PRODUKSI
KINERJA ALIRAN FLUIDA
Disusun:
Oleh:
Mamerito Do Rego
15.06.02.0018
3.2.1 Konsep PI
Produktivity Index ialah suatu index atau derajat pengukuran kemampuan
produksi suatu sumur, yang didefinisikan sebagai perbandingan antara rete
produksi yang dinyatakan dalam stock tank barrel per hari dengan pressure
draw-down.
Kecuali secara khusus, PI didasarkan pada gross liquid production, tapi ada juga
yang mendasarkan dengan rate produksi minyak (qo).
q
PI J
( Ps Pwf )
5. Turbulensi aliran.
k rs
S k - 1 ln
r
s w
formasi yang sebenarnya, yaitu sebagai berikut :
Dimana:
S = Faktor Skin
K = Permeabilitas absolute formasi yang tidak mengalami
kerusakan
Ks = Permeabilitas absolute formasi yang mengalami
kerusakan
Rs = Jari-jari formasi yang mengalami kerusakan
Rw = Jari-jari Sumur
Apabila fluida reservoir mengalir dengan kecepatan tinggi, maka akan terjadi
turbulensi aliran.
Hal ini diketemukan baik dalam media berpori ataupun disekitar lubang sumur
(lubang perforasi atau gravel pack). Pada kondisi ini, persamaan Darcy tidak
berlaku lagi.
Forcheimer menurunkan persamaan aliran turbulen dalam media berpori, yaitu
sebagai berikut:
dp
v v 2
dr k
β = Koefisien hambatan inersia
k = Permeabilitas v = Kecepatan aliran
Γ = Densitas μ = Viscositas
p = Tekanan r = Jari-jari
suku kedua di ruas kanan menunjukan faktor turbulensi, yang harganya meningkat
dengan meningkatkan aliran.
3.5 Faktor volume formasi minyak
a. Viscositas
b. Draw-down
c. Ketebalan lapisan
d. Mekanisme pendorong
e. Inflow Performance Relantionship (IPR)
Untuk lebih memahami konsep Produktivity Index, maka harga PI dianggap
konstans, tidak tergantung pada rate produksi sesaat
q
Pwf Ps
PI
3.6 Metoda-Metoda Perhitungan Aliran Fluida Dari Formasi Ke Lubang
Sumur
Sesuai dengan uraian diatas, metoda-metoda perhitungan kinerja aliran fluida dari
formasi ke lubang sumur dapat dikelompokan berdasarkan criteria sebagai
berikut:
1. Jumlah fasa yang mengalir.
2. Pengaruh skin
3. Pengaruh turbulensi
Pengelompokan metoda adalah sebagai berikut:
1. Aliran Satu Fasa (Minyak
a. Dengan atau tanpa pengaruh skin
Persamaan Darcy
b. Pengaruh lubang perforasi dan gravel pack
Persamaan Jones, Blount, dan Glaze
2. Aliran Dua Fasa (Minyak dan Gas)
a. Tanpa Pengaruh Skin
Persamaan Darcy dalam bentuk Pseudo-Pressure Function
Persamaan Vogel
b. Dengan Pengaruh Skin
Persamaan Standing
Persamaan Couto
Persamaan Harrison
Persamaan Pudjo Sukarno
c. Pengaruh faktor turbulensi dan skin
Persamaan Fetkovich
3. Aliran Tiga Fasa (Gas, Minyak dan Air).
Persamaan Petrobras
Persamaan Pudjo Sukarno
3.6.1 Aliran Satu Fasa
Persamaan diferensial, mensimulasikan aliran fluida di sekitar lubang
sumur dalam bentuk radial. Pemecahan persamaan tersebut secara analitis
dapat diturunkan dengan memasukkan syarat awal dan syarat batas yang
merepresentasikan aliran fluida dari formasi produktif masuk ke lubang
sumur. Untuk memudahkan pemecahan secara analitis ini, perlu dilakukan
beberapa anggapan sebagai berikut:
1. Reservoir adalah homogen untuk setiap sifat fisik batuan.
2. Reservoir bersifat isotropis, yaitu permeabilitas batuan sama besar di
segala arah.
