Anda di halaman 1dari 10

Infeksi saluran kemih

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Infeksi saluran kemih
Klasifikasi dan rujukan eksternal

Terlihat banyak darah putih pada urin (air seni) seorang dengan infeksi saluran
kemih pada mikroskopi

ICD-10 N39.0
ICD-9 599.0
DiseasesDB 13657
MedlinePlus 000521
eMedicine emerg/625 emerg/626
MeSH D014552

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang mengenai bagian dari saluran
kemih. Ketika mengenai saluran kemih bawah dinamai sistitis (infeksi kandung kemih)
sederhana, dan ketika mengenai saluran kemih atas dinamai pielonefritis (infeksi ginjal).
Gejala dari saluran kemih bawah meliputi buang air kecil terasa sakit dan sering buang air
kecil atau desakan untuk buang air kecil (atau keduanya), sementara gejala pielonefritis
meliputi demam dan nyeri panggul di samping gejala ISK bawah. Pada orang lanjut usia dan
anak kecil, gejalanya bisa jadi samar atau tidak spesifik. Kuman tersering penyebab kedua
tipe tersebut adalahEscherichia coli, tetapi bakteri lain, virus, maupun jamur dapat menjadi
penyebab meskipun jarang.

Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki, dengan
separuh perempuan mengalami setidaknya satu kali infeksi selama hidupnya. Kekambuhan
juga sering terjadi. Faktor risikonya antara anatomi perempuan, hubungan seksual, dan
riwayat keluarga. Pielonefritis, bila terjadi, biasanya ditemukan setelah infeksi kandung
kemih namun juga dapat diakibatkan oleh infeksi yang ditularkan melalui darah. Diagnosis
pada perempuan muda yang sehat dapat didasarkan pada gejalanya saja. Pada orang dengan
gejala yang samar, diagnosis mungkin sulit karena bakteri mungkin ditemukan tanpa
menyebabkan infeksi. Pada kasus yang kompleks atau apabila pengobatan gagal, kultur urin
mungkin dapat bermanfaat. Pada orang yang sering mengalami infeksi, antibiotik dosis
rendah dapat dikonsumsi sebagai langkah pencegahan.

Dalam kasus yang tidak kompleks, infeksi saluran kemih mudah diobati dengan antibiotik
jangka pendek, walaupun resistensi terhadap banyak antibiotik yang digunakan untuk
mengobati kondisi ini cenderung meningkat. Dalam kasus yang kompleks, antibiotik dalam
jangka waktu lebih panjang atau intravena mungkin diperlukan, dan bila gejala belum
membaik dalam dua atau tiga hari, diperlukan pemeriksaan diagnostik lebih lanjut. Pada
perempuan, infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri yang paling sering ditemukan, yaitu
10% mengalami infeksi saluran kemih setiap tahun.

Gejala dan tanda

Urin mungkin mengandung nanah (kondisi yang dikenal sebagai piuria) seperti terlihat pada
seseorang dengan sepsis karena infeksi saluran kemih.

Infeksi saluran kemih bawah disebut juga infeksi kandung kemih. Gejala yang paling sering
ditemukan adalah rasa terbakar ketika buang air kecil dan harus sering buang air kecil (atau
desakan untuk buang air kecil) tanpa duh tubuh vagina dan rasa nyeri yang berat.[1] Gejala ini
mungkin bervariasi dari ringan hingga berat[2] dan pada perempuan sehat berlangsung selama
rata-rata enam hari.[3] Nyeri di atas tulang kemaluan atau punggung bawah juga mungkin
muncul. Orang yang mengalami infeksi saluran kemih atas, atau pielonefritis, mungkin
mengalami nyeri panggul, demam, atau mual dan mundah di samping gejala klasik infeksi
saluran kemih bawah.[2] Terkadang urin dapat tampak berdarah[4] atau mengandung piuria
(nanah di urin) yang dapat terlihat.[5]

