Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 hampir sepenuhnya diterapkan

di jenjang pendidikan, khususnya jenjang Sekolah Dasar (SD). Menurut Abd. Kadir

dan Hanun Asrohah, (2014:1), “Pembelajaran Tematik adalah program

pembelajaran yang berangkat dari satu tema/topik tertentu dan kemudian

dielaborasikan dari berbagai aspek atau ditinjau dari berbagai perspektif mata

pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah”. Sedangkan menurut Trianto (2010:70),

“Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema

untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik”.

Dari dua pendapat ahli tersebut, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran

tematik adalah pembelajaran yang memadukan materi atau pokok bahasan dari

beberapa mata pelajaran yang berbeda tetapi saling berkaitan dan kemudian

dijadikan sebuah tema. Untuk lebih memfokuskan isi pembahasan, tema yang

sudah ditentukan dibagi lagi ke beberapa subtema pembelajaran. Sebagai suatu

pembelajaran yang dikemas dalam bentuk tema dengan muatan beberapa mata

pelajaran yang dipadukan, maka pembelajaran tematik ini diharapkan dapat

memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi peserta didik.

Pengalaman belajar yang bermakna ini bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik baik pada sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,
2

maupun keterampilan. Perpaduan materi pada pembelajaran tematik ini juga

diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Jika aktivitas belajar

peserta didik meningkat, maka tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat

tercapai sehingga akan berpengaruh juga pada hasil belajar atau prestasi peserta

didik. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat Oemar Hamalik (2013:170)

yang menyatakan bahwa, “Aktivitas belajar adalah kegiatan belajar siswa yang

menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang memadai”, dan

menurut Sardiman (2010:99) yang menyatakan bahwa aktivitas belajar,

“Merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir,

membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi

belajar”.

Di kelas II Sekolah Dasar Kartika XVII-1 Pontianak, khususnya kelas II B,

kegiatan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Selain sudah menerapkan

pembelajaran tematik, guru juga telah menggunakan berbagai model pembelajaran,

media pembelajaran, dan sumber belajar yang mendukung guna meningkatkan

aktivitas belajar peserta didik.

Meskipun pembelajaran yang dilaksanakan telah menerapkan berbagai

model, media, dan sumber belajar yang mendukung, akan tetapi masih ada beberapa

peserta didik yang terlihat kurang aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Situasi yang terjadi yaitu peserta didik jarang bertanya, berbicara dengan teman

meskipun bukan waktunya untuk berdiskusi, jika sedang melakukan kerja

kelompok ada beberapa peserta didik yang tidak ikut bekerja sama, sering
3

menggangu teman, tidak menyelesaikan tugas tepat waktu, serta masih ada peserta

didik yang hanya diam selama proses pembelajaran. Permasalahan-permasalahan

yang terjadi tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar peserta didik di kelas

masih tergolong rendah.

Jika ada peserta didik yang bertanya, maka peserta didik yang bertanya

tersebut sering kali orang yang sama, sedangkan peserta didik lainnya hanya diam

dan mengikuti pembelajaran hingga selesai. Situasi ini menunjukkan bahwa tingkat

kepercayaan diri peserta didik perlu untuk ditingkatkan. Peserta didik yang tidak

menyelesaikan tugas tepat waktu, sering menggangu teman, dan berbicara dengan

teman meskipun bukan waktunya untuk berdiskusi perlu ditingkatkan rasa

tanggung jawabnya. Sedangkan peserta didik yang tidak ikut bekerja sama jika

sedang melakukan kerja kelompok perlu ditingkatkan kerja samanya.

Untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi, maka pada penelitian ini

peneliti memilih model pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan

aktivitas belajar peserta didik khususnya rasa percaya diri, tanggung jawab, dan

kerja sama yaitu dengan menerapkan model scramble. Menurut Kokom Komalasari

(2013:84), model scramble diartikan sebagai “Model pembelajaran yang mengajak

siswa untuk mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau suatu pasangan dari

suatu konsep secara kreatif dengan cara menyusun huruf-huruf yang acak sehingga

membentuk suatu jawaban/pasangan konsep yang dimaksud”. Sedangkan menurut

Istarani (2014:198), model scramble ini “Menyajikan materi ajar melalui pengajuan

pertanyaan atau pernyataan yang kurang lengkap sehingga para peserta belajar

diserukan untuk melengkapi pernyataan tersebut”.


4

Model scramble ini mengharuskan peserta didik untuk menjawab

pertanyaan dengan jawaban yang telah tersedia tetapi dalam kondisi acak. Peserta

didik harus dapat berpikir dengan cepat dan tepat sehingga dibutuhkan kerja sama

dan tingkat konsentrasi yang tinggi. Kegiatan yang dilakukan dengan menerapkan

model scramble ini tentunya dapat mengoptimalkan kinerja otak kanan dan otak

kiri peserta didik. Dengan menerapkan model scramble, peserta didik diharapkan

dapat lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan menjadi lebih

termotivasi sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik khususnya

rasa percaya diri, tanggung jawab, dan kerja sama.