3. Formasi produktif dibuka seluruhnya sesuai dengan tebal formasi.
4. Fluida satufasa (dalam hal ini minyak) menjenuhi formasi produktif.
5. Viscositas dianggap konstan.
6. Gradien tekanan dalam reservoir kecil
7. Kompresibilitas konstan
Berdasarkan anggapan-anggapan tersebut Persamaan dapat
disederhanakan dan dapat diubah menjadi persamaan diferensial linear yang akan
mempermudah pemecahan. Dengan menggunakan anggapan keempat, dapat
diberlakukan pengembangan anggapan lebih lanjut satu viscositas dianggap
konstan. Selain itu dilakukan anggapan pula, bahwa gradien tekanan reservoir
kecil, serta kompresibilitas konstan.
Dengan anggapan tersebut, persamaan diferensial tidak linier yang ada
dapat dirubah menjadi persamaan linier sbb
1 d dp c dp
r
r dr dr k dr
Syarat awal yang diberlakukan terhadap persamaan diferensial tsb adalah
sebagai berikut:
1. Reservoir dalam keadaan setimbang, dengan tekanan
awal sebesar Pi
2. Sumur diproduksi dengan laju produksi konstan, sebesar
q di lubang sumur.
Pada saat kondisi semi steady state tercapai, solusi analitis menghasilkan
persamaan berikut:
2 kh Pe Pwf
q
re
ln - 0.5 S
rw
Dalam satuan lapangan dan di permukaan dapat dituliskan sebagai :
0.00708 k o h Pe Pwf
q
r
o Bo ln e - 0.5 S
rw
q
J
Pe Pwf
Apabila data uji produksi tidak tersedia dan tekanan rata- rata reservoir dapat
diperkirakan, maka grafik kinerja aliran ke lubang sumur dapat diperkirakan dengan
menggunakan persamaan:
0.00708 k o h Pe Pwf
q
r
o Bo ln e - 0.5 S
rw
a. Prosedur perhitungan:
a. Sediakan data sifat fisik formasi, yaitu permeabilitas efektif minyak dan
tebal formasi. Permeabilitas efektif minyak dapat diperoleh dari hasil
analisa core, sedangkan tebal formasi produkif ditentukan dari
interpretasi hasil logging.
b. Perkirakan tekanan reservoir rata-rata.
c. Sediakan hubungan antara faktor volume formasi dan viscositas minyak
sebagai fungsi tekanan. Data ini dapat diperoleh dari hasil pengukuran
dilaboratorium.
d. Perkirakan jari-jari pengurasan, berdasarkan pola sumursumur di
reservoir yang sama.
e. Tentukan jari-jari sumur.
f. Perkirakan harga factor skin berdasarkan hasil analisa uji tekanan.
Apabila tidak tersedia angap harga faktor skin sama dengan nol
g. Hitung harga indeks produktivitas
h. Hitung harga laju produksi
i. Buat sumbu koordinat, yaitu laju produksi pada sumbu datar
j. dan tekanan alir dasar sumur pada sumbu tegak.
k. Plot tekanan reservoir rata-rata pada sumbu tekanan (laju produksi sama
dengan nol) dan laju produksi maxsimum (tekanan alir dasar sumur
sama dengan nol).
l. Buat grafik kinerja aliran fluida dari reservoir ke lubang sumur, dengan
cara menghubungkan tekanan reservoir dengan laju prouksi maximum.
2. Contoh perhitungan
1. Permeabilita minyak, ko = 14,5 mD
tebal formasi, h = 20 ft
2. Tekana reservoir rata-rata, Pav = 1500 psi
3. Factor volume formasi, Bo = 1.1200 bbl/STB
Viscositas minyak µo = 0.4 cp
4. Jari-jari pengurasan, re = 900 ft
5. Jari-jari sumur rw = 0.3
6. Haraga skin s = + 2
7. Indeks produktivitas
Formula:
0.00708 .(ko) (h)
J
r
o B o ln e - 0.5 S
rw
0.00708 .(14.5) (20)
J
900
(0,40) (1.12) ln - 0.5 2
0,33
J = 0.5
8. Qmax = 0.5 x 1500 = 750 STB/hari
9. Plot kurva IPR
4. Plot terhadap Pwf pada kertas grafik linier. Kurva yang diperoleh adalah
kurva kinerja aliran minyak dari formasi ke lubang sumur.