Pada anak

Pada anak, gejala infeksi saluran kemih (ISK) mungkin hanya demam. Karena gejala yang
kurang jelas, ketika perempuan berusia kurang dari dua tahun atau laki-laki di kurang dari
satu tahun yang belum disunat mengalami demam, sebagian besar organisasi kedokteran
menyarankan agar dilakukan kultur urin. Bayi mungkin sulit makan, muntah, lebih banyak
tidur, atau tampak kuning. Pada anak yang lebih besar, dapat timbul gejala baru inkontinensia
(hilangnya kontrol kandung kemih).[6]

Pada orang lanjut usia


Gejala saluran kemih seringkali tidak tampak pada orang lanjut usia.[7] Gejalanya mungkin
samar dan hanya tampak sebagai inkontinensia, perubahan keadaan mental, atau kelelahan.[2]
Sementara itu sebagian orang datang ke penyedia pelayanan kesehatan dengan gejala awal
sepsis, yakni adanya infeksi dalam darah.[4] Diagnosis bisa sulit karena nyatanya banyak
orang lanjut usia yang sudah memiliki inkontinesia atau demensia sebelumnya.[7]

Penyebab
E. coli adalah penyebab dari 80–85% infeksi saluran kemih, dan Staphylococcus
saprophyticus menjadi penyebab pada 5–10%.[1] Meskipun jarang, infeksi virus atau jamur
dapat menyebabkan penyakit ini.[8] Bakteri penyebab lainnya meliputi:Klebsiella, Proteus,
Pseudomonas, dan Enterobacter. Hal ini tidak umum ditemukan dan biasanya berkaitan
dengan abnormalitas saluran kemih atau pemasangan kateter urin.[4] Infeksi saluran kemih
yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus biasanya terjadi sekunder akibat infeksi yang
ditularkan melalui darah.[2]

Jenis kelamin

Pada perempuan muda yang aktif secara seksual, aktivitas seksual adalah penyebab dari 75–
90% infeksi kandung kemih, dengan risiko infeksi berkaitan dengan frekuensi hubungan
seksual. [1] Istilah "sistitis bulan madu" dipergunakan untuk fenomena ISK yang sering terjadi
pada awal pernikahan. Pada perempuan pasca-menopause, aktivitas seksual tidak
mempengaruhi risiko mengalami ISK.Penggunaan spermisida, terlepas dari frekuensi
seksual, menambah risiko ISK.[1]

Perempuan lebih rentan terkena ISK daripada laki-laki, karena pada perempuan uretra jauh
lebih pendek dan lebih dekat dengan anus.[9] Karena tingkat estrogen perempuan menurun
seiring menopause, risikonya terkena infeksi saluran kemih meningkat karena hilangnya
[[flora vagina] ] yang melindungi.[9]

Kateter urin

Kateterisasi urin meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Risiko bakteriuria (bakteri
dalam urin) adalah antara tiga sampai enam persen per hari dan antibiotik profilaksis
(pencegah) tidak efektif dalam mengurangi infeksi yang bergejala.[9] Risiko infeksi terkait
bisa dikurangi dengan hanya memasang kateter bila diperlukan, dengan menggunakan teknik
aseptik saat memasukkan, dan mempertahankan aliran kateter lancar dan tertutup dari
lingkungan sekitarnya.[10][11][12]

Lainnya

Kecenderungan infeksi kandung kemih mungkin bawaan dalam keluarga. Faktor risiko
lainnya meliputi diabetes,[1] belum disunat, dan mengalami prostat besar.[2] Faktor penyulit
cenderung samar antara lain abnormalitas anatomi, fungsional, atau metabolik yang
mendasari. ISK yang kompleks lebih sulit diobati dan biasanya membutuhkan evaluasi,
pengobatan dan tindak lanjut yang agresif.[13] Pada anak, ISK dikaitkan dengan refluks
vesikoureteral (pergerakan abnormal urin dari kandung kemih menuju ureter atau ginjal) dan
konstipasi.[6]
Orang dengan cedera sumsum tulang belakang memiliki risiko infeksi saluran kemih yang
lebih tinggi, sebagian karena penggunaan kateter dalam waktu lama, dan sebagian lagi karena
gangguan fungsi pengosongan kandung kemih.[14] Ini adalah penyebab infeksi paling umum
dalam populasi ini, dan juga merupakan penyebab paling umum dari rawat inap.[14]Selain itu,
penggunaan jus cranberry atau suplemen cranberry tampaknya tidak efektif dalam
pencegahan dan pengobatan di populasi ini.[15]

