Anda di halaman 1dari 4

EPISTEMOLOGI DAN LOGIKA PENDIDIKAN

1. Berdasarkan pendekatannya epistemologi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:


a. Epistemologi metafisik
b. Epistemologi skeptis
c. Epistemologi kritis
Jelaskan pengertian dari masing-masing jenis tersebut!
2. Berdasarkan objek yang dikaji epistemologi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Epistemologi individu
b. Epistemologi sosial
Jelaskan pengertian dari masing-masing jenis tersebut!
3. Sebutkan dan jelaskan sumber-sumber pengetahuan!
Jawaban:
1. a. Epistemologi metafisis membahas bagaimana manusia mengetahui sebuah
kenyataan. Metafisis pada umumnya lebih menyibukkan diri tentang seperti apa
pengetahuan macam itu dan bagaimana pengetahuan itu didapatkan.
b. Epistemologi skeptis perlu membuktikan apakah pengetahuan yang diketahui
sungguh nyata atau tidak. Skeptis mencari tahu sesuatu yang benar-benar tidak
diragukan dengan cara menganggap hal yang nyata sebagai hal yang keliru dan masih
diragukan.
c. Epistemologi kritis melihat asumsi, prosedur, dan kesimpulan pemikiran ilmu
sebagaimana yang diketahui berdasarkan pengalaman hidup manusia, lalu
menanggapi, merefleksikan, menyelidiki apakah suatu ilmu dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional, dan mencari tahu alasannya.
2. a. Epistemologi individual adalah yang paling umum. Dalam epistemologi individu,
kajian ilmu pengetahuan didapat berdasarkan pengalaman, dan kegiatan manusia
secara individu sebagai subjek penahu.
b. Epistemologi sosial merupakan kajian filsafat dimana pengetahuan diperoleh
berdasarkan apa yang disumbangkan oleh ilmu-ilmu sosial, kemanusiaan, dan
dampaknya bagi pengetahuan manusia.

3. Sumber-sumber pengetahuan dikelompokkan menjadi lima:


1. Pengalaman
Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah banyak diketahui dan
digunakan orang. Berdasarkan pengalaman pribadi seseorang dapat menemukan
jawaban atas banyak persoalan yang dihadapinya. Andaikata kita tidak dapat
mengambil manfaat dari pengalaman itu, mungkin kemajuan akan sangat
terlambat.
2. Wewenang
Wewenang atau otoritas maksudnya orang mencari jawaban peranyaan itu dari
orang lain yang telah mempunyai pengalaman dalam al itu, atau yang mempunyai
sumber keahlian lainnya. Apa yang dikerjakan oleh orang yang kita ketahui
mempunyai wewenang itu, kita terima sebagai suatu kebenaran. Seseorang siswa
akan membuka kamus untuk mengetahui arti kata-kata asing. Untuk mengetahui
jumlah penduduk Indonesia misalnya, orang akan melihat laporan biro pusat
statistic Indonesia.
3. Cara berpikir deduktif
Cara berpikir deduktif yang diperkenalan oleh Aroistoteles dan pengikutnya
dirumuskan sebagi proses berpikir yag bertolah pada pernyataan yang sifatnya
umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah logika
tertentu. Hal ini dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme,
yang terdiri atas: a. dasar pikiran utama (premis mayor) b. dasar pikiran kedua
(premis minor) c. kesimpulan dalam berpikir deduktif, jika dasar pikirannya benar,
maka kesimpulan pasti benar.
4. Cara berpikir induktif
Francis Bacon (1561-1626) berpendapat bahwa para pemikir hendaknya tidak
merendahkan diri begitu saja dengan menerima premis orang yang punya otoritas
sebagai kebenaran mutlak. Ia yakin seseorang penyelidik dapat membuat
kesimpulan umum berdasarkan fakta yang dikumpulkan melalui pengamatan
langsung. Pendekatan ini dikenal sebagai cara berpikir induktif, yang merupakan
kebalikan dari proses metode deduktif. Perbedaanya dalam contoh sebagai
berikut.
*Deduktif : setiap binatang menyusui mempunyai paru-paru.
Kelinci adalah binatang menyusui.
Oleh karena itu, setiap kelinci mempunyai paru-paru.
*Induktif : setiap kelinci yang pernah diamati mempunyai paru-paru.
Oleh karena itu, setiap kelinci mempunyai paru-paru
5. Pendekatan ilmiah
Muncul metode baru yaitu metode induktif-deduktif atau pendekatan ilmiah yang
menggabungkan aspek-aspek paling penting dari metode induktif dan deduktif.
Pendekatan ilmiah biasanya dilukiskan sebagai proses dimana penyelidik secara
induktif bertolak dari pengamatan mereka menuju hipotesis. Kemudian secara
deduktif peneliti bergerak dari hipotesis ke implikasi logis hipotesis tersebut.
Kemudian menarik kesimpulan mengenai akibat yang akan terjadi apabila
hubungan yang diduga itu benar. Apabila implikasi yang diperoleh secara deduktif
ini sesuai dengan pengetahuan yang sudah diterima kebenarannya, maka
selanjutnya implikasi tersebut diuji dengan data empiris (yang dikumpulkan).
Berdasarkan bukti-bukti ini, maka hipotesis ini dapat diterima atau ditolak.

Anda mungkin juga menyukai