1. Contoh perhitungan
Diketahui:
Pwf = 1200 psi Pr = 1500 psi
qo = 150 STB/hari Pb = 2000 psi
Buat kurva IPR
Penyelesaian
Pwf/Pr = (1200/1500) = 08
Formula:
qo
Qo max 2
Pwf Pwf
1.0 0.2 0.8
Pr Pr
150
Qmax
1.0 0.20.8 0.80.8
2
Untuk membuat kurva IPR pada kondisi yang demikian, beberapa metoda telah
dikembangkan, dimana masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Metoda-metoda tersebut adalah
1. Metoda Standing
2. Metoda Couto
3. Metoda Harrison
4. Metoda Fetscovitch
5. Metoda Pudjo Sukarno
a. Metoda Standing
Metoda standing merupakan modifikasi dari persamaan Vogel, berdasarkan
kenyataan bahwa untuk sumur yang mengalami kerusakan maka terjadi
tambahan kehilangan tekanan di sekitar lubang bor.
Tekanan alir dasar sumur ideal, Pwf ‘ tidak dipengaruhi oleh adanya faktor
skin, sedangkan Pwf adalah tekanan dasar sumur sebenarnya yang dipengaruhi
oleh faktor skin.
Hubungan antara kedua tekanan alir dasar sumur tersebut adalah :
Pwf ' Pr FEPr Pwf
dimana:
FE = efisiensi aliran, yang merupakan perbandingan antara
Indeks produktivitas nyata dengan indeks
produktivitas ideal.
Dengan demikian FE berharga lebih kecil dari satu apabila sumur mengalami
kerusakan dan lebih besar satu apabila mengalami perbaikan sebagai hasil operasi
stimulasi
3. Contoh Perhitungan
Diketahui data:
Pr = 4000 psi
Pwf = 2000 psi
FE = 1
Pwf ‘= Pr –FE(Pr-Pwf)
Pwf = 4000-1(4000-2000)
Pwf = 2000 psi
b. Metoda Couto
Court memanipulasi persamaan Standing untuk kinerja aliran fluida dari
formasi ke lubang sumur, dengan cara menggabungkan definisi indeks
produktivitas.
Persamaan yang dihasilkannya adalah sebagai berikut:
k o
Pr FE x(1 R){1.08 0.8( FE)(1 R)}
h
qo 0.00419
ln 0.472 re / rw o o
Dimana:
R =(Pwf/Pr)
Dengan mengetahui sifat fisika batuan (Ko) dan sifat fisika fluida (minyak), maka
dapat dibuat kurva IPR berdasarkan satu uji tekanan.
4. Contoh perhitungan
C. Metoda Harrison
Harrison menurunkan persamaan kurva IPR, dengan tujuan menghilangkan
bentuk kurva IPR yang tidak semestinya, seperti yang diperoleh dengan
metoda Standing.
Persamaan ini bersifat empiris, dan tetap menggunakan definisi efisiensi,
aliran (FE), untuk kondisi aliran satu fasa.
Persamaan Harrison tersebut adalah sebagai berikut
qo Pwf '
1.2 0.2Exp(1.791759 )
qomax Pr
d. Contoh perhitungan
Diketahui data test sumur
Pwf = 2000 psi,
Pr = 4000 psi
qo @ Pwf 1000 = 200 STB/D ,
FE = 1.5
Buar Kurva IPR nya
Jawab
1. Hitung Pwf ‘
Pwf = Pr – FE(Pr-Pwf)
Pwf ‘= 4000-1.5(4000-2000)
Pwf = 1000 psi
2. hitung Qomax
200
Qo max 225.48STB / hari
1.2 0.2Exp1.791759 1000 / 4000
Untuk berbagai harga Pwf hitung qo dengan dengan terlebih
dahulu mengulagi langkah 2 dan telah diketahui harga Qomax = 225.48
STB/hari.