Patogenesis
Bakteri yang mengakibatkan infeksi saluran kemih biasanya masuk ke dalam kandung kemih
lewat uretra. Akan tetapi, infeksi juga mungkin terjadi lewat darah atau limfe. Diyakini
bahwa bakteri biasanya ditularkan ke uretra dari usus, dan perempuan memiliki risiko lebih
tinggi karena anatominya. Setelah memasuki kandung kemih, E. Coli dapat menempel ke
dinding kandung kemih dan membentuk biofilm yang kebal terhadap respon kekebalan
tubuh.[4]

Pencegahan
Sejumlah langkah pencegahan belum dipastikan dapat mempengaruhi frekuensi ISK antara
lain: penggunaan pil kontrasepsi atau kondom, buang air kecil segera setelah berhubungan
seksual, jenis pakaian dalam yang digunakan, metode kebersihan pribadi yang digunakan
setelah buang air kecil atau buang air besar, atau apakah seseorang biasanya mandi dengan
bak mandi atau dengan pancuran (shower).[1] Demikian pula masih kurang bukti tentang efek
dari menahan buang air kecil, penggunaan tampon, dan pembilasan dengan menyemprot
langsung.[9]

Pada orang yang sering mengalami infeksi saluran kemih dan menggunakan spermisida atau
diafragma sebagai metode kontrasepsi, disarankan untuk menggunakan cara lain. [4]Cranberry
(jus atau kapsul) dapat mengurangi insiden pada orang yang sering mengalami infeksi,[16][17]
tapi terdapat masalah dalam toleransi jangka panjang[16] karena gangguan saluran cerna yang
terjadi pada lebih dari 30% orang.[18] Penggunaan dua kali sehari lebih baik dibandingkan
penggunaan satu kali sehari.[19] Hingga tahun 2011, probiotik intravagina masih memerlukan
penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah memang bermanfaat.[4] Penggunaan kondom
tanpa spermisida atau penggunaan pil kontrasepsi tidak meningkatkan risiko infeksi saluran
kemih sederhana.[20]

Pengobatan

Bagi orang dengan infeksi berulang, antibiotik harian jangka panjang cukup efektif.
[1]
Pengobatan yang sering digunakan mencakup nitrofurantoin dan
trimethoprim/sulfamethoxazole.[4]Methenamine adalah obat lain yang sering digunakan untuk
keperluan ini karena di kandung kemih yang tingkat keasamannya rendah, obat ini
memproduksi formaldehid yang tidak menyebabkan resistensi.[21] Dalam kasus infeksi yang
terkait dengan hubungan seksual, minum antibiotik sesudahnya mungkin bermanfaat.[4] Pada
perempuan pasca-menopause, estrogen vagina topikal dapat mengurangi kekambuhan. Tidak
seperti krim topikal, manfaat penggunaan estrogen vagina dari pesarium tidak setinggi
antibiotik dosis rendah.[22] Sejumlah vaksin sedang dikembangkan sampai dengan tahun
2011.[4]
Pada anak

Masih sedikit bukti bahwa antibiotik pencegahan mencegah infeksi saluran kemih pada anak.
[23]
Akan tetapi ISK berulang jarang menyebabkan masalah ginjal lebih lanjut bila tidak ada
abnormalitas ginjal yang mendasarinya, mengakibatkan kurang dari sepertiga persen (0,33%)
penyakit ginjal kronik pada orang dewasa.[24]

Diagnosis

Beberapa basil (bakteri berbentuk batang, pada gambar ini tampak berbentuk seperti kacang
berwarna hitam) yang terlihat di antara sel darah putih dalam pemeriksaan mikroskopik urin.
Perubahan ini menandakan infeksi saluran kemih.