Berdasarkan uraian yang dipaparkan, maka peneliti akan melaksanakan

penelitian dengan judul “Penerapan Model Scramble dalam Pembelajaran Tematik

untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik Kelas II Sekolah Dasar

Kartika XVII-1 Pontianak”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada bagian latar belakang, maka

masalah umum pada penelitian ini adalah “Apakah penerapan model scramble

dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik

kelas II Sekolah Dasar Kartika XVII-1 Pontianak?”. Masalah umum tersebut

dijabarkan menjadi masalah-masalah khusus sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model

scramble dalam pembelajaran tematik yang dapat meningkatkan aktivitas

belajar peserta didik?


5

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model

scramble dalam pembelajaran tematik yang dapat meningkatkan aktivitas

belajar peserta didik?

3. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar peserta didik dalam

pembelajaran tematik dengan menerapkan model scramble?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan

model scramble dalam pembelajaran tematik yang dapat meningkatkan aktivitas

belajar peserta didik kelas II Sekolah Dasar Kartika XVII-1 Pontianak. Tujuan

khusus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan.

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model scramble dalam

pembelajaran tematik yang dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta

didik.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model scramble dalam

pembelajaran tematik yang dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta

didik.

3. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran tematik

dengan menerapkan model scramble.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi berbagai manfaat bagi berbagai

pihak, diantaranya sebagai berikut.


6

1. Bagi Peserta Didik

Memberikan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan dapat

meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan profesionalisme guru agar dapat

menerapkan model scramble dan berbagai model pembelajaran lainnya

sehingga dapat membantu meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada

pembelajaran tematik.

3. Bagi Sekolah

Memberikan kontribusi dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas

pendidikan di sekolah dasar.

4. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman dan mengembangkan wawasan peneliti dalam

melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan model scramble pada

pembelajaran tematik di sekolah dasar.

E. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan salah pengertian dalam menafsirkan istilah-istilah

yang digunakan pada penelitian ini, maka dibuatlah definisi operasional sebagai

berikut.

1. Peningkatan

Peningkatan yang dimaksud pada penelitian ini adalah peningkatan pada

aktivitas belajar peserta didik khususnya rasa percaya diri, tanggung jawab,
7

dan kerja sama yang ditimbulkan dengan menerapkan model scramble pada

pembelajaran tematik. Rasa percaya diri yang dimaksud berupa peningkatan

aktivitas peserta didik yang mengajukan pertanyaan berhubungan dengan

pembelajaran, menjawab pertanyaan, dan yang terlihat bersemangat

mengikuti pembelajaran. Rasa tanggung jawab yang dimaksud yaitu

peningkatan aktivitas peserta didik yang menyelesaikan tugas tepat waktu

dan mengikuti pembelajaran dengan tertib. Sedangkan aktivitas kerja sama

yang dimaksud yaitu berupa peningkatan aktivitas peserta didik yang

melakukan diskusi saat kerja kelompok dan yang menyusun jawaban pada

papan scramble. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik tersebut dilihat

dari hasil observasi setiap siklus dengan menerapkan model scramble yang

dilaksanakan di kelas II Sekolah Dasar Kartika XVII-1 Pontianak.

2. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah kegiatan peserta

didik selama proses pembelajaran di kelas II Sekolah Dasar Kartika XVII-1

Pontianak. Aktivitas belajar tersebut difokuskan pada rasa percaya diri,

tanggung jawab, dan kerja sama. Berikut adalah penjabaran dari ketiga

aktivitas belajar peserta didik pada penelitian ini.

a) Rasa percaya diri meliputi aktivitas.

1) Mengajukan pertanyaan berhubungan dengan pembelajaran.

2) Menjawab pertanyaan.

3) Terlihat bersemangat mengikuti pembelajaran.


8

b) Tanggung jawab meliputi aktivitas.

1) Menyelesaikan tugas tepat waktu.

2) Mengikuti pembelajaran dengan tertib.

c) Kerja sama meliputi aktivitas.

1) Melakukan diskusi saat kerja kelompok.

2) Menyusun jawaban pada papan scramble.

3. Model Scramble

Model scramble yang diterapkan pada penelitian ini adalah model scramble

dengan bentuk jawaban acak kata. Peserta didik yang telah dibagi dalam

beberapa kelompok ditugaskan untuk menjawab pertanyaan dengan

jawaban yang telah tersedia tetapi masih dalam kondisi acak. Pertanyaan

berada pada bagian kolom pertanyaan yang berbentuk amplop berisi lembar

soal dan jawaban yang berbentuk huruf-huruf acak berada pada bagian

kolom jawaban. Huruf-huruf tersebut harus disusun sehingga menjadi kata

yang merupakan jawaban dari pertanyaan.

4. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang memadukan beberapa

mata pelajaran yang berbeda tetapi saling berkaitan menjadi sebuah tema.

Untuk lebih memfokuskan isi pembahasan, maka tema yang sudah

ditentukan dibagi lagi ke beberapa subtema pembelajaran. Tema yang

digunakan pada penelitian ini adalah tema 6 dengan judul tema yaitu

Merawat Hewan dan Tumbuhan. Pembelajaran tematik ini dapat

memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan dapat


9

meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Jika aktivitas belajar peserta

didik meningkat, maka tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat

tercapai sehingga akan berpengaruh juga pada hasil belajar peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai