan
status inotropik jantung sehingga kebutuhan oksigen akan bertambah seperti pada
aktivitas fisik dan udara dingin.
2. Variant Angina(angina Printzmetal)
Bentuk ini jarang terjadi dan biasanya timbul pada saat istirahat,akibat penurunan
supplai oksigen darah ke miokard secara tiba-tiba.Penelitian terbaru menunjukkan
terjadinya obstruksi yang dinamis akibat spasme koroner baik pada arteri yang sakit
maupun normal.Peningkatan obstruksi koroner yang tidak menetap ini selama terjadi
angina saat istirahat jelas disertai penurunan darah arteri koroner.
3. Unstable Angina (Angina tidak stabil)
Bentuk ini merupakan kelompok suatu keadaan yang dapat berubah seperti keluhan
yang bertambah progresif,dan sebelumnya dengan angina stabil atau angina pada
pertama kali.Angina dapat terjadi pada saat istirahat maupun bekerja.Pada patologi
biasanya ditemukan daerah iskemik miokard yang mempunyai cirri tersendiri. Angina
pectoris tidak stabil adalah suatu spektrum dari sindroma iskemik infark miokard akut
yang berada diantara angina pectoris stabil dan infark miokard akut. (Anwar
Bahri,2009)

4. ETIOLOGI
Gejala angina pektoris pada dasarnya timbul karena iskemik akut yang tidak menetap
akibat ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplai O2 miokard. Beberapa keadaan

yang dapat merupakan penyebab baik tersendiri ataupun bersama-sama yaitu (Anwar,
2004) :
a. Faktor di luar jantung
Pada penderita stenosis arteri koroner berat dengan cadangan aliran koroner yang
terbatas maka hipertensi sistemik, takiaritmia, tirotoksikosis dan pemakaian obat-
obatan simpatomimetik dapat meningkatkan kebutuhan O2 miokard sehingga

mengganggu keseimbangan antara kebutuhan dan suplai O2. Penyakit paru menahun

dan penyakit sistemik seperti anemi dapat menyebabkan tahikardi dan menurunnya
suplai O2 ke miokard.

b. Sklerotik arteri koroner


Sebagian besar penderita angina tidak stabil (ATS) mempunyai gangguan cadangan
aliran koroner yang menetap yang disebabkan oleh plak sklerotik yang lama dengan
atau tanpa disertai trombosis baru yang dapat memperberat penyempitan pembuluh
darah koroner. Sedangkan sebagian lagi disertai dengan gangguan cadangan aliran
darah koroner ringan atau normal yang disebabkan oleh gangguan aliran koroner
sementara akibat sumbatan maupun spasme pembuluh darah.
c. Agregasi trombosit
Stenosis arteri koroner akan menimbulkan turbulensi dan stasis aliran darah sehingga
menyebabkan peningkatan agregasi trombosit yang akhirnya membentuk trombus dan
keadaan ini akan mempermudah terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah.
d. Trombosis arteri koroner
Trombus akan mudah terbentuk pada pembuluh darah yang sklerotik sehingga
penyempitan bertambah dan kadang-kadang terlepas menjadi mikroemboli dan
menyumbat pembuluh darah yang lebih distal. Trombosis akut ini diduga berperan
dalam terjadinya ATS.
e. Pendarahan plak ateroma
Robeknya plak ateroma ke dalam lumen pembuluh darah kemungkinan mendahului
dan menyebabkan terbentuknya trombus yang menyebabkan penyempitan arteri
koroner.
f. Spasme arteri koroner
Peningkatan kebutuhan O2 miokard dan berkurangnya aliran koroner karena spasme

pembuluh darah disebutkan sebagai penyeban ATS. Spame dapat terjadi pada arteri
koroner normal atupun pada stenosis pembuluh darah koroner. Spasme yang berulang
dapat menyebabkan kerusakan artikel, pendarahan plak ateroma, agregasi trombosit
dan trombus pembuluh darah.
Beberapa faktor risiko yang ada hubungannya dengan proses aterosklerosis antara
lain adalah :
 Faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain umur, jenis kelamin dan riwayat
penyakit dalam keluarga.
 Faktor risiko yang dapat diubah antara lain merokok, hiperlipidemi, hipertensi,
obesitas dan DM.
5. MANIFESTASI KLINIS
Adapan gelaja yang klinisnya yaitu:
a. Didapatkan rasa tidak enak di dada yang tidak selalu sebagai rasa sakit, tetapi dapat
pula sebagai rasa penuh di dada, tertekan, nyeri, tercekik atau rasa terbakar. Rasa
tersebut dapat terjadi pada leher, tenggorokan, daerah antara tulang skapula, daerah
rahang ataupun lengan.
b. Sesak napas atau rasa lemah yang menghilang setelah angina hilang.
c. Dapat pula terjadi palpitasi, berkeringat dingin, pusing ataupun hampir pingsan
(Anwar, 2004).

6. PATOFISIOLOGI
Mekanisme timbulnya angina pektoris tidak stabil didasarkan pada
ketidakadekuatan supply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena
kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner).
Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa
tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan.
Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga
meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner
berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun
apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan
tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen,
maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat
Oksida) yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak
adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus
koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard
berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak
bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan
aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium
menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.
Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan
menimbulkan nyeri. Apabila keutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai
oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk
energi.
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai
respon terhadap respons terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miocard di
jantung. Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, rahang, dan daerah
abdomen.
Pada saat beban kerja suatu jaringan meningkat, kebutuhan oksigen juga akan
meningkat. Apabila kebutuhan oksigen meningkat pada jantung yang sehat, maka arteri-
arteri koroner akan berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak oksigen kepada jaringan.
Akan tetapi jika terjadi kekakuan dan penyempitan pembuluh darah seperti pada
penderita arteosklerotik dan tidak mampu berespon untuk berdilatasi terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen. Terjadilah iskemi miocard, yang mana sel-sel miocard
mulai menggunakan glikolisis anaerob untuk memenuhi kebutuhan energinya. Proses
pembentukan ini sangat tidak efisien dan menyebabkan terbentuknya asalm laktat. Asam
laktat kemudian menurunkan PH Miocardium dan menyebabkan nyeri pada angina
pectoris. Apabila kebutuhan energy sel-sel jantung berkurang (istirahat, atau dengan
pemberian obat) suplay oksigen menjadi kembali adekuat dan sel-sel otot kembali
melakukan fosforilasi oksidatif membentuk energy melalui proses aerob. Dan proses ini
tidak menimbulkan asam laktat, sehingga nyeri angina mereda dan dengan demikian
dapat disimpulkan nyeri angina adalah nyeri yang berlangsung singkat. (Corwin, 2000)
7. WOC
Dapat diubah factor resiko tidak dapat diubah

Hidromodifikasi garis lemak 15th usia

 Rokok berkembang jenis kelamin


 Hipertensi ras
 Stress cidera selendotel arteri herediter
 Obesitas kepribadian tipe A
 DM peningkatan permeabilitas
 Kuranga ktivitas tak berkembang
 Pemakaian invasiakumulasi lipid
Kontrasepsi oral turbulensi aliran darah
Plakfibrosa

Deficit NO lesikomplikata agregasitrombosit

Ekskresizatvasoaktif menonjol kedalam lumen aktivitas berlebih

(serotonin arteri menjadi kaku iskemik

Difusi otot polos (pemyempitan lumen) metabolisme anaerob

Kontraksi otot polos penyempitan blok lebih asam laktat

Spasme coroner dari 75% nyeri

Anemiaberat ketidakseimbangan suplay


Nyeri akut
Penurunan jumlah HB dengan kebutuhan O2 miokard

Kompresi jantung yang bertambah

Peningkatan curah jantung kebutuhan O2 miokard meningkat

Beban kerja jantung meningkat hipoksiasel energy kurang

Aorta insufsiensi gangguan kontraksi ventrikel kiri

Penurunan aliran coroner penurunan stroke volume

Penurunan COP

Rasa lelah, lemas

Intoleransiaktivitas
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis angina tidak stabil dimulai dengan gejala parien dan pemeriksaan fisik.Angina
pectoris tidak stabil biasanya didiagnosis bila:
a. orang dengan angina stabil memiliki peningkatan mendadak dalam jumlah atau
beratnya episode nyeri dada selama hari-hari sebelumnya atau minggu
b. orang tanpa angina mengembangkan meningkatkan episode nyeri dada atau nyeri
dada saat istirahat
c. orang yang mungkin atau mungkin tidak memiliki angina di masa lalu,
mengembangkan nyeri dada berkepanjangan tetapi tidak menunjukkan bukti karena
serangan jantung.
Untuk mendiagnosa angina pektoris tidak stabil, dokter akan mengambil riwayat
kesehatan menyeluruh (termasuk deskripsi lengkap gejala-gejala pasien), melakukan
pemeriksaan fisik, mengukur tekanan darah, dan melakukan satu atau lebih dari tes
berikut:
1) Elektrokardiogram (EKG)
Tes EKG memonitor aktivitas listrik jantung. Ketika temuan EKG tertentu yang
hadir, risiko angina tidak stabil maju denagn serangan jantung meningkat secara
signifikan. Sebuah EKG biasanya normal ketika seseorang tidak memiliki rasa sakit
dada dan sering menunjukkan perubahan tertentu ketika rasa sakit berkembang.
Pada pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) lebih sering ditemukan adanya depresi
segmen ST dibandingkan angina pektoris yang stabil. Gambaran EKG penderita
Angina pectoris tidak stabil dapat berupa depresi segmen ST, depresi segmen ST
disertai inversi gelombang T, elevasi segmen ST, hambatan cabang ikatan His dan
tanpa perubahan segmen ST dan gelombang T. Perubahan EKG pada
Angina pectoris tidak stabil bersifat sementara dan masing-masing dapat
terjadi sendiri-sendiri ataupun bersamaan. Perubahan tersebut timbul di
saat serangan angina dan kembali ke gambaran normal atau awal setelah
keluhan angina hilang dalam waktu 24 jam Bila perubahan tersebut menetap setelah
24 jam atau terjadi evolusi gelombang Q,maka disebut sebagai IMA. Tetapi kelainan
EKG pada angina yang tidak stabil masih reversible.
2) Enzim LDH, CPK dan CK-MB
Pada Angina tidak stabil kadar enzim LDH dan CPK dapat normal atau meningkat
tetapi tidak melebihi nilai 50% di atas normal. CK-MB merupakan enzim yang paling
sensitif untuk nekrosis otot miokard. Hal ini menunjukkan pentingnya
pemeriksaan kadar enzim secara serial ntuk mengidentifikasi adanya IMA.
3) Kateterisasi jantung dan angiografi
Dokter dapat merekomendasikan kateterisasi jantung dan angiografi, terutama jika
perubahan penting EKG istirahat adalah tes darah jantung atau ada abnormal. Selama
angiography, sebuah kateter dimasukkan ke arteri di paha atau lengan dan maju ke
jantung. Ketika kateter diposisikan dekat arteri yang memasok darah ke jantung,
dokter menyuntikkan zat warna kontras. Sebagai pewarna perjalanan melalui arteri,
X-ray gambar diambil untuk melihat seberapa baik darah mengalir melalui arteri, dan
jika ada penyumbatan maka terjadi coronary arteri disease.
4) Ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi tidak memberikan data untuk diagnosis angina tidak
stabil secara langsung.Tetapi bila tampak adanya gangguan faal ventrikel kiri,adanya
insufisiensi mitral,dan abnormalitas gerakan dinding regional jantung,menandakan
prognosis kurang baik.Ekokardiografi sres juga dapat membantu menegakkan adnya
iskemia miokardium

9. KOMPLIKASI
10. PENATALAKSANAAN
Pengobatan untuk angina tidak stabil berfokus pada tiga tujuan: menstabilkan plak
apapun yang mungkin pecah dalam rangka untuk mencegah serangan jantung,
menghilangkan gejala, dan mengobati penyakit arteri koroner yang mendasarinya.
1) Menstabilkan plak
Dasar dari sebuah stabilisasi plak pecah adalah mengganggu proses pembekuan
darah yang dapat menyebabkan serangan jantung.. Pasien yang mengalami gejala-
gejala angina tidak stabil dan yang tidak minum obat harus segera mengunyah
aspirin, yang akan memblok faktor pembekuan dalam darah.Mengunyah aspirin,
daripada menelan utuh, mempercepat tubuh proses menyerap aspirin stabil Ketika
angina terjadi pasien harus mencari bantuan medis segera di rumah sakit. Setelah di
rumah sakit, obat-obatan lainnya untuk blok pembekuan proses tubuh dapat
diberikan, termasuk heparin, clopidogrel, dan platelet glikoprotein (GP) IIb / IIIa
obat reseptor blocker.

Dalam beberapa kasus, prosedur untuk mengurangi atau menstabilkan penyumbatan


dalam arteri koroner mungkin diperlukan di samping obat anti-pembekuan.. Paling
umum Prosedur untuk ini koroner angioplasti Dalam angioplasti koroner, sebuah
balon berujung kateter dimasukkan ke pembuluh darah di lengan atau pangkal paha
dan maju melalui pembuluh darah dan ke jantung. Ketika kateter mencapai
penyumbatan di arteri koroner, dokter mengembang balon di ujung kateter. Balon
mengembang dan mengempis, menekan penumpukan plak pada dinding arteri
koroner dan meningkatkan diameter arteri,. Sering-mesh tabung logam, dikenal
sebagai stent, ditempatkan di arteri untuk tetap terbuka. stent tetap secara permanen
di arteri koroner, dan balon dan kateter dikeluarkan pada akhir prosedur.
2) Menghilangkan gejala-gejala
Obat angina,baik dan prosedur untuk mengurangi penyumbatan dalam arteri koroner
bisa meringankan gejala angina tidak stabil. Tergantung pada keadaan pasien
individu, obat sendiri atau obat dalam kombinasi dengan prosedur yang dapat
digunakan untuk mengobati angina.
3) Mengobati penyakit arteri koroner yang mendasarinya
Penatalaksanaan pada dasarnya bertujuan untuk memperpanjang hidup dan
memperbaiki kualitas hidup dengan mencegah serangan angina baik secara medikal
atau pembedahan.
4) Pengobatan medikal
Bertujuan untuk mencegah dan menghilangkan serangan angina. Ada 3 jenis obat
yaitu :
1) Golongan nitrat
Umumnya dikenal sebagai nitrogliserin, nitrat adalah obat yang paling umum
diresepkan untuk mengobati angina. Nitrat melebarkan pembuluh darah, yang
memungkinkan lebih banyak darah mengalir melewati penyumbatan. Nitrat juga
menurunkan resistensi jantung wajah ketika memompa darah ke seluruh tubuh,
yang pada gilirannya dapat mengurangi stres (beban kerja) pada jantung.
Nitrogliserin merupakan obat pilihan utama pada serangan angina
akut. Mekanisme kerjanya sebagai dilatasi vena perifer dan pembuluh darah
koroner. Efeknya langsung terhadap relaksasi otot polos
vaskuler.Nitrogliserin juga dapat meningkatkan toleransi pada penderita
angina sebelum terjadi hipokesia miokard. Bahan utama yang menyebabkan
pembuluh-pembuluh darah kecil seperti areteri koroner melebar (dilatasi) adalah
oksida nitrat (NO).Ini dihasilkan secara alami oleh sel-sel pelapis arteri sebagi
respon terhadap perubahan pada aliran darah dan kimia darah.Di dalam
darah,nitrat diubah menjadi oksida nitrat dan membuka pembuluh darah.
Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (sublingual) atau di pipi (kantong
bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit.
Efek utama adah pada vena yang besar,sehingga darah berkumpul di vena dan
kurang kembali ke jantung.Ini menurunkan tekanan yang tercipta di dalam
jantung,dan menurunkan kebutuhan oksigen jantung.Dengan membuka arteri-
arteri terkecil di perifer atau pinggiran tubuh,terutama di anggota tubuh,nitrat juga
menurunkan tekanan yang dibutuhkan jantung untuk mendorong aliran darah,dan
juga menurunkan kebutuhan oksigen dari jantung.Golongan obat ini juga
menyebarkan peredaran koroner ke area-area jantung,jauh di dalam otot
jantung,yang telah kekurangan darah selama serangan angina.Pada semua cara
ini,obat-obatan golongan nitrat cenderung mengembalikan perimbangan pasokan
kebutuhan ke keadaan normal. Efek samping pemakaian golongan nitrat adalah
sakit kepala dan tekanan darah rendah.
2) Ca- Antagonis
Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi frekuensi serangan
pada beberapa bentuk angina. Cara kerjanya :
a. Memperbaiki spasme koroner dengan menghambat tonus
vasometer pembuluh darah arteri koroner
b. Dilatasi arteri koroner sehingga meningkatkan suplai darah ke miokard
c. Dilatasi arteri perifer sehingga mengurangi resistensi perifer dan menurunkan
afterload.
d. Efek langsung terhadap jantung yaitu dengan mengurangi denyut, jantung dan
kontraktilitis sehingga mengurangi kebutuhan O2.
3) Beta Bloker
Beta-blocker memperlambat denyut jantung dan menurunkan kekuatan kontraksi
otot jantung, sehingga mengurangi tekanan pada jantung. Obat-obatan seperti
diltiazem, nifedipin, atau verapamil, cara kerjanya menghambat sistem
adrenergenik terhadap miokard yang menyebabkan kronotropik dan
inotropik positif, sehingga denyut jantung dan curah jantung dikurangi.
Karena efeknya yang kadiorotektif, obat ini sering digunakan sebagai pilihan
pertama untuk mencegah serangan angina pektoris pada sebagian besar penderita.
Efek samping Beta-blocker dapat menyebabkan:
a. detak jantung lambat
b. tekanan darah rendah
c. depresi
4) Pembedahan
Prinsipnya bertujuan untuk :
a. memberi darah yang lebih banyak kepada otot jantung
b. memperbaiki obstruksi arteri koroner.
Ada 4 dasar jenis pembedahan :
1. Coronary angioplasty
Selama angioplasti koroner, sebuah balon berujung kateter dimasukkan ke
dalam pembuluh darah di lengan atau pangkal paha dan melalui pembuluh
darah dan ke jantung. Ketika kateter mencapai penyumbatan di arteri koroner,
dokter akan mengembangkan balon di ujung kateter. Balon mengembang dan
mengempis, menekan penumpukan plak pada dinding arteri koroner dan
meningkatkan diameter arteri,. Sering-mesh tabung logam, dikenal sebagai
stent, ditempatkan di arteri untuk tetap terbuka. stent tetap secara permanen di
arteri koroner, dan balon dan kateter dikeluarkan pada akhir prosedur. Ini
membuka kembali arteri dan memungkinkan darah kembali mengalir.
2. Bypass grafting arteri koroner (CABG) operasi. Bila penyumbatan terlalu
banyak atau sulit diobati dengan angioplasti koroner, CABG operasi mungkin
diperlukan. Dalam prosedur ini, vena diambil dari kaki atau pembuluh darah
diambil dari dada dan digunakan untuk menghindari penyempitan atau
penyumbatan sebagian dari arteri di jantung. tabung stent, atau sempit, yang
ditempatkan ke dalam arteri di daerah dibuka kembali untuk menjaga dari
penyempitan lagi
3. pembedahan laser, yang menggunakan gelombang cahaya untuk
membubarkan plak
4. atherectomy, prosedur pembedahan di mana plak yang menyebabkan
penyempitan pembuluh darah akan dihapus
Seseorang yang terkena serangan angina pectoris tidak stabil akan dimonitor
di rumah sakit untuk memastikan perawatan terus bekerja. Jika orang tersebut
telah menjalani operasi, penyedia layanan kesehatan juga akan memeriksa untuk
memastikan bahwa aliran darah tidak tiba-tiba menjadi tersumbat lagi. Sebuah
program rehabilitasi jantung akan dimulai dan akan terus setelah orang
meninggalkan rumah sakit.
Bila nyeri dada muncul,tentu langkah pertama yang harus diambil adalah
istirahat sejenak dan menenangkan diri,tubuh harus dibuat senyaman mungkin
hingga gejala berkurang.Posisi yang paling baik adalah duduk bersandar dengan
kaki diselonjorkan sambil menarik nafas panjang dan dalam.Setelah gejala
berkurang,sebaiknya segera ke rumah sakit terdekat untuk pemeriksaan lebih
lanjut dan penanganan awal.Bila serangan yang timbul mendadak dan hebat,maka
harus segera ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.Perlu diingat bahwa
nyeri dada merupakan pertanda awal ada yang tidak beres di pada
jantung,sehingga harus segera memeriksakan diri dan menjalani pengobatan atau
terapi pencegahan untuk mencegah serangan jantung.
Tentu mencegah lebih baik daripada mengobati,nyeri dada ini dapat muncul
bila ada gangguan pada jantung kita.Berikut adalah langkah-langkah sederhana
dalam menurunkan risiko timbulnya penyakit jantung.
1. Hindari makanan yang mengandung kolesterol/lemak tinggi
2. Olahraga teratur
3. Hindari merokok
4. Jaga berat badan pada rentang normal
5. Istirahat yang cukup
6. Pemeriksaan teratur dengan EKG untuk mengetahui kelainan dini penyakit
jantung.
Dan bila memiliki factor risiko tanbahan seperti memiliki penyakit gula darah(diabetes
militus),hipertensi,atau penyakit pembuluh darah lainnya,maka hal penting yang harus dilakukan
adalah menjaga kestabilan gula darah ataupun tekanan darah,dengan kata lain menjaga kestabilan
kesehatan demi mengurangi risiko terkena serangan jantung
B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Biasanya terjadi pada pasien dengan angina tidak stabil yaitu nyeri dada
substernal atau retrosternal dan menjalar ke leher, daerah interskapula atau lengan
kiri. Serangan atau nyeri yang dirasakan tidak memiliki pola, bisa terjadi lebih
sering dan lebih berat, serta dapat terjadi dengan atau tanpa aktivitas.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya yang dirasakan oleh pasien sesuai dengan gejala-gejal pada pasien
dengan angina tidak stabil yaitu nyeri dada dan menjalar ke leher, daerah lengan
kiri. Biasanya disertai sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin,
palpitasi dan dizzines.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pasien mempunyai riwayat penyakit seperti hipertensi, atheosklerosis,
insufisiensi aorta, spasmus arteri koroner dan anemia berat.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya keluarga mempunyai penyakit hipertensi dan arteri koroner.