Hubungan antara tekanan alir dasar sumur terhadap water cut dapat dinyatakan
sebagai Pwf/Pr terhadap WC/(WC @ Pwf = Pr), dimana (WC @ Pwf = Pr) telah
ditentukan dengan analisis regresi dan menghasilkan persamaan berikut :
WC
WC @ Pwf Pr
P1 Exp P2 Pwf / Pr
Dimana harga P1 dan P2 tergantung dari harga water cut dan dapat ditentukan
dengan persamaan berikut :
P1 1.606207 0.130447 Ln(WC)
P2 0.517792 0.110604 Ln(WC)
Dimana water cut dinyatakan dalam persen (%) dan merupakan data uji produksi.
3.6.3.1 Prosedur pembuatannya kinerja aliran tiga fasa dari Metode Pudjo
Sukarno adalah sebagai berikut.
1. Mempersiapkan data-data penunjang meliputi :Tekanan
Reservoir/Tekanan Statis Sumur Tekanan Alir Dasar Sumur Laju
Produksi Minyak dan Air Harga Water cut (WC) berdasarkan data Uji
Produksi
2. Penentuan WC@ Pwf ≈ Ps Menghitung terlebih dahulu harga P1 dan
P2 Kemudian hitung harga WC@ Pwf ≈ Ps
3. Penentuan konstanta A0, A1 dan A2 Berdasarkan harga WC@Pwf≈Ps
kemudian menghitung harga konstanta tersebut
4. Menghitung Qt maksimum dengan konstanta A0, A1 dan A2 dari
langkah 3.
5. Penentuan Laju Produksi cairan (Ql) Berdasarkan Qt maksimum
langkah 4, kemudian menghitung harga laju produksi cairan q l untuk
berbagai harga Pwf
6. Penentuan Laju Produksi Air (Qw) dari harga Water cut (WC) pada
tekanan alir dasar sumur (Pwf) dengan persamaan :
WC
Qw Ql
100 WC
7. Membuat tabulasi harga-harga Qw, Qo dan Qt untuk berbagai harga
Pwf pada Ps aktual .
8. Membuat grafik hubugan antara Pwf terhadap Qt , diamana Pwf
mewakili sumbu Y dan Qt mewakili sumbu X.
KURVA IPR X-1
2500
2000
1500
Pw f, Psi
1000
500
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Qt, bfpd
4.1 KESIMPULAN
Dalam dunia perminyakan fluida produksi sangatlah penting sekali untuk
menghitung kecepatan aliran dalan pipa. Dalam hal ini untuk menghitung
aliran fluida melalui suatu pipa. Fluida adalah suatu zat yang dpat
mengalir bisa berupa cairan atau gas.
Perencanaan teknik produksi sumur minyak atau gas antara lain diperlukan
penegtahuan tentang kinerja aliran fluida reservoir dari formasi produktif
masuk ke lubang sumur.
1. Inflow Performance Relationship (IPR) adalah suatu parameter yang
menunjukkan produktivitas suatu sumur yang ditampilkan dalam
bentuk kurva hubungan antara tekanan alir dasar sumur dengan laju
produksi.
2. Produktivity Index ialah suatu index atau derajat pengukuran
kemampuan produksi suatu sumur, yang didefinisikan sebagai
perbandingan antara rete produksi yang dinyatakan dalam stock tank
barrel per hari dengan pressure draw-down.
3. Prosedur Penentuan kurva IPR aliran satu fasa
4. Prosedur Perhitungan Pembuatan Kurva IPR dua fasa
5. Prosedur pembuatannya kinerja aliran tiga fasa dari Metode Pudjo
Sukarno adalah sebagai berikut
6.2 SARAN
Dalam tugas penulis ini mengharapkan apa yang bermanfaat dalam Tugas
ini hendaknya pembaca bisa mengambil ilmu sebagai penambahan
wawasan tentang kinerja aliran Fluida.
DAFTAR PUSTAKA