Dalam kasus sederhana, diagnosis dapat ditegakkan dan pengobatan diberikan berdasarkan
gejalanya saja tanpa konfirmasi laboratorium lebih lanjut. Dalam kasus yang kompleks atau
meragukan, mungkin berguna untuk memastikan diagnosis dengan urinalisis, mencari adanya
nitrit urin, sel darah putih (leukosit), atau esterase leukosit. Pemeriksaan lain, mikroskopi
urin, mencari adanya sel darah merah, sel darah putih, atau bakteri. kultur urin dianggap
positif bila menunjukkan jumlah koloni bakteri lebih besar atau sama dengan 103unit
pembentuk koloni (colony forming unit/CFU) per mL organisme saluran kemih biasa.
Sensitivitas antibiotik juga dapat diuji dengan kultur ini, sehingga berguna dalam pemilihan
pengobatan antibiotik. Akan tetapi, perempuan dengan hasil kultur negatif masih mungkin
membaik dengan pengobatan antibiotik.[1] Karena gejala bisa samar dan tanpa pemeriksaan
yang dapat diandalkan untuk infeksi saluran kemih, diagnosis bisa sulit pada orang lanjut
usia.[7]

Klasifikasi

Infeksi saluran kemih mungkin hanya melibatkan saluran kemih bawah, yang dikenal sebagai
infeksi kandung kemih. Sebaliknya, infeksi juga dapat melibatkan saluran kemih atas, yang
dikenal sebagai pielonefritis. Bila urin mengandung bakteri dengan jumlah yang bermakna
namun tidak ada gejala, maka kondisi tersebut dikenal sebagai bakteriuria asimtomatik.[2]
Bila infeksi saluran kemih melibatkan saluran kemih bagian atas, dan orang tersebut memiliki
diabetes melitus, sedang hamil, berjenis kelamin laki-laki, atau mengalami imunodefisiensi,
maka kasus dianggap kompleks.[3][4] Sebaliknya bila seorang perempuan sehat dan belum
menopause maka kasus dianggap sederhana.[3] Pada anak, apabila infeksi saluran kemih
berkaitan dengan demam, biasanya dianggap sebagai infeksi saluran kemih atas.[6]

Pada anak
Untuk menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih pada anak, dibutuhkan kultur urin positif.
Kontaminasi sering merupakan tantangan yang dihadapi tergantung pada metode
pengumpulan yang dilakukan, sehingga batas 105 CFU/mL digunakan untuk sampel aliran
tengah “tangkapan bersih”, 104 CFU/mL digunakan untuk spesimen yang diperoleh dari
kateter, dan 102 CFU/mL digunakan untuk aspirasi suprapubik (sampel diambil langsung dari
kandung kemih dengan menggunakan jarum). Penggunaan "kantong urin" untuk
mengumpulkan sampel tidak dianjurkan oleh World Health Organization karena tingginya
tingkat kontaminasi ketika dikulturkan, dan kateterisasi lebih dipilih pada mereka yang belum
terlatih toilet training. Beberapa organisasi, seperti American Academy of Pediatrics
menyarankan ultrasonografi ginjal dan sistouretrogram buang air kecil (memperhatikan uretra
dan kandung kemih orang yang diperiksa dengan sinar x pada waktu yang sebenarnya (real
time) ketika mereka buang air kecil) pada semua anak berusia kurang dari dua tahun yang
mengalami infeksi saluran kemih. Akan tetapi, karena kurangnya pengobatan yang efektif
bila ditemukan masalah, organisasi lain seperti National Institute for Clinical Excellence
hanya menyarankan pencitraan rutin pada anak di bawah usia enam bulan atau bila terdapat
temuan yang tidak biasa.[6]