PRIMARY SURVEY

a. AIRWAY
Biasanya ada sumbatan jalan nafas yaitu cairan empisema. Tindakan keperawatan
yang dilakukan adalah pemberian posisi dan melakukan suction.
Diagnosa yang muncul adalah jalan nafas tidak efektif
b. BREATHING
Biasanya frekuensi pernapasan meningkat, tidak teratur, gerakan dada simetris,
suara nafas ronchi, hasil foto thorax kesannya oedem paru. Tindakan keperawatan
yang dilakukan adalah memberikan oksigen 5 liter/menit.
c. CIRCULATION
Biasanya nadi meningkat, irama teratur, denyutan kuat, ada ketegangan pada vena
cordis, Tekanan Darah meningkat, ekstremitas hangat, edema pada ektremitas
bawah, capiraly refill 3 detik, kulit elastis.
d. DISABILITY
Biasanya aktivitas klien terbatas. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah
membantu klien dalam aktivitas seperlunya, memasang penyangga tempat tidur
untuk menghindari resiko injuri.
Diagnosa yang didapat adalah intoleransi aktivitas.

SECONDARY SURVEY

1. KEADAAN UMUM
Biasanya keadaan umum sedang, klien tampak lemah dan gelisah, tampak klien
meringis kesakitan memegangi dadanya, nyeri dada menjalar ke lengan kiri sampai
belakang bahu.
2. PENYAKIT LAIN YANG DIDERITA/PENYAKIT KELUARGA
Biasanya keluarga klien mempunyai riwayat Hipertensi
3. PEMERIKSAAN FISIK
Bianya tingkat kesadaran compos mentis, pupil isokor, hasil TTV TD, Nadi dan Rr
meningkat. Kepala dan leher tidak ada fraktur, tidak ada pembesaran KGB, mata
tidak cekung, konjungtiva anemis, THT tidak ada cairan atau serumen, tulang
belakang pada saat nyeri dada terasa sakit, bising usus 12x/mnt, ektremitas hangat.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
HASIL LABORATORIUM :
Biasanya hasil labotarorium yang didapatkan :
Hemoglobulin 7,9 g/dl (normal 12-14 g/dl)
Lekosit 7200 u/l (normal 5000-10000 u/l)
Hematokrit 23% (normal 37-43%)
Trombosit 213000 u/l (normal 150000-400000 u/l)
Ureum 199 mg/dl (normal 15-40 mg/dl)
Creatinin 14,3 mg/dl (normal 0,5-1,5 mg/dl)
Terapi yang diberikan :
Biasanya :- O2 nasal
- IVFD RL
- ISDN 5 mg

2. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Nyeri akut 1. kontrolnyeri 1. Pemberiananlgesik
Indicator : Aktivitas :
 Mengenalikapannyeriter  Tentukanlokasi, karakteristik,
jadi kualitasdankeparahannyeri
 Menggambarkanfaktorp  Cekperintahpengobatan
enyebab  Cekadanyariwayatalergi
 Menggunakantindakanp  Tentukanpilihanobat analgesic
encegahan berdasarkantipedankeparahanny
 Menggunakan analgesic eri
yang direkomdasikan  Tentukan analgesic sebelumnya
 Melaporkannyeri yang  Monitor
terkontrol ttvsebelumdansetelahmemberi
analgesic
2. Tingkat nyeri  Berikan analgesic
Indicator : sesuaiwaktuparuhnyaterutamap
 Nyeri yang dilaporkan adanyeri yang berat
 Panjangnya episode  Lakukantindakanuntukmenurun
nyeri kanefeksamping analgesic
 Mengerangdanmenangis  Ajarkantentangpenggunaan
 Ekspresinyeriwajah analgesic,
 Menyeringit strategiuntukmenurunkamefeks
 Keteganganotot ampingdanharapanterkaitdengan

 Frekuensinapas keterlibatandalamkeputusanpen
gurangannyeri

2. Manajemennyeri
Aktivitas :
 Lakukanpengkajiannyerikompre
hensif yang meliputilokasi,
karakteristik, durasi, kualitas,
intensitasatauberatnyanyeridanf
aktorpencetus
 Pastikanperawatan analgesic
bagipasiendilakukandenganpem
antauan yang ketat
 Gunakanstrategikomunikasitera
peutikuntukmengetahuipengala
mnyeridansampaikanpenerimaa
npasienterhadapnyeri
 Galipengetahuandankepercayan
pasienmengenainyeri
 Galibersamapasienfaktor-faktor
yang
dapatmenurunkandanmemperbe
ratnyeri
 Bantu
keluargadalammencaridanmeny
ediakandukungan
 Gunakanmetodepenilaian yang
sesuaidengantahapanperkemban
gan yang memungkinkanuntuk
monitor perubahannyeri
 Tentukankebutuhanfrekuensiunt
ukmelakukanpengkajianketidak
nyamananpasien
 Berikaninformasimengenainyeri
 Kendalikanfaktorlingkungan
yang
dapatmempengaruhiresponpasie
nterhadapketidaknyamanan
 Kurangiataueliminasifaktor-
faktor yang
dapatmencetuskanataumeningka
tkannyeri
 Ajarkanprinsip-
prinsipmanajemennyeri
2 Intoleransiak 1. Dayatahan 1. terapi aktifitas
tivitas Indikator : Aktifitas-aktifitas :
 Melakukanaktivitasrutin  Dorong aktifitas kreatif yang
 Aktivitasfisik tepat
 Konsentrasi  Bantu klien untuk memperoleh
 Dayatahanotot transportasi untuk dapat
 Hematocrit mengikuti aktifitas jika memang

 kelelahan diperlukan
 Bantu klien untuk
2. Energy psikomotor mengidentifikasi aktifitas yang
Indikator : di inginkan

 Menunjukanafekyang  Bantu klien untuk


sesuaidengansituasi mengidentifikasi aktifita yang
 Menunjukankonsentrasi bermakna
 Menunjukannafsumakan  Bantu klien untuk
yang normal menjadwalkan waktu-waktu
 Mematuhirejimenpengo spesifik terkait dengan aktifitas
batan harian
 Bantu klien dan keluarga untuk
mengidentifikasi kelemahan
dalam level aktifitas tertentu
 Identifikasi strategi untuk
meningkatkan partisipasi terkat
dengan aktifita yang diinginkan
 Berikan aktifitas untuk
memberikan perhatian dan
berkonsultasi dengan terapis
rekreasional
 Dorong keterlibatan dalam
aktifitas kelompok terapi jika
diperlukan
 Bantu klien untuk
meningkatkan motivasi diri dan
penguatan

2. perawatan jantung atau


rehabilitasi
Aktifitas-aktifitas :
 Monitor toleransi pasien
terhadap aktifitas
 Pertahankan jadwal ambulansi
sesuai toleransi pasien
 Berikan dukungan harapan yang
realitis pada pasien dan keluarga
 Instruksikan pasien dan
keluarga mengenai resep yang
tepat dan pengobatan di luar
tempat pasien dirawat
 Instruksikan pada pasien dan
keluarga modifikasi faktor
risiko jantung (misalnya
:memberhentikan kebiasaan
merokok,diet dan
olahraga)sebagaimana mestinya
 Instruksikan pasien dan
keluarga mengenai aturan
berolahraga termasuk
pemanasan,perengangan dan
pendinginan sebagaimana
mestinya
 Instruksikan pasien dan
keluarga untuk melanjutkan
perawatan

Anda mungkin juga menyukai