Anda di halaman 1dari 5

BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

EVIDENCE BASED MEDICINE

CRITICAL APPRAISAL

NAMA : Rizka Kurnia Gemilang


NPM : 1102013253
KELOMPOK : B – 07
TUTOR : dr. Lilian Batubara, M. Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN - UNIVERSITAS YARSI


2016-2017
Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp. 62 21 4244574 Fax 62 21 4244574
EVIDENCE BASED MEDICINE
Critical Appraisal

Skenario

Tn. M 25 tahun mengeluh demam sudah 4 hari disertai sakit kepala, mual, muntah, nyeri
sendi, dan otot. Keterangan tambahan pada anamnesis pasien mengakui baru tiba dari dinas
kantor di daerah perbatasan di Kalimantan. Dokter meminta pasien untuk melakukan
pemeriksaan darah rutin dan hasilnya ditemukan nilai trombosit 120.000 /ul; haemoglobin
11gr/dl; leukosit 6000/ul; Hematokrit 45%; LED 6mm/jam; Hitung eritrosit 4,5 juta/ul.
Setelah menemukan hasil anamnesis dan pemeriksaan laboratorium darah rutin, dokter
menduga pasien terkena Malaria. Dokter membutuhkan pemeriksaan apusan darah untuk
memastikannya, namun pasien menginginkan pemeriksaan yang hasilnya keluar dengan
cepat.

Pertanyaan (Foreground Question)


Bagaimana Spesifitas dan sensitivitas dengan pemeriksaan cepat (Rapid Diagnostic Test)?

PICO
Population : Laki-laki 25 tahun dengan demam setelah kembali dari daerah endemik
Intervention : Rapid Diagnostic Test
Comparison : Pemeriksaan dibawah mikroskop apusan darah tebal
Outcome : Diagnosis Tn. M dapat ditegakkan dengan cepat.

PENCARIAN BUKTI ILMIAH


Alamat Website :
http://web.a.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=c3b38ccc-c509-4ee1-b6d4-
693ac22bbba3%40sessionmgr4009&vid=1&hid=4001
Kata Kunci : Malaria AND rapid diagnostic AND blod smear
Limitasi : Free Full Text; 5 tahun
Hasil Pencarian : 30
Dipilih artikel berjudul:

Study on validity of a rapid diagnostic test kit versus light microscopy for malaria diagnosis
in Ahmedabad city, India
VALIDITY
1. Menentukan ada atau tidaknya perbandingan yang dilakukan secara
independen dan blind terhadap suatu rujukan standar (gold standard).

Pemeriksaan tidak dilakukan secara independen. Pemeriksaan apusan darah dilakukan


pada sediaan pasien dengan suspek malaria (RDT positif)

2. Menentukan kesesuaian antara sample pasien penelitian dengan spectrum


penderita pada setting praktik klinik saat uji diagnostic tersebut akan
diaplikasikan.
Sampel diambil dari Ahmedabad, Gujarat India pada Agustus 2011-November 2011.
Dimana kota tersebut memiliki transmisi yang sangat tinggi terhadap malaria. Sampel
adalah 677 pasien yg melaporkan demam pada 13 Health Care di kota tersebut.
3. Menentukan ada tidaknya rujukan standar dilakukan tanpa melihat hasil uji
diagnostik.
Uji standar (apusan darah tepi) dilakukan setelah melihat uji diagnostik RDT.

IMPORTANCE
1. Menentukan sensitivitas, spesifisitas, Likelihood Ratio
Applicability of the results
1. Menentukan kemungkinan penerapan pada pasien.
RDT yang diklaim memiliki sensitivitas tinggi pada penelitian ini sangat penting
populasi dimana malaria merupakan penyakit akut yang dapat menyebabkan
kematian.

2. Menentukan perhitungan pre-test probability pasien


Positive Predictive Value dan Negative Predictive Value menunjukkan kondisi
kontrol grup. Sementara pre-test probability pasien menunjukkan kondisi indvidual.
Secara tidak langsung nilai keduanya sama.

3. Menentukan ada tidaknya perubahan tatalaksaana dari hasil penelitian.


Tidak ada perubahan dan perlakuan tatalaksana pada pasien dari awal hingga akhir
penelitian hanya dilakukan pengambilan darah denan cara finger prick untuk uji test
RDT dan apusan darah tepi.

Anda mungkin juga menyukai