Diagnosis banding

Pada perempuan dengan servisitis (radang serviks) atau vaginitis (peradangan pada vagina)
dan pada laki-laki muda dengan gejala ISK, infeksi Chlamydia trachomatis atau Neisseria
gonorrheae mungkin merupakan penyebabnya.[2][25] Vaginitis juga mungkin disebabkan oleh
infeksi jamur.[26]Sistitis interstisial (nyeri kronik pada kandung kemih) dapat
dipertimbangkan pada orang yang mengalami beberapa episode gejala ISK tapi kultur urin
tetap negatif dan tidak membaik dengan antibiotik.[27]Prostatitis (radang prostat) juga
mungkin dipertimbangkan sebagai diagnosis banding.[28]

Pengobatan
Pengobatan utama tetaplah antibiotik. Phenazopyridine terkadang diberikan selama beberapa
hari pertama di samping antibiotik untuk membantu meredakan rasa terbakar dan desakan
untuk berkemih yang terkadang dirasakan selama infeksi kandung kemih.[29] Akan tetapi,
obat tersebut tidak disarankan pemberiannya secara rutin karena kekhawatiran akan
keamanan obat, terutama meningkatnya risiko methemoglobinemia(kadar methemoglobin
yang lebih tinggi dari normal dalam darah).[30]Asetaminofen (parasetamol) dapat digunakan
untuk demam.[31]

Perempuan dengan ISK sederhana yang berulang dapat mendapat manfaat dari pengobatan
sendiri ketika gejala muncul, dan tindak lanjut medis hanya dilakukan bila pengobatan awal
gagal. Resep antibiotik dapat diserahkan kepada apoteker lewat telepon.[1]

Sederhana

Infeksi sederhana dapat didiagnosis dan diobati berdasarkan gejalanya saja.[1] Antibiotik oral
seperti trimetoprim/sulfametoksazol (TMP/SMX), sefalosporin, nitrofurantoin, atau
fluorokuinolon secara bermakna memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan,
dan semua obat tersebut memiliki efektivitas yang sama.[32] Pengobatan tiga hari dengan
trimethoprim, TMP/SMX, atau fluorokuinolon biasanya cukup, sedangkan nitrofurantoin
memerlukan 5–7 hari.[1][33] Dengan pengobatan, gejala seharusnya membaik dalam 36 jam.[3]
Sekitar 50% orang akan pulih tanpa pengobatan dalam beberapa hari atau minggu.[1]
Infectious Diseases Society of America tidak menyarankan fluorokuinolon sebagai
pengobatan awal karena kekhawatiran akan timbulnya resistensi terhadap golongan obat
ini.[33] Meskipun ada pencegahan ini, beberapa resistensi telah berkembang terhadap semua
obat-obatan ini karena penggunaannya yang luas.[1]Trimetoprim tunggal dianggap setara
dengan TMP/SMX di beberapa negara.[33] Untuk ISK sederhana, anak seringkali berespon
terhadap antibiotik selama tiga hari.[34]

Pielonefritis

Pielonefritis diobati lebih agresif daripada infeksi kandung kemih sederhana dengan
menggunakan antibiotik oral dengan jangka waktu lebih lama atau antibiotik intravena.[35]
Pengobatan selama tujuh hari dengan fluorokuinolon oral siprofloksasin biasanya digunakan
di daerah dengan tingkat resistensi kurang dari 10%.Bila resistensi lokal lebih besar dari
10%, seringkali diresepkan satu dosis seftriakson intravena. Pada mereka yang menunjukkan
gejala lebih berat, mungkin diperlukan rawat inap di rumah sakit untuk pemberian antibiotik
berkesinambungan.[35] Komplikasi seperti obstruksi saluran kemih akibat batu ginjal dapat
dipertimbangkan bila gejala tidak membaik setelah pengobatan selama dua atau tiga hari.[2][35]

Epidemiologi
Infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri yang paling sering terjadi pada perempuan.[3]
Infeksi paling sering terjadi antara usia 16 hingga 35 tahun, dengan 10% perempuan
mengalami infeksi setiap tahun dan 60% mengalami infeksi pada suatu waktu dalam
hidupnya.[1][4] Infeksi sering berulang, dimana hampir separuh orang mengalami infeksi
kedua dalam setahun. Infeksi saluran kemih muncul empat kali lebih sering pada perempuan
dibandingkan laki-laki.[4] Pielonefritis terjadi sekitar 20-30 kali lebih jarang.[1] Ini adalah
penyebab paling umum dari infeksi yang didapatkan di rumah sakit yakni sekitar 40%.[36]
Tingkat bakteri asimtomatik di urin meningkat seiring usia dari dua hingga tujuh persen pada
perempuan usia subur hingga mencapai 50% pada perempuan lanjut usia di panti jompo.[9]
Tingkat bakteri asimtomatik dalam urin di antara laki-laki di atas usia 75 tahun adalah sekitar
7-10%.[7]

Infeksi saluran kemih mungkin dialami 10% orang saat masa anak.[4] Pada anak, infeksi
saluran kemih paling sering terjadi pada anak laki-laki berusia di bawah tiga bulan yang
belum disunat, diikuti oleh anak perempuan berusia di bawah satu tahun.[6] Akan tetapi
perkiraan frekuensi pada anak sangat bervariasi. Pada sekelompok anak yang mengalami
demam, pada usia baru lahir hingga dua tahun, 2 – 20% didiagnosis ISK.[6]

Masyarakat dan kebudayaan


Di Amerika Serikat, infeksi saluran kemih merupakan alasan pada hampir tujuh juta
kunjungan ke dokter, satu juta kunjungan ke unit gawat darurat, dan seratus ribu rawat inap
setiap tahun.[4] Biaya infeksi ini signifikan baik dalam hal waktu yang hilang di tempat kerja
maupun biaya perawatan medis. Di Amerika Serikat biaya langsung pengobatan diperkirakan
sebesar 1,6 milyar USD setiap tahun.[36]

Sejarah
Infeksi saluran kemih telah digambarkan sejak zaman kuno, dengan penggambaran pertama
yang didokumentasikan di Papirus Ebers tertanggal 1550 SM.[37] Orang Mesir
menggambarkannya sebagai "memancarkan panas dari kandung kemih".[38] Belum ada
pengobatan yang efektif hingga pengembangan dan ketersediaan antibitiok pada tahun
1930an, setelah sebelumnya disarankan pengobatan herbal,pengaliran darah, dan istirahat.[37]

Pada kehamilan
Infeksi saluran kemih lebih merupakan kekhawatiran pada kehamilan karena meningkatnya
risiko infeksi ginjal. Selama kehamilan, tingkat progesteron yang tinggi meningkatkan risiko
berkurangnya tonus otot ureter dan kandung kemih, yang mengakibatkan lebih besarnya
kemungkinan refluks, yakni urin mengalir kembali ke ureter di bagian atas dan menuju ginjal
. Meskipun risiko bakteriuria asimtomatik tidak meningkat pada perempuan yang hamil, bila
terdapat bakteriuria maka mereka memiliki risiko infeksi ginjal sebesar 25-40%.[9] Oleh
karena itu bila pemeriksaan urin menunjukkan tanda-tanda infeksi—meskipun tanpa gejala—
sebaiknya diberikan terapi.Sefaleksin atau nitrofurantoin biasanya digunakan karena secara
umum dianggap aman dalam kehamilan.[39] Infeksi ginjal selama kehamilan dapat
mengakibatkan kelahiran prematur atau pre-eklampsia (keadaan tekanan darah tinggi dan
disfungsi ginjal selama kehamilan yang dapat menyebabkan kejang).[9]

http://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi_saluran_kemih

Mengapa Perempuan Rawan Infeksi Saluran Kencing?


6 September 2012 pukul 11:26

SUKI TERNYATA BISA MEMBANTU INFEKSI SALURAN KENCING PADA


WANITA LOHHH....

APA ITU (ISK) MARI KITA LIHAT PENGETAHUAN DIBAWAH INI....

Kaum perempuan yang pernah mengalami infeksi saluran kemih (saluran kencing) biasanya
mengeluh bila buang air kecil terasa panas dan tidak tuntas. Beberapa di antaranya ada yang
mengeluh agak nyeri dan panas, harus sedikit mengedan untuk buang air kecil.

Lalu apa sih penyebab infeksi saluran kemih itu ?

Infeksi saluran kemih ini antara lain disebabkan karena bakteri E coli.

Lho, darimana datangnya kuman itu ?

- Muara saluran kencing perempuan berada di depan vagina. Lokasi ini berdekatan juga
dengan dubur. Nah faktor posisi ini juga menjadi salah satu pencetusnya. Akibatnya bakteri
E. coli dari dubur dengan gampang bermigrasi alias jalan-jalan ke saluran kencing atau
urethra. Hal ini bisa terjadi bila kaum perempuan kurang memperhatikan kebersihan daerah
alat kelamin.

- Pada perempuan mempunyai saluran kencing yang pendek. Saluran ini di sebut urethra.
Panjangnya kurang lebih 2 sentimeter - 2,5 sentimeter depan vagina. Beda dengan laki-laki
mereka memiliki urethra yang lebih panjang dan laki-laki beruntung memiliki prostat yang
bertugas melawan kuman.

- Posisi berjongkok yang menjadi kebiasaan kaum perempuan saat buang air seni di lantai
kamar mandi / kloset wc yang tidak bersih bisa mengakibatkan percikan balik ke daerah alat
kelamin saat kita cebok. Padahal di lantai kamar mandi atau wc umum banyak kuman -
kuman. Jadi hati-hati kalau terpaksa buang air seni di tempat umum.

Wah lagi-lagi beruntung ya jadi laki-laki.

Cara mencegahnya bagaimana ?

1. Biasakan selalu membersihkan alat kelamin setiap buang air kecil dengan benar, yaitu
menggunakan air bersih lalu dikeringkan.

2. Cara cebok dari arah depan dulu setelah bersih baru bagian belakang area yang mendekati
dubur ke belakang.

3. Sebaiknya hindari penggunaan larutan antiseptik secara rutin untuk pencuci vagina karena
bisa merusak PH vagina dan pada akhirnya kuman baik yang bertugas melawan infeksi pada
saluran kencing dan vagina bisa mati.

4. Jika bepergian jauh/traveling jangan cebok dengan air yang tertampung di bak mandi
umum. Gunakan tisu atau ambil air langsung dari kran yang mengalir, jika air kran juga
meragukan gunakan air mineral demi keamanan.
5. Sering-seringlah mengganti celana dalam, minimal setiap kali mandi atau bila terasa
lembab langsung ganti. Gunakan celana dalam dari bahan yang tidak menimbulkan alergi
kulit dan berbahan katun.

6. Jika sedang haid usahakan serajin mungkin mengganti pembalut. Karena darah yang
tertampung lama menjadi tempat kuman berkembang biak.

7. Melakukan hubungan (seks) suami istri yang sehat tidak berganti ganti pasangan, bila salah
satu dari pasangan ada yang mengalami infeksi saluran kencing sebaiknya diobati sampai
sembuh.

8. Selalu minum air putih minimal 8 atau 10 gelas perhari.

9. Tidak menahan buang air kecil .

Apa akibatnya jika sering mengalami infeksi saluran kencing ?

Sebagai akibat lanjut bisa terjagi infeksi dan kerusakan ginjal. Kaum perempuan harus hati -
hati karena infeksi ginjal yang berat menyebabkan gangguan dan komplikasi pada kehamilan.

Selamat menjaga kebersihan diri demi kesehatan dan fungsi reproduksi.

Perempuan cerdas selalu peduli kebersihan diri

sumber =
http://health.kompas.com/read/2012/06/01/13381631/Mengapa.Perempuan.Rawan.Infeksi.Sal
uran.Kencing

Anda mungkin juga menyukai